![]() |
| cr: @peacereva |
TITLE : A Genius Living Next To My Hotel Room [7]
Alternative title :
내 핸섬 남자는 천재 (Nae Haenseom
Namja neun Cheonjae)
GENRE :
Action-Romance, AU (Alternate Universe)
RATING :
NC-21
CAST :
Cho Kyuhyun [Valgyura Vampano]
Kenesha Osidils
Chapter 7
『Airmataku,
senyummu.
Cintaku sendu,
Kebahagiaan bagimu.』
Alarm berbunyi tepat pada pukul 05:30 am,
membangunkan Keneha dari tidurnya yang sama sekali tidak membuatnya nyaman. Dia
mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan, mencari-cari keberadaan Kyuhyun
diruangan ini dan berharap Kyuhyun sedang memandanginya dari sofa diujung
kamar.
Tangisnya pecah ketika tidak menemukan apa yang diharapkannya. Baru saja
24 jam yang lalu, ketika bibir Kyuhyun yang amat sangat menggoda itu menciumnya
untuk pertama kali. Dia masih bisa merasakan setiap kehangatannya, dekapan erat
Kyuhyun serta aromanya yang memabukkan. Tapi sekarang Kyuhyun tidak disini, dan
Kenesha berusaha menghibur diri bahwa Kyuhyun tidak akan menghianatinya.
Perlahan Kenesha turun dan menuju ruang
kerja Kyuhyun dan mendapati ruangan itu juga kosong. Hatinya bagaikan diiris
sembilu ketika melihat kenyataan bahwa Kyuhyun belum juga pulang hingga pagi.
Sekali lagi, Kenesha menyeka airmata yang menggenangi pelupuk matanya dengan mencoba
berbesar hati.
Begitu tiba didapur, Kenesha menghidupkan
mesin pembuat kopi dan membuat segelas susu untuk dirinya. Dia menghabiskan
satu jam diruangan itu untuk meyakinkan dirinya kalau Kyuhyun benar-benar
keluar untuk urusan yang gawat. Kenesha bahkan berjanji akan tersenyum kepada
namja itu ketika dia pulang nanti. Dia harus menjadi Kenesha yang ‘biasanya’
dan akan berada di sisi Kyuhyun sampai kapanpun.
Kenesha masih berada di kamar mandi ketika
dia mendengar suara seperti bel pintu menggema di penjuru ruangan.
Kyuhyun sudah pulang.
Dengan cekatan Kenesha memakai pakaian dan
menyempurnakan penampilan, menyemprotkan parfum stroberi ke sekeliling
pergelangan tangan dan lehernya. Dia buru-buru keluar dan memasang senyum
terbaiknya untuk mengahadapi namja itu.
Akhirnya dia bisa melihat wajah itu lagi—betapa
dia sangat merindukannya.
“Oh, wasseoyo (Kau sudah pulang)?” sapanya
semringah.
Kyuhyun menggumam kata, “ne,” bahkan tanpa
repot-repot melihat Kenesha. Dia melepas jasnya dan melemparkan ke sembarang
tempat, menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur lalu meletakkan tangan kirinya
dikepala, menutupi mata dari paparan sinar lampu diruangan itu.
“Nan jeongmal pigeunhaeyo (Aku sangat
lelah), Kenesha-ssi. Jangan bangunkan aku.” Ucapnya pelan dengan nada dingin.
Kenesha terlalu syok bahkan untuk menjawab
lebih keras. Dia hanya mampu mengucapkan “ya” dengan suara lirih dan menggigit
bibir bawahnya agar tangisnya tidak meledak.
Dengan suara pelan Kenesha menutup pintu lalu
turun menuju dapur. Dia berhasil menahan air matanya agar tidak jatuh. Dan
sepertinya menggumamkan lagu-lagu ceria
serta membereskan peralatan dapur bisa menghilangkan sedikit kegelisahan
hatinya, kendatipun wajahnya masih murung.
Namun hingga 4 jam lamanya Kyuhyun belum
juga turun ke dapur. Dia sendiri tidak berani naik ke kamar untuk memastikan
apakah Kyuhyun sudah bangun atau masih terlelap. Kenesha sama sekali tidak memiliki
nyali untuk mencari tahu apakah Kyuhyun mulai membencinya. Oh, Tuhan dia membenci pikirannya sendiri.
Sebongkah kesedihan merayap masuk ke
hatinya, menggoyahkan penghiburan yang sedari tadi dibisikkan Kenesha pada
dirinya sendiri. Dia menatap gelasnya yang berisi air mineral tanpa semangat, mendesah
pelan sambil memain-mainkan sendok tanpa menyentuh isi piringnya sama sekali. Pikirannya
berkelana membentuk pertanyaan-pertanyaan yang sama muramnya dengan wajahnya
sekarang. Apakah memang ini semua hanyalah ilusi? Kebaikan Kyuhyun.. Senyum
tulus namja itu.. apakah memang hanya tipuan? Tapi mengapa?
Akhirnya Kenesha melawan kepanikannya dan
naik ke lantai dua dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi dia berharap
Kyuhyun sudah bangun dan sedang berada di ruang kerja sementara disisi lain dia
berharap Kyuhyun masih terlelap—takut untuk menghadapi penolakannya—walau
kemungkinan kedua lebih kecil.
Kenesha mencapai anak tangga terakhir dan
berhenti untuk menarik nafasnya panjang-panjang. Dia berjalan melintasi koridor
itu dengan gugup, kentara sekali tidak ingin cepat-cepat sampai didepan pintu ruang
kerja Kyuhyun yang hanya berjarak 5 meter lagi.
Sesampainya didepan kaca tebal yang
merupakan akses masuk ke ruang itu, batin Kenesha mencelos. Dia menangkap
siluet Kyuhyun yang sedang memunggunginya, menatap ke monitor dengan serius dan
tidak berusaha berbalik untuk melihat kedatangan Kenesha bersama sebuah ketukan.
Dengan gerakan canggung Kenesha kembali
mengetuk pintu, beranggapan bahwa Kyuhyun tidak menyadari ketukan yang pertama.
Tapi lagi-lagi Kyuhyun mengacuhkannya. Dan dengan sisa-sisa pengharapannya, Kenesha
masuk ke ruangan itu sembari berusaha melawan kecemasan yang sudah diujung tanduk.
“Ehem..” Kenesha berdeham pelan. Masih
tidak ada reaksi dari Kyuhyun. “Apa..Apa tidurmu nyenyak?” tanyanya
berbasa-basi.
Kyuhyun menjawab singkat tanpa memindahkan
tatapannya dari monitor. Tidak berputus asa mendengar jawaban singkatnya,
Kenesha bertanya lagi dengan nada ceria. “Apa kau tidak lapar? Kau belum sempat
sarapan, bukan? Apa kau ingin aku mengantarkan sarapan kesini?”
Kyuhyun menghela nafas kemudian berbalik
menghadap Kenesha. Dia merasakan jantungnya gegap gempita begitu menemukan
sepasang mata Cho Kyuhyun yang amat dirindukannya. Namun perasaan senangnya tidak
berlangsung lama sebab ia langsung terkejut ketika melihat tatapan yang begitu
dingin dan tak peduli.
“Kenesha-ssi.” Ujarnya tajam. “Aku sedang
sangat sibuk sekarang. Kau tidak perlu membuatkanku sarapan pagi. Sekedar pemberitahuan,
aku sudah makan pagi di hotel dan aku yakin aku juga akan melewatkan makan
siang.”
Lagi-lagi Kenesha tidak bisa menjawab
apapun selain gumaman pelan diujung lidahnya. Dia masih menunggu—atau berharap—kalau
namja itu sedang menggodanya, membuatnya jengkel atau memancing amarahnya lalu
tersenyum begitu melihat ekspresi syok Kenesha. Tapi tak ada satupun
tanda-tanda menunjukkan bahwa Kyuhyun akan melakukan salah satunya. Dengan
menahan airmata yang terus mendesak keluar, Kenesha berusaha tersenyum.
“Baiklah, kalau begitu aku tidak akan
mengganggumu lagi.” Ucapnya parau. Lalu berjalan keluar ruangan sesantai
mungkin.
Kenesha mencengkram dadanya kuat-kuat, dia
tidak boleh menangis. Kyuhyun bersikap seperti itu karena dia sedang sibuk.
Sudah pasti pekerjaannya berat sekali, ditambah lagi dengan mafia-mafia itu. Tidak
seharusnya Kenesha mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan remeh.
Dibalik manipulasi pikiran yang sedang
dilakukannya sekarang, Kenesha mengabaikan kenyataan yang bercokol di sudut kesadarannya;
Kyuhyun sudah sarapan di hotel. Dia
berusaha lebih keras untuk menyingkirkan perasaan kecewa yang tak berdasar itu
dengan menyadarkan dirinya bahwa setidaknya Kyuhyun tidak akan pergi lagi malam
ini.
Kenesha bergegas turun ke ruang dapur, mulai
memikirkan menu yang akan dimasaknya untuk makan malam, memaksa mengenyahkan
bayang-bayang wajah Kyuhyun yang tak tersenyum..
***
Jarum jam sudah menunjukkan angka 5 PM KST
dan kini Kenesha sedang memotong daun bawang untuk ditambahkan ke dalam sup
asparagusnya sambil setengah melamun. Sudah lebih dari 4 jam sejak terakhir
kali Kenesha bertatap muka dengan Kyuhyun. Perasaannya antara tertekan dan
kebingungan. Dia tidak mengerti kenapa Kyuhyun tidak mau menemuinya beberapa
jam belakangan ini. Dia juga tidak tahu pukul berapa Kyuhyun akan turun untuk
makan karena dia tidak sempat menanyakannya.
Sejujurnya, dia sama sekali tidak
mengetahui apapun tentang namja itu, kecuali kenyataan bahwa mafia sedang
mengejar mereka berdua, Kenesha tidak mengetahui siapa sebenarnya Cho Kyuhyun.
Dia terperangkap bukan hanya dirumah—yang lebih mirip apartemen multifungsi—ini,
tetapi juga terperangkap dalam perasaannya terhadap Kyuhyun.
Kenesha lalu mulai menata meja dan
membersihkan dapur. Lima menit sekali dia melirik ke arah tangga untuk melihat
apakah Kyuhyun telah turun sehingga mereka bisa makan malam bersama. Dia
mendesah ketika jam sudah mulai bergerak ke angka 6 lewat, bertanya-tanya dalam
hati apakah Kyuhyun ingin makanannya dibawa ke ruang kerja atau tidak, tapi
pikiran itu cepat-cepat ia tepis mengingat jawaban ketus Kyuhyun ketika Kenesha
menanyakan hal itu tadi siang. Kenesha terduduk di kursi meja makan dan
memandang makanannya dengan tanpa selera. Dia mengingat beberapa suapan yang
masuk kemulutnya seharian ini sebenarnya sangat jauh dari porsi makannya yang
biasa. Namun entah kenapa selera makannya telah menguap pergi, digantikan
kegelisahan.
‘Apakah
kau memang ingin menghindariku?’ tanya Kenesha dalam hati. Akhirnya dia
memasukkan makanan kedalam lemari dan bergegas mandi dikamar mandi dapur—terlalu
takut untuk naik keatas. Kamar mandinya tidak terlalu besar dan tidak memiliki
bathub. Hanya ada sebuah shower kecil, kloset dan cermin. Sepertinya Kyuhyun
memang membuat kamar mandi ini sebagai alternatif saja.
Ketika
Kenesha keluar dari kamar mandi, dia menemukan Kyuhun berdiri di tengah
ruangan. Berpakaian sangat kasual dengan kaus putih berkerah lebar dan ditutup
oleh jas berwarna abu-abu muda—sangat tampan—memegang handphone dan sebuah
tablet dikedua tangannya. Mau tak mau Kenesha tersenyum senang. Dia telah yakin
Kyuhyun akan turun untuk makan malam. Tapi baru saja Kenesha membuka mulut
untuk menyambutnya, Kyuhyun langsung memotong perkataannya.
“Aku akan pergi keluar. Kau tinggalah
disini.” Ucap Kyuhyun tanpa memandang wajah berharap Kenesha.
Hening sejenak.
“Kau akan keluar lagi?” ulang Kenesha
tidak percaya.
“Ya.”
“Tapi, kenapa?”
“Aku ada janji dengan seorang yeoja di bar.”
Kenesha merasa bumi tempatnya berpijak
luluh lantak. Dia tidak bisa berpikir apapun, semuanya mengabur dalam ilusi tak
berujung.
“Jadi.. jadi kau keluar untuk menemui
yeoja? …Untuk apa? Apakah itu.. mendesak?” racau Kenesha sambil menunduk, berusaha
menyembunyikan wajah terlukanya.
Kyuhyun terlihat menimbang-nimbang
jawabannya namun akhirnya tetap menjawab dengan cuek. “Ya. Gadis itu sudah
mereservasi sebuah kamar hotel di diskotik malam ini.” Tandasnya mengakhiri
pembicaraan.
Ketika Kyuhyun hendak berjalan keluar
dapur, Kenesha menarik lengan Kyuhyun dan mengehentikan gerakannya seketika itu
juga.
“Kenapa—?” pertanyaannya terpenggal penuh
emosi, meninggalkan sebuah pertanyaan lengkap yang hanya berhasil diucapkannya dalam kepala; ‘Kenapa kau jadi seperti ini?’
Tapi sepertinya Kyuhyun mengerti arti
tatapan Kenesha yang menyiratkan luka dan kekecewaan. Dia menggeleng pelan dan
menarik lepas tangan Kenesha di lengannya.
“Sepertinya telah kau salah paham,
Kenesha-ssi. Aku seharusnya sudah memperingatimu berulang kali bahwa aku ini
seorang vampire. Dan satu hal lagi, aku mudah sekali bosan. Apalagi terhadap
yeoja yang sama sekali tidak mengerti apa yang kuinginkan.”
Tatapan dingin yang terpancar dari wajah
tampan Kyuhyun membuat pemandangan ini semakin kontras, melempar Kenesha
jauh-jauh pada ingatan dimana wajah itu dipenuhi guratan senyum dan kebahagiaan,
tidak seperti apa yang disaksikannya kini.
“Apa.. yang kau inginkan?” tanya Kenesha dengan
bibir bergetar. Pelan-pelan airmata mulai menggenangi pelupuk matanya.
Kyuhyun mendengus tak percaya mendengar
pertanyaan Kenesha. “Kau masih belum tahu juga apa yang kuinginkan,
Kenesha-ssi? Sudah berapa hari kau mengenalku? Yeoja lain bahkan langsung tahu
apa yang kuinginkan dalam satu menit.”
Kenesha merasa jantungnya berhenti. Dia menggigit
bibirnya untuk mencegah isakan perih yang menghujam hatinya dengan teramat
sakit. “Kalau memang itu maumu, kenapa kau tidak menyentuhku dimalam pertama
kali kau membawaku kesini?” tanya Kenesha setelah bersusah payah menjaga agar
suaranya tetap datar—tetapi gagal.
“Kau pikir aku serendah itu?” ujar Kyuhyun
dengan nada menghina. Dia menyipitkan matanya memandang Kenesha yang terlihat syok.
“Aku memang tumbuh tanpa seorang ibu, tapi aku tahu bagaimana cara
memperlakukan wanita. Aku tidak pernah memaksa apapun dari mereka—dan juga kau.
Aku juga tidak pernah memaksa menciummu, bukan? Aku hanya melakukan apa yang
kau minta. Dan sepertinya kau tidak akan meminta ‘apapun’ lagi dariku, Kenesha-ssi. Jadi, sekarang aku akan menemui
yeoja yang sedang menungguku dulu.”
“Bukankah kau mencintaiku?” kata-kata itu meluncur
begitu saja tanpa bisa Kenesha kendalikan. Dia terlalu syok bahkan untuk
mengontrol apa yang dipikirkan dan dikatakannya.
Seakan tidak cukup dengan semua perkataan
itu, Kyuhyun menghujaninya lagi dengan tatapan dingin. Dia mendengus dan
menyunggingkan sebelah senyumnya yang sarat akan ejekan.
“Apa aku pernah bilang begitu?” tanyanya
kejam. “Aku berusaha untuk memahamimu, Kenesha-ssi. Tapi kau tidak pernah
mencoba mengerti diriku. Kau pikir aku tahan dengan hubungan membosankan seperti
itu?”
Kenesha menelan sisa pengaharapannya
dengan getir ketika Kyuhyun menambahkan sembari menatapnya lekat-lekat. Matanya—Mata
Kyuhyun yang selalu memancarkan kehangatan itu seolah mencair menjadi lelehan
es yang membekukan hati, membuatnya ngilu. “Sebuah ciuman tidak berarti banyak,
Kenesha-ssi.”
“Aku akan menunggumu.” Tukas Kenesha disela-sela
isakan tertahannya.
Kyuhyun mengangkat bahunya tak peduli.
“Terserah kau saja.” Jawabnya singkat lalu pergi meninggalkan Kenesha yang
telah hancur menjadi ribuan keping, menangisi setiap detik yang telah mereka
lalui..
Kembali terekam dikepalanya, bagaimana dia
melewati beberapa hari yang penuh dengan kejutan dan rangkaian kejadian yang
tidak pernah Kenesha bayangkan sebelumnya. Semua kenangan itu terasa kabur, berusaha
berebut untuk muncul di ingatannya, diantara tangis yang memecah kesunyian.
Kyuhyunnya
telah menghianatinya.
‘Aku
tidak percaya itu..’ isaknya penuh pilu ketika memori wajah Kyuhyun yang
tersenyum padanya dari berbagai sudut, menyerbu pikirannya. Dia tidak bisa
membayangkan ini semua terjadi padanya. Dia telah begitu terjebak dalam pesona
Kyuhyun hingga mengabaikan kenyataan yang ada: Kyuhyun bukan miliknya.
Hatinya seakan dihempaskan dari langit ke
tujuh, yang sebelumnya membawa Kenesha sampai kesana dengan kobaran cinta yang tadinya
dia pikir tak akan pernah padam. Dia bisa merasakan sakitnya hingga ke
urat-urat nadi, menyayat perlahan-lahan tanpa ampun, membuat Kenesha tak mampu
lagi bertahan.
Bagaimana mungkin Kyuhyun tega berkata
seperti itu? Dia sedang dalam perjalanan menemui seorang yeoja, dia akan tersenyum
padanya, memeluknya dan bercin—
“ANIYO!!” teriaknya sambil menggeleng panik.
Kyuhyun tidak akan melakukan hal seperti
itu padanya. Tidak mungkin.
‘Tidak
mungkin..’ ulangnya dalam hati, tetesan airmata jatuh melewati pipinya.
‘Tidak
mungkin..’ bisiknya parau. Kelopak matanya mengabur ditutupi butiran
airmata yang seakan tiada habis.
‘Cho
Kyuhyun kau tega..’ gumamnya lirih.
‘Aku
mencintaimu seperti orang gila dan kau menghianatiku.’
Kenesha menghentikan isakan tangisnya
sejenak, dia mulai bergerak—membiarkan kakinya membawanya kemanapun—tanpa
memperhatikan sekelilingnya dengan benar. Dan tiba-tiba dia tersentak ketika
tiba dikamar.
Aroma Kyuhyun menyerang seluruh indranya
tanpa belas kasihan. Ruangan ini seakan-akan dipenuhi Kyuhyun. Ribuan ingatan
menyergapnya lagi, menorehkan luka yang masih segar, membuat Kenesha dipenuhi
emosi yang menyakitkan.
‘Aku
mencintaimu, Cho Kyuhyun..’ raungnya dalam hati, menolak mempercayai
kenyataan yang terhampar jelas..
Kenesha menyeka sisa-sisa airmata yang
masih menggenang dikelopak matanya dengan kaku. Dia sudah berbaring selama
hampir 3 jam di tempat tidur ini—tidur bersama aroma Kyuhyun yang membekas
tajam—tanpa bisa terlelap. Matanya masih saja menyuplai cairan asin itu keluar
deras, tidak peduli bahwa Kenesha sudah lelah menangis berjam-jam. Dia merasa
sendi-sendinya sakit akibat absen bergerak selama menangis.
Perutnya bergemuruh keras—tentu saja sebab
jam makan malam sudah lewat—dan dengan menyesal Kenesha menyadari bahwa dia
akan menyiksa lambungnya malam ini tanpa mencoba memasukkan sesuatu ke perutnya
yang lapar. Kelihatannya nafsu makannya sudah berganti menjadi kesedihan yang
secara sukarela menemaninya terus menerus, melemahkannya hingga ke titik syaraf.
Dengan langkah gontai Kenesha menuju kamar
mandi dan berusaha menyegarkan wajahnya yang sudah sembab tidak karuan, menggunakan
aliran air dari keran westafel. Dia memandang pantulan cermin dihadapannya
sejenak dan seulas senyum tipis terukir dibibirnya.
“Lihat, Ken. Kau kelihatan seperti orang
gila.” Ujarnya tersenyum.
“Bagaimana mungkin seorang Cho Kyuhyun
bisa jatuh cinta pada yeoja gila sepertimu?” tanyanya heran. Namun perasaan putus
asa merayap masuk ke ulu hatinya ketika mengetahui jawaban dari pertanyaannya
sendiri, Kyuhyun tidak mencintainya.
“Hemph,” dengus Kenesha disela-sela
airmatanya yang turun tanpa komando. “Berhentilah berharap, pabo yeoja.”
Suara tetesan air yang berkecipak menghilangkan
kesunyian, menutupi sedu sedan Kenesha. Airmatanya bergabung bersama tetesan
air yang menetes dari puncak kepalanya. Kenesha menghela nafas dengan pedih, seandainya
dia bisa menghilangkan rasa sakit yang mendominasi ini untuk sebentar saja..
Lantas jari-jari Kenesha meraih tutup lemari
disamping cermin westafel, dia mengangkat satu persatu botol-botol sabun dan
perawatan wajah Kyuhyun dengan hati-hati. Kalau tidak salah Kyuhyun pernah
mengatakan bahwa ada obat tidur dilemari ini dan Kenesha benar-benar
membutuhkannya sekarang. Setidaknya tidur beberapa jam akan membuatnya sedikit
lebih baikan.
Ketika sedang meraba-raba sudut lemari,
Kenesha menyentuh sebuah logam dingin yang bobotnya tidak menyenangkan—terlalu berat
untuk menjadi sekedar silinder obat—dan Kenesha menarik benda itu keluar. Dia
menatap benda ditangannya dengan syok—sebuah pistol laras pendek yang hanya
bisa dilihat Kenesha lewat film-film action, kini berada ditangannya, dengan
lilitan kain putih yang menutupi sebagian pistol itu.
Tiba-tiba dadanya bergemuruh keras. Nafas
Kenesha memburu panik.
Siapa sebenarnya Cho Kyuhyun? Kenapa dia
memiliki senjata di lemari obatnya?
Terlalu banyak kenyataan yang diketahuinya
hari ini, membuatnya ragu apakah sebenarnya dia masih terlelap dalam tidurnya
dan belum bangun sama sekali? Baru saja dia menangis hingga matanya bengkak dan
sekarang dia terjebak dalam adrenalin yang menegangkan. Benarkah ini mimpi?
‘Aniyo.
Aku tidak sedang bermimpi.’ Sanggah Kenesha dalam hati. Kalau begitu ini
memang nyata, Cho Kyuhyun seorang programmer jenius yang sedang diburu
mafia-mafia aneh dan memiliki sebuah pistol dirumahnya.
Tunggu. Mafia yang memburu Kyuhyun…
sepertinya Kyuhyun tidak pernah menceritakan apapun tentang mafia itu—apa
pekerjaan mereka, kejahatan-kejahatan yang telah mereka lakukan dan bagaimana
bos mereka bisa tertangkap?
Kenyataan bahwa Kyuhyun memiliki senjata
berbahaya ini dirumahnya membuat Kenesha harus berpikir ulang tentang namja
itu. Bagaimana dia yakin Kyuhyun tidak
bersalah?
Kenesha kemudian membungkus pistol itu
dengan handuk dan memutuskan untuk menyimpannya di ruang kerja Kyuhyun. Dia
yakin Kyuhyun tidak akan bisa menemukan senjata ini diruangan yang
penerangannya mengandalkan cahaya dari puluhan monitor.
Entah sejak kapan airmata Kenesha berhenti
menyabotase wajahnya, yang jelas saat ini Kenesha benar-benar bingung dan ketakutan.
Ini semua diluar pemahamannya dan dia tidak yakin dia siap menerima informasi
apapun dalam waktu dekat.
Setibanya dilantai dua, Kenesha mendorong
pintu kaca dengan mudah, sinar monitor-monitor itu begitu menyilaukan hingga
Kenesha memicingkan mata sambil menyapukan pandangannya seluruh ruangan. Dia
mencari sudut dimana ruangan mungkin terlalu gelap untuk bisa dilihat.
Mata Kenesha kemudian menangkap cahaya LED
yang berkelap-kelip suram. Dia berjalan mendekati tablet saku Kyuhyun yang
tergeletak diatas meja disamping keyboard. Sepertinya Kyuhyun tidak sengaja meninggalkan
tablet ini disini, sebab belum pernah sekalipun dia melihat Kyuhyun pergi tanpa
membawa tablet maupun ponsel.
Kenesha mengambil tablet itu dan tersentak
ketika layarnya tiba-tiba menyala, menampilkan gambar amplop kuning dan sebuah
tulisan dibawahnya; From: CGE. Re: CASE 003 – KENESHA OSIDILS.
Dahinya mengerut bingung, kenapa ada
namanya dipesan ini? Dan sebuah pertanyaan krusial berkelebat dikepalanya, Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
***
Kenesha memandangi tablet kepunyaan
Kyuhyun itu dengan perasaan ketakutan dan penasaran. Dia takut untuk mengetahui
sebuah kenyataan lagi tetapi akhirnya
rasa penasarannya menang. Kenesha menekan ibu jarinya ketengah layar tablet dan
mendapati akses sidik jarinya diterima. Kyuhyun memang telah memberikan akses
bagi Kenesha untuk bergerak dirumah miliknya dengan men-scan sidik jari Kenesha
sehingga alarm tidak akan berbunyi jika ia menyentuh sesuatu—dan ternyata
tablet juga termasuk salah satunya.
Satu detik yang diperlukan pesan itu untuk
muncul di layar cukup untuk membuat Kenesha gemetaran. Telapak tangannya bahkan
mulai berkeringat tepat ketika layar berganti menjadi untaian kalimat:
Sender:
CGE (work panel 1)
Re:
CASE 003 – KENESHA OSIDILS
Destination
to Peru, South America has already booked. Sesuai permintaanmu, aku telah
menemukan pesawat yang akan transit di Hawaii dan terbang langsung menuju Peru
besok siang pukul 2 dan aku akan menjemput Kenesha dipintu masuk airport tepat
pukul 1:30. Kau harus memastikan ini semuanya beres.
Kenesha mengernyit tak mengerti membaca
pesan ini.
Peru? Besok siang?
Kenapa dia harus pergi ke Peru? Kyuhyun
tidak pernah menjelaskan apapun padanya tentang keberangkatannya besok.
Kata-kata ‘Sesuai permintaanmu’
menjelaskan banyak hal. Kyuhyun sepertinya sudah
berencana untuk mengirim Kenesha ke Peru sebelumnya. Tapi kenapa?
Ada yang tidak beres.
Kenesha meletakkan pistol yang terbalut
handuk diatas meja dan cepat-cepat menjelajahi folder didalam tablet Kyuhyun. Muncul
‘warning box’ yang meminta persetujuan untuk menyambung ke server utama dan
ketika Kenesha menekan pilihan ‘yes’, puluhan folder berubah menjadi ‘visible’ atau terlihat. Dia
mencari-cari sesuai abjad dan menemukan namanya.
Didalam folder itu sendiri begitu banyak folder
yang berisi file-file yang sepertinya berisi catatan atau pengamatan, karena
bertuliskan observation, research dan
journal. Jari telunjuk Kenesha
menekan journal dan terdapat sekitar
6 folder lagi didalamnya. Merasa harus mulai dari awal, Kenesha membuka folder
teratas yang berjudul first month dan
memilih file pertama.
8 Maret
Aku
telah menemukan seseorang yang tepat melalui sebuah situs jejaring social. Setelah
mengakses blog pribadinya, aku menyadari yeoja ini memiliki hidup yang biasa
saja dan hanya berkutat dengan pekerjaan dan keluarganya. Dia baru satu kali
berpacaran tetapi sepertinya mereka berpisah karena alasan sepele. Yeoja ini
tergila-gila pada Korea dan berniat mengunjungi Seoul tahun ini. lewat blognya
juga aku menyadari bahwa dia sudah mahir berbahasa korea dan memahami budaya Korea
dengan sangat baik. Tujuannya ke Seoul hanya untuk berlibur dan dia tidak
memiliki kenalan sama sekali. Dia berencana untuk pergi ke Korea bersama seorang
temannya yang ternyata teman satu kelasnya di SMA. Setelah melakukan
investigasi lebih lanjut, aku mendapati bahwa temannya lebih memilih Jepang
ketimbang Korea sebagai tempat berlibur namun hal itu belum diputuskan hingga
sekarang.
Aku
sudah melacak keberadaan yeoja itu selama hampir seminggu penuh dan belum pernah
melihatnya pergi ke tempat-tempat mencurigakan. Langkahnya hanya berkisar
antara rumah-kantor-kafe dan rumah orangtuanya. Bisa dipastikan yeoja ini
adalah target yang mudah untuk dijadikan objek observasi lebih lanjut dalam
kepentingan misi.
Yeoja
itu bernama Kenesha Osidils.
Kenesha terduduk diatas kursi kerja
Kyuhyun, tangannya gemetaran dan jantungnya berpacu lebih kencang. Kyuhyun sudah mengenalnya bahkan sebelum dia
tiba di Seoul? Hal gila macam apa ini?
Lagi, Kenesha membuka file catatan selanjutnya
dengan keengganan lebih besar dari sebelumnya. Haruskah dia mengetahui semua
ini?
28
Maret
Kenesha
memperbarui entri di blognya siang ini. Sepertinya dia sedang sendirian di
kantor karena tidak biasanya dia menulis di blog diantara kesibukannya sebagai
konsultan gizi disebuah Rumah Sakit Swasta. Ada yang menarik dalam postingannya
kali ini. Kalau di postingannya yang lain Kenesha hanya membicarakan tentang
aktivitasnya yang membosankan, hari ini dia sedikit bermelankolis. Apakah dia sedang
jatuh cinta?
“Kalau
takdir membawamu hadir padaku, akan ku jeput kau dengan senyuman tulus. Aku
yakin Tuhan telah menggoreskan namamu di hidupku. Jadi, aku bisa apa?”
Tapi
sepertinya tidak ada kelanjutan dari postingan itu. Kemungkinan besar Kenesha
baru selesai menonton drama percintaan semalam dan dia masih terhanyut dalam
cerita drama itu. aku harus memastikan Kenesha tidak akan jatuh cinta sampai
dia tiba disini—kepadaku.
5
April
Setelah
mengakuisisi saham perusahaan penerbangan Korea beberapa waktu yang lalu, aku
telah mengirimkan iklan promo pemotongan tiket pesawat hingga 70% ke Seoul untuk
bulan Juni ke email Kenesha secara konsisten. Aku juga telah mengatur sebuah
tiket promo ke Jepang untuk temannya dan bisa dipastikan mereka akan pergi sendiri-sendiri.
Tanggapan Kenesha sepertinya sangat cepat
karena dia langsung mendaftar pada penerbangan ke Seoul tertanggal 19 Juni. Aku
langsung memberinya diskon untuk menginap di hotel berbintang dengan kedok
bahwa dia termasuk 10 pendaftar pertama. Sepertinya Kenesha tidak mencurigai
apapun dan menganggap ini semua adalah keberuntungannya.
Melalui
akun jejaring sosialnya, Kenesha mengatakan dia akan mengambil cuti selama 10
hari dan akan menghabiskan 9 hari di Korea. Aku sangat yakin waktu itu lebih
dari cukup untuk menyelesaikan misi. Setelah menelisik blognya dengan rutin,
aku berhasil mengetahui bahwa Kenesha sedang tidak ingin terlibat asmara di
kotanya dan berharap akan mengalami summer love di Korea. Kenesha sendiri langsung menghapus postingan di blognya 5 menit
setelah dia mempublikasikannya. Sepertinya dia merasa bodoh untuk mengharapkan
hal itu.
Baru
sekitar 20 menit yang lalu Kenesha memperbarui akun jejaring sosialnya dan
mengatakan akan singgah di Jepang sebelum dia bertolak ke negeranya dihari ke
Sembilan untuk pulang bersama temannya.
Cho Kyuhyun.. laki-laki itu…
Kenesha membaca cepat semua file-file
selama bulan April dan Mei yang hanya berisi tentang pengamatan terhadap
dirinya. Dia sendiri ingat bulan itu adalah bulan dimana dia sangat bersemangat
untuk menyelesaikan pekerjaannya dua kali lipat agar dia tidak kerepotan
mengurusi tugas yang bertumpuk ketika pulang dari Korea. Dan Kyuhyun
menjelaskannya dengan sangat terperinci, membuat Kenesha sedikit takut karena
sepertinya Kyuhyun benar-benar ‘mengikutinya’ kemanapun.
Dan pertanyaan yang timbul kemudian adalah
‘Kenapa?’
Pandangannya terhenti pada folder fourth month. Kenesha berhasil
mengetahui beberapa fakta seperti bahwa Kyuhyun yang sengaja menjebaknya untuk
datang ke Korea dan menginap di hotel ini. Tapi dia masih belum tahu kenapa
Kyuhyun melakukan itu. Dia ingat folder selain journal tadi dan memutuskan
untuk mencari tahu terlebih dulu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kenesha
hanya menemukan kata-kata misi namun
dia belum mendapat gambaran apapun tentang misi
itu.
Pada folder RESEARCH, Kenesha membuka filenya secara berurut. Dia membaca
file-file dengan mata terbelalak. Kenyataan apalagi yang seharusnya tidak dia ketahui?
…..Rapat
para atasan memutuskan bahwa Korea Selatan harus bergerak lebih dulu daripada
Korea Utara dengan cara apapun. Pihak militer Korea Utara sudah terbukti melakukan
pelatihan di kamp-kamp sekutu, Rusia dan berdasarkan laporan intel di perbatasan
Ural, prajurit Korea Utara dibekali persenjataan termutakhir termasuk nuklir yang
memiliki daya ledak 1000 kali lebih dahsyat daripada buatan Korea Selatan.
Tentu saja hal ini membuat petinggi merasa perlu untuk memastikan bahwa
kemenangan Korea Selatan mutlak harus terjadi….
….Lee
Joon Ha-nim telah memberi izin untuk memposisikanku di bagian lapangan dan
melakukan pergerakan yang akan menjadi titik balik Korea Utara untuk melakukan
penyerangan. Detail penugasan akan dijelaskan selanjutnya….
….Pagi
ini pihak CIA (Central Intelligence Agency) memberikan jawaban atas keputusan
Korea Selatan untuk melakukan invasi militer lebih dulu ke Korea Utara. Mereka
menjelaskan bahwa isu ini harus disembunyikan dan tidak boleh diketahui siapapun
termasuk presiden Korea Selatan sendiri. Mereka mengatakan akan mengirimkan
bantuan militer beserta agen terbaik CIA untuk membantu menjalankan rencana
Korea Selatan memulai invasi. Aku pikir ini hanya siasat Amerika untuk
mengklaim kemenangan Korea Selatan. Namun ide mereka untuk mengirimkan 20 agen
CIA ditolak Kim Baek So-nim dan mengurangkan jumlahnya menjadi 2 orang. Bagaimanapun
ini peperangan kami, bukan mereka….
….Lee
Joon Ha-nim mengadakan rapat agen lapangan dan memilih abeoji untuk menjadi pemimpin
tim. Aku benci ini. Hanya ada satu penjelasan yang pasti: gerak-gerik para agen
lapangan akan di pantau langsung oleh pemimpin tim. Apakah itu artinya dia akan
terus berhubungan denganku? Lebih baik itu Cuma mimpinya. Aku tidak akan pernah
sudi untuk menjelaskan apapun kepada orang
yang tega membiarkan ibu terbunuh. Aku akan balas dendam kepada mereka; Korea
Utara dan Abeoji…
….Rapat
kedua dalam 2 hari yang panjang. Aku sendiri heran kenapa usulku diterima oleh
atasan. Beberapa orang mengatakan Aboeji membantuku—mendukung ideku dalam Rapat Operasional, walaupun kemungkinan dia hanya
ingin membuatku susah, lebih masuk akal. Tapi aku merasa yakin aku akan bisa
menyelesaikan misi ini. Semuanya sudah kuperhitungkan secara matang:
Aku
harus membuat agen Korea Utara memburuku. Mereka harus berpikir bahwa Korea
Selatan telah membuat kesepakatan dengan Amerika tentang pengadaan senjata dan informasi-informasi
rahasia tentang agresi militer yang akan dilakukan secara tertutup. Aku akan
menjebak informan mereka dengan sengaja membisikkan isu adanya chip yang berisi
informasi tersebut di server yang sudah berhasil mereka retas—server yang sengaja kubuat untuk mereka
sisipi.
Hanya
tiga orang di CIC—Lee Joon Ha-nim,
Abeoji dan tentu aku—yang mengetahui
bahwa akan ada 2 chip, bukan satu. Chip pertama tentu saja berisi data-data rencana,
keputusan dan kegiatan Korea Selatan untuk ekspansi militer ke Negara sebelah serta
berisi korespondensi antara CIA dan CIC selama beberapa tahun belakangan. Chip
ini nantinya akan dijeput oleh agen CIA yang ditugaskan dalam misi ini. Sementara
chip kedua adalah virus untuk mengacaukan sistem satelit militer Korea Utara yang
terus menerus memata-matai Korea Selatan. Virus yang aku ciptakan itu mulanya
akan menampilkan deretan informasi yang sama dengan chip pertama tetapi
data-datanya tentu saja sudah dimodifikasi. Namun, ketika mereka
menyambungkannya dengan server utama, virus itu akan memberiku akses terhadap satelit
untuk mematikan sistem kontrol Satelit Korea Utara selama 3 hari penuh, menyediakan
waktu bagi pasukan Korea Selatan memasuki wilayah Korea Utara dan memulai
invasi militer lebih dulu. Virus itu juga akan mengacaukan komunikasi antar
server-server utama yang kuperkirakan akan menghabiskan sekitar 32 jam untuk men-decrypt
seluruh coding(persandian) programku.
Aku
telah memblokir seluruh pemindai virus dan membuat mereka tidak akan bisa
menghentikan virus ini selain memecahkan syntax(kode pemograman) yang ku
ciptakan dengan menggabungkan teknik penyandian-penyandian terbaik didunia atau
server mereka tidak akan pernah pulih lagi.
Dan
bagaimana aku bisa membuat Korea Utara membiarkan chip kedua ‘mengakses’ server
utama dengan sukarela? Mereka akan curiga kalau aku memberikan chip itu dengan
Cuma-Cuma. Aku harus kelihatan melindungi chip ini sehingga mereka akan memburuku
ke seluruh negeri. Dan aku butuh ‘korban’ untuk menjadikan misi ini bersih dari
kesalahan….
…..Abeoji
menolak usulku untuk melibatkan seseorang diluar CIC sebagai korban. Abeoji
beranggapan orang luar hanya akan mempersulit jalannya misi. Namun ketika aku
menjelaskan kepada atasan bahwa itu berarti tidak ada seorang agen yang akan terbunuh,
Abeoji tidak membantah apapun lagi. Kenyataannya aku sudah menemukan sebuah
fakta mengejutkan bahwa yeoja akan lebih mudah terjebak dibanding namja. Dan
aku sudah memikirkan sebuah rencana…
…Lee
Joon Ha-nim mengajakku rapat bertiga dengan abeoji—mengingat hanya kami yang mengetahui adanya dua chip yang mirip.
Kupikir rapat itu membahas proses pembuatan chip, namun Joon Ha-nim malah
memintaku menjelaskan rencanaku terkait dengan seorang yeoja yang baru saja
kutemukan melalui internet. Aku menghabiskan 3 jam untuk menjelaskan dengan
terperinci dan meyakinkan Joon Ha-nim bahwa yeoja itu benar-benar akan dibawah
kendaliku. Beliau sendiri tidak begitu mempercayai metode Sexual Charming akan berhasil. Tapi aku berhasil menyebutkan
nama salah satu agen BSC (British Security Coordinator) yang sukses dalam misi-misi
pentingnya menggunakan metode ini. Dan aku tidak melihat adanya kemungkinan terjadi
kegagalan padaku.
Kegunaan
Kenesha sendiri adalah untuk mengecoh agen-agen Korea Utara. Mereka sudah memperolah
profil seluruh agen Korea Selatan dan pasti akan terkejut mendapati Kenesha yang
terlibat dengan semua ini. Profil Kenesha nantinya akan kuubah menjadi invisible
(tidak tampak) dan keterangan tambahan “Secret Agent of CIA” yang pasti akan
membuat agen Korea Utara menarik kesimpulan bahwa Kenesha adalah agen yang
menjemput Chip pertama.
Seperti
yang sudah ku rencanakan, aku akan memanfaatkan Kenesha dan melakukan metode Sexual
Charming untuk memikatnya sehingga Kenesha
mau mengorbankan apapun termasuk dirinya. Aku sudah memutuskan untuk tidak
menceritakan yang sebenarnya kepada yeoja itu dan mengarang cerita lain untuk
mengelabuinya. Ketika Kenesha sudah berhasil masuk ke perangkapku, aku akan
mengarahkannya ke bandara, dimana agen-agen Korea Utara telah menunggunya. Aku yakin,
jika ku katakan akan ada orang yang membuntuti Kenesha di bandara, yeoja itu
pasti akan bersikap semakin mencurigakan, celingak-celinguk dan menarik
perhatian agen Korea Utara. Tentu saja mudah memperkirakan gerakan Kenesha yang
sama sekali tidak mengetahui pengetahuan dasar seorang agen berpengalaman.
Ketika
Kenesha berhasil membuat semua mata agen Korea Utara terpusat padanya, aku akan
mengirim chip pertama ke agen CIA di daerah Itaewon disaat yang bersamaan. Aku akan
menunggu sampai agen Korea Utara menangkap Kenesha, mengambil chip darinya dan ketika
virus sudah menyusup di sistem satelit Korea Utara dengan baik, aku akan
memberikan izin kepada agen CIC untuk menyergap mereka ditempat mereka menahan
Kenesha. Walaupun kecil kemungkinan bahwa Kenesha masih baik-baik saja setelah mereka
menangkapnya…..
….Chip
pertama selesai dibuat dan chip kedua sedang dalam proses pengerjaan. Virus
dalam chip kedua hampir saja kukirimkan kepada CIA karena mereka selalu
membombardirku dengan pertanyaan-pertanyaan yang semestinya rahasia. Aku tadinya
tidak ingin memberitahu mereka bahwa ada dua chip dalam operasi rahasia kali
ini tetapi sepertinya Joon Ha-nim telah menginformasikan hal tersebut. Well,
sekarang menjadi 5 orang dan aku yakin seluruh agen CIA akan mengetahui informasi
ini sementara di CIC hanya ada 3 orang…
….Aku
baru mengetahui bahwa agen yang dikirim ke Seoul dalam rangka mencari chip yang
ku sembunyikan ternyata agen asuhan Rusia. Bahkan organisasi-organisasi yang
mendukung Korea Utara adalah organisasi yang bernaung dibawah Negara Sekutu
Korea Utara, Rusia, yang menyembunyikan identitas mereka dengan berlabel “rahasia”
agar tidak tercium CIA….
…..Penyisipan
chip kedua di tubuh Kenesha telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 21 Juni
pukul 2 pagi. Sesuai protokol CIC, penyisipan chip didalam tubuh seseorang
harus menggunakan obat bius sehingga korban tidak mengetahui dimana chip
disembunyikan sekaligus mengurangi kebocoran informasi yang tidak perlu….
….Aku
akan menyelesaikan misi ini dalam 3 hari. Menaklukan yeoja itu bukanlah suatu
tantangan karena dia sendiri sudah menunjukkan tanda-tanda ketertarikan
terhadapku. Kenesha harus bersedia
mengorbankan dirinya sebelum hari ketiga misi…..
Kenesha merasakan airmatanya menetes jatuh
diatas layar tablet itu. Bibirnya bergetar menahan seluruh emosi yang terpacu
didadanya. Apalagi yang harus dia ketahui? Apalagi yang ditutupi Cho Kyuhyun? Apalagi..?
Kenesha meletakkan tablet itu dan menarik
kedua tangannya menutupi wajah. Dia takut untuk percaya, tetapi inilah
kenyataannya. Inilah alasan kenapa Kenesha bisa sampai di sini, bertemu namja
itu, jatuh cinta padanya, dan ini alasan mengapa pistol sialan itu ada dilemari
obat.
Kyuhyun ternyata seorang agen CIC—Central
of Intelligence Command (Pusat Komando Intelijen—Seoul dan misinya kali ini
sangat penting; menukar Kenesha dengan kemanan Korea Selatan.
Dia ingin marah, memberontak bahkan ingin
melayangkan pistol ini kepada Cho Kyuhyun, tetapi entah kenapa dia tidak bisa
membayangkan itu semua. Tatapan Kyuhyun yang dingin serta sikapnya yang terus
mengacuhkan Kenesha..dia rela menukar nyawanya dengan senyuman dan sentuhan
hangat Cho Kyuhyun.
“Astaga Ken, otakmu benar-benar rusak.” Serunya
tak percaya. Dia baru saja memikirkan kemungkinan paling mustahil. Kalau memang
Kyuhyun sengaja membuat dirinya jatuh cinta pada namja itu, mana mungkin
Kyhuyun benar-benar mencintainya? Semua itu ternyata hanya akting.
Kenesha menekan wajahnya lebih keras, berusaha
mengubur pikiran itu. Bukan, kenyataan itu.
Dia benar-benar berharap ini semua hanya mimpi. Dan semoga dia tidak akan
pernah terbangun lagi….
***
Hatiku
membeku,
Di
lautan cintamu.
Airmataku
merintih,
Ditengah
samudera tanpa ujung.
Hamparan
kasih yang kau berikan,
Ternyata
ilusi.
Kilauan
hidup yang kau tunjukkan,
Hanyalah
kesemuan.
Dimana
aku bisa menemukan dirimu?
Ditengah
badai musim dingin
Atau
diantara
reruntuhan kepalsuan?
『Coagulation – 11 Oktober 2013』

No coment. Kaget sendiri baca part ini. Ternyata ini semua sudah direncanakan. Malangnya nasib Ken dinegeri orang :(
BalasHapushehe memang agak terlalu heboh ya di chapter ini >_<
HapusKyu php
BalasHapusKyu tea banget seh -_-
BalasHapushah bener" gg tega am Ken kasian dya bener" pasti sakit :'(
duhh kenyataannya mengecewakan. --
BalasHapuskasian ken --" dinegri orang malah dijadiin umpan pft
BalasHapusudah..dehhh rahasianye kyu kebongkar....duhh kesian bgt si ken
BalasHapusyah..trus ken nya harus gimana...???,
apakah ken akan rela menukar dirinya..
keep write kak....aku suka bgt...pas ken ngebongjar rahasia kyu...di situ dpt pengetauan baru...ttg CIC...
Inilah dia. Terbongkar sudah semuanya. Pertanyaan di otak gua, terjawab sudah.
BalasHapusDan hasilnya sungguh mengejutkan dan aku benci kyuhyun.
Hiks ikut sakit hati. Kenapa kyuhyun tega banget.