Kamis, 21 November 2013

FANFIC : A Genius Living Next To My Hotel Room [9]

cr: @peacereva


TITLE                    : A Genius Living Next To My Hotel Room [9] -end-
Alternative title      : 핸섬 남자는 천재 (Nae Haenseom Namja neun Cheonjae)
GENRE                  : Action-Romance, AU (Alternate Universe)
RATING                 : NC-21
CAST                     : Cho Kyuhyun
                                Kenesha Osidils



Note from Author:
  Hallo readers tercinta! :D
 Iya, ini masih author paling ga penting sedunia~ *bangga* cuma mau ngumumin aja kalo ini bakal jadi akhir dari petualangan(?) Kyuhyun en Kenesha di A Genius Living Next To My Hotel Room. Ada rencana (masih rencana doang) untuk ngelanjutin cerita mereka berdua alias bikin sekuel dengan kisah baru. tapi yah, semua itu tergantung dari kehendak Yang Maha Kuasa :( *seperti biasa, ngeles*
 Untuk semua readers yang udah baca ff gak seberapa ini, aku ucapin makasih yang sebesar-besarnya ^^ dan untuk yang sering sebel karena aku selalu lama update chapter baru, aku minta maaf >< serius deh. walaupun aku ini PENGACARA (baca: pengangguran banyak acara) tapi aku bener-bener gak bisa mengabaikan kebutuhan hidup(?) *oke, abaikan auhtor* Di kesempatan lain, aku kepingin nyoba bikin oneshoot atau drabble juga. tapi sekali lagi, itu semua tergantung sama YME (=w=;;)
 Satu lagi, ada satu hal yang janggal di cerita ini. kalo bisa nebak, aku bakal ngebuat oneshoot berdasarkan cerita itu. hihihi *author minta ditimpuk* okelah, gausah panjang-panjang bacotnya, Happy Reading everybody!

with love,
Aoirin_Sora


Chapter 9
The Last Chapter

Takdirku untuk mencintaimu,
Hingga akhir hayatku..


“Wake up! Wake up!” teriak seseorang di ujung kesadaran Kyuhyun. Tubuhnya limbung ke kanan namun tetap terasa seakan melayang. Kyuhyun tidak bisa merasakan apapun selain rasa sakit di sekujur tubuh. Ketika satu ember penuh air dingin mengguyur wajahnya, kesadarannya perlahan timbul. Dia berusaha mengerjap beberapa kali sekaligus memerintahkan otot lengannya untuk segera mengusap wajah namun lengannya bagaikan mati rasa.
Ada sesuatu yang menahan kedua tangannya agar tetap diam diatas, menolak perintahnya untuk segera mengusap wajah. Dan kini, rasa kaku itu mulai terasa menyakitkan. Kyuhyun berusaha membuka matanya yang masih dipenuhi tetesan air dan dia melihat beberapa bayangan didepannya.
Astaga.

Dia mengerti dengan baik apa yang sedang terjadi. Kedua tangan Kyuhyun di ikat di sebuah tiang yang berukuran kurang lebih satu setengah meter. Tubuhnya merosot kebawah dan otomatis membuat besi-besi di pergelangan tangannya melekat erat. Kedua lututnya yang bertumpu diatas tanah berbatu sepertinya mulai terasa perih, akibat tumpahan air yang mencapai permukaan tanah. Dia menduga bahwa mereka menyeretnya sepanjang jalan melihat celana katunnya robek dibagian lutut. Dan yang paling parah adalah kepalanya berdenging tidak menyenangkan.
Kyuhyun menunduk dan melihat genangan air dibawahnya yang berwarna gelap, bercampur darah. Itu menjelaskan rasa sakit yang dideranya di kepala dan kedua lengannya.
“Already wake up (Sudah bangun)?” tanya suara didepannya. Kyuhyun segera waspada. Suasana remang yang menyelimuti ruangan ini sungguh tidak menguntungkannya.
“Stay over there, baby. You should know why there’s no lamp here so that your analytic skill will be useless. (Diam disitu, sayang. Kau harusnya tahu kenapa tidak ada lampu disini, dengan begitu kemampuan analisismu tidak akan berguna)”
Batinnya mencelos. Benar. Kyuhyun tidak akan bisa menganalisis tempat ini untuk mencari celah agar bisa kabur. Dia terperangkap di kegelapan dengan indra pendengaran sebagai kekuatan utamanya sekarang. Jadi Kyuhyun berusaha mengidentifikasi semua bunyi yang ada diruangan ini.
“I bet you know I am genius. (Aku yakin kau tahu bahwa aku jenius).” Ucap Kyuhyun dengan volume suara lebih keras dari biasanya. Dia harus bisa mengukur ruangan ini melalui gema yang ditimbulkan suaranya.
“No, you’re actually kind of stupid, baby. Because you never thought that I was the wrong person, did you? (Tidak, kau itu bodoh, sayang, karena kau tidak pernah tahu bahwa aku adalah orang yang salah, bukan?)” suara itu semakin mendekat bersamaan dengan langkah kaki yang bergerak kearahnya.
Tiba-tiba saja kilauan cahaya memenuhi penglihatan Kyuhyun. Matanya terasa pedih dengan cahaya yang muncul tiba-tiba, membuatnya memalingkan wajah dan menutup matanya agar bisa beradaptasi dengan perlahan. Tapi seseorang menjambak rambutnya, menarik paksa untuk segera kembali melihat cahaya yang ternyata berasal dari sebuah senter besar.
Kyuhyun menyipitkan matanya ditengah sorot lampu yang kini membuat pandangannya dipenuhi bintik-bintik semu. “Yeah,” jawabnya berusaha santai. “I didn’t know if it was you because I always think CIA can’t be believed. But it’s still a surprised. Never thought you turned to be a traitor, James. (aku tidak tahu itu kau karena aku selalu berpikir CIA tidak bisa dipercaya. Tapi ini tetap sebuah kejutan. Aku tidak pernah berpikir kalau kau akan menjadi pengkhianat, James.)”
“Russia pays me much better. (Rusia membayarku lebih banyak.)” ucap James sambil menyeringai. Namun tetap menjambak Kyuhyun dan menyoroti wajahnya dengan senter.
“Jadi ini karena uang? Berapa banyak yang mereka berikan, James?” tanya Kyuhyun sedikit tidak percaya.
“Kau tahu, begitu banyak angka nol setelah angka satu. Aku bahkan tidak bisa menghitungnya.”
Kyuhyun langsung menyambar kesempatan ini. Kalau uang merupakan kunci permasalahannya, mungkin Kyuhyun bisa melakukan penawaran..
“Akan kugandakan menjadi 3 kali lipat dari yang mereka berikan padamu. Aku tidak main-main, James. Aku memiliki 3 perusahaan besar di Seoul dan 2 perusahaan Internasional di Eropa. Dan baru-baru ini aku mengakuisisi 75% saham perusahaan penerbangan Korea Selatan. Sebutkan saja berapa banyak yang kau mau.” Tawar Kyuhyun menjanjikan. Dia memang memiliki semua perusahaan itu, tetapi ide untuk memberikannya secara Cuma-Cuma kepada James merupakan ide darurat.
“Benarkah?” tanya James sedikit penasaran. Matanya menunjukkan ketertarikan.
“Benar.” Jawab Kyuhyun lugas.
“Kalau begitu aku mau,” lanjut James kemudian.
Kyuhyun baru saja akan mendesah lega ketika sebuah tinju mendarat di wajahnya dengan kekuatan penuh. Kepalanya langsung dipenuhi rasa nyeri akibat pukulan itu dan dalam hitungan detik darah segar memenuhi mulutnya, mencampur saliva dengan asinnya darah.
“Later, after you give me the chips. (Nanti, setelah kau memberiku chip-chipnya)” ejek James sambil terkekeh senang.
‘Damn it.’ Batin Kyuhyun kecewa. Tentu saja James tahu bahwa ada 2 chip dan itu berarti Korea Utara juga sudah mengetahuinya. Apakah misinya menjadi sia-sia sekarang? “Terima kasih sudah menghianati Negaraku, James.” Ucap Kyuhyun penuh penekanan.
“Tentu, tentu. Sebuah kehormatan bagiku, Cho Kyuhyun yang idiot.” Balas James diiringi dengan sebuah pukulan menyakitkan di ulu hati Kyuhyun.
Sebisa mungkin Kyuhyun menahan erangan akibat pukulan-pukulan James yang semakin liar dan tidak terarah, namun dia menahannya. Memberi sinyal kelemahan kepada lawan dengan terang-terangan akan membuat lawan dengan mudah mengidentifikasikan kapan dirinya akan menyerah. Jadi alih-alih mengeluh, Kyuhyun hanya mengernyit dan memejamkan matanya, mencoba merasa bahwa ini semua hanyalah latihan yang diberikan CIC.
“Dimana chip-chip itu, sayang?” tanya James setelah menghadiahkan beberapa pukulan lagi di tubuhnya.
Kyuhyun menatap wajah yang sedang menyeringai jelek kepadanya lalu meludahi wajah itu dan menjawab, “Go Fuck yourself!”
Serta merta James menjadi berang dan menyiksanya lebih kejam. Pria itu mengambil sebuah tongkat logam dan mengarahkan benda berat itu ke tubuh Kyuhyun tanpa belas kasihan. “Dimana chip-chip itu, keparat?” ulangnya dengan suara membahana.
“Fuck up!” teriak Kyuhyun disela erangan yang tidak bisa lagi dicegahnya. Logam itu menghantam sisi tubuh dan kanannya dengan beringas, membuat organ-organ dalam Kyuhyun seakan berkeretak hancur.
James mengulang pertanyaannya yang terus saja dijawab sama oleh Kyuhyun. Bunyi “Klang” yang muncul akibat benturan antara tongkat dan tubuh Kyuhyun memenuhi ruangan dengan sadis. Kyuhyun yang memang sudah berlutut tidak mampu lagi menjaga bobot tubuhnya untuk bertumpu diatas dua kakinya, dia pun roboh dengan posisi tangan menggantung pada borgol besi yang melekat ke sebuah palang.
“Kenapa? Kau sudah mau menyerah?” tantang James.
“Fucking no.” sanggah Kyuhyun meskipun dia sudah tersengal-sengal menahan sakit disekujur tubuhnya.
James menatap Kyuhyun dengan senyum berbinar, seperti hendak menantinya mengatakan hal itu. Lalu dia berbalik ke belakang, berbicara dengan seseorang didalam kegelapan. “Berikan aku benda itu..” ucap James.
Bagus. Itu bukan pertanda baik.
Laki-laki bertubuh besar itu kembali kepada Kyuhyun sambil membawa sebuah benda yang berbentuk mirip pistol air—atau seperti itu kelihatannya. Pistol itu hampir seperti tembus pandang, memiliki tabung memanjang yang berisi cairan berwarna keperakan dan berpendar dibawah sinar senter yang menyinarinya. Kyuhyun menelan ludah. James adalah agen CIA yang pernah diposisikan di laboratorium pengembangan senjata dan bisa jadi ini adalah salah satu alat penyiksa yang dibawanya dari Amerika.
“Kau tahu apa kegunaan benda ini? Biar kuperlihatkan..” bisik James ditelinga Kyuhyun, membuat bulu romanya berdiri.
Kyuhyun tidak sempat memperkirakan apa yang akan dilakukan James ketika laki-laki itu menekan pemicu di pistolnya dan cairan itu mengenai lengan kanan Kyuhyun. Untuk beberapa saat tidak terjadi apapun namun ketika dia mulai berpikir bahwa itu hanyalah air biasa, Kyuhyun salah. Begitu cairan itu telah terserap sepenuhnya kedalam pori-pori, Kyuhyun merasakan lengannya seakan dirobek-robek paksa dari dalam, walaupun tidak terjadi apa-apa diluarnya.
Teriakan memilukan membelah keheningan. Kyuhyun sendiri tidak sadar kalau suara itu berasal dari dirinya. Yang dia tahu hanyalah rasa sakit itu kini menjalar di sepanjang lengannya dan dia merasa dia harus segera menghentikan rasa sakit itu bagaimanapun caranya.
Suara tawa kemenangan James yang bercampur dengan teriakan Kyuhyun kini semakin besar. Dengan penuh kesombongan, James menekan pistol itu lagi dan kali ini mengenai paha kirinya. Hanya butuh beberapa detik sebelum cairan itu juga ikut menyiksanya dari dalam, membuat teriakan Kyuhyun melengking dua kali lipat.
Entah kapan rasa sakit ini akan berhenti, Kyuhyun tidak bisa menebaknya. Otaknya kini tidak bisa mengkalkulasikan apapun. Dia berusaha menggigit bibirnya untuk mengembalikan kesadarannya yang sudah tercerai berai akibat cairan itu. Percobaan ini sepertinya berhasil, karena Kyuhyun bisa mengalihkan rasa sakit ini dengan mudah. Dia sendiri bingung kenapa lengan kanan dan paha kiri yang tadinya seakan merobek-robek seluruh uratnya dari dalam sekarang tidak terasa sakit lagi?
Melihat Kyuhyun yang mendadak diam, tawa James menjadi bungkam. Laki-laki itu membuang pistolnya dengan gusar. Dia menyarangkan sebuah pukulan lagi ke kepala Kyuhyun ketika dilihatnya Kyuhyun tersenyum mengejek.
“Cuma itu?” tanya Kyuhyun tak kuasa menahan sindiran. “Benda itu hanya membuatku merasa seolah-olah kesakitan, bukan? Cairan itu memerintahkan otakku untuk merekayasa rasa sakit yang sebenarnya tidak ada, bukan?”
Ganti Kyuhyun yang tertawa. Dia tetap menertawakan James yang masih tetap memukulinya. “Cuma itu, James? What a poor.”
“Shut up, dumbass!” Teriak James menimpali. Mendengar ejekan Kyuhyun membuat James semakin murka. Pria itu mengambil sebuah kursi kayu dibelakangnya dan melemparkannya pada Kyuhyun. Kursi itu hancur berkeping-keping dengan bunyi mengerikan, namun tetap saja Kyuhyun tidak mengeluarkan bunyi kesakitan apapun dari bibirnya.
Kyuhyun mengembangkan senyumnya ditengah ruangan ini. Dia tidak hanya puas karena kejeniusannya yang bisa dengan mudah mengidentifikasi alat penyiksa James, tetapi dia juga telah berhasil menganalisis tempat ini.
Ketika James sibuk mencari-cari barang apa lagi yang bisa digunakannya untuk membuat Kyuhyun terluka, Kyuhyun malah mempertajam penglihatannya. Hingga akhirnya dia berhasil membuat kesimpulan dan merencanakan pelarian;
Ruangan ini hampir sepenuhnya gelap kecuali dengan sinar-sinar matahari yang menyusup dari beberapa lubang di langit-langit. Mendengar gema suara yang ditimbulkan dari percakapan dan teriakan mereka, Kyuhyun memperkirakan bahwa ruangan ini tidak terlalu luas dan jauh dari kata layak karena James berusaha mencari benda lain untuk dilemparkan kepada Kyuhyun. Dari tempatnya berdiri, dia tidak bisa mendengar deru mobil ataupun keriuhan yang samar dan itu berarti mereka di tempat terpencil dan juga jauh dari tempat bermukim. Kemungkinan yang paling besar, mereka berada di tengah hutan.
Kyuhyun mendecak pelan. Kalau dia ingin kabur, akan lebih mudah dilakukan jika ditengah keramaian jadi dia bisa berbaur dan bersembunyi diantara kerumunan warga. Ini semua memberatkannya, apalagi dia tidak tahu berapa banyak agen Korea Utara yang berjaga-jaga disini.
Bunyi telepon yang tiba-tiba berdering menginterupsi pemikiran Kyuhyun dan dia segera waspada, mencoba menangkap pembicaraan James dengan seseorang diujung sana.
“Kau sudah berhasil meretasnya, Black Jack?” tanya James bersemangat, membuang tongkat logam yang sudah penyok-penyok ke tanah.
“Belum,” Jawab seseorang disambungan telepon. “Aku sudah mencoba berbagai macam cara tetapi komputer ini menolak aksesku dan sekarang aku malah terkurung diruangan ini!”
Sudut bibir Kyuhyun membentuk senyuman berpuas diri. Itulah yang akan terjadi jika seseorang tanpa akses sidik jari yang diizinkan berusaha ‘membongkar’ komputer di ruang kerjanya.
James meludah ke tanah dan mendengus kesal. “Bukankah sudah kubilang ledakkan dulu pintu itu sebelum masuk!”
“Aku sudah mencoba meledakkan pintu kaca ini tetapi tidak bisa! Aku rasa pintu ini dilapisi baja. Sekarang juga kirimkan orang-orang itu untuk mengeluarkanku dari sini!”
“Mereka akan segera tiba disana dalam setengah jam. Dan sebaiknya kau terus berusaha meretas komputer itu lalu segera kirimkan datanya ke pusat. Aku tidak suka kegagalan. Aku membencinya.
“Aku tidak yakin aku bisa, James. Ruangan ini sepertinya juga dilapisi timah yang membuat jalur komunikasi digital terputus. Aku tidak tahu berapa lama lagi waktu yang tersisa untuk bisa melakukan panggilan keluar karena—”
Bingo! Detik itu juga sambungan terputus. Kyuhyun menunjukkan senyumnya terang-terangan dan dia menengadah menatap James dengan raut wajah penuh kebanggaan. Melihat ekspresinya yang tergambar jelas, James melemparkan tongkat logam itu tepat ke rusuk kanan Kyuhyun, berharap bisa membuatnya sakit. Tetapi Kyuhyun bergeming. Dia menahan otot-otot bibirnya melengkung keatas, tersenyum dengan pandangan mengejek James.
“Ternyata kau pintar juga,” aku James setengah hati.
Kyuhyun meludahkan darah di gusinya. “Ternyata kau tuli, ya? Sudah kubilang, bukan, kalau aku jenius?”
Sebagai jawaban, James menjambak rambut Kyuhyun  dengan penuh amarah dan mendekatkan wajahnya. Kyuhyun bisa merasakan nafasnya yang menderu serta ketidaksabaran James dalam mendapatkan informasi. Sepertinya agen pengkhianat ini tahu bahwa agen-agen Korea Selatan akan siaga pada pukul 3 sore. Dan setelah melihat gelagatnya, Kyuhyun menduga bahwa waktunya tidak banyak lagi.
“Cepat katakan dimana chipnya!” teriak pria itu di depan wajah Kyuhyun.
“Kalau aku tidak mau?”
“Kurasa aku akan mencungkil bola matamu keluar dan mencabut satu persatu jarimu—”
“Lakukan saja.” Sela Kyuhyun sambil tersenyum. “Bukankah kau sudah tahu, betapa kerasnya doktrin CIA tentang penyiksaan? Agen terlatih tidak boleh mengatakan apapun kepada lawan sekalipun dibawah ancaman dan penyiksaan. Kau ingat itu, kan?”
James memandang Kyuhyun berang. Fakta bahwa Kyuhyun pernah mengikuti latihan khusus di CIA membuatnya sedikit tidak percaya. Hanya ada beberapa orang yang diperbolehkan untuk mengambil sertifikasi agen internasional dan mereka biasanya orang-orang terpilih dan tentu saja, dirahasiakan.
Ketika Kyuhyun sedang memperhitungkan bahwa dia harus mengulur waktu lebih lama agar Go Eun bisa melacak posisinya dan segera mengirimkan bantuan, James tersenyum secara mendadak, membuatnya kembali waspada. “Well, kau boleh tetap mempertahankan doktrin itu. Tetapi.. bagaimana dengan gadis itu? apakah dia juga akan tahan dibawah ancaman dan penyiksaan?”
Kyuhyun merasa tubuhnya disiram air es dan seketika itu juga tubuhnya mendadak kaku. James sendiri sepertinya menyadari perubahan ekspresi Kyuhyun yang terdiam dan tanpa perlawanan, menyunggingkan senyum penuh kemenangan.
“Silakan saja, dia tidak memiliki hubungan apapun denganku.” Jawab Kyuhyun tidak meyakinkan.
“Begitu? Kalau begitu mari kita temui dia..” bisik James penuh penekanan, meninggalkan kengerian disetiap denyut nadi Kyuhyun.
ASTAGA!
Bagaimana mungkin dia melupakan Kenesha? Tentu saja gadis itu juga ikut disekap! Dia terlalu sibuk melakukan analisis perimeter diruangan ini, terlalu sibuk untuk mengantisipasi serangan-serangan James dan membuatnya melupakan keselamatan gadis itu.
Tiga orang laki-laki mendekati Kyuhyun. Ketiganya sepertinya orang Korea Utara yang menggunakan setelan kemeja dan jas berwarna hitam. Tetapi dari postur tubuhnya, Kyuhyun mengetahui 2 dari mereka membawa pistol yang disembunyikan di bawah ketiak kanan mereka sementara yang satunya adalah pengguna pisau, melihat tubuhnya yang kaku ketika berjalan.
Sebuah pukulan yang berasal dari tongkat logam mendarat di kepala belakang Kyuhyun. Dia mengaduh dan merasakan kepalanya pusing. Perhatiannya teralihkan dengan rasa sakit itu sehingga dia tidak bisa melawan orang-orang yang membuka besi di kedua tangannya, mengganti benda itu dengan borgol di kaki serta tangan Kyuhyun—membuatnya tidak bisa berjalan.
“Biarkan aku berjalan!” teriak Kyuhyun namun dia diabaikan. Mereka menyeret tubuhnya sepanjang jalan, membuat darah dilututnya mengucur semakin banyak, bercampur dengan kerikil-kerikil kecil dan tanah yang berpasir.
Mereka berjalan kebawah, menuruni sebuah jalan yang melandai dan kini tidak ada lagi pasir. Ruangan dibawah tanah ini nampaknya benar-benar seperti basement. Seluruh lantainya menggunakan keramik dan dindingnya putih bersih. Dia melihat meja kayu yang berpelitur mengkilap. Tempat ini pastilah telah menjadi basement mereka sejak lama. Dan benar saja, Kyuhyun melihat sebuah ruangan bersekat kaca yang memiliki super komputer dengan segala kecanggihan Korea Utara didalamnya. Bagaimana mungkin Korea Selatan tidak menyadari penyusupan ini?
Mereka berhenti di pintu paling ujung dan tidak ada keterangan apapun yang aneh disana. Degup jantung Kyuhyun yang semakin liar ketika pintu dibuka berubah lega setelah memasuki ruangan itu dan menemukan Kenesha baik-baik saja. Gadis itu masih tertidur dengan kedua tangan terikat di sisi tempat tidurnya. Kyuhyun memperhatikan ruangan ini sekilas dan melihat bahwa ada 3 orang didalam ruangan itu. Mereka semua memakai baju putih dengan masker menutupi wajah.
Ruangan ini seperti ruang penelitian. Batin Kyuhyun tidak suka. Dia berusaha mencari-cari benda-benda yang memungkinkan untuk disebut ‘penelitian’ tetapi nihil. Ruangan ini malah terlihat kecil dan cukup sesak bagi mereka bertujuh. Mereka hanya memandangi Kyuhyun dan Kenesha secara bergantian. Sesekali melongok kebelakang, mengikuti gerakan James yang sedang memasuki ruangan dengan penuh pengharapan.
“Nah, mari kita mulai..” senyum James dengan wajah berbinar. Kyuhyun menelan salivanya gugup. “Kau lihat gadis ini masih tertidur, bukan? Tetapi apakah kau tahu apa yang akan segera terjadi padanya?”
Alih-alih menjawab, Kyuhyun terus memperhatikan Kenesha, mengawasi perubahan sekecil apapun diwajah gadis itu. “Baiklah, tunjukan padanya.” Ujar James kepada tiga orang bermasker.
Kyuhyun pikir mereka akan berusaha mencekik Kenesha—atau kekerasan fisik apapun—tetapi dia salah. Mereka menggeser pintu yang berada di ujung ruangan dan Kyuhyun merasa seperti menelan timah panas.
Ruangan dibalik ruangan ini benar-benar sebuah laboratorium. Berpuluh-puluh kabel yang tergantung mengerikan, lusinan botol-botol mencurigakan, bahkan alat-alat bedah yang terpapar jelas diatas meja membuat Kyuhyun menahan diri untuk berteriak. Memikirkan apa yang bisa mereka lakukan dengan benda-benda ini saja sudah membuatnya mual.
Dua orang yang berpakaian serba putih itu mendorong ranjang Kenesha ke tepi ruangan dan mendudukkan gadis itu disebuah kursi berlengan. Setelah mengunci kedua tangan rapuh itu diatas lengan kursi dengan benda yang memiliki kabel-kabel menjuntai hingga ke monitor disamping para peneliti, James menepuk bahu Kyuhyun sambil menyeringai.
“Sebaiknya kita pemanasan dulu.” Perintahnya dengan nada riang, seakan mereka hendak berolahraga. “Satu kejutan cukup untuk membangunkan putri tidur.”
Kyuhyun tidak tahu apa yang peneliti itu kerjakan dengan komputer-komputer yang membelakangi dirinya, dia hanya terus memandangi wajah Kenesha yang masih pulas tanpa gangguan. Tetapi hal itu tidak bertahan lama, Kyuhyun menyaksikan bagaimana wajah itu mulai berkerut gelisah dan terbangun tiba-tiba dengan mata membelalak.
Kenesha terkesiap. Kerumunan orang-orang yang tengah memperhatikannya membuat gadis itu menciut ketakutan.
“Well, aku pikir aku harus memberitahumu apa kegunaan alat itu.” ujar James di telinga Kyuhyun. “Kau lihat kursi itu terhubung dengan kendali diujung sana, bukan? Kami menamainya Death Chair—kursi kematian. Karena jika seseorang duduk dikursi itu dan mendapatkan kejutan listrik secara konsisten, orang itu pasti mati.” Jelasnya dengan gaya mengesankan, menikmati perubahan wajah Kyuhyun yang semakin jelas. “Ah, kursi itu juga bisa mendidihkan darah orang yang duduk diatasnya dengan cepat. Kau tahu apa yang terjadi jika darah seseorang mendidih terlalu lama? Ya, jantung serta pembuluh darahnya akan pecah, menjalar keluar, membasahi semua tubuhnya dengan darah.”
Penjelasan James membuat Kyuhyun menggeram penuh emosi. Dia menatap Kenesha yang kini masih terlihat kebingungan sekaligus ketakutan. Gadis itu tidak bisa menemukan Kyuhyun karena terhalang dengan orang-orang dihadapannya.
“Dan aku tanya sekali lagi padamu, Cho Kyuhyun. Dimana chip-chip itu?”
Kyuhyun bergeming. Bibirnya tidak bergerak mengatakan satu patah katapun meski tubuhnya dipenuhi keringat dingin. Melihat Kyuhyun yang masih bungkam, James memberi aba-aba kepada para peneliti itu untuk memulai tugas mereka—menyiksa Kenesha.
Dalam tiga detik, Kyuhyun melihat ekspresi Kenesha penuh kesakitan. Dia bahkan bisa memastikan pemandangan ini akan membuatnya mimpi buruk selama berminggu-minggu.
“AAAAAAAAAAAAARRRRRGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHH—” teriakan Kenesha terdengar begitu memilukan. Alis Kyuhyun bertaut dan jantungnya memompa darah lebih cepat. Dia ingin sekali melompat kesana, menyelamatkan Kenesha dan membunuh semua orang-orang ini.
James mengangkat tangannya dan seketika teriakan Kenesha terhenti. Butir-butir airmata mengalir turun bersama isakan dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal. Pemandangan ini membuat Kyuhyun menggigil. Apa yang harus dia lakukan? Menyelamatkan Kenesha dan mengorbankan Korea Selatan, negaranya sendiri?
“Kau masih belum ingin memberitahuku? Atau kau benar-benar tidak peduli meskipun gadis itu mati?”
Lagi-lagi kebisuan Kyuhyun membuat James menyuruh mereka melanjutkan penyiksaan itu. Kenesha bahkan belum sempat menarik nafas ketika listrik berkuatan tinggi menghujam tubuhnya melalui kabel-kabel di kursi.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHH—!!!!!”
Tubuh Kenesha bergetar menerima kejutan listrik. Tangannya mengepal, berusaha menahan sekuat tenaga. Bagaimana mungkin Kenesha harus menanggung siksaan seberat itu?
“CUKUP!!!” raung Kyuhyun mengalahkan teriakan Kenesha. James memandangnya senang dan mengangkat tangannya, dan saat itu juga Kenesha berhenti berteriak. Gadis itu hanya bisa terduduk lemas dengan nafas satu-satu.
Tapi tampaknya Kenesha juga mendengar teriakan Kyuhyun sebab ketika serangan dihentikan, Kenesha berusaha mencari pemilik teriakan yang amat sangat dikenalinya. Dengan wajah pucat pasi, Gadis itu menggeser kepalanya perlahan, mencoba mencari sosok Kyuhyun dibalik kerumunan orang-orang berpakaian serba hitam.
Wajahnya berubah lega ketika mendapati sepasang mata Kyuhyun yang terus mengamatinya lekat-lekat. Dengan segenap kekuatannya, Kenesha mencoba tersenyum kepada pria itu. Namun ketika mengetahui wajah Kyuhyun telah dipenuhi luka-luka mengerikan, gadis itu terlihat panik dan membuka mulutnya. “Kyu..hyun..ssi..” lengkingnya terbata-bata. “Gwa..en..chan..na..yo? (Kau tidak apa-apa?)” tanya Kenesha lemah. Airmata melesat diantara nafas satu-satunya.
Tubuh Kyuhyun bergetar. Hatinya hancur melihat kondisi Kenesha yang sedemikian tersiksa. Dia juga merutuki gadis itu, yang masih saja mencemaskan dirinya walaupun sedang disiksa. Kenapa dia tidak meminta agar segera dilepaskan? Mengapa gadis itu malah mencemaskan dirinya?
Tangan Kyuhyun mengepal dan berusaha memberikan senyum kepada Kenesha. Gadis yang dicintainya itu membalas senyumannya dengan bersusah payah lalu bersandar lemah ke kursi. Tubuhnya terkulai tanpa tenaga, pandangan matanya mengabur tidak fokus, jelas berusaha keras agar  bisa tersadar.
“Jadi, bagaimana kalau kita sudahi saja main-mainnya?” tanya James impulsif. Senyum terkembang diwajahnya, menunjukkan ketidaksabaran.
Ini saat yang berat. Haruskah dia menyerahkan keselamatan Negaranya dan melindungi Kenesha dari siksaan sementara? Kyuhyun yakin mereka tidak akan bisa keluar hidup-hidup walaupun mereka sudah memberikan seluruh chip yang ada dimuka bumi sebagai jaminan. Kini dia hanya bisa mengharapkan agar Go Eun segera menemukan tempat ini dan membebaskan mereka. Dia harus mengulur waktu. Tapi, berapa lama lagi? Dia jelas tidak bisa membiarkan Kenesha disiksa sementara Kyuhyun mengamatinya dari jauh tanpa bisa berbuat apapun.
“Kalau aku memberitahumu, apa kau berjanji akan menyelamatkannya?” tanya Kyuhyun mendadak. James kelihatannya tidak menyukai pertanyaan Kyuhyun, dia menaikkan alisnya, menimbang.
“Apa kau percaya padaku?”James balik bertanya. Nadanya sedikit bingung.
“Apa kau bisa dipercaya?”
Mereka bertatapan sejenak. “Baiklah.” Jawab James mengangkat tangannya ke atas. “Kalau kau mau berjanji akan membuat segalanya mudah, aku akan melepaskan gadis itu.”
“Sepertinya kau tidak mengerti, James.” Sanggah Kyuhyun. “Aku tidak memintamu melepaskannya, kau harus menyelamatkannya.” Ucap Kyuhyun penuh penekanan.
“Wah, wah, wah,” James menggeleng tidak percaya. “Apa kau benar-benar agen bersertifikasi Internasional? Mengapa kau melibatkan perasaan pribadi dalam misi? Kau lupa bahwa itu dilarang?”
Kyuhyun memindahkan tatapannya kepada Kenesha yang sedang kelelahan dan kesakitan. Keringat menghiasi dahi gadis itu dan Kyuhyun sangat ingin menyekanya. “Jawaban yang pertama, Ya. Aku agen bersertifikasi. Kedua, ini bukan perasaan pribadi. Ketiga, tentu saja aku ingat. Aku terlalu jenius untuk melupakan hal-hal semacam itu. Dan terakhir, aku ingin kau menjamin keselamatannya, maka aku akan memberikan apapun yang kau mau.” Tandas Kyuhyun tegas.
“Aku hanya bisa menjamin dirinya untuk keluar dari tempat ini. Aku tidak bisa dan tidak mau berbuat lebih hanya untuk menyelamatkan seorang gadis biasa, kau tahu? Kenapa kau bisa jatuh cinta pada seseorang yang tidak istimewa sama sekali?” ejek James tanpa dihiraukan Kyuhyun.
“Bagimu dia gadis biasa tetapi dia adalah duniaku, sauhku yang sempurna.” Jawab Kyuhyun dalam gumaman. “Aku kasihan padamu, James. Hidupmu pasti mengerikan sekali tanpa siapapun didalamnya.”
Dengan gerakan tiba-tiba, James menghantam kepala bagian belakang Kyuhyun begitu keras hingga membuatnya jatuh terjerembab. Kyuhyun merasa penglihatannya menjadi buram dan kepalanya berdenging hebat. Dia berbalik dan melihat James yang tengah murka menatapnya.
“Kau seharusnya sadar bahwa kau meminta tolong kepadaku.” Geram James tersinggung. Kyuhyun memiringkan sudut bibirnya, meludahkan darah dimulut lalu membalas ucapan James.
“KAU yang meminta tolong kepadaku, James. Kita sedang membicarakan chip itu, ingat?”
James memandangi Kyuhyun dengan penuh amarah. Pria itu mengangkat tangannya sebagai aba-aba untuk mulai menyiksa Kenesha lagi tetapi teriakan Kyuhyun menghentikannya.
“JANGAN!” sergah Kyuhyun cepat-cepat. “Kalau kau masih mencoba menyetrumnya lagi, aku jamin chip itu akan rusak.”
Alis James berkerut tidak mengerti. “Apa maksudmu?”
“Chip itu akan rusak kalau kau terus menerus mengalirinya dengan listrik. Kau tidak paham juga?”
Perkataan Kyuhyun seakan pukulan telak bagi James, pria itu tersadar dan berkata dalam suara tidak percaya. “Maksudmu chip itu ada didalam tubuhnya?
“Ya,” jawab Kyuhyun singkat.
“Cepat pindai tubuh gadis itu!” teriak James kepada tiga orang peneliti dan mereka segera memindahkan Kenesha keatas tempat tidur, menggeser tubuh gadis itu tepat kebawah alat pemindai otomatis.
Setelah 10 menit, salah seorang peneliti itu berjalan kearah James dan berkata dengan nada heran. “Kami menemukan benda asing di sekitar pinggang gadis itu. Dari bentuknya, aku berasumsi itu adalah sebuah chip.”
“Ambil chip itu.” kata James, diiringi anggukan para peneliti.
Jantung Kyuhyun berpacu dalam kegelisahan. Dia sudah memberitahukan salah satu chip kepada James dan melihat Kenesha dibedah didepan matanya sendiri, membuat namja itu semakin tidak tenang. Kenesha memang telah mendapatkan bius lokal dalam pembedahannya tetapi ketiga peneliti itu sepertinya tidak peduli apakah mereka melukai Kenesha lebih daripada yang seharusnya. Yang lebih memilukan lagi adalah ketika gadis itu menatapnya dengan pandangan antara ketakutan dan kelegaan—kombinasi yang aneh—sementara tubuhnya gemetaran, tetapi Kenesha tidak mengucapkan apapun. Bahkan sekedar bertanya apa yang terjadi. Dia hanya menatap Kyuhyun—merasa seolah-olah inilah terakhir kali gadis itu bisa melihat Kyuhyun.
James mengangkat chip yang berukuran 1x1 cm yang berlumuran darah dan mengacungkannya ke wajah Kyuhyun dengan penuh kemenangan. “Berikan ini ke divisi informasi dan kirimkan data-datanya ke pusat, segera.” Ujar James dan menyerahkan chip itu ke pria berbaju hitam disebelahnya.
Kyuhyun menatap James dengan sedikit heran. Kenapa pria itu malah memerintahkan agar chip itu segera diproses? Bukankah Lee Joon Ha-nim sudah memberitahukan CIA bahwa salah satu chip berisi virus? Apakah James tidak mengetahui hal ini?
Kyuhyun harus memastikannya.

“Nah,” ucap James setelah pria tadi pergi, berbalik memandang Kyuhyun yang masih terus memperhatikan Kenesha. “Kuakui aku tidak menyangka kalau kau menyimpan chip didalam tubuh gadis itu. Idemu menarik sekali, Cho Kyuhyun. Kalau saja kami mengeksekusi gadis itu lebih dulu, aku yakin kami akan merusakkannya. Yah, siapa tahu kami kelepasan menyetrumnya hingga dia mati..” kata James dengan penekanan. Kyuhyun menggeram menahan emosinya namun tetap mengacuhkan tatapan menusuk pria itu.
“Sekarang, Cho Kyuhyun, beritahu aku dimana chip terakhir.” Perintah James, menjambak rambut Kyuhyun untuk mendapatkan perhatiannya. Ketika mata mereka beradu pandang, Kyuhyun berharap dia bisa mencekik laki-laki penghianat itu hingga mati. Atau setidaknya menghentikan udara di paru-parunya untuk satu jam saja.
“Kenapa kau menginginkan keduanya?” tanya Kyuhyun, berusaha mendapatkan kepastian mengenai ketidaktahuan James tentang chip yang bervirus.
“Kau kira aku tidak tahu? Bosmu yang bodoh itu sudah memberitahuku bahwa kau ternyata membuat dua chip, bukan satu. Jadi cepat beritahu aku dimana chipnya!”
Kyuhyun belum bisa memberikan angka 100%, namun setidaknya dia punya keyakinan hingga 78% bahwa James tidak mengetahui fakta tentang chip bervirus itu. Kemungkinan besar Joon Ha-nim hanya menginformasikan bahwa akan ada dua chip tanpa memberitahu detail kalau salah satunya adalah virus. Ini peluang untuknya..
Pintu menjeblak terbuka dan pria berjas hitam masuk membawa beberapa lembar kertas dalam genggamannya. “Ada yang aneh.” Katanya singkat lalu menyerahkan kertas-kertas itu kepada James.
Mereka membaca tulisan-tulisan itu dalam diam dan mengerutkan kening lebih dalam ketika kertas terakhir selesai dibaca. James memandang Kyuhyun dengan raut wajah mengerikan dan dia seperti terbakar emosi. Wajahnya yang persegi itu merah padam, menyisakan kilauan terang di sekitar alis matanya yang berwarna pirang. Bibir pria itu terkatup rapat, menahan semua umpatan dan kekesalan yang meluap-luap didalam dirinya.
Dengan satu gerakan, James menendang tubuh Kyuhyun hingga tubuhnya melayang 3 inci lalu terjatuh dengan bunyi berdebam. Sepatu boots milik James menghantam wajah Kyuhyun yang penuh lebam dan berdarah di setiap permukaan kulitnya. Laki-laki itu mengamuk dan berulang kali menginjakkan sepatunya dengan sekuat tenaga, membuat Kyuhyun mengerang kesakitan.
“FUCK YOU!” teriak James berulang kali. “Ini informasi yang salah! Kau kira aku tidak tahu kapan tanggal CIA melakukan koresponden dengan Presidenmu? Kau makhluk sialan!” umpat James kesal.
Kyuhyun bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menjawab apapun selain erangan. Wajahnya babak belur dan bibirnya mengeluarkan darah terus menerus. James mengangkat kakinya dan menarik rambut Kyuhyun dengan kasar. “Untuk terakhir kalinya, Cho Kyuhyun, beritahu aku dimana chip yang asli!”
Laki-laki itu mengangkat Kyuhyun hingga berdiri lalu menjatuhkannya lagi dengan sebuah pukulan. Dan sebuah teriakan terdengar dari seberang mereka. Kenesha yang sedang berbaring ditempat tidur melihat dengan jelas bagaimana wajah Kyuhyun penuh darah dan tubuhnya dihujani pukulan oleh James.
“Jangan!” pekik gadis itu gemetaran. “Kumohon, JANGAN SAKITI DIA!” Kenesha berusaha memberontak, walaupun tubuhnya tidak bisa lepas dari ikatan ditempat tidur.
James dan Kyuhyun menatap Kenesha bersamaan, keduanya tampak terkejut. Tetapi sebuah senyuman muncul diwajah James kemudian. Dia berjalan mendekati Kenesha dan memandangnya tidak percaya. “Wah, nona manis. Aku sedikit heran denganmu. Bukankah daritadi kau tidak berbicara apapun? Kenapa kau peduli ketika aku menghukum laki-laki itu?” tanyanya antusias.
Kenesha menciut dibawah tatapan James yang semakin dekat dengannya. “Apakah kau tidak tahu bahwa kau hanya diperalat?” Kini James memindahkan pandangan kearah Kyuhyun dengan tidak suka. “Kau memang jenius. Kau menggunakan gadis ini untuk mengirimkan informasi yang salah kepada kami, bukan? Dengan begitu kau bisa mengirimkan informasi asli kepada CIA tanpa pernah terpikirkan oleh kami bahwa salah satu chipnya berisi informasi yang salah! Tetapi kau juga sangat kejam, Cho Kyuhyun. Bagaimana mungkin kau mengumpankan nyawa seorang gadis yang tidak berdosa seperti ini? ckckck..”
James mengusap pipi Kenesha dengan penuh kelembutan, seakan dia memang tulus melakukannya. “Sayang, kau ingin aku menghukum laki-laki brengsek itu?” tanyanya pelan. Kenesha menggeleng dan menjawab lirih, “Jangan. Kumohon Jangan..”
Airmuka James berubah keras dan dia menampar Kenesha dengan kuat. “DASAR JALANG!” teriaknya murka. Berpindah kearah Kyuhyun dan menendang pria itu lagi. “KATAKAN KEPADAKU, CHO KYUHYUN. DIMANA CHIP ITU? APA PERLU AKU MEMOTONG TUBUHMU SATU PERSATU UNTUK MEMERIKSANYA?”
“Sudah ku bilang lakukan saja. Aku tidak takut, James” Jawab Kyuhyun dingin. Matanya memancarkan keseriusan.
“Tapi itu akan menghabiskan waktuku, keparat. Cepat beritahu aku! Atau aku harus memeriksa ulang tubuh gadis itu? Mencincangnya setiap senti untuk membuatmu berkata jujur?”
“Jangan. Berani. Kau. Sentuh. Dia.” Geram Kyuhyun penuh ancaman.
“Sejujurnya, aku tidak takut. Maafkan aku, Cho Kyuhyun, tetapi kau tidak memberiku pilihan.” James bergerak maju mendekati Kenesha, sementara gadis itu memandangi James dengan ketakutan yang tidak bisa disembunyikan. Tubuhnya refleks menjauh namun usahanya sia-sia, kedua tangan dan kakinya terikat di sisi tempat tidur, membuat seluruh pergerakan Kenesha menjadi tidak berarti. James melepaskan ikatan tangan dan kaki Kenesha dengan tergesa-gesa. Bibirnya mencebik kebawah, membuat ketampanannya tampak mengerikan.
Kedua mata Kyuhyun tidak bisa berkedip ketika James menyentakkan tubuh Kenesha berdiri, menjambak rambut indah gadis itu dengan tidak berperasaan. Kenesha mengerang kesakitan dan seketika, darah Kyuhyun mendidih. Dia bersumpah akan membunuh mereka semua.
“Katakan kepadaku, Cho Kyuhyun. Atau aku akan membenamkan pisau ini di lehernya—”
“Hentikan!” teriak Kyuhyun menyela James. Darah menetes melalui bibirnya. “Jangan sakiti dia, JANGAN SENTUH DIA!”
“Oh, ini hubungan yang rumit. Kalian saling jatuh cinta? Dan kau masih tetap menjadikan gadis ini sebagai umpan? Kau sungguh aneh, Cho Kyuhyun.” ungkap James heran. “Tapi aku tidak peduli. Sekarang. Berikan aku sebuah kata saja..”
“FUCK!” teriak Kyuhyun sambil meludah darah lagi. James memandangnya kesal dan memerintahkan tiga orang berpakaian hitam untuk menghajar Kyuhyun. Dengan kedua tangan dan kakinya terikat, Kyuhyun tidak bisa melakukan pertahanan apapun untuk menghindari pukulan-pukulan itu. Sekujur tubuhnya terasa seakan hendak lepas dan dia tidak bisa fokus lagi. Pikirannya mulai menghianatinya perlahan-lahan. Hanya teriakan Kenesha yang menjaganya tetap tersadar.
‘Kenesha..’ pikirnya muram.

Kenesha menjerit melihat Kyuhyun dibantai seperti itu. Kedua tangannya yang bebas berusaha memberontak dan membenamkan cakarnya dalam-dalam ke lengan James yang menahannya. James terkejut kemudian menampar Kenesha, membuat gadis itu tersungkur.
“Kyuhyun-ssi! Kyuhyun-ssi!” jeritnya mengiba. Kenesha berusaha merangkak, menuju kearah Kyuhyun dengan tertatih-tatih. Tubuhnya yang tidak bertenaga itu hanya mampu bergerak tiga kali sebelum akhirnya diseret paksa oleh James.
“Cukup!” sergah James. Dan tiga orang itu berhenti, membiarkan Kyuhyun tergeletak dengan darah dan luka yang menganga, membuat Kenesha tersedu-sedu dalam tangisannya. “Pegangi dia.” Perintah James dan dua orang segera memegangi Kyuhyun agar bisa berdiri. Kyuhyun sendiri sudah tidak memiliki tenaga apapun lagi. Hanya tekad baja yang masih dimilikinya.
“Ambilkan air.” Ucap James lagi. Lalu ketika seember air mengguyur wajah Kyuhyun, pria itu menamparnya dengan kekuatan penuh. Kyuhyun membuka matanya perlahan dan melihat James dihadapannya. Mengunci kedua lengan Kenesha kebelakang dengan tangan kirinya dan meletakkan sebuah pisau di leher gadis itu.
“KAU!” geram Kyuhyun penuh amarah. “Kalau kau berani melukainya, aku bersumpah aku akan menggandakannya ditubuhmu, James!”
“Kalau begitu jangan buat aku melakukannya! Cepatlah!!” teriak pria itu tidak sabaran.
Kyuhyun terpaku. Bagaimana mungkin dia bisa memberitahukan chip yang asli kepada laki-laki penghianat ini? Tidak dia tidak boleh. Tetapi disisi lain dia tidak bisa membiarkan Kenesha. Tentu saja dia tidak bisa. Apa yang harus dilakukannya?
“Aaaahh—!!” jerit Kenesha tiba-tiba. Segera saja Kyuhyun menoleh kearahnya dan mendapati pisau itu sudah menciptakan sebuah goresan penuh darah. Dia tidak tahu darimana datangnya tenaga-tenaga ini, yang ia tahu bahwa Kenesha terluka dan dia ingin melenyapkan seluruh orang-orang itu. Bagaimanapun caranya.
Kyuhyun menerjang dua orang yang memeganginya dan menyikut salah satu orang terdekat dengan seluruh tenaga. Dia mengamuk diruangan itu hingga mereka perlu mendatangkan beberapa orang lagi agar Kyuhyun bisa diamankan. Butuh waktu cukup lama sampai mereka berhasil membungkam Kyuhyun di sebuah tiang besi dan mengikatkan kedua tangannya keatas.
Kenesha sendiri berulang kali meronta-ronta tetapi tidak bisa menyentuh Kyuhyun sekalipun. Dia memandang Kenesha dengan penuh arti. Setelah tadi dia mengatai James seorang penghianat, kini malah dirinya yang akan membelot, menyelamatkan nyawa seorang gadis dan menyerahkan negaranya ke pihak lawan.
 “Kenesha-ssi..” gumamnya. “Mianhae..”
Dengan darah yang mengalir tanpa henti, membasahi seluruh kemeja, lebam diseluruh tubuh, dan kedua tangan yang terikat.. Pemandangan ini begitu memilukan hati Kenesha. Gadis itu menggelengkan kepalanya diantara isakan, tidak mempedulikan pisau yang melekat dilehernya. “Andwae.. Kyuhyun-ssi. ANDWAE!”
“Aku akan memberitahumu, James.” Kata Kyuhyun, tidak menghiraukan penolakan Kenesha yang bergema ke seluruh ruangan. “Tetapi bebaskan dulu gadis itu. Aku tidak mau melihatnya berada didekatmu.”
James menaikkan alisnya tinggi-tinggi, menimbang penawaran yang diberikan Kyuhyun. Lalu dengan kasar dia melempar Kenesha kehadapan Kyuhyun. Gadis itu langsung menghambur memeluk Kyuhyun dan menangis di pundaknya.
“Kyuhyun-ssi.. Kyuhyun-ssi..” panggil Kenesha terisak-isak. Wajah Kenesha basah oleh airmata dan kedua tangannya menyapukan darah di wajah Kyuhyun dengan gemetaran. “Kyuhyun-ssi.. Kyuhyun-ssi..” ulangnya lagi.
“Geumanhae, Kenesha-ssi. Uljimayo (jangan menangis). Na gwaenchanha.. (aku baik-baik saja..)”
“Geotjimal! Paboya! An gwaenchanha!! (Jangan bohong! Dasar bodoh! Kau tidak baik!!)” seru Kenesha diantara isakannya.
“Ya, ya. Mollayo? Na cheonjaeyo. (Kau tidak tahu? Aku ini jenius.)” Kyuhyun menimpali Kenesha dengan nada menghibur. Benar, dia baru saja memikirkan sebuah cara..
“Berhenti bercumbu didepanku dan cepat katakan dimana chip itu!” sela James mendadak. Membuat Kyuhyun dan Kenesha terperanjat.
Kenesha mempererat pelukannya ke tubuh Kyuhyun, mengakibatkan kemejanya basah oleh darah pria itu. “Chip itu tidak ada disini, James. Aku sudah meletakkannya di tempat pertemuan dan kalau kau tidak percaya, geledah saja kamarku atau pindai tubuh kami karena kau tidak akan menemukan apapun.”
James mencermati kata-kata Kyuhyun dengan seksama dan berusaha menemukan kebohongan. Tapi dia sudah tidak punya banyak waktu. Kalau dia tidak berhasil mendapatkan chip itu hari ini juga, maka dia tidak akan bisa kembali ke Rusia lagi. “Dimana tepatnya?”
“Ada di Cancun Club jalan Foreigner Exclusive Club Street didaerah Itaewon,” Jawab Kyuhyun setelah bersusah payah. “Tetapi meskipun aku memberitahumu lokasinya, kau tetap tidak bisa menyentuh chip itu. Aku sudah mengaktifkan bom otomatis dengan timer kurang dari 30 detik.”
“Kau pikir aku tidak pernah menjinakkan bom sebelumnya?” dengus James meremehkan.
“Tidak.” Jawab Kyuhyun cepat. “Sebab bom ini tidak memiliki kabel, James, chip itu-lah bomnya dan aku melengkapinya dengan sensor pengenal suara. Tentu saja kau tidak akan pernah bisa meniru suaraku.”
“Mudah saja, kalau begitu kau harus memberikan chip dengan kedua tanganmu sendiri, Cho Kyuhyun, sementara gadis ini tinggal disini. Kalau kau menolak, akan kubuat gadis tercintamu mati detik itu juga.”
Kyuhyun terkekeh. “Percuma James, meskipun kau menyuruhku berteriak didepan chip itu, aku tetap tidak akan bisa memberikannya padamu. Sebab aku juga telah memindai suara Kenesha disitu. Tepatnya, kami harus berbicara sesuatu didepan chipnya.”
Alis James mengerut tidak senang. Dia sedang diliputi kegamangan atas penjelasan Kyuhyun barusan. Apakah dia harus mengambil resiko untuk membawa mereka berdua keluar? Terlebih lagi di kawasan Itaewon yang begitu padat. Tetapi sepertinya ancaman Kyuhyun mengenai bom menjadi serius melihat apa yang telah dilakukan pria itu kepada Black Jack.
“Baiklah. Pastikan aku mendapatkan chip itu dalam keadaan utuh, Cho Kyuhyun. Sebab, aku mendapatkan kesan bahwa pacarmu tidak suka jika aku menembak mati dirimu.” Ujar James serius lalu menghambur keluar ruangan setelah memberi aba-aba kepada orang-orang Korea Utara untuk membawa mereka berdua keatas.
Kenesha bergidik didalam pelukannya. Tubuhnya tidak bergeser satu sentipun, bahkan ketika besi di pergelangan tangan Kyuhyun dilepas, gadis itu terus saja memeluknya. Kyuhyun menggunakan kesempatan itu untuk memeluk Kenesha balik. Kelegaan yang teramat besar melingkupi perasaan Kenesha begitu kedua lengan Kyuhyun mendekapnya erat.
“Gwaenchanha,” bisik Kyuhyun menenangkan. Dia berusaha menghapus airmata Kenesha yang menggantung di pipi gadis itu sebelum tangannya diikat kembali.
Kenesha masih tidak bisa melepaskan Kyuhyun namun dia tidak bisa melawan ketika kedua tangannya diikat dan matanya ditutupi kain hitam. Dia tidak punya gagasan kemana orang-orang ini akan membawanya, yang dia inginkan hanyalah tetap bersama Kyuhyun.
“Kyuhyun-ssi..!” seru Kenesha ketakutan.
“Gwaenchanhayo, Kenesha-ssi,” balas Kyuhyun. Suara pria itu cukup besar hingga Kenesha tahu bahwa Kyuhyun masih disampingnya.
Mereka kemudian berjalan dalam keheningan tanpa seorangpun yang berani menyuarakan pikirannya. Hanya beberapa gerutuan kecil Kenesha yang memenuhi lorong ketika gadis itu tersandung atau merasa kesakitan karena berjalan tanpa bisa melihat. Sedangkan Kyuhyun lebih memilih berdiam diri, menggunakan kejeniusannya untuk bisa menyelamatkan mereka berdua—atau setidaknya Kenesha—dari kekacauan ini.
Setelah kira-kira berjalan selama sepuluh menit, Kyuhyun dilempar paksa ke bawah dan dia berasumsi ini adalah sebuah mobil. Dia juga bisa merasakan Kenesha yang jatuh tepat disamping dirinya. Tubuh gadis itu gemetaran dan Kyuhyun berusaha menenangkannya dengan berbisik. Pintu mobil kemudian ditutup dan bersamaan dengan deru yang memekakkan telinga, mobil itu berjalan meninggalkan basement Korea Utara yang hingga kini keberadaannya masih tidak dapat dia perkirakan.
Kyuhyun menghitung setiap detik yang berjalan dalam hati. Dia berusaha menganalisis dimana letak Basement yang baru saja ditinggalkannya dengan menghitung pergerakan mobil serta kecepatannya. Melalui pengamatan sementara, mobil ini memiliki ukuran besar dan mereka melaju dengan kecepatan yang berkisar antara 50-60km/jam. Tubuhnya bergerak ke kiri ketika mobil yang dikendarainya membelok ke kanan dengan terburu-buru. Dan setelah detik ke 2256, mobil mulai melambat. Kyuhyun segera mengambil kesempatan ini untuk menginstruksikan rencananya kepada Kenesha.
“Kenesha-ssi.” Panggilnya berbisik, berusaha menjaga suaranya tetap teredam deru mesin mobil. “Kemarilah.” Bisiknya lagi.
Kenesha menggeser kepalanya perlahan, bergerak menuju sumber suara dengan menggeliat. Namun ketika dia hendak bergerak lagi, mobil membentur sesuatu hingga tubuhnya berguling ke kanan dan jatuh tepat diatas tubuh Kyuhyun.  Mereka memang tidak bisa bertatapan karena kedua mata mereka ditutupi oleh kain hitam. Mereka juga tidak bisa menggerakkan tangan mereka yang terkunci di belakang, diikat kuat oleh seutas tali. Tetapi Kenesha bisa merasakan sapuan nafas Kyuhyun tepat di pipinya. Otomatis jantungnya memberontak. Entah kenapa dia masih belum bisa terbiasa dengan sentuhan dan aroma Kyuhyun.
“Ah, Stroberi..” desah Kyuhyun pelan. “Kalau saja kita sedang tidak disandera, aku yakin aku bisa mencium wangi ini sesuka hatiku.” Bisik Kyuhyun seduktif.
Kenesha bahkan bisa merasakan kedua pipinya memanas dan bibirnya mengulum ragu. Dadanya berdebar tidak karuan dan dia yakin Kyuhyun bisa merasakannya juga.
“Kenesha-ssi, dengarkan baik-baik,” bisik Kyuhyun ditelinganya. Walaupun Kyuhyun berusaha untuk terdengar serius, namun pikiran Kenesha masih belum bisa fokus secara penuh. Indra penciumannya berperang melawan akal sehatnya. “Kita akan tiba di tempat chip itu sebentar lagi dan aku ingin kau menuruti perintahku.” Sebagai jawaban, Kenesha hanya mengangguk.
“Berjanjilah kepadaku, Ketika aku menyuruhmu berlari, kau harus berlari, Kenesha-ssi. Dan kau harus menuju keramaian, karena mereka tidak akan bisa menangkapmu disana. Apa kau mengerti?”
Butuh waktu beberapa saat untuk mencerna kata-kata Kyuhyun barusan. Kenesha mengernyit tidak setuju, “Ma—maksudmu.. aku harus meninggalkan dirimu?” gumamnya pelan.
“Tidak. Kita harus berpisah. Aku juga akan berlari kearah yang berbeda denganmu. Jadi pastikan kau berlari dikerumunan orang. Lebih baik jika kau menemukan kantor polisi dan bersembunyi disana untuk beberapa saat sebab aku telah menyisipimu dengan alat pelacak yang akan bisa ditemukan langsung oleh agen CIC.”
Kenesha terdiam. Hatinya bergelut melawan perkataan Kyuhyun barusan. Dia tidak ingin terpisah dari namja ini. Dia tidak mau. “Kenapa kita tidak menunggu hingga agen CIC menemukan kita di tempat pertemuan itu?”
“Tidak bisa, Kenesha-ssi. Kalau CIC bisa melacak kita, mereka pasti tiba daritadi. Kita tidak akan bisa dilacak hingga berjarak sejauh 500meter dari James karena dia membawa alat anti pelacak bersamanya. Maka aku hanya bisa mengandalkanmu. Kau harus berlari sejauh mungkin dan semampumu lalu jangan beritahukan apapun kepada orang lain selain kepada agen CIC yang bernama Go Eun.” Kyuhyun menjelaskan semuanya secara cepat dalam bisikan.
“Lalu—lalu bagaimana denganmu?” tanya Kenesha lirih, bibirnya mulai bergetar.
“Aku juga akan melakukan hal yang sama denganmu. Tetapi akan lebih baik kalau kita berpencar sehingga peluang mereka untuk menangkap kita berdua semakin kecil.”
“Bagaimana kalau mereka menangkapmu lebih dulu?” tanya Kenesha yang merasa takut dengan pikirannya sendiri.
Kyuhyun mendesah panjang. Dia juga tidak ingin memikirkan hal itu tapi Kenesha harus mengetahui apa yang akan terjadi. “Memang itulah rencanaku, Kenesha-ssi. Dengan begitu kau punya waktu untuk berlari dan bersembunyi sampai CIC tiba. Kau harus mencari Go Eun lalu ceritakan yang sebenarnya karena dia akan melindungimu.”
“Kau akan selamat—maksudku, kita akan selamat, bukan?” bisik Kenesha kalut. Tapi dia tidak mendapatkan jawaban apapun selain kebisuan Kyuhyun yang disengaja.
Kenesha berjuang menjaga suaranya namun dia gagal. Airmatanya jatuh tanpa bisa dicegah, merembesi kain di matanya. Dan dia harus menggigit bibir agar bisa berbisik, “Aku—Aku—” ucapnya terpenggal karena emosi. Kenesha membenamkan wajahnya di leher Kyuhyun, mencoba meredakan tangisnya yang semakin kacau. Dia membenci ide ini. Bagaimana mungkin Kyuhyun menyuruhnya untuk sembunyi dan selamat sendirian?
Setelah berusaha mati-matian, airmata Kenesha akhirnya reda dan dia mengangguk perlahan. “Ne, aku akan menuruti perintahmu asal kau berjanji kalau kau juga akan selamat, Kyuhyun-ssi.”
Lama Kyuhyun terdiam mendengar pernyataan Kenesha. Dia tidak bisa memberikan apa yang Kenesha inginkan, dia tahu itu. Jadi, Kyuhyun hanya mendesah dan berkata dengan suara lirih, “Aku mencintaimu, Kenesha-ssi.”

Tangis Kenesha kembali pecah dan dia tidak berusaha menahannya lagi. Bagaimana dia bisa hidup tanpa Cho Kyuhyun sekarang?
“Aku mencintaimu dengan seluruh jiwaku. Jadi, berjanjilah kau akan melakukan semua yang ku perintahkan agar kau bisa selamat. Aku mencintaimu, Kenesha, karena itu hiduplah untukku.” Sambung Kyuhyun lagi.
“Geumanhae (Hentikan). Geumanhae, Cho Kyuhyun! Jangan berkata seperti itu! Kau akan selamat. Kita akan bisa melewati ini semua!”
“Beritahu aku, Kenesha-ssi. Apakah kau tidak mencintaiku?”
“Aku sangat mencintaimu, Kyuhyun-ssi. Ku mohon—ku mohon, berjanjilah kau akan selamat—“
“Terima kasih telah mencintaiku.” Sela Kyuhyun sebelum Kenesha bisa menyelesaikan kalimatnya. “Tapi kita sudah tiba. Sekarang, bergeserlah ke samping dan kau tidak boleh menangis.”
Kenesha bahkan belum sempat mengatakan apapun ketika Kyuhyun mendorong tubuhnya menjauh. Dan detik berikutnya, pintu mobil menjeblak terbuka. Sepasang tangan menarik tubuh Kenesha dengan paksa. Dia tidak tahu mereka telah berhenti dimana karena penutup matanya belum juga dilepas. Kenesha hanya mendengar James berkata kepada Kyuhyun, “Show me.” Dan sebuah tangan mendorong tubuhnya secara paksa.

Gadis itu mengikuti langkah Kyuhyun dengan sedikit bingung. Tangan salah seorang agen Korea Utara itu memang berada di pundaknya, memapah Kenesha agar tahu hendak berjalan kemana. Tapi Kyuhyun ingin sekali mematahkan tangan itu dan menyingkirkannya jauh-jauh dari Kenesha lalu mendekap kuat kekasihnya. Sekali lagi, Kyuhyun menelan angannya dalam-dalam, tentu saja hal itu hampir mustahil dilakukan sekarang karena dengan kedua tangannya yang terkunci dibelakang, yang bisa Kyuhyun lakukan hanyalah merutuki keadaan.
Area parkiran Cancun Club memang sepi pada jam segini. Biasanya aktivitas baru akan terlihat memadati gedung ketika malam hari, di saat semua orang memilih untuk melepaskan stress seharian ditempat ini. Kyuhyun sendiri sudah berulang kali mendatangi Cancun Club, dari sekedar refreshing sampai menyelesaikan tugasnya. Kelab ini berlokasi di antara beberapa Kelab yang memiliki persamaan; eksklusif, mahal dan penuh orang asing. Jadi tidak ada yang menatapnya heran ketika dia mengobrol dengan orang-orang Eropa dan Amerika karena disini lumrah terjadi.
Saking seringnya Kyuhyun kemari, dia sampai memilih Club Cancun sebagai tempat untuk melakukan pertemuan dengan agen CIA yang akan menjemput chip itu. Kyuhyun juga membangun beberapa perlindungan agar chip yang ia sembunyikan tidak mudah berpindah tangan dan tentunya tidak diketahui orang lain.
James mendengus kesal ketika mereka berhenti di ujung lorong area parkir yang bersebelahan dengan pintu keluar darurat. “Disini?” tanyanya tidak suka. Sebagai jawaban, Kyuhyun hanya mengangguk satu kali lalu menunjukkan tangannya yang masih terikat. Cepat-cepat James menyuruh orang dibelakangnya untuk segera melepaskan ikatan kedua tangan Kyuhyun. Namun dia masih belum bergerak selain menatap kearah Kenesha.
“Lepaskan dia juga.” Kata Kyuhyun akhirnya.
“Apa? Tidak. Tidak bisa.” Sanggah James tidak terima.
“Aku memerlukan sidik jarinya,” ujar Kyuhyun yang dibalas pelototan James. Pria itu kemudian melepaskan ikatan tangan serta penutup mata Kenesha dengan berat hati. “Cepatlah!” ujarnya tidak sabaran.
Kyuhyun malah berbalik menatap Kenesha yang setengah ketakutan dan setengah lega. Gadis itu melangkah kearahnya dan menyisipkan lengannya di lengan Kyuhyun, sementara matanya menyapu sekeliling dengan sorot gelisah. “Gwaenchanhayo?” tanya Kyuhyun setelah mendapatkan kembali perhatian Kenesha yang hanya mengangguk tidak kentara.
James dan agen-agen Korea Utara yang semuanya berjumlah 5 orang itu menjadi waspada ketika Kyuhyun menekan sebuah tombol dibalik tuas listrik gedung ini. Sejenak kegelapan memenuhi penglihatan mereka dan semua pistol semi otomatis telah mengacu di tempat Kyuhyun dan Kenesha berdiri. Namun kegelapan itu tidak bertahan lama sebab sebuah persegi—atau lebih tepatnya kubus—muncul dibalik dinding, memberikan penerangan yang mampu menjangkau 5 meter didepannya.
Kubus itu bergerak maju, mengeluarkan sebuah kotak yang kemudian membuka menjadi sebuah monitor dan keyboard. Dari sisi kanannya terdapat panel yang terhubung langsung dengan monitor, dan siapapun langsung mengetahui bahwa itu adalah scan finger. Kyuhyun meletakkan telapak tangannya di panel itu lalu dalam satu detik monitor mengizinkan akses masuk. Baris demi baris Kyuhyun ketikkan diatas keyboard itu tanpa ada satu orangpun diantara mereka mengerti apa yang sedang dia lakukan. Kyuhyun berharap James tidak mengetahui maksudnya kali ini. Sebab jika dia ketahuan, pria itu pasti tidak akan segan-segan membunuh Kenesha dan dirinya detik ini juga.
“Jajangmyeon,” ucap Kyuhyun didepan monitor itu. Suaranya di pindai dalam beberapa detik dan muncul persetujuan akses. Kini Kyuhyun beralih ke Kenesha yang berdiri terpaki disebelahnya, memandangi perlatan itu dengan tatapan tidak percaya.
“Letakkan tanganmu disini, Kenesha-ssi,” kata Kyuhyun sembari menunjukkan panel scan finger. Kenesha bergerak ragu-ragu tetapi ketika akhirnya izin aksesnya diterima, Kyuhyun langsung menginterupsi kelegaannya. “Katakan sesuatu,” perintah Kyuhyun lagi.
Kenesha menatap Kyuhyun bingung lalu berkata, “Sesuatu..?” dan Kyuhyun harus menahan tawanya saat itu juga. Gadis dihadapannya ini benar-benar begitu menarik dengan segala kesederhanaannya.
Ketika akses suaranya diterima, Kenesha mendesah lega sementara Kyuhyun mengetik perintah lagi pada programnya. Ketidaksabaran James semakin terlihat dari betapa seringnya ia memeriksa jam dan mengetukkan kaki dengan cepat. Kyuhyun mengambil kesempatan ini untuk segera menyisipkan chip yang muncul diantara huruf P dan O diatas papan Keyboard, ke jari tengah dan jari manisnya dengan diam-diam.
“Ini,” kata Kyuhyun enggan. Dia menekan tombol enter dan monitor serta keyboard menutup kembali menjadi kotak lalu menghilang kedalam dinding dan kemudian sebuah kotak berukuran 5x5 inci muncul perlahan. Tutupnya membuka dan menampakkan sebuah chip yang bertengger di dalam pengait kotak.
Kyuhyun pura-pura menguap malas melihat ketegangan diwajah James dan agen-agen Korea itu. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan lalu memasukkan chip yang asli ke dalam mulut. “Tidak ada bom,” ujar Kyuhyun sambil memutar bola matanya. Tetapi James masih saja menunggu beberapa saat lagi untuk memastikan.
“Tenanglah, Kenesha-ssi. Tidak akan ada bom,” ucap Kyuhyun implisit. Kenesha memandangnya heran. “Biarkan aku menciummu—” Kyuhyun membiarkan kata-katanya didengar James dan mengabaikan keterkejutan Kenesha yang begitu jelas.
Dan sekejap saja Kyuhyun melupakan posisi mereka. Ketika bibir Kenesha membalas ciumannya, Kyuhyun tidak dapat mengendalikan dirinya lagi. Dia mengunci wajah gadis itu dengan kedua tangannya, tidak memberikan jeda satu detikpun bagi gadis itu melepaskan ciumannya.
Mereka tidak bernafas, mengacuhkan kebutuhan udara yang mendesak di paru-paru mereka. Segalanya mengabur dan mereka berusaha mematri setiap detik ciuman ini didalam pikiran mereka, sehingga nanti, ketika mereka harus terpisah, ciuman ini akan menjadi kenangan indah sekaligus menyakitkan. Membuat bahagia namun membakar dari dalam.
Kyuhyun merenggangkan ciumannya dan berusaha menarik kembali kewarasannya yang sempat absen. Melalui ekor mata dia melihat James memalingkan mukanya dari mereka dan berpusat kepada kotak yang berisi chip. Kyuhyun menggunakan kesempatan ini untuk menjalankan rencananya.

***

Bibir Kyuhyun membuka—yang membuat bibir Kenesha juga mengikutinya—lalu lidahnya menyusup kedalam mulut Kenesha. Gadis itu mengejang kaku dalam ciumannya ketika merasakan lidah Kyuhyun beradu dengan lidahnya sendiri. Kenesha menjadi lebih syok saat menyadari lidah Kyuhyun membawa benda asing kedalam mulutnya.
“Itu chip.” Bisik Kyuhyun diantara ciumannya. “Bersiaplah.” Gumamnya lagi.
Kenesha tidak lagi membalas ciuman Kyuhyun seperti awal tadi. Dia menunggu dengan pasif sementara Kyuhyun terus menciumnya tanpa henti. Pikirannya terbagi. Apakah dia harus mengikuti perintah Kyuhyun untuk lari?
Dari ekor mata, Kenesha melihat James mendekati kotak itu dengan cemas. Pria itu mengulurkan tangannya sementara empat orang yang mengelilingi mereka juga menunjukkan ketegangan. Pistol mereka kini berada tepat kearah kotak. Ketika James mengambil chip itu dari dalam kotak, keheningan menyertai mereka semua. 3 detik.. 5 detik.. tidak terjadi apapun. James tersenyum puas dan tiba-tiba saja sebuah suara menggema di lorong ini.
“Access denied,” ujar suara itu membahana ke seluruh area parkiran dan dinding-dinding dihadapan mereka mengeluarkan asap tebal yang menyesakkan. Lalu ruangan menjadi gelap gulita.
“SEKARANG, KENESHA!” teriak Kyuhyun diantara kepulan asap. Kenesha memanfaatkan kegelapan ini untuk bisa berlari. Selama beberapa langkah, Kyuhyun masih menggenggam tangannya, mereka berlari dalam ruangan yang segelap tinta. Untung saja ruangan ini tidak terisi banyak mobil jadi mereka bisa leluasa berlari.
Sebuah peluru melesat mengenai pilar di hadapan mereka dan mereka bisa mendengar derap langkah orang-orang yang berlari dibelakang mereka. Tetapi Kenesha bisa melihat sebuah titik cahaya terletak persis dihadapan mereka. Kyuhyun mempererat pegangannya lalu berkata dengan nafas berat. “Teruslah berlari, jangan melihat kebelakang.” Dan namja itu melepaskan genggamannya, meninggalkan Kenesha yang berlari semakin kencang.


Kenesha menerobos kerumunan dijalan raya dengan tergesa-gesa. Dia tidak tahu harus kemana dan apa yang harus dia lakukan dengan chip di lidahnya ini. Kenesha berbelok ke kiri, berusaha mencari pos polisi sambil berlari dari tiga orang agen yang tengah mengejarnya dibelakang. Ia tidak sempat berhenti untuk menarik nafas atau bahkan merenggangkan otot-ototnya. Yang Kenesha tahu hanyalah terus berlari, tanpa sempat melihat kemana kakinya melangkah. Ini kali pertamanya dia melihat Itaewon dan dia merasa seperti orang buta yang baru mendapat penglihatan; segalanya begitu terang dan menakutkan.
Celakanya, setiap belokan yang Kenesha ambil malah menjauhkannya dari keramaian dan kini dia sedang berada di pemukiman warga yang sepi. Dia bisa merasakan sendi-sendinya mulai memberontak, memaksanya untuk segera berhenti dan beristirahat. Tetapi ia juga belum yakin bahwa jarak ini cukup jauh untuk membuat Kyuhyun aman. Kenesha bersyukur karena agen yang mengikutinya ada 3 orang dan itu berarti hanya 2 orang yang mengejar Kyuhyun. Namja itu pasti bisa mengalahkan dua orang tanpa kesulitan. Ya, dia yakin.
Persimpangan lagi. Kenesha langsung membelok ke kanan tanpa berpikir dan dia malah mendapati tanjakan. Tekadnya langsung menciut melihat jalanan yang mendaki itu. Tetapi sebuah peluru menancap ke tembok persis dihadapan Kenesha dan ia langsung lari ketakutan.
Kalau ada saat dimana dia ingin hidupnya seperti di film-film kolosal, inilah waktu yang tepat. Entah keberuntungannya yang buruk atau memang sudah direncanakan, Kenesha tidak tahu, tapi yang jelas sejak dia berlari menuju perumahan warga, dia tidak melihat satu orangpun diluar. Jadilah Kenesha bingung harus bersembunyi dimana. Ketika tenaganya perlahan tercerabut dari otot-ototnya, Kenesha menguatkan hatinya.
‘Sedikit lagi..’ ujarnya penuh tekad.
Kenesha sudah mencapai batasnya dan dia melihat sebuah lorong sempit yang menanjak lagi. Mungkin jarak ini sudah cukup. Mungkin dia bisa menyelamatkan Kyuhyun dengan cara ini..
Dia hendak berbelok ke lorong itu ketika sesuatu menahan langkahnya dari belakang. “Selamat tinggal, Vamp..” bisik Kenesha dalam hati, memejamkan matanya dan membiarkan bayangan Kyuhyun memenuhi pikirannya..
***

Kyuhyun berlari dalam kegelapan. Dia bisa melihat Kenesha yang mempercepat langkahnya menuju keluar di sampingnya. Peluru kedua berdesing dan menghujam pilar disebelah kirinya. Tentu saja pistol yang mereka gunakan telah dilengkapi Peredam Suara atau Silencer yang dipasang pada bagian dari laras senjata api untuk mengurangi suara dan kilatan cahaya yang dihasilkan tembakan.
Meskipun Silencer pada pistol semi otomatis akan mengurangi kecepatan dari peluru yang dilontarkan, tetap saja rasa sakit yang akan ditimbulkan sama-sama besar. Jadi, Kyuhyun bergerak se-efisien mungkin untuk mengindari tembakan dibelakangnya. Dia terus berlari menuju area perbelanjaan paling dekat dan bersembunyi dibalik sebuah bilik mainan. Kyuhyun mengawasi dua orang yang berlari mengejarnya—James dan seorang lagi—dan merutuki kenyataan kalau Kenesha dikejar 3 orang.
Dia melihat berkeliling, memastikan bahwa para pengejarnya sudah masuk ke salah satu toko lalu menggunakan kesempatan ini untuk berlari kearah berlawanan, menuju sebuah taman kecil diujung jalan. Orang-orang yang berada ditaman itu memandanginya dengan penasaran. Tidak lain dan tidak bukan karena kemeja Kyuhyun penuh darah dan wajahnya terluka disana-sini. Tetapi dia terus berjalan mendatangi seorang pria tua yang membelalak kepadanya, Cho Hong Nam.
Kyuhyun merebut Radio Digital milik ayahnya yang tersampir di pinggang dan segera berkata, “Kode Merah, Siaga Penuh. Unit I ke koordinat 5, Unit II bergerak ke koordinat 7 dan Unit III menuju ke titik pertemuan sekarang juga. Harap Unit Elang bersiap memantau melalui udara.”
“Abeoji, pinjamkan aku jaketmu,” ujar Kyuhyun setelah menyerahkan benda itu dengan terburu-buru.
Cho Hong Nam menatapnya khawatir sembari memberikan jaketnya kepada putra semata wayangnya ini. “Kyuhyun-ah, apa yang—”
“Abeoji,” sela Kyuhyun tidak sabar. “Kenesha dalam bahaya dan aku harus segera menyelamatkannya. Aku dan Kenesha tadinya disekap di basement Korea Utara dan aku sama sekali tidak tahu itu dimana. Jadi, kau harus memerintahkan Unit III untuk berkendara dari koordinat 7 di Cancun Club dengan mobil kearah utara dan dengan kecepatan 50-60km/jam selama ±43 menit. Aku mengingat ada 3 belokan ke kanan diawal, dua ke kiri lalu masing-masing ke kiri dan kekanan sekali. Bisa dipastikan tempat itu jauh dari keramaian karena tidak ada suara disekitarnya. Ketika mereka mencapai tempat itu, periksa hingga lantai bawah karena seluruh pusat kegiatan intelijen Korea Utara di Seoul ada disitu. Dan satu lagi, kirimkan unit bantuan kesana. Mereka akan membutuhkan tenaga ekstra.”
Cho Hong Nam hanya mengangguk paham mendengar penjelasan putranya sementara Kyuhyun mengancingkan jaketnya dengan tidak sabar dan melongok ke jalan raya. Dari jauh tampak sebuah mobil berwarna merah menyala mengebut diantara pengemudi-pengemudi tenang, menimbulkan berbagai umpatan karena aksinya yang menerobos beberapa mobil dengan nekat. Tentu saja Kyuhyun tahu siapa yang mengendarai Ferarri F12 Berlinetta yang seksi itu. Siapa lagi kalau bukan Go Eun..

Mobil Go Eun berhenti mendadak setelah menukik dari jalan raya dan melesak masuk di area taman. Pintu mobil bagian penumpang terbuka dan Kyuhyun langsung menduduki kursi yang berlapis kulit sambil mendesah. “Tunggu,” ujar Kyuhyun ketika Go Eun menginjak pedal gas dan kopling secara bersamaan, membuat mobil menderu gila-gilaan ditengah taman. “Aboeji, perintahkan agar menarik agen CIA di Seoul sekarang juga. James berkhianat dan dia mengincar chip pertama.”
Setelah Cho Hong Nam mengangguk, Go Eun langsung menginjak pedal gas lebih dalam, membiarkan mobilnya melompat kembali ke jalan raya dan menerobos mobil-mobil didepannya. “Menuju area perbelanjaan, Go Eun-ah. Aku ingin menjemput James,” ujar Kyuhyun bahaya.
Go Eun membelok ke area perbelanjaan yang dipenuhi berbagai macam toko yang berjejer disepanjang jalan tanpa mengurangi kecepatannya. Orang-orang dijalan itu langsung berhamburan menjauhi mobil mewah berpenampilan mencolok ini.
“Kau parah sekali,” komentar Go Eun, mengerling melihat penampilan Kyuhyun yang menyedihkan.
“Rasanya tidak terlalu menyakitkan, kok,” balas Kyuhyun ringan. Tetapi dia segera menjadi serius lagi. “Apa yang sebenarnya terjadi, Go Eun-ah? Kau mengirimiku pesan melalui pager, bukan?”
“Ya, pagi ini aku melihat James sedang membuntuti mobilmu di sekitar Gangnam. Aku sedikit curiga lalu memutuskan mengikutinya. Dia tetap di area parkiran selama lebih dari 3 jam dan tiba-tiba muncul sebuah truk boks yang berisi agen-agen dengan senjata lengkap. Aku berusaha mencari tahu apa yang mereka kerjakan tetapi penjagaan mereka ketat sekali. Karena ponselmu tidak aktif, aku mencoba menghubungi pagermu dan ketika aku ingin kembali ke mobil, aku mendengar suara bom dari atas dan detik itu juga mobilku juga meledak.”
“Maksudmu Volvo biru metalikmu meledak?” tanya Kyuhyun tak percaya.
“Yep. Dan itu membuatku tidak bisa mengejar truk yang membawamu pergi. Kurasa aku beruntung karena sebelumnya aku keluar dari mobil dan memutuskan untuk mengikuti James.”
Kyuhyun bersiul tidak percaya. “Padahal itu mobil bagus,” imbuhnya. “Kau sudah mengirimkan agen untuk membersihkan rumahku?”
Go Eun mendengus dan memutar bola matanya. “Aku benar-benar tidak mengerti. Bagaimana mungkin kau membangun sebuah rumah di gedung hotel? Di Imperial Palace Hotel? Ya ampun, Kyuhyun-ah.” Katanya sambil menggeleng. “Tapi aku sudah mengirim satu unit agen untuk menangkap mereka semua. Sampai saat ini hanya 3 orang agen Korea Utara dan ku pikir masih ada beberapa orang di lantai dua tapi pintu itu tidak bisa dibuka bahkan dengan bom buatan CIC.”
“Sebaiknya kau mengirimkan peti mati ke rumahku. Sebab siapapun yang berada didalamnya pasti sudah keracunan gas karbon monoksida,” ujar Kyuhyun tersenyum, tidak menghiraukan tatapan terkejut Go Eun.
“Kami tidak bisa melacakmu dan Kenesha untuk waktu yang lama sekali, jadi aku memerintahkan semua agen untuk bersiap ditempat masing-masing dan Hong Nam-ssi sudah berkali-kali memerintahkan Unit V untuk menyapu bersih kawasan Itaewon dan Gangnam tapi kami tetap tidak bisa melacakmu bahkan dengan satelit.”
“James membawa alat anti lacak bersamanya dan sepertinya basement Korea Utara juga dipenuhi alat seperti itu. itulah mengapa kita tidak pernah berhasil menemukan dimana pusat intelijen Korea Utara disini. Dan sekarang aku harus membalas apa yang dilakukan pria brengsek itu terhadap Kenesha. Go Eun-ah, kau harus melindungiku, sebab James membawa seorang agen bersamanya.” Tandas Kyuhyun serius.
Go Eun tertegun mendengar perkataan Kyuhyun. Dia tidak menyangka laki-laki disampingnya ini benar-benar bisa jatuh cinta. “Arasseo,” ujarnya paham.
Kyuhyun mencari-cari ditengah kerumunan orang dan dia melihat siluet James dengan rambut pirangnya di sudut jalan, berusaha berlari diantara keramaian. Kyuhyun lalu membuka laci dasbor mobil dan mengambil HS2000—pistol buatan Kroasia—tanpa mengindahkan protes Go Eun, lalu menyematkan pistol itu didalam saku dalam jaket. Go Eun sendiri meraih pistol Heckler-Koch MK23 di laci dan menyisipkannya di pinggang celana.
Begitu mobil berhenti sekitar 300 meter dari tempat James berada, Kyuhyun dan Go Eun keluar dari mobil, merunduk sejajar dengan tinggi mobil dan tetap menjaga pandangan mereka kearah James yang berulang kali menoleh kebelakang. Pria itu nampaknya sedang mencari Kyuhyun sekaligus waspada diantara kerumunan orang yang begitu ramai memadati jalan. Ini kesempatan untuk bisa menyudutkan pria itu. Kyuhyun mengangguk kepada Go Eun dan memberi isyarat dengan jarinya untuk memutar arah.
***

James mengamati sekeliling dengan kebingungan. Matanya masih berair gara-gara gas asap sialan tadi. Dia sama sekali tidak menyangka Kyuhyun membohonginya ketika dia pikir dia berhasil mendapatkan kedua chip. Dan Kyuhyun menghilang tepat dibawah hidungnya sendiri! Bagaimana mungkin laki-laki yang sudah disiksa seperti itu masih memiliki kekuatan untuk berlari? James melirik agen Korea Utara disampingnya, Kim Cheol So, yang juga merasa tegang. Keringat mengucur dari pelipisnya dan tangan kanannya tetap didalam saku jas. Bisakah mereka mendapatkan chip itu sekarang?
Entah dari mana asalnya, namun sebuah peluru tiba-tiba mengenai dada kiri Cheol So dan pria itu ambruk ke tanah. Darah membasahi trotoar dengan cepat, sementara tidak ada seorangpun yang menyadari tembakan tadi. James langsung membelok ke sebuah butik dan bersembunyi dibalik pintu. Dua orang pramuniaga, mendatanginya dan James Cuma tersenyum sambil mengambil handphonenya dan menekan angka satu.
“Choel So terluka, kirimkan bantuan ke Itaewon,” katanya datar. James menunggu dan mengulang pesannya hingga 3 kali namun tidak ada respon. ‘Ada yang aneh,’ pikirnya. Dia melihat Cheol So yang mulai dikerubungi beberapa orang yang terkejut dan sudah pasti polisi akan tiba dalam sekejap.
‘Damn it!’ desahnya frustasi. Ini pasti perbuatan CIC. Dia harus segera kabur sebelum mereka menangkapnya. Tidak ada pengampunan di CIA. Pilihan untuknya hanyalah dua; kematian atau siksaan seumur hidup.
Perlahan James keluar dari butik itu dan memalingkan pandangannya ke kanan untuk memeriksa Cheol So yang sudah tidak bisa dilihatnya lagi. Sayang sekali pria itu tidak akan pernah bisa kembali ke Korea Utara. Yah, tetapi itu bukan urusannya. Bagaimanapun James harus segera kabur dari CIC.
Jalanan di sebelah kirinya tampak lenggang dan James menyusuri setiap toko dengan waspada. Dia menggenggam pistolnya dibalik jaket dan matanya sibuk memperhatikan sekitar. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari Kyuhyun ataupun agen CIC lain. Tapi setelah berpikir seperti itu, sebuah peluru menancap di tembok sebelah kanannya. Dan James buru-buru berbelok ke kiri.
Sialnya itu adalah sebuah jalan buntu.
James baru saja hendak berbalik ketika seseorang, tidak, dua orang menutup jalan keluar. Kyuhyun dan Go Eun berdiri tidak jauh darinya dan memegang senjata di tangan masing-masing. Sepasang mata Kyuhyun menatap James penuh kebencian dan wajah Go Eun yang cantik itu memandangi James tanpa emosi.
“Buang senjatamu, James.” Perintah Kyuhyun dengan nada mengancam. Dia tidak punya pilihan lain selain meletakkan pistolnya ke tanah dan menendang benda itu kearah Kyuhyun. “Pisaumu juga.”
Setelah meletakkan pisau, Kyuhyun berjalan mendekati James perlahan-lahan, mengambil pisau itu di tanah dan kemudian berbalik ke belakang menghadap Go Eun—memunggungi James. “Pegangi ini,”ujar Kyuhyun menyerahkan pistolnya kepada Go Eun yang menatap pria itu tidak percaya. “Aku sudah bersumpah akan membunuhmu jika kau melukai Kenesha, James. Dan aku tidak main-main.” Suara Kyuhyun terdengar begitu mengerikan.
Pria dihadapannya berbalik dan menggenggam pisau yang dipakai James untuk melukai Kenesha. “Kau ingin berkelahi dengan tangan pisau? Aku belum pernah kalah kalau—” ucapan James terpotong ketika pisau itu menancap ke dinding belakangnya, dan ketika James ingin mengambil pisau itu, dia melihat pisaunya penuh darah. “Ap—” James tidak sempat berkata apapun lagi ketika darah membasahi lehernya hingga ke jaket yang dikenakannya.
“Selamat tinggal, James.” Ujar suara didepannya dan detik itu juga James roboh.
Hanya ada rasa sakit yang memenuhi seluruh indra. Otaknya tidak bisa bekerja lagi dan pandangan matanya mengabur. Dia seharusnya tidak disini, ada seseorang yang menunggunya. Seseorang yang begitu mempesona dengan kelembutan dimata dan dengan senyum tulus.
“Karin..” bisik James untuk terakhir kali sebelum rasa sakit merenggut semua hal darinya, merenggut nyawanya..
***

Mayat James tergeletak mengenaskan di ujung jalan dan Kyuhyun memandanginya dengan dingin. “Panggil Petugas Kebersihan,” perintahnya kepada Go Eun.
Sementara Go Eun berbicara melalui handphone-nya, Kyuhyun kembali ke mobil dan menduduki kursi pengemudi, menunggu Go Eun yang menyusulnya beberapa menit kemudian. “Kajja. Kita akan ke koordinat 5. Unit I pasti sudah menunggu disana.
Benar saja, ketika mereka tiba—dengan amat sangat cepat—di tempat itu, satu Unit penuh sedang menanti Kyuhyun dan siaga dengan senjata masing-masing. Kyuhyun turun dari mobil dan mengangguk kepada Kim Baek So, pemimpin Unit I divisi Pengembangan Senjata. “Berikan analisismu,” ujar Baek So.
“Target tiga orang agen Korea Utara yang menggunakan setelan hitam sedangkan korbannya adalah seorang Gadis Asia. Agen-agen itu membawa QSZ-92 serta alat anti pelacak.” Ujar Kyuhyun cepat.
“Analisis Perimeter!” Perintah Baek So kepada agen di belakangnya.
Agen itu maju dan menunjukkan sebuah peta digital. “Target terkunci di posisi A, setengah kilometer dari koordinat 5. Lokasi A sendiri penuh dengan pemukiman warga. Tiga jalan masuk yang letaknya 200meter, 500meter dan 800 meter dari sini akan membawa ke lokasi A. ada setidaknya 21 lorong kecil dan 12 jalan tikus di tengah lokasi. Alternative pertama adalah mengumpulkan seluruh Unit dan memancing target keluar melalui jalan masuk kedua. Alternative kedua adalah membagi Unit menjadi beberapa tim lalu mengejar target melalui tiga jalan masuk dan mendesak mereka dari luar. Resikonya adalah mereka akan memiliki kesempatan untuk menyandera korban,”
Kyuhyun menggeram tidak setuju. “Alternatif ketiga!” ujarnya emosi. “Berikan alternative yang tidak membahayakan korban!” serunya emosi.
“Alternatif ketiga adalah agen bayangan, salah satu—”
“Kita ambil alternative ketiga dan aku yang akan menjadi agen bayangan. Kalian semua bersiap untuk mengunci target aku mengamankan korban.” Sambar Kyuhyun cepat. Dia sudah paham apa itu agen bayangan—salah seorang agen harus menjadi bayangan yang bisa mendahului target untuk mengejar korban dan ‘menculik’ korban dari kejaran target. Resiko alternative ketiga sebenarnya ada pada agen yang menjadi bayangan. Sebab, jika ketahuan, nyawa agen beserta korban sama-sama dalam bahaya. Tetapi Kyuhyun memiliki keyakinan untuk melakukannya.
“Kalian dengar ucapan Cho Kyuhyun, bersiap diposisi masing-masing!” teriak Baek So menggelegar dan semua agen langsung sibuk pada persiapan pengejaran target. “Semoga berhasil,” ucapnya menyemangati Kyuhyun.
Kyuhyun mengangguk dan berjalan menuju perlengkapan senjata, dia mengambil Radio Digital untuk berkomunikasi dengan Unit I. Kyuhyun juga melekatkan sebuah communicator—juga berfungsi sebagai chip pelacak—di telinganya, yang memungkinkan untuk berbicara dan mendengar perintah dari Baek So.
Dengan penuh tekad, Kyuhyun memasuki jalan masuk pertama yang memang terlihat sepi. Beberapa agen mengikutinya dibelakang namun segera berpisah dengannya ketika menemui persimpangan. Kyuhyun melangkah lalu berlari di tengah lorong yang semakin menanjak. Baek So beberapa kali menyerukan perintah untuk mengambil jalan alternative yang membawanya semakin dekat dengan target dan korban.
Akhirnya dia melihat gadis itu—Kenesha yang berlari dengan seluruh kekuatannya dan kentara sekali gerakannya melambat ditengah tanjakan. Kyuhyun kemudian mengambil jalan lurus, mengendap-endap untuk menyamarkan langkahnya dan berderap cepat untuk mendahului Kenesha. Ada dua lorong lagi dan Baek So menyuruhnya mengambil lorong ke kiri namun Kyuhyun tetap membelok ke kanan. Entah apa yang membuatnya begitu yakin bahwa Kenesha akan mengambil jalan ini, tapi firasatnya mengatakan begitu.
Kemudian Kyuhyun berhenti di sudut lorong dan menanti dengan perasaan berkecamuk. Kenesha harus mengambil lorong ini. Harus.
Setengah menit berikutnya, Kyuhyun mendengar langkah kaki yang tergesa-gesa serta tarikan nafas yang berat, mendekati tempatnya berdiri. Kyuhyun segera mengambil cermin disakunya dan melihat pantulan wajah Kenesha yang memang sedang menuju ke tempat dia berdiri sekarang. Gadis itu bahkan tidak repot-repot berteriak ketika tangan Kyuhyun membekapnya dari belakang. Tubuh Kenesha gemetaran sementara matanya terpejam, bibirnya mengatup rapat.
“Kenesha..” bisik Kyuhyun ditelinga gadis itu. Kenesha mengejang kaku. Gadis itu seperti menggumamkan sesuatu. “Sudah aman..” sambungnya. “Semuanya sudah selesai.”
Nafas Kenesha tertahan dan perlahan tubuhnya memutar, membalik untuk melihat Kyuhyun. Kedua matanya membelalak tidak percaya dan perlahan mata gadis itu berair. “Kyuhyun-ssi..” gumamnya penuh kelegaan. Kyuhyun merengkuh tubuhnya dengan cepat, mengacuhkan instruksi Baek So-nim melalui communicator dan memilih menghirup aroma Kenesha lebih banyak.
“Ayo kita pulang..” bisik Kyuhyun di telinga Kenesha. Gadis itu mengangguk dalam dadanya. Tubuhnya yang ringkih ini sudah begitu banyak mengalami kesakitan dan Kyuhyun berjanji tidak akan pernah membiarkan apapun melukainya lagi.
“Target berhasil diamankan. Misi selesai. Semua agen kembali ke posisi awal.” Ujar Baek So lewat Radio Digital.

***


3 Minggu kemudian

Kenesha merebahkan tubuhnya diatas pasir pantai yang berkilauan ditimpa cahaya matahari. Musim panas sudah tiba dan cuaca tidak pernah mendung lagi. Orang-orang menyambut musim ini dengan penuh sukacita. Festival-festival dan perayaan berlangsung hampir setiap hari. Sudah 3 minggu lamanya Kenesha ada di Negara ini dan dia belum pernah sekalipun melewatkan malam tanpa kembang api. Begitu semaraknya perayaan musim panas hingga membuatnya sulit tidur.
Bahkan sebenarnya dia tidak pernah benar-benar tertidur..

Handphonenya berbunyi. Pesan singkat dari orangtuanya menjadi sebuah kewajiban untuk dibalas oleh Kenesha 3 kali sehari. Orangtuanya menjadi begitu over protective karena seminggu penuh dia tidak pernah menghubungi mereka ketika di Seoul. Dan sekarang, sudah lebih dari sebulan dia belum berjumpa dengan orangtuanya lagi. Kenesha masih berada di Peru, menghabiskan setiap harinya seakan sedang menjalani masa tahanan. Dia tidak mengerti bahasa penduduk lokal dan hanya berbicara dengan adik perempuan Go Eun, Cha Ji Eun yang bekerja sebagai dosen arkeolog di salah satu Universitas di Peru.
Deru ombak memecah perhatiannya sejenak. Bau laut yang menguar ke udara, memenuhi rongga paru-paru Kenesha dengan begitu kuat, membuatnya seolah bisa mencecap asinnya laut. Sebelumnya, Matahari selalu menjadi musuh utamanya namun kini dia merasa ingin bercakap-cakap dengan Sang Surya, membiarkan tubuhnya dibanjiri sinar mentari yang begitu hangat.
Entah berapa lama Kenesha berbaring diatas pasir. Kesunyian begitu memikatnya untuk terus berada disini tetapi dia yakin Ji Eun akan segera pulang dan Kenesha harus cepat-cepat kembali sebelum gadis manis itu mencarinya dengan khawatir. Kenesha lalu bangkit, merentangkan kedua tangannya menghadap laut dan menghirup aroma menyenangkan ini untuk beberapa saat lagi.
Dan tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. “Jangan bergerak,” perintah suara itu. Suara yang amat sangat dikenalinya. Tidak hanya itu, suara itu juga amat sangat dicintainya. Kenesha membeku ditempat. Dia berusaha meyakinkan dirinya kalau ini bukan mimpi. Tetapi jika setiap malam dia memimpikan pemilik suara ini, bagaimana mungkin ini adalah kenyataan?
“Kenapa kau masih saja beraroma stoberi? Tidak tahukah kau bahwa aku menjadi gila karena wangi ini?”
“Agar kau bisa mengenaliku jika kita bertemu, Kyuhyun-ssi.” Jawab Kenesha sambil tersenyum.
Kyuhyun mendengus ditelinganya. “Bagaimana mungkin aku tidak mengenalimu? Bahkan jika kau berdiri di bulan pun aku tetap bisa melihatmu disana,” goda Kyuhyun. Sudah lama sekali sejak Kyuhyun menggodanya seperti ini.
“Bogoshipoyo,” bisik Kenesha.
Pria itu mempererat pelukannya, menyesap aroma stroberi dirambut gadis itu dalam-dalam dan berbisik ditelinganya dengan jelas, “Na do.” Kyuhyun lalu mencium pipi Kenesha yang langsung merona. “Ayo pulang. Orangtuamu pasti sudah sangat cemas. Lalu aku bisa membawamu pulang kerumahku.”
Alis Kenesha bertaut bingung. “Rumahmu di Seoul?”
“Bukan, rumahku yang baru,” jawabnya penuh semangat. “Aku baru saja membangun sebuah rumah—rumah kita—di kepulauan Karibia. Kau pasti akan suka tempat itu.”
“Kau tidak membuat rumah di hotel lagi, bukan?” tanya Kenesha tersenyum.
Kyuhyun menggeleng. “Aniyo. Kali ini aku membuat rumah dibawah air. Kau akan dapat melihat seluruh ekosistem laut dari rumah itu.” Bujuk Kyuhyun menggiurkan.
Kenesha tertawa mendengar penjelasan Kyuhyun yang penuh semangat. “Ada apa?” tanya Kyuhyun heran. “Kau tahu, tidak ada yang tidak mengesankan tentang dirimu.” Jawab Kenesha sambil tersenyum. Kyuhyun segera melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Kenesha menjadi persis dihadapannya.
“Kau tahu, tidak ada yang membuatku tidak mencintaimu.” Ujar Kyuhyun sambil menyentuh pipi Kenesha yang kembali merah padam.
“Boleh aku tahu kenapa kau memilihku dalam misi itu?” tanya Kenesha tiba-tiba, membuat Kyuhyun terkesiap.
Kyuhyun seperti menimbang apa yang harus dikatakannya tapi dia mendesah sebelum akhirnya menjawab, “Aku membaca tulisanmu di blog. Dan aku menjadi tertarik karena hal itu. Aku sampai tidak bisa melupakannya berhari-hari dan aku memutuskan untuk mencari tahu tentang dirimu lebih banyak lagi.”
“Tulisan yang mana?” Kenesha mengerutkan keningnya, mengingat-ingat entri-entri di blognya yang telah dia publish.
“Tanggal 23 Februari dan judulnya adalah takdir,” jawab Kyuhyun cepat. Kelihatannya dia memang benar-benar tidak bisa melupakannya.
Senyum Kenesha mengembang ketika mengetahui tulisan yang dimaksud Kyuhyun. “Siapa orang di tulisan itu?” Tanya Kyuhyun penuh selidik. Dia bisa melihat tatapan mata Kyuhyun yang begitu ingin tahu.
“Tentu saja itu kau,” jawab Kenesha sambil mendengus.
“Tapi kau belum mengenalku ketika itu, Kenesha-ssi.”
Kenesha meraih tangan Kyuhyun dan menautkan jari-jarinya ke jari namja itu. “Memang benar. Tadinya Aku tidak menuliskan itu untuk siapapun tapi sekarang, kaulah orang itu.” ucap Kenesha bersungguh-sungguh.
Mereka berdua bertatapan sejenak dan Kyuhyun harus menggigit bibirnya sendiri untuk menahan diri agar tidak berteriak. Kebahagiaan membuncah dalam setiap denyut nadinya hingga dia yakin dia sudah terbang ke surga sekarang. Dan penyebabnya tentu saja gadis dihadapannya ini.
“Lalu.. apakah semuanya sudah beres?” tanya Kenesha tiba-tiba, gagal menahan rasa penasarannya mengenai kasus yang terjadi di Seoul 3 minggu lalu.
“Eh, itu..” jawab Kyuhyun gelagapan ketika menyadari arah pertanyaan Kenesha.
“Kumohon, jangan sembunyikan apapun lagi,” pinta Kenesha serius.
Kyhuyun tidak langsung menjawab. Dia menarik jemari Kenesha yang berada dalam genggamannya untuk melangkah bersama, berjalan menyusuri pantai yang indah. “Semuanya sudah beres. Memang memakan waktu yang lama tapi akhirnya semuanya selesai. Maafkan aku yang harus meninggalkanmu disini selama 3 minggu..”
Kenesha menggeleng, “Jangan meminta maaf, aku baik-baik saja, Kyuhyun-ssi.” Ujarnya penuh kasih. “Tapi bukankah CIC tidak membiarkanku hidup karena mengetahui misi dan terlibat dengan semua itu?”
“Ya, tadinya begitu. Tetapi aku mengusulkan alternative lain. Bagaimanapun, usulku selalu dipertimbangkan dan akhirnya mereka semua setuju.”
“Apa itu?” tanya Kenesha.
“Kau harus ditahan dan tidak boleh lepas dari pengawasan.” Jawab Kyuhyun santai.
“Mwo?!” teriak Kenesha tidak percaya.
Wajah Kyuhyun berpaling menatap gadis disampingnya yang tengah terkejut. Matanya membelalak dan mulutnya terbuka seperti orang bodoh. Tapi Kyuhyun mencintainya, gadis ini.
“Dan aku yang ditugaskan menjadi pengawasmu untuk selama-lamanya. Jadi, kau harus mau menikah denganku, Kenesha-ssi.”
Kenesha menggigit bibir bawahnya dengan kesal meskipun matanya memancarkan kelegaan. “Apa itu sebuah lamaran?” tanyanya lagi.
“Bukan, ini ancaman.” Kyuhyun terkekeh kecil melihat betapa menggemaskannya wajah gadis itu. “Kau tidak mau?”
“Aku mau,” jawab Kenesha cepat-cepat. Dia memeluk Kyuhyun yang merentangkan tangan kearahnya.
“Ayo pulang,” bisik Kyuhyun persuasif. “Kita harus kerumahmu lebih dulu, agar aku bisa memintamu dari orangtuamu lalu kau tidak boleh kemana-manapun lagi tanpa aku.”
“Setuju.” Jawab Kenesha sambil mendekap Kyuhyun lebih erat.
Kehangatan menjalari seluruh tubuh Kenesha. Belum pernah dia merasa sebahagia dan selega ini sebelumnya. Kalau ini hanya mimpi, Kenesha tidak ingin terbangun sama sekali. Kecuali jika Kyuhyun yang membangunkannya, membisikkan kata-kata cinta untuk membuatnya terjaga dari mimpi indah ini. Dia hanya ingin bangun jika Kyuhyun memang memeluknya dengan penuh kehangatan. Kalau ini hanya mimpi, Kenesha yakin dia sudah gila. Karena dia bisa memimpikan sentuhan Cho Kyuhyun sebegitu nyatanya.
Langitnya tidak akan pernah lagi menjadi sama seperti kemarin. Selama Kyuhyun yang menjadi penerang, menjadi sumber cahaya sekaligus sumber kehidupannya. Malamnya tidak lagi penuh kegelapan, karena Kyuhyun yang menjadi rembulan yang selalu menemaninya, berbisik dalam setiap tidurnya. Kenesha berterima kasih kepada Tuhan, Kyuhyun adalah hadiah terbesar yang pernah dia terima.
Mereka berjalan melintasi pantai dengan debur ombak memecah keheningan. Kedua tangan mereka bertaut dan wajah mereka dipenuhi kebahagiaan.
“Aku mencintaimu..” bisik mereka dalam hati.



23 Februari
Title                        : Takdir
Diposkan oleh   : Kenesha Osidils

Aku tahu ada hal didunia ini yang tidak akan pernah bisa kumiliki.
Tapi aku tahu aku juga pasti memiliki sesuatu yang berharga.
Sesuatu yang bisa ku jaga hingga diujung usia.
Sesuatu yang membuatku merelakan semua yang ku punya.
Hartaku,
Duniaku,
Bahkan nyawaku.

***
END

Aku terjaga diantara malam-malam sunyi
Berdiri diantara pecahan karang yang kikis karena ombak
Bayanganmu yang menetap di pikiranku,
Membuatku tidak lagi berpijak ke bumi.
Berulang kali aku menumpahkanmu,
Tapi kau tak juga kosong.
Kini aku terperangkap dalam penyesalan tak terbatas,
Bagai laut yang tiada berujung.
Bisakah aku memutar kembali waktu yang berlalu?
Karena waktu tak lagi berjalan setelah aku melepaskanmu.
After Time Passed – 21 November 2013



45 komentar:

  1. terima kasih buat publikasinya
    sungguh berkesan ff nya
    di tiap alur ceritanya bikin pembaca ikut terhanyut dlm imaginasi ini
    terus semangat buat karangan2 selanjutnya.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas apresiasinya ^^
      Insya Allah bakal ada cerita lainnya setelah ini (kalo sempat tapi hehee :p)
      Doakan yaaa ^^

      Hapus
  2. Woaaa...
    Bnr2 daebak critany..blm pnh bca ff sejenius ini.
    Author daebaaaaak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks for reading ^^
      waduh, ff ini gak seberapa n masih perlu perbaikab lagi kok :)

      Hapus
  3. Kereeeeeenn...
    Sampe kebayang bayang adegan actionnya kyu hehehe

    Ada wordpress nggak thor? Saran aja sih ini, mungkin lebih bagus kalo di publish di wordpess jg, soalnya kalo di blogger agak ribet kalo ngasih komen, kan sayang ff nya bagus bgt yg komen sedikit...

    Ditunggu ff nya yg lain thor^^


    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ya udh baca ^^
      err sebenernya dulu udah pernah buat sih, tp aku lebih nyaman pake blogspot :3
      it's okay to be sider because i dont force anyone to leave a comment :)
      tapi kalo memang ada sesuatu yg pengen di sampaikan dan gamau ribet di blog, boleh langsung ke email kok :)

      Hapus
  4. Keren FF nya bener-bener Keren. Aku emang cuma pembaca biasa dan aku gak begitu mengetahui banyak hal mengenai dunia kepenulisan. Tapi, menurutku ini FF apik, alurnya tidak loncat loncat, pokoknya intinya Bagus dan Keren. Apalagi deh aku bingung harus bilang apalagi hehehe.

    Cuman yang buat aku penasaran dan butuh kepastian adalah negara asal Kenesha, perasaan tidak dijelaskan apa nama negaranya. Entah aku kelewat baca apa emang gak disebutin. Serius aku ingin tau secara pasti asal Kenesha, :D

    Pokoknya semangat ya ^_-
    Berharap bakalan ada another story tentang Kyu Kenesha ini hehehe

    Oke, sekian dan makasih yah udah ngasih konsumsi FF bagus ini kkkk-

    BalasHapus
  5. thank you for reading ^^
    aduh, menurutku malah ff ini ga terlalu memuaskan karena aku pribadi nganggep masih banyak kekurangan :(

    well, masalah negara..
    sebenarnya alasan kenapa aku ga nyebutin negara Kenesha adalah karena aku takut nantinya kebentur masalah budaya, adat, norma dan agama. dan karena aku mau ngedepanin konflik Kyuhyun yang seorang agen. tapi mungkin di sekuel KenKyu selanjutnya bakal aku jelasin sedikit darimana asal Kenesha :)

    BalasHapus
  6. :D oke, yah bagi aku ini bagus kok. Kembangin terus ya ^^ bakat menulisnya, -

    Sip, aku tunggu cerita Kyu Kenesha lainnya ya :D

    BalasHapus
  7. aaa....
    aku tauuu.. itu tuuu.. si James yang nyebut "Karin..."
    udah dibuatin oneshootnya blm???
    overall cerita aku sukkaaaa bgt. cumaaa... aku susah bayangin gimana bentuk si Kenesha... kebayangnya malah cwek Asia. padahalkan bukaaan... >_<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, benar sekali! ^^
      aku udah bikin short story of James, tapi aku sarankan, jangan dibaca *loh* tp serius deh, ceritanya ga bagus T.T dan aku bikin short story itu cuma untuk menyampaikan pesan buat readers yg (mungkin) ngerasa kesel sama James, kalo dia jadi penghianat karena alasan tertentu ^^

      Masalah Kenesha.. well, dia memang cewek Asia kok. Di bagian analisis perimeter yg di sampaikan Kyuhyun utk Kim Baek So udh aku sebutin kalo korbannya cewe Asia ^^

      Anyway thanks for reading :)

      Hapus
  8. Fuuiihh~ akhirnya bisa bernapas lega.

    Tak ku sangka Kyu sekaya itu. Total ada 5perusahaan ditambah akuisisinya di perusahaan penerbangan, itu diluar dugaan. Saya kira dia hanya agen biasa. Soalnya dari awal ngga dijelaskan tentang itu.

    Well, dibagian penyiksaan, kamu benar2 sukses besar. Saya bahkan seperti ikut merasakan penyiksaan yg Kyu dan Ken rasakan. Penggambaran karakter Kyu sebagai seorang yg teramat sangat jenius benar2 mengesankan. Salut dengan kejeniusan kamu dear^^ semuanya kamu tulis secara detail.

    Dari segi kata2 memang ada beberapa bagian yang harus diperbaiki, tapi berhubung kita masih sama2 belajar, dimaklumin deh :D

    Soal next storynya, itu harus benar2 terwujud. Soalnya kalo ngga bakalan aku protes :D

    Satu lagi, rumah dibawah air? Bagaimana itu bisa terjadi? *Bagaimanapun caranya, hanya Kyu dan Tuhanlah yg tau* :D kalau memang ada, itu pasti keren. Melihat ekosistem bawah laut. Ikan, trumbukarang, itu pasti indah banget. Jadi harus, kudu, dan wajib ada next story buat mereka berdua :) #maksa

    Ini beber2 yg terakhir. Kalo bisa, di next story KenKyu nanti dikasih poster yhaa... pleaseee.... Heheh~

    Fighting yhaa... Ditunggu karya2 selanjutnya :)
    Udah segitu aja, kayaknya komenku juga udah kepanjangan :D takut diprotes XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari awal aku juga sebenarnya udh berencana jadiin kyu sbg pengusaha selain agen, tp detail itu memang gak aku beberkan terlalu byk krna itu yang akan aku bahas di sekuelnya hehe :)

      Sekuel.. itu dia yg lagi aku usahain. Berhubung ada cerita lain yg harus aku siapin, jd sekuelnya mesti di pending :p
      Dan rumah didalam air itu memang udh aku bikin konsep garis besarnya dari data-data yg aku dapat. That's why i wrote it "Genius" hehe. Jadi kyu memang bisa 'hidup' dengan segala kemewahan dan kecanggihan kyk gitu krna dia memang jenius ^^

      Celakanya aku ga pinter bikin poster T_T ada yg mau buatin? *eh* please doanya supaya kedepannya tulisanku makin bagus yaa :) dan supaya sekuelnya cepat terbit ><

      Dont worry, i appreciated your comment so much ^^

      Hapus
    2. About sequel, gpp deh pending dulu, tp jangan terlalu lama :D soalnya nyimpen rasa penasaran itu gag enak lhoo... :) #apalah

      About poster, sayangnya saya juga gag bisa bantu. Tapi poster itu salah satu atribut ff yg sangat penting. Soalnya dengan adanya poster, bisa memudahkan kita #read : pembaca* membayangkan wajah sitokoh :)

      Hapus
    3. hehe insya Allah di usahakan cepat-cepat kok. doain yaa :)

      kebetulan ff ini juga di post di fanfictionloverz.wordpress.com dan mereka ngebuatin covernya. kamu bisa cek kesana kalo memang mau liat covernya ^^ walopun sebenernya sedikit melenceng tapi ya mungkin kira-kira gitu(?)
      abisnya aku ga pinter sotosop sih :(

      Hapus
  9. ini ff action terkeren yang pernah aku baca :D
    kkk~ alurnya gak bisa di tebak thor :o
    aku pikir, tadinya appa kyu yang berhianat, rupanya bukan :D
    kkk~ emosi ku meluap luap saat kyu-ken di siksa -_-
    ahh daebak thor ^^
    SEQUEL ? BOLEH DONK THOR :D :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. gomawo ^^

      sequelnya insya Allah bakal ada tapi sabar yaa ^^

      Hapus
  10. KEREN >.<
    ekhem s'blmnya aq udh baca smw part'a tpi komen'a sekalian aja disini ya^^
    sumvah ini ff action terkeren yg pernah aq baca. feelnya dapet.
    Biasanya ff action yg lain cast utama yg diculik/disekap gitu bsa gampang bebas.. tpi ini yaaammmpuun smpe tegang, nangis, pokokya ikut larut dalam konflik itu.
    idenya keren. daebaklah pokokmya!

    keep writing eonni^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo nurul!
      makasih udah baca :)
      kalo penculikan biasa mungkin bisa gampang bebas, tapi karena ini temanya tentang agen, jadi udh pasti susah hehe :p

      ne, doakan aja ya TwT

      Hapus
  11. Author daebbak! Aku suka FF nya,serius! Ntar perbanyak yang main cast nya Kyuhyun ya, aku suka cara author memaparkan semuanya dengan bahasa yang ringan dan jelas, kalimat-kalimatnya juga penuh emosi sampai aku terbawa-bawa. keep writing thor! ^^~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you Vella :)
      Well, semoga aja niatku untuk bikin sekuel kesampaian yah hehe *nangis*

      Hapus
  12. baca ff ini di indo fanfict kpop.
    kereeen banget ya ampun. sampai aku bacanya lama karena diselingi terbengong-bengong dan jerit-jerit sendiri (sambil mikir
    "wah gila ini ff,"
    "ckckck"
    "gila ini authornya pinter banget"

    --- itu sepanjang baca terus-terusan mikir kayak gitu.)

    malah waktu part 7 aku perhatiin scroll di hp sambil harap-harap cemas: "jangan dulu udahan plissss"

    sebenernya ekeu bukan tipe yang suka komen-komen cantik gitu, tapi ... berhubung ini ff keren sekali dan aku gak mau menistai authornya jadi lahh aku komen dengan sangat bersemangat :'> seharusnya ff kayak gini nih yang dapet 500 komentar!!

    pokoknya selama baca ff ini aku nggak peduli sama kata-katanya (aneh kan? ) jadi serasa bukan lagi baca, tpi serasa lagi nonton film (saking ngalirnya ini ff)

    haha. cukup sekian dan terimakasih. ditunggu sekuelnya ya bosss.

    with love, your lovely reader <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini peacereva kan? iyakan? hehehe XD

      err itu bagian author pinter salah banget, yg bener mah author gila =w=;; makasih loh udah mau baca apalagi dibuatin poster super kece gituh :') posternya aku pake boleh kan? hehe
      btw aku suka banget header blog kamu ! gitu liat trus tiba-tiba ada abang junhyung yang menyambut daku aaaahhh :'>
      karya-karya kamu juga keren banget, aku jadi ngefans nih huhuhu *nangis pelangi*

      sekuel... doain aja yaaaa
      aku juga gatau kapan bisa ngetiknya huhu *nangis lagi*

      Hapus
  13. Hai author yg sangat genius kkkk sumpah ini ff nya daebak sampe kepikiran gitu ada CIA atau CIC atau apalah:D o ya aku mau nanya karin itu siapanya james? Trus klo gasalah dipart berapa gitu ken ngerasa udah pernah ketemu kyuhyun aku kira mereka di endingnya bakalan diceritain sebelum ada misi itu mereka pernah ketemu (?) *Soktau haha dan ken sebenernya datang dr negara mana hehe pokoknya ceritanya bagus banget bikin sequelnya ya hihi atau udah dibikin sequelnya? Soalnya aku blm menjelajah blog ini kkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo!
      maaf ya, aku baru liat kolom komentar ^^"
      Iya nih, abisnya imajinasiku gak bisa di kontrol(?) hehe. Karin itu.... kekasihnya James sih, tapi maut memisahkan mereka *apadeh* bukan, bukaan. mereka ga pernah ketemu kok, cuma perasaan Kenesha aja kok..
      mengenai negara, nanti di sekuel bakal aku jelasin yaa
      Insya Allah, doain aja supaya sekuelnya bakal bisa terlaksana yaa :')))

      Hapus
  14. Kerennnn.... aku sebenernya baca dari part awal,tapi baru komen sekarang. Maaf..... ada sequel gak?? Hehehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks for reading :)
      uh.. doakan aja yaa supaya aku punya waktu buat bikin sekuel :'))))

      Hapus
  15. Kerenn :D sumpah aku suka banget FF nya dan aku nyelesain bacanya selama 3 jam :D
    keren.. idenya ituloh. aku suka FF yang romance tapi buat mikir juga. apalagi ada sisi kepinteran Kyuhyunnya #WAW
    aku suka banget...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, cepat banget OwO)d
      makasih atas apresiasinya yaa ^^

      Hapus
  16. oh my.. maaf baru sempet comment di part terakhir .-. Daebak.. Daebak Daebak !! sempet merinding juga waktu baca scene action'nya XD ngebayangin muka si Kyu babak belur .-. keep writing !! makasih buat ceritanya :)

    BalasHapus
  17. ff-nya keren, imajinasi author bagus bgt, penyiksaannya detail bgt apalagi tentang chip dll.bahkann aku binggung -_- baca sambil bayangin ceritanya berasa nonton film action sumpah! bahkan saat baca nih ff aku mikir kalo authornya pasti penulis handal ya? udah cetak buku kah? dll. hahaha...
    aku jadi suka baca ff tentang agen agen gitu, kyuhyun berasa keren disitu, gomawo ceritanya, apalagi cast-nya kyuhyun pasti ceritanya keren2 deh, haha...

    BalasHapus
  18. Kecehhhhh XD suka bangettt~~ oh ya author, maaf ya author bru ninggalin jejak pdhl uda baca :3 sblm bca SCARLET sbnrnya ak uda bca ff ini, dan jdi ga enak klo ga comment jdi baru comment dan itupun di chap terakhirr ㅠㅠ mianhaeyoo *nangisdipojokan Trus krn liat gaya bahasa author yg enak banget jdi ketagihan buat berseluncur *? di blog author XD hehee.. Ahhh.. Berasa kya ntn film action banget :D dapat banget dehh.. Romance lgii XD aaaa... Pokoknya semangat deh buat authorr~~ fightinggg <3

    BalasHapus
  19. imajinasi kamu bener tinggi ya beneran deh , aq salut sama kamu bis bikin ff yang bener" keren , ya walau ada beberapa hal yang bikin gw gg ngerti seh , bukan karna tulisan nya tapi karna diri gwsendiri,. terlalu telmi , hahahaha
    selama gw baca dr part awal sampe end ,gg pernah nemu typo dan alur nya itu ngalir gg cepet gg lelet , bahas nya juga oke , emang seh penggunaan kata sii itu menandakan kesopanan , tapi rasa nya agak gimana gtu , ini pertama kali nya gw baca ff yang menggunakan kata sii buat nama panggilan , tapi gg terlalu ngaruh seh am cerita nya , ini tetep keren , kayak nya gg ada yang perlu di kritik di tulisan kamu , aq lebih suka bilang ini bukan kayak ff biasa nya , tapi lebih ke novel terjemhaan seh , ini bener" novel bangett , suka sukasuka suka suka (y)
    thanks ya uda berbagi cerita yang kece badai , terus berkarya ^^

    BalasHapus
  20. Kerennn pokoknya bagus banget lah ff yang satu ini. Aku nyesel kenapa ga nemu ff ini dari dulu. Author anda luar biasa😝👍👍 terharu aku baca dari awal sampe akhir, maaf baru bisa koment di part terakhir ini.

    BalasHapus
  21. aku baru ketemu blognya . wajib baca ini

    BalasHapus
  22. Aq baru mampir...sumoah bagus banget....detail bnget snoek bsa ngrasain bnar da di dlamnya...baguss

    BalasHapus
  23. Aq baru mampir...sumoah bagus banget....detail bnget snoek bsa ngrasain bnar da di dlamnya...baguss

    BalasHapus
  24. baru nemu blog ini gilaakk kerreennn imajinasinya, penggambarannya juga detail banget
    tegang baca part ini>< tapi kenkyu akhirnya bersatu juga

    BalasHapus
  25. ini bakalan jadi ff terfavorite gue sumpah ini keren banget alur cerita plot2 ceritanya semua bisa tergambar di imajinasi gue Good Job Author ♡♡♡

    BalasHapus
  26. ini FF yang paling keren yang pernah gue baca selama ini. berasa lagi liat drakor :v terpuaskan sama alur ceritanya yang menganggumkan

    BalasHapus
  27. yeayyy...Happy end dehh...
    kerennn dah ni ff....duhhh..aksi penyelamatanye bikin deg"an..
    kereen deh pokoknya.....seneng bacanya..

    BalasHapus
  28. Ahhhh selesai...
    Hiks, aku terharu sama kisah cinta mereka.
    Setelah pesakitan yang mereka dapatkan. Setelah kerja keras mereka.
    Akhirnya, semua berakhir dengan bahagia.

    BalasHapus
  29. Dua kata buat ff ini. Keren abiss! Kurang bagian nc nya aja kalo menurut aku.. Wkwkwk daasaryadong pencinta FF Nc.. -_-

    BalasHapus