cr: @peacereva |
TITLE : A Genius Living Next To My Hotel Room [9] -end-
Alternative title : 내 핸섬 남자는 천재 (Nae Haenseom Namja neun Cheonjae)
GENRE : Action-Romance, AU (Alternate Universe)
RATING : NC-21
CAST : Cho Kyuhyun
Kenesha Osidils
Note from Author:
Hallo readers tercinta! :D
Iya, ini masih author paling ga penting sedunia~ *bangga* cuma mau ngumumin aja kalo ini bakal jadi akhir dari petualangan(?) Kyuhyun en Kenesha di A Genius Living Next To My Hotel Room. Ada rencana (masih rencana doang) untuk ngelanjutin cerita mereka berdua alias bikin sekuel dengan kisah baru. tapi yah, semua itu tergantung dari kehendak Yang Maha Kuasa :( *seperti biasa, ngeles*
Untuk semua readers yang udah baca ff gak seberapa ini, aku ucapin makasih yang sebesar-besarnya ^^ dan untuk yang sering sebel karena aku selalu lama update chapter baru, aku minta maaf >< serius deh. walaupun aku ini PENGACARA (baca: pengangguran banyak acara) tapi aku bener-bener gak bisa mengabaikan kebutuhan hidup(?) *oke, abaikan auhtor* Di kesempatan lain, aku kepingin nyoba bikin oneshoot atau drabble juga. tapi sekali lagi, itu semua tergantung sama YME (=w=;;)
Satu lagi, ada satu hal yang janggal di cerita ini. kalo bisa nebak, aku bakal ngebuat oneshoot berdasarkan cerita itu. hihihi *author minta ditimpuk* okelah, gausah panjang-panjang bacotnya, Happy Reading everybody!
with love,
Aoirin_Sora
Chapter 9
—The Last Chapter—
『Takdirku
untuk mencintaimu,
Hingga
akhir hayatku..』
“Wake up! Wake up!” teriak seseorang di
ujung kesadaran Kyuhyun. Tubuhnya limbung ke kanan namun tetap terasa seakan
melayang. Kyuhyun tidak bisa merasakan apapun selain rasa sakit di sekujur
tubuh. Ketika satu ember penuh air dingin mengguyur wajahnya, kesadarannya
perlahan timbul. Dia berusaha mengerjap beberapa kali sekaligus memerintahkan
otot lengannya untuk segera mengusap wajah namun lengannya bagaikan mati rasa.
Ada sesuatu yang menahan kedua tangannya
agar tetap diam diatas, menolak perintahnya untuk segera mengusap wajah. Dan
kini, rasa kaku itu mulai terasa menyakitkan. Kyuhyun berusaha membuka matanya
yang masih dipenuhi tetesan air dan dia melihat beberapa bayangan didepannya.
Astaga.
Dia mengerti dengan baik apa yang sedang
terjadi. Kedua tangan Kyuhyun di ikat di sebuah tiang yang berukuran kurang lebih
satu setengah meter. Tubuhnya merosot kebawah dan otomatis membuat besi-besi di
pergelangan tangannya melekat erat. Kedua lututnya yang bertumpu diatas tanah
berbatu sepertinya mulai terasa perih, akibat tumpahan air yang mencapai
permukaan tanah. Dia menduga bahwa mereka menyeretnya sepanjang jalan melihat
celana katunnya robek dibagian lutut. Dan yang paling parah adalah kepalanya
berdenging tidak menyenangkan.
Kyuhyun menunduk dan melihat genangan air dibawahnya
yang berwarna gelap, bercampur darah. Itu menjelaskan rasa sakit yang dideranya
di kepala dan kedua lengannya.
“Already wake up (Sudah bangun)?” tanya
suara didepannya. Kyuhyun segera waspada. Suasana remang yang menyelimuti ruangan
ini sungguh tidak menguntungkannya.
“Stay over there, baby. You should know
why there’s no lamp here so that your analytic skill will be useless. (Diam
disitu, sayang. Kau harusnya tahu kenapa tidak ada lampu disini, dengan begitu kemampuan
analisismu tidak akan berguna)”
Batinnya mencelos. Benar. Kyuhyun tidak
akan bisa menganalisis tempat ini untuk mencari celah agar bisa kabur. Dia
terperangkap di kegelapan dengan indra pendengaran sebagai kekuatan utamanya
sekarang. Jadi Kyuhyun berusaha mengidentifikasi semua bunyi yang ada diruangan
ini.
“I bet you know I am genius. (Aku yakin
kau tahu bahwa aku jenius).” Ucap Kyuhyun dengan volume suara lebih keras dari
biasanya. Dia harus bisa mengukur ruangan ini melalui gema yang ditimbulkan
suaranya.
“No, you’re actually kind of stupid, baby.
Because you never thought that I was the wrong person, did you? (Tidak, kau itu
bodoh, sayang, karena kau tidak pernah tahu bahwa aku adalah orang yang salah,
bukan?)” suara itu semakin mendekat bersamaan dengan langkah kaki yang bergerak
kearahnya.
Tiba-tiba saja kilauan cahaya memenuhi penglihatan
Kyuhyun. Matanya terasa pedih dengan cahaya yang muncul tiba-tiba, membuatnya memalingkan
wajah dan menutup matanya agar bisa beradaptasi dengan perlahan. Tapi seseorang
menjambak rambutnya, menarik paksa untuk segera kembali melihat cahaya yang
ternyata berasal dari sebuah senter besar.
Kyuhyun menyipitkan matanya ditengah sorot
lampu yang kini membuat pandangannya dipenuhi bintik-bintik semu. “Yeah,”
jawabnya berusaha santai. “I didn’t know if it was you because I always think CIA
can’t be believed. But it’s still a surprised. Never thought you turned to be a
traitor, James. (aku tidak tahu itu kau karena aku selalu berpikir CIA tidak
bisa dipercaya. Tapi ini tetap sebuah kejutan. Aku tidak pernah berpikir kalau
kau akan menjadi pengkhianat, James.)”
“Russia pays me much better. (Rusia
membayarku lebih banyak.)” ucap James sambil menyeringai. Namun tetap menjambak
Kyuhyun dan menyoroti wajahnya dengan senter.
“Jadi ini karena uang? Berapa banyak yang
mereka berikan, James?” tanya Kyuhyun sedikit tidak percaya.
“Kau tahu, begitu banyak angka nol setelah
angka satu. Aku bahkan tidak bisa menghitungnya.”
Kyuhyun langsung menyambar kesempatan ini.
Kalau uang merupakan kunci permasalahannya, mungkin Kyuhyun bisa melakukan
penawaran..
“Akan kugandakan menjadi 3 kali lipat dari
yang mereka berikan padamu. Aku tidak main-main, James. Aku memiliki 3 perusahaan
besar di Seoul dan 2 perusahaan Internasional di Eropa. Dan baru-baru ini aku
mengakuisisi 75% saham perusahaan penerbangan Korea Selatan. Sebutkan saja
berapa banyak yang kau mau.” Tawar Kyuhyun menjanjikan. Dia memang memiliki
semua perusahaan itu, tetapi ide untuk memberikannya secara Cuma-Cuma kepada
James merupakan ide darurat.
“Benarkah?” tanya James sedikit penasaran.
Matanya menunjukkan ketertarikan.
“Benar.” Jawab Kyuhyun lugas.
“Kalau begitu aku mau,” lanjut James
kemudian.
Kyuhyun baru saja akan mendesah lega
ketika sebuah tinju mendarat di wajahnya dengan kekuatan penuh. Kepalanya langsung
dipenuhi rasa nyeri akibat pukulan itu dan dalam hitungan detik darah segar
memenuhi mulutnya, mencampur saliva dengan asinnya darah.
“Later, after you give me the chips.
(Nanti, setelah kau memberiku chip-chipnya)” ejek James sambil terkekeh senang.
‘Damn
it.’ Batin Kyuhyun kecewa. Tentu saja James tahu bahwa ada 2 chip dan itu
berarti Korea Utara juga sudah mengetahuinya. Apakah misinya menjadi sia-sia
sekarang? “Terima kasih sudah menghianati Negaraku, James.” Ucap Kyuhyun penuh penekanan.
“Tentu, tentu. Sebuah kehormatan bagiku, Cho
Kyuhyun yang idiot.” Balas James diiringi dengan sebuah pukulan menyakitkan di
ulu hati Kyuhyun.
Sebisa mungkin Kyuhyun menahan erangan akibat
pukulan-pukulan James yang semakin liar dan tidak terarah, namun dia
menahannya. Memberi sinyal kelemahan kepada lawan dengan terang-terangan akan
membuat lawan dengan mudah mengidentifikasikan kapan dirinya akan menyerah. Jadi
alih-alih mengeluh, Kyuhyun hanya mengernyit dan memejamkan matanya, mencoba
merasa bahwa ini semua hanyalah latihan yang diberikan CIC.
“Dimana chip-chip itu, sayang?” tanya
James setelah menghadiahkan beberapa pukulan lagi di tubuhnya.
Kyuhyun menatap wajah yang sedang
menyeringai jelek kepadanya lalu meludahi wajah itu dan menjawab, “Go Fuck
yourself!”
Serta merta James menjadi berang dan menyiksanya
lebih kejam. Pria itu mengambil sebuah tongkat logam dan mengarahkan benda
berat itu ke tubuh Kyuhyun tanpa belas kasihan. “Dimana chip-chip itu,
keparat?” ulangnya dengan suara membahana.
“Fuck up!” teriak Kyuhyun disela erangan
yang tidak bisa lagi dicegahnya. Logam itu menghantam sisi tubuh dan kanannya
dengan beringas, membuat organ-organ dalam Kyuhyun seakan berkeretak hancur.
James mengulang pertanyaannya yang terus
saja dijawab sama oleh Kyuhyun. Bunyi “Klang” yang muncul akibat benturan
antara tongkat dan tubuh Kyuhyun memenuhi ruangan dengan sadis. Kyuhyun yang
memang sudah berlutut tidak mampu lagi menjaga bobot tubuhnya untuk bertumpu
diatas dua kakinya, dia pun roboh dengan posisi tangan menggantung pada borgol
besi yang melekat ke sebuah palang.
“Kenapa? Kau sudah mau menyerah?” tantang
James.
“Fucking no.” sanggah Kyuhyun meskipun dia
sudah tersengal-sengal menahan sakit disekujur tubuhnya.
James menatap Kyuhyun dengan senyum
berbinar, seperti hendak menantinya mengatakan hal itu. Lalu dia berbalik ke
belakang, berbicara dengan seseorang didalam kegelapan. “Berikan aku benda itu..”
ucap James.
Bagus. Itu bukan pertanda baik.
Laki-laki bertubuh besar itu kembali kepada
Kyuhyun sambil membawa sebuah benda yang berbentuk mirip pistol air—atau
seperti itu kelihatannya. Pistol itu hampir seperti tembus pandang, memiliki
tabung memanjang yang berisi cairan berwarna keperakan dan berpendar dibawah
sinar senter yang menyinarinya. Kyuhyun menelan ludah. James adalah agen CIA
yang pernah diposisikan di laboratorium pengembangan senjata dan bisa jadi ini
adalah salah satu alat penyiksa yang dibawanya dari Amerika.
“Kau tahu apa kegunaan benda ini? Biar
kuperlihatkan..” bisik James ditelinga Kyuhyun, membuat bulu romanya berdiri.
Kyuhyun tidak sempat memperkirakan apa
yang akan dilakukan James ketika laki-laki itu menekan pemicu di pistolnya dan
cairan itu mengenai lengan kanan Kyuhyun. Untuk beberapa saat tidak terjadi
apapun namun ketika dia mulai berpikir bahwa itu hanyalah air biasa, Kyuhyun
salah. Begitu cairan itu telah terserap sepenuhnya kedalam pori-pori, Kyuhyun
merasakan lengannya seakan dirobek-robek paksa dari dalam, walaupun tidak
terjadi apa-apa diluarnya.
Teriakan memilukan membelah keheningan. Kyuhyun
sendiri tidak sadar kalau suara itu berasal dari dirinya. Yang dia tahu
hanyalah rasa sakit itu kini menjalar di sepanjang lengannya dan dia merasa dia
harus segera menghentikan rasa sakit itu bagaimanapun caranya.
Suara tawa kemenangan James yang bercampur
dengan teriakan Kyuhyun kini semakin besar. Dengan penuh kesombongan, James menekan
pistol itu lagi dan kali ini mengenai paha kirinya. Hanya butuh beberapa detik
sebelum cairan itu juga ikut menyiksanya dari dalam, membuat teriakan Kyuhyun
melengking dua kali lipat.
Entah kapan rasa sakit ini akan berhenti, Kyuhyun
tidak bisa menebaknya. Otaknya kini tidak bisa mengkalkulasikan apapun. Dia
berusaha menggigit bibirnya untuk mengembalikan kesadarannya yang sudah
tercerai berai akibat cairan itu. Percobaan ini sepertinya berhasil, karena
Kyuhyun bisa mengalihkan rasa sakit ini dengan mudah. Dia sendiri bingung
kenapa lengan kanan dan paha kiri yang tadinya seakan merobek-robek seluruh
uratnya dari dalam sekarang tidak terasa sakit lagi?
Melihat Kyuhyun yang mendadak diam, tawa
James menjadi bungkam. Laki-laki itu membuang pistolnya dengan gusar. Dia menyarangkan
sebuah pukulan lagi ke kepala Kyuhyun ketika dilihatnya Kyuhyun tersenyum mengejek.
“Cuma itu?” tanya Kyuhyun tak kuasa
menahan sindiran. “Benda itu hanya membuatku merasa seolah-olah kesakitan, bukan? Cairan itu memerintahkan otakku
untuk merekayasa rasa sakit yang sebenarnya tidak ada, bukan?”
Ganti Kyuhyun yang tertawa. Dia tetap
menertawakan James yang masih tetap memukulinya. “Cuma itu, James? What a
poor.”
“Shut up, dumbass!” Teriak James
menimpali. Mendengar ejekan Kyuhyun membuat James semakin murka. Pria itu
mengambil sebuah kursi kayu dibelakangnya dan melemparkannya pada Kyuhyun. Kursi
itu hancur berkeping-keping dengan bunyi mengerikan, namun tetap saja Kyuhyun
tidak mengeluarkan bunyi kesakitan apapun dari bibirnya.
Kyuhyun mengembangkan senyumnya ditengah
ruangan ini. Dia tidak hanya puas karena kejeniusannya yang bisa dengan mudah
mengidentifikasi alat penyiksa James, tetapi dia juga telah berhasil
menganalisis tempat ini.
Ketika James sibuk mencari-cari barang apa
lagi yang bisa digunakannya untuk membuat Kyuhyun terluka, Kyuhyun malah
mempertajam penglihatannya. Hingga akhirnya dia berhasil membuat kesimpulan dan
merencanakan pelarian;
Ruangan ini hampir sepenuhnya gelap
kecuali dengan sinar-sinar matahari yang menyusup dari beberapa lubang di
langit-langit. Mendengar gema suara yang ditimbulkan dari percakapan dan
teriakan mereka, Kyuhyun memperkirakan bahwa ruangan ini tidak terlalu luas dan
jauh dari kata layak karena James berusaha mencari
benda lain untuk dilemparkan kepada Kyuhyun. Dari tempatnya berdiri, dia tidak
bisa mendengar deru mobil ataupun keriuhan yang samar dan itu berarti mereka di
tempat terpencil dan juga jauh dari tempat bermukim. Kemungkinan yang paling
besar, mereka berada di tengah hutan.
Kyuhyun mendecak pelan. Kalau dia ingin
kabur, akan lebih mudah dilakukan jika ditengah keramaian jadi dia bisa berbaur
dan bersembunyi diantara kerumunan warga. Ini semua memberatkannya, apalagi dia
tidak tahu berapa banyak agen Korea Utara yang berjaga-jaga disini.
Bunyi telepon yang tiba-tiba berdering
menginterupsi pemikiran Kyuhyun dan dia segera waspada, mencoba menangkap pembicaraan
James dengan seseorang diujung sana.
“Kau sudah berhasil meretasnya, Black Jack?”
tanya James bersemangat, membuang tongkat logam yang sudah penyok-penyok ke
tanah.
“Belum,” Jawab seseorang disambungan
telepon. “Aku sudah mencoba berbagai macam cara tetapi komputer ini menolak
aksesku dan sekarang aku malah terkurung diruangan ini!”
Sudut bibir Kyuhyun membentuk senyuman
berpuas diri. Itulah yang akan terjadi jika seseorang tanpa akses sidik jari
yang diizinkan berusaha ‘membongkar’ komputer di ruang kerjanya.
James meludah ke tanah dan mendengus
kesal. “Bukankah sudah kubilang ledakkan dulu pintu itu sebelum masuk!”
“Aku sudah mencoba meledakkan pintu kaca
ini tetapi tidak bisa! Aku rasa pintu ini dilapisi baja. Sekarang juga kirimkan
orang-orang itu untuk mengeluarkanku dari sini!”
“Mereka akan segera tiba disana dalam
setengah jam. Dan sebaiknya kau terus berusaha meretas komputer itu lalu segera
kirimkan datanya ke pusat. Aku tidak suka kegagalan. Aku membencinya.”
“Aku tidak yakin aku bisa, James. Ruangan
ini sepertinya juga dilapisi timah yang membuat jalur komunikasi digital
terputus. Aku tidak tahu berapa lama lagi waktu yang tersisa untuk bisa melakukan
panggilan keluar karena—”
Bingo!
Detik itu juga sambungan terputus. Kyuhyun menunjukkan senyumnya
terang-terangan dan dia menengadah menatap James dengan raut wajah penuh
kebanggaan. Melihat ekspresinya yang tergambar jelas, James melemparkan tongkat
logam itu tepat ke rusuk kanan Kyuhyun, berharap bisa membuatnya sakit. Tetapi
Kyuhyun bergeming. Dia menahan otot-otot bibirnya melengkung keatas, tersenyum dengan
pandangan mengejek James.
“Ternyata kau pintar juga,” aku James
setengah hati.
Kyuhyun meludahkan darah di gusinya. “Ternyata
kau tuli, ya? Sudah kubilang, bukan, kalau aku jenius?”
Sebagai jawaban, James menjambak rambut
Kyuhyun dengan penuh amarah dan mendekatkan
wajahnya. Kyuhyun bisa merasakan nafasnya yang menderu serta ketidaksabaran
James dalam mendapatkan informasi. Sepertinya agen pengkhianat ini tahu bahwa agen-agen
Korea Selatan akan siaga pada pukul 3 sore. Dan setelah melihat gelagatnya,
Kyuhyun menduga bahwa waktunya tidak banyak lagi.
“Cepat katakan dimana chipnya!” teriak
pria itu di depan wajah Kyuhyun.
“Kalau aku tidak mau?”
“Kurasa aku akan mencungkil bola matamu
keluar dan mencabut satu persatu jarimu—”
“Lakukan saja.” Sela Kyuhyun sambil
tersenyum. “Bukankah kau sudah tahu, betapa kerasnya doktrin CIA tentang
penyiksaan? Agen terlatih tidak boleh
mengatakan apapun kepada lawan sekalipun dibawah ancaman dan penyiksaan. Kau
ingat itu, kan?”
James memandang Kyuhyun berang. Fakta bahwa
Kyuhyun pernah mengikuti latihan khusus di CIA membuatnya sedikit tidak
percaya. Hanya ada beberapa orang yang diperbolehkan untuk mengambil
sertifikasi agen internasional dan mereka biasanya orang-orang terpilih dan
tentu saja, dirahasiakan.
Ketika Kyuhyun sedang memperhitungkan
bahwa dia harus mengulur waktu lebih lama agar Go Eun bisa melacak posisinya
dan segera mengirimkan bantuan, James tersenyum secara mendadak, membuatnya
kembali waspada. “Well, kau boleh tetap mempertahankan doktrin itu. Tetapi..
bagaimana dengan gadis itu? apakah dia juga akan tahan dibawah ancaman dan penyiksaan?”
Kyuhyun merasa tubuhnya disiram air es dan
seketika itu juga tubuhnya mendadak kaku. James sendiri sepertinya menyadari
perubahan ekspresi Kyuhyun yang terdiam dan tanpa perlawanan, menyunggingkan
senyum penuh kemenangan.
“Silakan saja, dia tidak memiliki hubungan
apapun denganku.” Jawab Kyuhyun tidak meyakinkan.
“Begitu? Kalau begitu mari kita temui
dia..” bisik James penuh penekanan, meninggalkan kengerian disetiap denyut nadi
Kyuhyun.
ASTAGA!
Bagaimana mungkin dia melupakan Kenesha? Tentu
saja gadis itu juga ikut disekap! Dia terlalu sibuk melakukan analisis
perimeter diruangan ini, terlalu sibuk untuk mengantisipasi serangan-serangan
James dan membuatnya melupakan keselamatan gadis itu.
Tiga orang laki-laki mendekati Kyuhyun. Ketiganya
sepertinya orang Korea Utara yang menggunakan setelan kemeja dan jas berwarna
hitam. Tetapi dari postur tubuhnya, Kyuhyun mengetahui 2 dari mereka membawa
pistol yang disembunyikan di bawah ketiak kanan mereka sementara yang satunya adalah
pengguna pisau, melihat tubuhnya yang kaku ketika berjalan.
Sebuah pukulan yang berasal dari tongkat
logam mendarat di kepala belakang Kyuhyun. Dia mengaduh dan merasakan kepalanya
pusing. Perhatiannya teralihkan dengan rasa sakit itu sehingga dia tidak bisa
melawan orang-orang yang membuka besi di kedua tangannya, mengganti benda itu
dengan borgol di kaki serta tangan Kyuhyun—membuatnya tidak bisa berjalan.
“Biarkan aku berjalan!” teriak Kyuhyun
namun dia diabaikan. Mereka menyeret tubuhnya sepanjang jalan, membuat darah
dilututnya mengucur semakin banyak, bercampur dengan kerikil-kerikil kecil dan
tanah yang berpasir.
Mereka berjalan kebawah, menuruni sebuah jalan
yang melandai dan kini tidak ada lagi pasir. Ruangan dibawah tanah ini
nampaknya benar-benar seperti basement. Seluruh lantainya menggunakan keramik
dan dindingnya putih bersih. Dia melihat meja kayu yang berpelitur mengkilap. Tempat
ini pastilah telah menjadi basement mereka sejak lama. Dan benar saja, Kyuhyun
melihat sebuah ruangan bersekat kaca yang memiliki super komputer dengan segala
kecanggihan Korea Utara didalamnya. Bagaimana mungkin Korea Selatan tidak
menyadari penyusupan ini?
Mereka berhenti di pintu paling ujung dan tidak
ada keterangan apapun yang aneh disana. Degup jantung Kyuhyun yang semakin liar
ketika pintu dibuka berubah lega setelah memasuki ruangan itu dan menemukan
Kenesha baik-baik saja. Gadis itu masih tertidur dengan kedua tangan terikat di
sisi tempat tidurnya. Kyuhyun memperhatikan ruangan ini sekilas dan melihat
bahwa ada 3 orang didalam ruangan itu. Mereka semua memakai baju putih dengan
masker menutupi wajah.
Ruangan
ini seperti ruang penelitian. Batin Kyuhyun tidak suka. Dia berusaha
mencari-cari benda-benda yang memungkinkan untuk disebut ‘penelitian’ tetapi
nihil. Ruangan ini malah terlihat kecil dan cukup sesak bagi mereka bertujuh. Mereka
hanya memandangi Kyuhyun dan Kenesha secara bergantian. Sesekali melongok
kebelakang, mengikuti gerakan James yang sedang memasuki ruangan dengan penuh pengharapan.
“Nah, mari kita mulai..” senyum James
dengan wajah berbinar. Kyuhyun menelan salivanya gugup. “Kau lihat gadis ini
masih tertidur, bukan? Tetapi apakah kau tahu apa yang akan segera terjadi
padanya?”
Alih-alih menjawab, Kyuhyun terus
memperhatikan Kenesha, mengawasi perubahan sekecil apapun diwajah gadis itu. “Baiklah,
tunjukan padanya.” Ujar James kepada tiga orang bermasker.
Kyuhyun pikir mereka akan berusaha mencekik
Kenesha—atau kekerasan fisik apapun—tetapi dia salah. Mereka menggeser pintu
yang berada di ujung ruangan dan Kyuhyun merasa seperti menelan timah panas.
Ruangan dibalik ruangan ini benar-benar
sebuah laboratorium. Berpuluh-puluh kabel yang tergantung mengerikan, lusinan
botol-botol mencurigakan, bahkan alat-alat bedah yang terpapar jelas diatas
meja membuat Kyuhyun menahan diri untuk berteriak. Memikirkan apa yang bisa
mereka lakukan dengan benda-benda ini saja sudah membuatnya mual.
Dua orang yang berpakaian serba putih itu
mendorong ranjang Kenesha ke tepi ruangan dan mendudukkan gadis itu disebuah
kursi berlengan. Setelah mengunci kedua tangan rapuh itu diatas lengan kursi
dengan benda yang memiliki kabel-kabel menjuntai hingga ke monitor disamping para
peneliti, James menepuk bahu Kyuhyun sambil menyeringai.
“Sebaiknya kita pemanasan dulu.”
Perintahnya dengan nada riang, seakan mereka hendak berolahraga. “Satu kejutan
cukup untuk membangunkan putri tidur.”
Kyuhyun tidak tahu apa yang peneliti itu
kerjakan dengan komputer-komputer yang membelakangi dirinya, dia hanya terus
memandangi wajah Kenesha yang masih pulas tanpa gangguan. Tetapi hal itu tidak
bertahan lama, Kyuhyun menyaksikan bagaimana wajah itu mulai berkerut gelisah
dan terbangun tiba-tiba dengan mata membelalak.
Kenesha terkesiap. Kerumunan orang-orang
yang tengah memperhatikannya membuat gadis itu menciut ketakutan.
“Well, aku pikir aku harus memberitahumu
apa kegunaan alat itu.” ujar James di telinga Kyuhyun. “Kau lihat kursi itu
terhubung dengan kendali diujung sana, bukan? Kami menamainya Death Chair—kursi kematian. Karena jika seseorang
duduk dikursi itu dan mendapatkan kejutan listrik secara konsisten, orang itu pasti mati.” Jelasnya dengan gaya
mengesankan, menikmati perubahan wajah Kyuhyun yang semakin jelas. “Ah, kursi
itu juga bisa mendidihkan darah orang yang duduk diatasnya dengan cepat. Kau
tahu apa yang terjadi jika darah seseorang mendidih terlalu lama? Ya, jantung
serta pembuluh darahnya akan pecah, menjalar keluar, membasahi semua tubuhnya
dengan darah.”
Penjelasan James membuat Kyuhyun menggeram
penuh emosi. Dia menatap Kenesha yang kini masih terlihat kebingungan sekaligus
ketakutan. Gadis itu tidak bisa menemukan Kyuhyun karena terhalang dengan
orang-orang dihadapannya.
“Dan aku tanya sekali lagi padamu, Cho
Kyuhyun. Dimana chip-chip itu?”
Kyuhyun bergeming. Bibirnya tidak bergerak
mengatakan satu patah katapun meski tubuhnya dipenuhi keringat dingin. Melihat
Kyuhyun yang masih bungkam, James memberi aba-aba kepada para peneliti itu
untuk memulai tugas mereka—menyiksa Kenesha.
Dalam tiga detik, Kyuhyun melihat ekspresi
Kenesha penuh kesakitan. Dia bahkan bisa memastikan pemandangan ini akan
membuatnya mimpi buruk selama berminggu-minggu.
“AAAAAAAAAAAAARRRRRGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHH—”
teriakan Kenesha terdengar begitu memilukan. Alis Kyuhyun bertaut dan jantungnya
memompa darah lebih cepat. Dia ingin sekali melompat kesana, menyelamatkan
Kenesha dan membunuh semua orang-orang ini.
James mengangkat tangannya dan seketika teriakan
Kenesha terhenti. Butir-butir airmata mengalir turun bersama isakan dengan
nafasnya yang masih tersengal-sengal. Pemandangan ini membuat Kyuhyun menggigil.
Apa yang harus dia lakukan? Menyelamatkan Kenesha dan mengorbankan Korea
Selatan, negaranya sendiri?
“Kau masih belum ingin memberitahuku? Atau
kau benar-benar tidak peduli meskipun gadis itu mati?”
Lagi-lagi kebisuan Kyuhyun membuat James
menyuruh mereka melanjutkan penyiksaan itu. Kenesha bahkan belum sempat menarik
nafas ketika listrik berkuatan tinggi menghujam tubuhnya melalui kabel-kabel di
kursi.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHH—!!!!!”
Tubuh Kenesha bergetar menerima kejutan
listrik. Tangannya mengepal, berusaha menahan sekuat tenaga. Bagaimana mungkin Kenesha harus menanggung
siksaan seberat itu?
“CUKUP!!!” raung Kyuhyun mengalahkan teriakan
Kenesha. James memandangnya senang dan mengangkat tangannya, dan saat itu juga
Kenesha berhenti berteriak. Gadis itu hanya bisa terduduk lemas dengan nafas
satu-satu.
Tapi tampaknya Kenesha juga mendengar
teriakan Kyuhyun sebab ketika serangan dihentikan, Kenesha berusaha mencari
pemilik teriakan yang amat sangat dikenalinya. Dengan wajah pucat pasi, Gadis
itu menggeser kepalanya perlahan, mencoba mencari sosok Kyuhyun dibalik
kerumunan orang-orang berpakaian serba hitam.
Wajahnya berubah lega ketika mendapati
sepasang mata Kyuhyun yang terus mengamatinya lekat-lekat. Dengan segenap
kekuatannya, Kenesha mencoba tersenyum kepada pria itu. Namun ketika mengetahui
wajah Kyuhyun telah dipenuhi luka-luka mengerikan, gadis itu terlihat panik dan
membuka mulutnya. “Kyu..hyun..ssi..” lengkingnya terbata-bata. “Gwa..en..chan..na..yo?
(Kau tidak apa-apa?)” tanya Kenesha lemah. Airmata melesat diantara nafas
satu-satunya.
Tubuh Kyuhyun bergetar. Hatinya hancur
melihat kondisi Kenesha yang sedemikian tersiksa. Dia juga merutuki gadis itu,
yang masih saja mencemaskan dirinya walaupun sedang disiksa. Kenapa dia tidak
meminta agar segera dilepaskan? Mengapa gadis itu malah mencemaskan dirinya?
Tangan Kyuhyun mengepal dan berusaha memberikan
senyum kepada Kenesha. Gadis yang dicintainya itu membalas senyumannya dengan bersusah
payah lalu bersandar lemah ke kursi. Tubuhnya terkulai tanpa tenaga, pandangan
matanya mengabur tidak fokus, jelas berusaha keras agar bisa tersadar.
“Jadi, bagaimana kalau kita sudahi saja
main-mainnya?” tanya James impulsif. Senyum terkembang diwajahnya, menunjukkan
ketidaksabaran.
Ini saat yang berat. Haruskah dia
menyerahkan keselamatan Negaranya dan melindungi Kenesha dari siksaan
sementara? Kyuhyun yakin mereka tidak akan bisa keluar hidup-hidup walaupun
mereka sudah memberikan seluruh chip yang ada dimuka bumi sebagai jaminan. Kini
dia hanya bisa mengharapkan agar Go Eun segera menemukan tempat ini dan
membebaskan mereka. Dia harus mengulur waktu. Tapi, berapa lama lagi? Dia jelas
tidak bisa membiarkan Kenesha disiksa sementara Kyuhyun mengamatinya dari jauh
tanpa bisa berbuat apapun.
“Kalau aku memberitahumu, apa kau berjanji
akan menyelamatkannya?” tanya Kyuhyun mendadak. James kelihatannya tidak
menyukai pertanyaan Kyuhyun, dia menaikkan alisnya, menimbang.
“Apa kau percaya padaku?”James balik
bertanya. Nadanya sedikit bingung.
“Apa kau bisa dipercaya?”
Mereka bertatapan sejenak. “Baiklah.” Jawab
James mengangkat tangannya ke atas. “Kalau kau mau berjanji akan membuat
segalanya mudah, aku akan melepaskan gadis itu.”
“Sepertinya kau tidak mengerti, James.”
Sanggah Kyuhyun. “Aku tidak memintamu melepaskannya, kau harus menyelamatkannya.” Ucap Kyuhyun penuh
penekanan.
“Wah, wah, wah,” James menggeleng tidak
percaya. “Apa kau benar-benar agen bersertifikasi Internasional? Mengapa kau
melibatkan perasaan pribadi dalam misi? Kau lupa bahwa itu dilarang?”
Kyuhyun memindahkan tatapannya kepada
Kenesha yang sedang kelelahan dan kesakitan. Keringat menghiasi dahi gadis itu
dan Kyuhyun sangat ingin menyekanya. “Jawaban yang pertama, Ya. Aku agen
bersertifikasi. Kedua, ini bukan perasaan pribadi. Ketiga, tentu saja aku
ingat. Aku terlalu jenius untuk melupakan hal-hal semacam itu. Dan terakhir, aku
ingin kau menjamin keselamatannya, maka aku akan memberikan apapun yang kau mau.”
Tandas Kyuhyun tegas.
“Aku hanya bisa menjamin dirinya untuk
keluar dari tempat ini. Aku tidak bisa dan tidak mau berbuat lebih hanya untuk
menyelamatkan seorang gadis biasa, kau tahu? Kenapa kau bisa jatuh cinta pada
seseorang yang tidak istimewa sama sekali?” ejek James tanpa dihiraukan
Kyuhyun.
“Bagimu dia gadis biasa tetapi dia adalah
duniaku, sauhku yang sempurna.” Jawab Kyuhyun dalam gumaman. “Aku kasihan
padamu, James. Hidupmu pasti mengerikan sekali tanpa siapapun didalamnya.”
Dengan gerakan tiba-tiba, James menghantam
kepala bagian belakang Kyuhyun begitu keras hingga membuatnya jatuh
terjerembab. Kyuhyun merasa penglihatannya menjadi buram dan kepalanya
berdenging hebat. Dia berbalik dan melihat James yang tengah murka menatapnya.
“Kau seharusnya sadar bahwa kau meminta tolong kepadaku.” Geram James tersinggung.
Kyuhyun memiringkan sudut bibirnya, meludahkan darah dimulut lalu membalas
ucapan James.
“KAU yang meminta tolong kepadaku, James. Kita
sedang membicarakan chip itu, ingat?”
James memandangi Kyuhyun dengan penuh
amarah. Pria itu mengangkat tangannya sebagai aba-aba untuk mulai menyiksa
Kenesha lagi tetapi teriakan Kyuhyun menghentikannya.
“JANGAN!” sergah Kyuhyun cepat-cepat. “Kalau
kau masih mencoba menyetrumnya lagi, aku jamin chip itu akan rusak.”
Alis James berkerut tidak mengerti. “Apa
maksudmu?”
“Chip itu akan rusak kalau kau terus
menerus mengalirinya dengan listrik. Kau tidak paham juga?”
Perkataan Kyuhyun seakan pukulan telak
bagi James, pria itu tersadar dan berkata dalam suara tidak percaya. “Maksudmu
chip itu ada didalam tubuhnya?”
“Ya,” jawab Kyuhyun singkat.
“Cepat pindai tubuh gadis itu!” teriak
James kepada tiga orang peneliti dan mereka segera memindahkan Kenesha keatas
tempat tidur, menggeser tubuh gadis itu tepat kebawah alat pemindai otomatis.
Setelah 10 menit, salah seorang peneliti
itu berjalan kearah James dan berkata dengan nada heran. “Kami menemukan benda
asing di sekitar pinggang gadis itu. Dari bentuknya, aku berasumsi itu adalah
sebuah chip.”
“Ambil chip itu.” kata James, diiringi
anggukan para peneliti.
Jantung Kyuhyun berpacu dalam kegelisahan.
Dia sudah memberitahukan salah satu chip kepada James dan melihat Kenesha
dibedah didepan matanya sendiri, membuat namja itu semakin tidak tenang. Kenesha
memang telah mendapatkan bius lokal dalam pembedahannya tetapi ketiga peneliti
itu sepertinya tidak peduli apakah mereka melukai Kenesha lebih daripada yang
seharusnya. Yang lebih memilukan lagi adalah ketika gadis itu menatapnya dengan
pandangan antara ketakutan dan kelegaan—kombinasi yang aneh—sementara tubuhnya
gemetaran, tetapi Kenesha tidak mengucapkan apapun. Bahkan sekedar bertanya apa
yang terjadi. Dia hanya menatap Kyuhyun—merasa seolah-olah inilah terakhir kali
gadis itu bisa melihat Kyuhyun.
James mengangkat chip yang berukuran 1x1
cm yang berlumuran darah dan mengacungkannya ke wajah Kyuhyun dengan penuh
kemenangan. “Berikan ini ke divisi informasi dan kirimkan data-datanya ke pusat,
segera.” Ujar James dan menyerahkan chip itu ke pria berbaju hitam disebelahnya.
Kyuhyun menatap James dengan sedikit
heran. Kenapa pria itu malah memerintahkan agar chip itu segera diproses? Bukankah
Lee Joon Ha-nim sudah memberitahukan CIA bahwa salah satu chip berisi virus?
Apakah James tidak mengetahui hal ini?
Kyuhyun harus memastikannya.
“Nah,” ucap James setelah pria tadi pergi,
berbalik memandang Kyuhyun yang masih terus memperhatikan Kenesha. “Kuakui aku
tidak menyangka kalau kau menyimpan chip didalam tubuh gadis itu. Idemu menarik
sekali, Cho Kyuhyun. Kalau saja kami mengeksekusi gadis itu lebih dulu, aku
yakin kami akan merusakkannya. Yah, siapa tahu kami kelepasan menyetrumnya
hingga dia mati..” kata James dengan penekanan. Kyuhyun menggeram menahan
emosinya namun tetap mengacuhkan tatapan menusuk pria itu.
“Sekarang, Cho Kyuhyun, beritahu aku
dimana chip terakhir.” Perintah James, menjambak rambut Kyuhyun untuk mendapatkan
perhatiannya. Ketika mata mereka beradu pandang, Kyuhyun berharap dia bisa
mencekik laki-laki penghianat itu hingga mati. Atau setidaknya menghentikan
udara di paru-parunya untuk satu jam saja.
“Kenapa kau menginginkan keduanya?” tanya
Kyuhyun, berusaha mendapatkan kepastian mengenai ketidaktahuan James tentang chip
yang bervirus.
“Kau kira aku tidak tahu? Bosmu yang bodoh
itu sudah memberitahuku bahwa kau ternyata membuat dua chip, bukan satu. Jadi
cepat beritahu aku dimana chipnya!”
Kyuhyun belum bisa memberikan angka 100%,
namun setidaknya dia punya keyakinan hingga 78% bahwa James tidak mengetahui fakta
tentang chip bervirus itu. Kemungkinan besar Joon Ha-nim hanya menginformasikan
bahwa akan ada dua chip tanpa memberitahu detail kalau salah satunya adalah
virus. Ini peluang untuknya..
Pintu menjeblak terbuka dan pria berjas
hitam masuk membawa beberapa lembar kertas dalam genggamannya. “Ada yang aneh.”
Katanya singkat lalu menyerahkan kertas-kertas itu kepada James.
Mereka membaca tulisan-tulisan itu dalam diam
dan mengerutkan kening lebih dalam ketika kertas terakhir selesai dibaca. James
memandang Kyuhyun dengan raut wajah mengerikan dan dia seperti terbakar emosi. Wajahnya
yang persegi itu merah padam, menyisakan kilauan terang di sekitar alis matanya
yang berwarna pirang. Bibir pria itu terkatup rapat, menahan semua umpatan dan kekesalan
yang meluap-luap didalam dirinya.
Dengan satu gerakan, James menendang tubuh
Kyuhyun hingga tubuhnya melayang 3 inci lalu terjatuh dengan bunyi berdebam.
Sepatu boots milik James menghantam wajah Kyuhyun yang penuh lebam dan berdarah
di setiap permukaan kulitnya. Laki-laki itu mengamuk dan berulang kali menginjakkan
sepatunya dengan sekuat tenaga, membuat Kyuhyun mengerang kesakitan.
“FUCK YOU!” teriak James berulang kali. “Ini
informasi yang salah! Kau kira aku tidak tahu kapan tanggal CIA melakukan
koresponden dengan Presidenmu? Kau makhluk sialan!” umpat James kesal.
Kyuhyun bahkan tidak memiliki kesempatan
untuk menjawab apapun selain erangan. Wajahnya babak belur dan bibirnya mengeluarkan
darah terus menerus. James mengangkat kakinya dan menarik rambut Kyuhyun dengan
kasar. “Untuk terakhir kalinya, Cho Kyuhyun, beritahu aku dimana chip yang
asli!”
Laki-laki itu mengangkat Kyuhyun hingga
berdiri lalu menjatuhkannya lagi dengan sebuah pukulan. Dan sebuah teriakan
terdengar dari seberang mereka. Kenesha yang sedang berbaring ditempat tidur
melihat dengan jelas bagaimana wajah Kyuhyun penuh darah dan tubuhnya dihujani
pukulan oleh James.
“Jangan!” pekik gadis itu gemetaran. “Kumohon,
JANGAN SAKITI DIA!” Kenesha berusaha memberontak, walaupun tubuhnya tidak bisa
lepas dari ikatan ditempat tidur.
James dan Kyuhyun menatap Kenesha bersamaan,
keduanya tampak terkejut. Tetapi sebuah senyuman muncul diwajah James kemudian.
Dia berjalan mendekati Kenesha dan memandangnya tidak percaya. “Wah, nona manis.
Aku sedikit heran denganmu. Bukankah daritadi kau tidak berbicara apapun?
Kenapa kau peduli ketika aku menghukum laki-laki itu?” tanyanya antusias.
Kenesha menciut dibawah tatapan James yang
semakin dekat dengannya. “Apakah kau tidak tahu bahwa kau hanya diperalat?” Kini
James memindahkan pandangan kearah Kyuhyun dengan tidak suka. “Kau memang
jenius. Kau menggunakan gadis ini untuk mengirimkan informasi yang salah kepada
kami, bukan? Dengan begitu kau bisa mengirimkan informasi asli kepada CIA tanpa
pernah terpikirkan oleh kami bahwa salah satu chipnya berisi informasi yang
salah! Tetapi kau juga sangat kejam, Cho Kyuhyun. Bagaimana mungkin kau
mengumpankan nyawa seorang gadis yang tidak berdosa seperti ini? ckckck..”
James mengusap pipi Kenesha dengan penuh
kelembutan, seakan dia memang tulus melakukannya. “Sayang, kau ingin aku
menghukum laki-laki brengsek itu?” tanyanya pelan. Kenesha menggeleng dan
menjawab lirih, “Jangan. Kumohon Jangan..”
Airmuka James berubah keras dan dia
menampar Kenesha dengan kuat. “DASAR JALANG!” teriaknya murka. Berpindah kearah
Kyuhyun dan menendang pria itu lagi. “KATAKAN KEPADAKU, CHO KYUHYUN. DIMANA
CHIP ITU? APA PERLU AKU MEMOTONG TUBUHMU SATU PERSATU UNTUK MEMERIKSANYA?”
“Sudah ku bilang lakukan saja. Aku tidak takut, James” Jawab Kyuhyun dingin. Matanya
memancarkan keseriusan.
“Tapi itu akan menghabiskan waktuku, keparat.
Cepat beritahu aku! Atau aku harus memeriksa ulang tubuh gadis itu? Mencincangnya
setiap senti untuk membuatmu berkata jujur?”
“Jangan. Berani. Kau. Sentuh. Dia.” Geram
Kyuhyun penuh ancaman.
“Sejujurnya, aku tidak takut. Maafkan aku,
Cho Kyuhyun, tetapi kau tidak memberiku pilihan.” James bergerak maju mendekati
Kenesha, sementara gadis itu memandangi James dengan ketakutan yang tidak bisa
disembunyikan. Tubuhnya refleks menjauh namun usahanya sia-sia, kedua tangan
dan kakinya terikat di sisi tempat tidur, membuat seluruh pergerakan Kenesha
menjadi tidak berarti. James melepaskan ikatan tangan dan kaki Kenesha dengan
tergesa-gesa. Bibirnya mencebik kebawah, membuat ketampanannya tampak
mengerikan.
Kedua mata Kyuhyun tidak bisa berkedip
ketika James menyentakkan tubuh Kenesha berdiri, menjambak rambut indah gadis
itu dengan tidak berperasaan. Kenesha mengerang kesakitan dan seketika, darah
Kyuhyun mendidih. Dia bersumpah akan membunuh mereka semua.
“Katakan kepadaku, Cho Kyuhyun. Atau aku
akan membenamkan pisau ini di lehernya—”
“Hentikan!” teriak Kyuhyun menyela James. Darah
menetes melalui bibirnya. “Jangan sakiti dia, JANGAN SENTUH DIA!”
“Oh, ini hubungan yang rumit. Kalian
saling jatuh cinta? Dan kau masih tetap menjadikan gadis ini sebagai umpan? Kau
sungguh aneh, Cho Kyuhyun.” ungkap James heran. “Tapi aku tidak peduli.
Sekarang. Berikan aku sebuah kata saja..”
“FUCK!” teriak Kyuhyun sambil meludah
darah lagi. James memandangnya kesal dan memerintahkan tiga orang berpakaian
hitam untuk menghajar Kyuhyun. Dengan kedua tangan dan kakinya terikat, Kyuhyun
tidak bisa melakukan pertahanan apapun untuk menghindari pukulan-pukulan itu. Sekujur
tubuhnya terasa seakan hendak lepas dan dia tidak bisa fokus lagi. Pikirannya
mulai menghianatinya perlahan-lahan. Hanya teriakan Kenesha yang menjaganya
tetap tersadar.
‘Kenesha..’
pikirnya muram.
Kenesha menjerit melihat Kyuhyun dibantai
seperti itu. Kedua tangannya yang bebas berusaha memberontak dan membenamkan
cakarnya dalam-dalam ke lengan James yang menahannya. James terkejut kemudian menampar
Kenesha, membuat gadis itu tersungkur.
“Kyuhyun-ssi! Kyuhyun-ssi!” jeritnya
mengiba. Kenesha berusaha merangkak, menuju kearah Kyuhyun dengan tertatih-tatih.
Tubuhnya yang tidak bertenaga itu hanya mampu bergerak tiga kali sebelum
akhirnya diseret paksa oleh James.
“Cukup!” sergah James. Dan tiga orang itu
berhenti, membiarkan Kyuhyun tergeletak dengan darah dan luka yang menganga, membuat
Kenesha tersedu-sedu dalam tangisannya. “Pegangi dia.” Perintah James dan dua orang
segera memegangi Kyuhyun agar bisa berdiri. Kyuhyun sendiri sudah tidak
memiliki tenaga apapun lagi. Hanya tekad baja yang masih dimilikinya.
“Ambilkan air.” Ucap James lagi. Lalu
ketika seember air mengguyur wajah Kyuhyun, pria itu menamparnya dengan
kekuatan penuh. Kyuhyun membuka matanya perlahan dan melihat James
dihadapannya. Mengunci kedua lengan Kenesha kebelakang dengan tangan kirinya
dan meletakkan sebuah pisau di leher gadis itu.
“KAU!” geram Kyuhyun penuh amarah. “Kalau
kau berani melukainya, aku bersumpah aku akan menggandakannya ditubuhmu,
James!”
“Kalau begitu jangan buat aku
melakukannya! Cepatlah!!” teriak pria itu tidak sabaran.
Kyuhyun terpaku. Bagaimana mungkin dia
bisa memberitahukan chip yang asli kepada laki-laki penghianat ini? Tidak dia
tidak boleh. Tetapi disisi lain dia tidak bisa membiarkan Kenesha. Tentu saja
dia tidak bisa. Apa yang harus
dilakukannya?
“Aaaahh—!!” jerit Kenesha tiba-tiba. Segera
saja Kyuhyun menoleh kearahnya dan mendapati pisau itu sudah menciptakan sebuah
goresan penuh darah. Dia tidak tahu darimana datangnya tenaga-tenaga ini, yang
ia tahu bahwa Kenesha terluka dan dia ingin melenyapkan seluruh orang-orang itu.
Bagaimanapun caranya.
Kyuhyun menerjang dua orang yang
memeganginya dan menyikut salah satu orang terdekat dengan seluruh tenaga. Dia mengamuk
diruangan itu hingga mereka perlu mendatangkan beberapa orang lagi agar Kyuhyun
bisa diamankan. Butuh waktu cukup lama sampai mereka berhasil membungkam
Kyuhyun di sebuah tiang besi dan mengikatkan kedua tangannya keatas.
Kenesha sendiri berulang kali
meronta-ronta tetapi tidak bisa menyentuh Kyuhyun sekalipun. Dia memandang
Kenesha dengan penuh arti. Setelah tadi dia mengatai James seorang penghianat,
kini malah dirinya yang akan membelot, menyelamatkan nyawa seorang gadis dan menyerahkan
negaranya ke pihak lawan.
“Kenesha-ssi..”
gumamnya. “Mianhae..”
Dengan darah yang mengalir tanpa henti,
membasahi seluruh kemeja, lebam diseluruh tubuh, dan kedua tangan yang terikat..
Pemandangan ini begitu memilukan hati Kenesha. Gadis itu menggelengkan kepalanya
diantara isakan, tidak mempedulikan pisau yang melekat dilehernya. “Andwae.. Kyuhyun-ssi.
ANDWAE!”
“Aku akan memberitahumu, James.” Kata
Kyuhyun, tidak menghiraukan penolakan Kenesha yang bergema ke seluruh ruangan. “Tetapi
bebaskan dulu gadis itu. Aku tidak mau melihatnya berada didekatmu.”
James menaikkan alisnya tinggi-tinggi,
menimbang penawaran yang diberikan Kyuhyun. Lalu dengan kasar dia melempar
Kenesha kehadapan Kyuhyun. Gadis itu langsung menghambur memeluk Kyuhyun dan
menangis di pundaknya.
“Kyuhyun-ssi.. Kyuhyun-ssi..” panggil
Kenesha terisak-isak. Wajah Kenesha basah oleh airmata dan kedua tangannya menyapukan
darah di wajah Kyuhyun dengan gemetaran. “Kyuhyun-ssi.. Kyuhyun-ssi..” ulangnya
lagi.
“Geumanhae, Kenesha-ssi. Uljimayo (jangan
menangis). Na gwaenchanha.. (aku baik-baik saja..)”
“Geotjimal! Paboya! An gwaenchanha!! (Jangan
bohong! Dasar bodoh! Kau tidak baik!!)” seru Kenesha diantara isakannya.
“Ya, ya. Mollayo? Na cheonjaeyo. (Kau
tidak tahu? Aku ini jenius.)” Kyuhyun menimpali Kenesha dengan nada menghibur. Benar,
dia baru saja memikirkan sebuah cara..
“Berhenti bercumbu didepanku dan cepat katakan
dimana chip itu!” sela James mendadak. Membuat Kyuhyun dan Kenesha terperanjat.
Kenesha mempererat pelukannya ke tubuh Kyuhyun,
mengakibatkan kemejanya basah oleh darah pria itu. “Chip itu tidak ada disini,
James. Aku sudah meletakkannya di tempat pertemuan dan kalau kau tidak percaya,
geledah saja kamarku atau pindai tubuh kami karena kau tidak akan menemukan
apapun.”
James mencermati kata-kata Kyuhyun dengan
seksama dan berusaha menemukan kebohongan. Tapi dia sudah tidak punya banyak
waktu. Kalau dia tidak berhasil mendapatkan chip itu hari ini juga, maka dia
tidak akan bisa kembali ke Rusia lagi. “Dimana tepatnya?”
“Ada di Cancun Club jalan Foreigner
Exclusive Club Street didaerah Itaewon,” Jawab Kyuhyun setelah bersusah payah. “Tetapi
meskipun aku memberitahumu lokasinya, kau tetap tidak bisa menyentuh chip itu. Aku
sudah mengaktifkan bom otomatis dengan timer kurang dari 30 detik.”
“Kau pikir aku tidak pernah menjinakkan
bom sebelumnya?” dengus James meremehkan.
“Tidak.” Jawab Kyuhyun cepat. “Sebab bom
ini tidak memiliki kabel, James, chip itu-lah
bomnya dan aku melengkapinya dengan sensor pengenal suara. Tentu saja kau tidak
akan pernah bisa meniru suaraku.”
“Mudah saja, kalau begitu kau harus memberikan
chip dengan kedua tanganmu sendiri, Cho Kyuhyun, sementara gadis ini tinggal
disini. Kalau kau menolak, akan kubuat gadis tercintamu mati detik itu juga.”
Kyuhyun terkekeh. “Percuma James, meskipun
kau menyuruhku berteriak didepan chip itu, aku tetap tidak akan bisa
memberikannya padamu. Sebab aku juga telah memindai suara Kenesha disitu.
Tepatnya, kami harus berbicara
sesuatu didepan chipnya.”
Alis James mengerut tidak senang. Dia
sedang diliputi kegamangan atas penjelasan Kyuhyun barusan. Apakah dia harus
mengambil resiko untuk membawa mereka berdua keluar? Terlebih lagi di kawasan Itaewon
yang begitu padat. Tetapi sepertinya ancaman Kyuhyun mengenai bom menjadi serius
melihat apa yang telah dilakukan pria itu kepada Black Jack.
“Baiklah. Pastikan aku mendapatkan chip
itu dalam keadaan utuh, Cho Kyuhyun. Sebab, aku mendapatkan kesan bahwa pacarmu
tidak suka jika aku menembak mati dirimu.” Ujar James serius lalu menghambur
keluar ruangan setelah memberi aba-aba kepada orang-orang Korea Utara untuk
membawa mereka berdua keatas.
Kenesha bergidik didalam pelukannya. Tubuhnya
tidak bergeser satu sentipun, bahkan ketika besi di pergelangan tangan Kyuhyun
dilepas, gadis itu terus saja memeluknya. Kyuhyun menggunakan kesempatan itu
untuk memeluk Kenesha balik. Kelegaan yang teramat besar melingkupi perasaan
Kenesha begitu kedua lengan Kyuhyun mendekapnya erat.
“Gwaenchanha,” bisik Kyuhyun menenangkan. Dia
berusaha menghapus airmata Kenesha yang menggantung di pipi gadis itu sebelum tangannya
diikat kembali.
Kenesha masih tidak bisa melepaskan
Kyuhyun namun dia tidak bisa melawan ketika kedua tangannya diikat dan matanya
ditutupi kain hitam. Dia tidak punya gagasan kemana orang-orang ini akan
membawanya, yang dia inginkan hanyalah tetap bersama Kyuhyun.
“Kyuhyun-ssi..!” seru Kenesha ketakutan.
“Gwaenchanhayo, Kenesha-ssi,” balas
Kyuhyun. Suara pria itu cukup besar hingga Kenesha tahu bahwa Kyuhyun masih
disampingnya.
Mereka kemudian berjalan dalam keheningan
tanpa seorangpun yang berani menyuarakan pikirannya. Hanya beberapa gerutuan kecil
Kenesha yang memenuhi lorong ketika gadis itu tersandung atau merasa kesakitan
karena berjalan tanpa bisa melihat. Sedangkan Kyuhyun lebih memilih berdiam
diri, menggunakan kejeniusannya untuk bisa menyelamatkan mereka berdua—atau
setidaknya Kenesha—dari kekacauan ini.
Setelah kira-kira berjalan selama sepuluh
menit, Kyuhyun dilempar paksa ke bawah dan dia berasumsi ini adalah sebuah mobil.
Dia juga bisa merasakan Kenesha yang jatuh tepat disamping dirinya. Tubuh gadis
itu gemetaran dan Kyuhyun berusaha menenangkannya dengan berbisik. Pintu mobil
kemudian ditutup dan bersamaan dengan deru yang memekakkan telinga, mobil itu
berjalan meninggalkan basement Korea Utara yang hingga kini keberadaannya masih
tidak dapat dia perkirakan.
Kyuhyun menghitung setiap detik yang
berjalan dalam hati. Dia berusaha menganalisis dimana letak Basement yang baru
saja ditinggalkannya dengan menghitung pergerakan mobil serta kecepatannya. Melalui
pengamatan sementara, mobil ini memiliki ukuran besar dan mereka melaju dengan
kecepatan yang berkisar antara 50-60km/jam. Tubuhnya bergerak ke kiri ketika
mobil yang dikendarainya membelok ke kanan dengan terburu-buru. Dan setelah
detik ke 2256, mobil mulai melambat. Kyuhyun segera mengambil kesempatan ini
untuk menginstruksikan rencananya kepada Kenesha.
“Kenesha-ssi.” Panggilnya berbisik, berusaha
menjaga suaranya tetap teredam deru mesin mobil. “Kemarilah.” Bisiknya lagi.
Kenesha menggeser kepalanya perlahan,
bergerak menuju sumber suara dengan menggeliat. Namun ketika dia hendak bergerak
lagi, mobil membentur sesuatu hingga tubuhnya berguling ke kanan dan jatuh
tepat diatas tubuh Kyuhyun. Mereka memang
tidak bisa bertatapan karena kedua mata mereka ditutupi oleh kain hitam. Mereka
juga tidak bisa menggerakkan tangan mereka yang terkunci di belakang, diikat kuat
oleh seutas tali. Tetapi Kenesha bisa merasakan sapuan nafas Kyuhyun tepat di
pipinya. Otomatis jantungnya memberontak. Entah kenapa dia masih belum bisa
terbiasa dengan sentuhan dan aroma Kyuhyun.
“Ah, Stroberi..” desah Kyuhyun pelan. “Kalau
saja kita sedang tidak disandera, aku yakin aku bisa mencium wangi ini sesuka
hatiku.” Bisik Kyuhyun seduktif.
Kenesha bahkan bisa merasakan kedua
pipinya memanas dan bibirnya mengulum ragu. Dadanya berdebar tidak karuan dan
dia yakin Kyuhyun bisa merasakannya juga.
“Kenesha-ssi, dengarkan baik-baik,” bisik
Kyuhyun ditelinganya. Walaupun Kyuhyun berusaha untuk terdengar serius, namun
pikiran Kenesha masih belum bisa fokus secara penuh. Indra penciumannya berperang
melawan akal sehatnya. “Kita akan tiba di tempat chip itu sebentar lagi dan aku
ingin kau menuruti perintahku.” Sebagai jawaban, Kenesha hanya mengangguk.
“Berjanjilah kepadaku, Ketika aku menyuruhmu
berlari, kau harus berlari, Kenesha-ssi. Dan kau harus menuju keramaian, karena
mereka tidak akan bisa menangkapmu disana. Apa kau mengerti?”
Butuh waktu beberapa saat untuk mencerna
kata-kata Kyuhyun barusan. Kenesha mengernyit tidak setuju, “Ma—maksudmu.. aku
harus meninggalkan dirimu?” gumamnya pelan.
“Tidak. Kita harus berpisah. Aku juga akan
berlari kearah yang berbeda denganmu. Jadi pastikan kau berlari dikerumunan
orang. Lebih baik jika kau menemukan kantor polisi dan bersembunyi disana untuk
beberapa saat sebab aku telah menyisipimu dengan alat pelacak yang akan bisa ditemukan
langsung oleh agen CIC.”
Kenesha terdiam. Hatinya bergelut melawan perkataan
Kyuhyun barusan. Dia tidak ingin terpisah dari namja ini. Dia tidak mau. “Kenapa kita tidak menunggu hingga agen CIC menemukan kita di
tempat pertemuan itu?”
“Tidak bisa, Kenesha-ssi. Kalau CIC bisa
melacak kita, mereka pasti tiba daritadi. Kita tidak akan bisa dilacak hingga
berjarak sejauh 500meter dari James karena dia membawa alat anti pelacak
bersamanya. Maka aku hanya bisa mengandalkanmu. Kau harus berlari sejauh
mungkin dan semampumu lalu jangan beritahukan apapun kepada orang lain selain kepada agen CIC yang bernama Go Eun.”
Kyuhyun menjelaskan semuanya secara cepat dalam bisikan.
“Lalu—lalu bagaimana denganmu?” tanya
Kenesha lirih, bibirnya mulai bergetar.
“Aku juga akan melakukan hal yang sama
denganmu. Tetapi akan lebih baik kalau kita berpencar sehingga peluang mereka untuk
menangkap kita berdua semakin kecil.”
“Bagaimana kalau mereka menangkapmu lebih
dulu?” tanya Kenesha yang merasa takut dengan pikirannya sendiri.
Kyuhyun mendesah panjang. Dia juga tidak
ingin memikirkan hal itu tapi Kenesha harus mengetahui apa yang akan terjadi. “Memang
itulah rencanaku, Kenesha-ssi. Dengan begitu kau punya waktu untuk berlari dan bersembunyi
sampai CIC tiba. Kau harus mencari Go Eun lalu ceritakan yang sebenarnya karena
dia akan melindungimu.”
“Kau akan selamat—maksudku, kita akan
selamat, bukan?” bisik Kenesha kalut. Tapi dia tidak mendapatkan jawaban apapun
selain kebisuan Kyuhyun yang disengaja.
Kenesha berjuang menjaga suaranya namun
dia gagal. Airmatanya jatuh tanpa bisa dicegah, merembesi kain di matanya. Dan
dia harus menggigit bibir agar bisa berbisik, “Aku—Aku—” ucapnya terpenggal
karena emosi. Kenesha membenamkan wajahnya di leher Kyuhyun, mencoba meredakan tangisnya
yang semakin kacau. Dia membenci ide ini. Bagaimana mungkin Kyuhyun menyuruhnya
untuk sembunyi dan selamat sendirian?
Setelah berusaha mati-matian, airmata Kenesha
akhirnya reda dan dia mengangguk perlahan. “Ne, aku akan menuruti perintahmu
asal kau berjanji kalau kau juga akan selamat, Kyuhyun-ssi.”
Lama Kyuhyun terdiam mendengar pernyataan
Kenesha. Dia tidak bisa memberikan apa yang Kenesha inginkan, dia tahu itu. Jadi,
Kyuhyun hanya mendesah dan berkata dengan suara lirih, “Aku mencintaimu,
Kenesha-ssi.”
Tangis Kenesha kembali pecah dan dia tidak
berusaha menahannya lagi. Bagaimana dia bisa hidup tanpa Cho Kyuhyun sekarang?
“Aku mencintaimu dengan seluruh jiwaku. Jadi,
berjanjilah kau akan melakukan semua yang ku perintahkan agar kau bisa selamat.
Aku mencintaimu, Kenesha, karena itu hiduplah untukku.” Sambung Kyuhyun lagi.
“Geumanhae (Hentikan). Geumanhae, Cho
Kyuhyun! Jangan berkata seperti itu! Kau akan selamat. Kita akan bisa melewati
ini semua!”
“Beritahu aku, Kenesha-ssi. Apakah kau
tidak mencintaiku?”
“Aku sangat mencintaimu, Kyuhyun-ssi. Ku
mohon—ku mohon, berjanjilah kau akan selamat—“
“Terima kasih telah mencintaiku.” Sela Kyuhyun
sebelum Kenesha bisa menyelesaikan kalimatnya. “Tapi kita sudah tiba. Sekarang,
bergeserlah ke samping dan kau tidak boleh menangis.”
Kenesha bahkan belum sempat mengatakan
apapun ketika Kyuhyun mendorong tubuhnya menjauh. Dan detik berikutnya, pintu
mobil menjeblak terbuka. Sepasang tangan menarik tubuh Kenesha dengan paksa. Dia
tidak tahu mereka telah berhenti dimana karena penutup matanya belum juga
dilepas. Kenesha hanya mendengar James berkata kepada Kyuhyun, “Show me.” Dan sebuah
tangan mendorong tubuhnya secara paksa.
Gadis itu mengikuti langkah Kyuhyun dengan
sedikit bingung. Tangan salah seorang agen Korea Utara itu memang berada di
pundaknya, memapah Kenesha agar tahu hendak berjalan kemana. Tapi Kyuhyun ingin
sekali mematahkan tangan itu dan menyingkirkannya jauh-jauh dari Kenesha lalu
mendekap kuat kekasihnya. Sekali lagi, Kyuhyun menelan angannya dalam-dalam, tentu
saja hal itu hampir mustahil dilakukan sekarang karena dengan kedua tangannya
yang terkunci dibelakang, yang bisa Kyuhyun lakukan hanyalah merutuki keadaan.
Area parkiran Cancun Club memang sepi pada
jam segini. Biasanya aktivitas baru akan terlihat memadati gedung ketika malam
hari, di saat semua orang memilih untuk melepaskan stress seharian ditempat ini.
Kyuhyun sendiri sudah berulang kali mendatangi Cancun Club, dari sekedar
refreshing sampai menyelesaikan tugasnya. Kelab ini berlokasi di antara beberapa
Kelab yang memiliki persamaan; eksklusif, mahal dan penuh orang asing. Jadi
tidak ada yang menatapnya heran ketika dia mengobrol dengan orang-orang Eropa
dan Amerika karena disini lumrah terjadi.
Saking seringnya Kyuhyun kemari, dia
sampai memilih Club Cancun sebagai tempat untuk melakukan pertemuan dengan agen
CIA yang akan menjemput chip itu. Kyuhyun juga membangun beberapa perlindungan agar
chip yang ia sembunyikan tidak mudah berpindah tangan dan tentunya tidak
diketahui orang lain.
James mendengus kesal ketika mereka berhenti
di ujung lorong area parkir yang bersebelahan dengan pintu keluar darurat. “Disini?”
tanyanya tidak suka. Sebagai jawaban, Kyuhyun hanya mengangguk satu kali lalu
menunjukkan tangannya yang masih terikat. Cepat-cepat James menyuruh orang
dibelakangnya untuk segera melepaskan ikatan kedua tangan Kyuhyun. Namun dia
masih belum bergerak selain menatap kearah Kenesha.
“Lepaskan dia juga.” Kata Kyuhyun
akhirnya.
“Apa? Tidak. Tidak bisa.” Sanggah James
tidak terima.
“Aku memerlukan sidik jarinya,” ujar
Kyuhyun yang dibalas pelototan James. Pria itu kemudian melepaskan ikatan
tangan serta penutup mata Kenesha dengan berat hati. “Cepatlah!” ujarnya tidak
sabaran.
Kyuhyun malah berbalik menatap Kenesha
yang setengah ketakutan dan setengah lega. Gadis itu melangkah kearahnya dan menyisipkan
lengannya di lengan Kyuhyun, sementara matanya menyapu sekeliling dengan sorot gelisah.
“Gwaenchanhayo?” tanya Kyuhyun setelah mendapatkan kembali perhatian Kenesha
yang hanya mengangguk tidak kentara.
James dan agen-agen Korea Utara yang
semuanya berjumlah 5 orang itu menjadi waspada ketika Kyuhyun menekan sebuah
tombol dibalik tuas listrik gedung ini. Sejenak kegelapan memenuhi penglihatan
mereka dan semua pistol semi otomatis telah mengacu di tempat Kyuhyun dan
Kenesha berdiri. Namun kegelapan itu tidak bertahan lama sebab sebuah persegi—atau
lebih tepatnya kubus—muncul dibalik dinding, memberikan penerangan yang mampu
menjangkau 5 meter didepannya.
Kubus itu bergerak maju, mengeluarkan sebuah
kotak yang kemudian membuka menjadi sebuah monitor dan keyboard. Dari sisi
kanannya terdapat panel yang terhubung langsung dengan monitor, dan siapapun
langsung mengetahui bahwa itu adalah scan finger. Kyuhyun meletakkan telapak
tangannya di panel itu lalu dalam satu detik monitor mengizinkan akses masuk. Baris
demi baris Kyuhyun ketikkan diatas keyboard itu tanpa ada satu orangpun
diantara mereka mengerti apa yang sedang dia lakukan. Kyuhyun berharap James
tidak mengetahui maksudnya kali ini. Sebab jika dia ketahuan, pria itu pasti
tidak akan segan-segan membunuh Kenesha dan dirinya detik ini juga.
“Jajangmyeon,” ucap Kyuhyun didepan monitor
itu. Suaranya di pindai dalam beberapa detik dan muncul persetujuan akses. Kini
Kyuhyun beralih ke Kenesha yang berdiri terpaki disebelahnya, memandangi perlatan
itu dengan tatapan tidak percaya.
“Letakkan tanganmu disini, Kenesha-ssi,”
kata Kyuhyun sembari menunjukkan panel scan finger. Kenesha bergerak ragu-ragu
tetapi ketika akhirnya izin aksesnya diterima, Kyuhyun langsung menginterupsi kelegaannya.
“Katakan sesuatu,” perintah Kyuhyun lagi.
Kenesha menatap Kyuhyun bingung lalu berkata,
“Sesuatu..?” dan Kyuhyun harus menahan tawanya saat itu juga. Gadis dihadapannya
ini benar-benar begitu menarik dengan segala kesederhanaannya.
Ketika akses suaranya diterima, Kenesha
mendesah lega sementara Kyuhyun mengetik perintah lagi pada programnya. Ketidaksabaran
James semakin terlihat dari betapa seringnya ia memeriksa jam dan mengetukkan
kaki dengan cepat. Kyuhyun mengambil kesempatan ini untuk segera menyisipkan
chip yang muncul diantara huruf P dan O diatas papan Keyboard, ke jari tengah
dan jari manisnya dengan diam-diam.
“Ini,” kata Kyuhyun enggan. Dia menekan
tombol enter dan monitor serta keyboard menutup kembali menjadi kotak lalu menghilang
kedalam dinding dan kemudian sebuah kotak berukuran 5x5 inci muncul perlahan. Tutupnya
membuka dan menampakkan sebuah chip yang bertengger di dalam pengait kotak.
Kyuhyun pura-pura menguap malas melihat ketegangan
diwajah James dan agen-agen Korea itu. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan
lalu memasukkan chip yang asli ke dalam mulut. “Tidak ada bom,” ujar Kyuhyun sambil
memutar bola matanya. Tetapi James masih saja menunggu beberapa saat lagi untuk
memastikan.
“Tenanglah, Kenesha-ssi. Tidak akan ada bom,”
ucap Kyuhyun implisit. Kenesha memandangnya heran. “Biarkan aku menciummu—”
Kyuhyun membiarkan kata-katanya didengar James dan mengabaikan keterkejutan Kenesha
yang begitu jelas.
Dan sekejap saja Kyuhyun melupakan posisi
mereka. Ketika bibir Kenesha membalas ciumannya, Kyuhyun tidak dapat
mengendalikan dirinya lagi. Dia mengunci wajah gadis itu dengan kedua tangannya,
tidak memberikan jeda satu detikpun bagi gadis itu melepaskan ciumannya.
Mereka tidak bernafas, mengacuhkan
kebutuhan udara yang mendesak di paru-paru mereka. Segalanya mengabur dan mereka
berusaha mematri setiap detik ciuman ini didalam pikiran mereka, sehingga
nanti, ketika mereka harus terpisah, ciuman ini akan menjadi kenangan indah
sekaligus menyakitkan. Membuat bahagia namun membakar dari dalam.
Kyuhyun merenggangkan ciumannya dan berusaha
menarik kembali kewarasannya yang sempat absen. Melalui ekor mata dia melihat James
memalingkan mukanya dari mereka dan berpusat kepada kotak yang berisi chip. Kyuhyun
menggunakan kesempatan ini untuk menjalankan rencananya.
***
Bibir Kyuhyun membuka—yang membuat bibir
Kenesha juga mengikutinya—lalu lidahnya menyusup kedalam mulut Kenesha. Gadis
itu mengejang kaku dalam ciumannya ketika merasakan lidah Kyuhyun beradu dengan
lidahnya sendiri. Kenesha menjadi lebih syok saat menyadari lidah Kyuhyun
membawa benda asing kedalam mulutnya.
“Itu chip.” Bisik Kyuhyun diantara
ciumannya. “Bersiaplah.” Gumamnya lagi.
Kenesha tidak lagi membalas ciuman Kyuhyun
seperti awal tadi. Dia menunggu dengan pasif sementara Kyuhyun terus menciumnya
tanpa henti. Pikirannya terbagi. Apakah dia harus mengikuti perintah Kyuhyun
untuk lari?
Dari ekor mata, Kenesha melihat James mendekati
kotak itu dengan cemas. Pria itu mengulurkan tangannya sementara empat orang
yang mengelilingi mereka juga menunjukkan ketegangan. Pistol mereka kini berada
tepat kearah kotak. Ketika James mengambil chip itu dari dalam kotak, keheningan
menyertai mereka semua. 3 detik.. 5 detik.. tidak terjadi apapun. James
tersenyum puas dan tiba-tiba saja sebuah suara menggema di lorong ini.
“Access denied,” ujar suara itu membahana
ke seluruh area parkiran dan dinding-dinding dihadapan mereka mengeluarkan asap
tebal yang menyesakkan. Lalu ruangan menjadi gelap gulita.
“SEKARANG, KENESHA!” teriak Kyuhyun
diantara kepulan asap. Kenesha memanfaatkan kegelapan ini untuk bisa berlari. Selama
beberapa langkah, Kyuhyun masih menggenggam tangannya, mereka berlari dalam ruangan
yang segelap tinta. Untung saja ruangan ini tidak terisi banyak mobil jadi
mereka bisa leluasa berlari.
Sebuah peluru melesat mengenai pilar di
hadapan mereka dan mereka bisa mendengar derap langkah orang-orang yang berlari
dibelakang mereka. Tetapi Kenesha bisa melihat sebuah titik cahaya terletak
persis dihadapan mereka. Kyuhyun mempererat pegangannya lalu berkata dengan
nafas berat. “Teruslah berlari, jangan melihat kebelakang.” Dan namja itu
melepaskan genggamannya, meninggalkan Kenesha yang berlari semakin kencang.
Kenesha menerobos kerumunan dijalan raya
dengan tergesa-gesa. Dia tidak tahu harus kemana dan apa yang harus dia lakukan
dengan chip di lidahnya ini. Kenesha berbelok ke kiri, berusaha mencari pos
polisi sambil berlari dari tiga orang agen yang tengah mengejarnya dibelakang. Ia
tidak sempat berhenti untuk menarik nafas atau bahkan merenggangkan otot-ototnya.
Yang Kenesha tahu hanyalah terus berlari, tanpa sempat melihat kemana kakinya
melangkah. Ini kali pertamanya dia melihat Itaewon dan dia merasa seperti orang
buta yang baru mendapat penglihatan; segalanya begitu terang dan menakutkan.
Celakanya, setiap belokan yang Kenesha
ambil malah menjauhkannya dari keramaian dan kini dia sedang berada di pemukiman
warga yang sepi. Dia bisa merasakan sendi-sendinya mulai memberontak, memaksanya
untuk segera berhenti dan beristirahat. Tetapi ia juga belum yakin bahwa jarak
ini cukup jauh untuk membuat Kyuhyun aman. Kenesha bersyukur karena agen yang
mengikutinya ada 3 orang dan itu berarti hanya 2 orang yang mengejar Kyuhyun. Namja
itu pasti bisa mengalahkan dua orang tanpa kesulitan. Ya, dia yakin.
Persimpangan lagi. Kenesha langsung
membelok ke kanan tanpa berpikir dan dia malah mendapati tanjakan. Tekadnya
langsung menciut melihat jalanan yang mendaki itu. Tetapi sebuah peluru menancap
ke tembok persis dihadapan Kenesha dan ia langsung lari ketakutan.
Kalau ada saat dimana dia ingin hidupnya seperti
di film-film kolosal, inilah waktu yang tepat. Entah keberuntungannya yang
buruk atau memang sudah direncanakan, Kenesha tidak tahu, tapi yang jelas sejak
dia berlari menuju perumahan warga, dia tidak melihat satu orangpun diluar. Jadilah
Kenesha bingung harus bersembunyi dimana. Ketika tenaganya perlahan tercerabut
dari otot-ototnya, Kenesha menguatkan hatinya.
‘Sedikit
lagi..’ ujarnya penuh tekad.
Kenesha sudah mencapai batasnya dan dia
melihat sebuah lorong sempit yang menanjak lagi. Mungkin jarak ini sudah cukup.
Mungkin dia bisa menyelamatkan Kyuhyun dengan cara ini..
Dia hendak berbelok ke lorong itu ketika sesuatu
menahan langkahnya dari belakang. “Selamat tinggal, Vamp..” bisik Kenesha dalam
hati, memejamkan matanya dan membiarkan bayangan Kyuhyun memenuhi pikirannya..
***
Kyuhyun berlari dalam kegelapan. Dia bisa
melihat Kenesha yang mempercepat langkahnya menuju keluar di sampingnya. Peluru
kedua berdesing dan menghujam pilar disebelah kirinya. Tentu saja pistol yang
mereka gunakan telah dilengkapi Peredam Suara atau Silencer yang dipasang pada
bagian dari laras senjata api untuk mengurangi suara dan kilatan cahaya yang
dihasilkan tembakan.
Meskipun Silencer pada pistol semi
otomatis akan mengurangi kecepatan dari peluru yang dilontarkan, tetap saja rasa
sakit yang akan ditimbulkan sama-sama besar. Jadi, Kyuhyun bergerak se-efisien
mungkin untuk mengindari tembakan dibelakangnya. Dia terus berlari menuju area perbelanjaan
paling dekat dan bersembunyi dibalik sebuah bilik mainan. Kyuhyun mengawasi dua
orang yang berlari mengejarnya—James dan seorang lagi—dan merutuki kenyataan
kalau Kenesha dikejar 3 orang.
Dia melihat berkeliling, memastikan bahwa para
pengejarnya sudah masuk ke salah satu toko lalu menggunakan kesempatan ini
untuk berlari kearah berlawanan, menuju sebuah taman kecil diujung jalan. Orang-orang
yang berada ditaman itu memandanginya dengan penasaran. Tidak lain dan tidak
bukan karena kemeja Kyuhyun penuh darah dan wajahnya terluka disana-sini. Tetapi
dia terus berjalan mendatangi seorang pria tua yang membelalak kepadanya, Cho
Hong Nam.
Kyuhyun merebut Radio Digital milik ayahnya yang tersampir di pinggang dan segera berkata,
“Kode Merah, Siaga Penuh. Unit I ke koordinat 5, Unit II bergerak ke koordinat 7
dan Unit III menuju ke titik pertemuan sekarang juga. Harap Unit Elang bersiap
memantau melalui udara.”
“Abeoji, pinjamkan aku jaketmu,” ujar
Kyuhyun setelah menyerahkan benda itu dengan terburu-buru.
Cho Hong Nam menatapnya khawatir sembari
memberikan jaketnya kepada putra semata wayangnya ini. “Kyuhyun-ah, apa yang—”
“Abeoji,” sela Kyuhyun tidak sabar. “Kenesha
dalam bahaya dan aku harus segera menyelamatkannya. Aku dan Kenesha tadinya disekap
di basement Korea Utara dan aku sama sekali tidak tahu itu dimana. Jadi, kau
harus memerintahkan Unit III untuk berkendara dari koordinat 7 di Cancun Club dengan
mobil kearah utara dan dengan kecepatan 50-60km/jam selama ±43 menit. Aku
mengingat ada 3 belokan ke kanan diawal, dua ke kiri lalu masing-masing ke kiri
dan kekanan sekali. Bisa dipastikan tempat itu jauh dari keramaian karena tidak
ada suara disekitarnya. Ketika mereka mencapai tempat itu, periksa hingga
lantai bawah karena seluruh pusat kegiatan intelijen Korea Utara di Seoul ada
disitu. Dan satu lagi, kirimkan unit bantuan kesana. Mereka akan membutuhkan
tenaga ekstra.”
Cho Hong Nam hanya mengangguk paham mendengar
penjelasan putranya sementara Kyuhyun mengancingkan jaketnya dengan tidak sabar
dan melongok ke jalan raya. Dari jauh tampak sebuah mobil berwarna merah
menyala mengebut diantara pengemudi-pengemudi tenang, menimbulkan berbagai
umpatan karena aksinya yang menerobos beberapa mobil dengan nekat. Tentu saja
Kyuhyun tahu siapa yang mengendarai Ferarri F12 Berlinetta yang seksi itu.
Siapa lagi kalau bukan Go Eun..
Mobil Go Eun berhenti mendadak setelah
menukik dari jalan raya dan melesak masuk di area taman. Pintu mobil bagian
penumpang terbuka dan Kyuhyun langsung menduduki kursi yang berlapis kulit sambil
mendesah. “Tunggu,” ujar Kyuhyun ketika Go Eun menginjak pedal gas dan kopling
secara bersamaan, membuat mobil menderu gila-gilaan ditengah taman. “Aboeji, perintahkan
agar menarik agen CIA di Seoul sekarang juga. James berkhianat dan dia
mengincar chip pertama.”
Setelah Cho Hong Nam mengangguk, Go Eun langsung
menginjak pedal gas lebih dalam, membiarkan mobilnya melompat kembali ke jalan
raya dan menerobos mobil-mobil didepannya. “Menuju area perbelanjaan, Go
Eun-ah. Aku ingin menjemput James,”
ujar Kyuhyun bahaya.
Go Eun membelok ke area perbelanjaan yang
dipenuhi berbagai macam toko yang berjejer disepanjang jalan tanpa mengurangi
kecepatannya. Orang-orang dijalan itu langsung berhamburan menjauhi mobil mewah
berpenampilan mencolok ini.
“Kau parah sekali,” komentar Go Eun,
mengerling melihat penampilan Kyuhyun yang menyedihkan.
“Rasanya tidak terlalu menyakitkan, kok,” balas
Kyuhyun ringan. Tetapi dia segera menjadi serius lagi. “Apa yang sebenarnya
terjadi, Go Eun-ah? Kau mengirimiku pesan melalui pager, bukan?”
“Ya, pagi ini aku melihat James sedang
membuntuti mobilmu di sekitar Gangnam. Aku sedikit curiga lalu memutuskan
mengikutinya. Dia tetap di area parkiran selama lebih dari 3 jam dan tiba-tiba muncul
sebuah truk boks yang berisi agen-agen dengan senjata lengkap. Aku berusaha
mencari tahu apa yang mereka kerjakan tetapi penjagaan mereka ketat sekali. Karena
ponselmu tidak aktif, aku mencoba menghubungi pagermu dan ketika aku ingin
kembali ke mobil, aku mendengar suara bom dari atas dan detik itu juga mobilku juga
meledak.”
“Maksudmu Volvo biru metalikmu meledak?” tanya Kyuhyun tak percaya.
“Yep. Dan itu membuatku tidak bisa mengejar
truk yang membawamu pergi. Kurasa aku beruntung karena sebelumnya aku keluar
dari mobil dan memutuskan untuk mengikuti James.”
Kyuhyun bersiul tidak percaya. “Padahal
itu mobil bagus,” imbuhnya. “Kau sudah mengirimkan agen untuk membersihkan
rumahku?”
Go Eun mendengus dan memutar bola matanya.
“Aku benar-benar tidak mengerti. Bagaimana mungkin kau membangun sebuah rumah
di gedung hotel? Di Imperial Palace Hotel? Ya ampun, Kyuhyun-ah.” Katanya sambil
menggeleng. “Tapi aku sudah mengirim satu unit agen untuk menangkap mereka
semua. Sampai saat ini hanya 3 orang agen Korea Utara dan ku pikir masih ada
beberapa orang di lantai dua tapi pintu itu tidak bisa dibuka bahkan dengan bom
buatan CIC.”
“Sebaiknya kau mengirimkan peti mati ke
rumahku. Sebab siapapun yang berada didalamnya pasti sudah keracunan gas karbon
monoksida,” ujar Kyuhyun tersenyum, tidak menghiraukan tatapan terkejut Go Eun.
“Kami tidak bisa melacakmu dan Kenesha
untuk waktu yang lama sekali, jadi aku memerintahkan semua agen untuk bersiap
ditempat masing-masing dan Hong Nam-ssi sudah berkali-kali memerintahkan Unit V
untuk menyapu bersih kawasan Itaewon dan Gangnam tapi kami tetap tidak bisa
melacakmu bahkan dengan satelit.”
“James membawa alat anti lacak bersamanya
dan sepertinya basement Korea Utara juga dipenuhi alat seperti itu. itulah
mengapa kita tidak pernah berhasil menemukan dimana pusat intelijen Korea Utara
disini. Dan sekarang aku harus membalas apa yang dilakukan pria brengsek itu terhadap
Kenesha. Go Eun-ah, kau harus melindungiku, sebab James membawa seorang agen
bersamanya.” Tandas Kyuhyun serius.
Go Eun tertegun mendengar perkataan
Kyuhyun. Dia tidak menyangka laki-laki disampingnya ini benar-benar bisa jatuh
cinta. “Arasseo,” ujarnya paham.
Kyuhyun mencari-cari ditengah kerumunan
orang dan dia melihat siluet James dengan rambut pirangnya di sudut jalan, berusaha
berlari diantara keramaian. Kyuhyun lalu membuka laci dasbor mobil dan
mengambil HS2000—pistol buatan Kroasia—tanpa mengindahkan protes Go Eun, lalu
menyematkan pistol itu didalam saku dalam jaket. Go Eun sendiri meraih pistol
Heckler-Koch MK23 di laci dan menyisipkannya di pinggang celana.
Begitu mobil berhenti sekitar 300 meter
dari tempat James berada, Kyuhyun dan Go Eun keluar dari mobil, merunduk
sejajar dengan tinggi mobil dan tetap menjaga pandangan mereka kearah James
yang berulang kali menoleh kebelakang. Pria itu nampaknya sedang mencari Kyuhyun
sekaligus waspada diantara kerumunan orang yang begitu ramai memadati jalan. Ini
kesempatan untuk bisa menyudutkan pria itu. Kyuhyun mengangguk kepada Go Eun
dan memberi isyarat dengan jarinya untuk memutar arah.
***
James mengamati sekeliling dengan
kebingungan. Matanya masih berair gara-gara gas asap sialan tadi. Dia sama
sekali tidak menyangka Kyuhyun membohonginya ketika dia pikir dia berhasil
mendapatkan kedua chip. Dan Kyuhyun menghilang tepat dibawah hidungnya sendiri!
Bagaimana mungkin laki-laki yang sudah disiksa seperti itu masih memiliki
kekuatan untuk berlari? James melirik agen Korea Utara disampingnya, Kim Cheol So,
yang juga merasa tegang. Keringat mengucur dari pelipisnya dan tangan kanannya
tetap didalam saku jas. Bisakah mereka mendapatkan chip itu sekarang?
Entah dari mana asalnya, namun sebuah
peluru tiba-tiba mengenai dada kiri Cheol So dan pria itu ambruk ke tanah. Darah
membasahi trotoar dengan cepat, sementara tidak ada seorangpun yang menyadari
tembakan tadi. James langsung membelok ke sebuah butik dan bersembunyi dibalik
pintu. Dua orang pramuniaga, mendatanginya dan James Cuma tersenyum sambil
mengambil handphonenya dan menekan angka satu.
“Choel So terluka, kirimkan bantuan ke
Itaewon,” katanya datar. James menunggu dan mengulang pesannya hingga 3 kali
namun tidak ada respon. ‘Ada yang aneh,’
pikirnya. Dia melihat Cheol So yang mulai dikerubungi beberapa orang yang
terkejut dan sudah pasti polisi akan tiba dalam sekejap.
‘Damn
it!’ desahnya frustasi. Ini pasti perbuatan CIC. Dia harus segera kabur
sebelum mereka menangkapnya. Tidak ada pengampunan di CIA. Pilihan untuknya hanyalah
dua; kematian atau siksaan seumur hidup.
Perlahan James keluar dari butik itu dan memalingkan
pandangannya ke kanan untuk memeriksa Cheol So yang sudah tidak bisa dilihatnya
lagi. Sayang sekali pria itu tidak akan pernah bisa kembali ke Korea Utara. Yah,
tetapi itu bukan urusannya. Bagaimanapun James harus segera kabur dari CIC.
Jalanan di sebelah kirinya tampak lenggang
dan James menyusuri setiap toko dengan waspada. Dia menggenggam pistolnya
dibalik jaket dan matanya sibuk memperhatikan sekitar. Tidak ada tanda-tanda
mencurigakan dari Kyuhyun ataupun agen CIC lain. Tapi setelah berpikir seperti itu,
sebuah peluru menancap di tembok sebelah kanannya. Dan James buru-buru berbelok
ke kiri.
Sialnya itu adalah sebuah jalan buntu.
James baru saja hendak berbalik ketika seseorang,
tidak, dua orang menutup jalan keluar. Kyuhyun dan Go Eun berdiri tidak jauh
darinya dan memegang senjata di tangan masing-masing. Sepasang mata Kyuhyun
menatap James penuh kebencian dan wajah Go Eun yang cantik itu memandangi James
tanpa emosi.
“Buang senjatamu, James.” Perintah Kyuhyun
dengan nada mengancam. Dia tidak punya pilihan lain selain meletakkan pistolnya
ke tanah dan menendang benda itu kearah Kyuhyun. “Pisaumu juga.”
Setelah meletakkan pisau, Kyuhyun berjalan
mendekati James perlahan-lahan, mengambil pisau itu di tanah dan kemudian berbalik
ke belakang menghadap Go Eun—memunggungi James. “Pegangi ini,”ujar Kyuhyun
menyerahkan pistolnya kepada Go Eun yang menatap pria itu tidak percaya. “Aku
sudah bersumpah akan membunuhmu jika kau melukai Kenesha, James. Dan aku tidak
main-main.” Suara Kyuhyun terdengar begitu mengerikan.
Pria dihadapannya berbalik dan menggenggam
pisau yang dipakai James untuk melukai Kenesha. “Kau ingin berkelahi dengan
tangan pisau? Aku belum pernah kalah kalau—” ucapan James terpotong ketika pisau
itu menancap ke dinding belakangnya, dan ketika James ingin mengambil pisau itu,
dia melihat pisaunya penuh darah. “Ap—” James tidak sempat berkata apapun lagi
ketika darah membasahi lehernya hingga ke jaket yang dikenakannya.
“Selamat tinggal, James.” Ujar suara
didepannya dan detik itu juga James roboh.
Hanya ada rasa sakit yang memenuhi seluruh
indra. Otaknya tidak bisa bekerja lagi dan pandangan matanya mengabur. Dia seharusnya
tidak disini, ada seseorang yang menunggunya. Seseorang yang begitu mempesona
dengan kelembutan dimata dan dengan senyum tulus.
“Karin..” bisik James untuk terakhir kali
sebelum rasa sakit merenggut semua hal darinya, merenggut nyawanya..
***
Mayat James tergeletak mengenaskan di
ujung jalan dan Kyuhyun memandanginya dengan dingin. “Panggil Petugas
Kebersihan,” perintahnya kepada Go Eun.
Sementara Go Eun berbicara melalui handphone-nya,
Kyuhyun kembali ke mobil dan menduduki kursi pengemudi, menunggu Go Eun yang
menyusulnya beberapa menit kemudian. “Kajja. Kita akan ke koordinat 5. Unit I
pasti sudah menunggu disana.
Benar saja, ketika mereka tiba—dengan amat
sangat cepat—di tempat itu, satu Unit penuh sedang menanti Kyuhyun dan siaga
dengan senjata masing-masing. Kyuhyun turun dari mobil dan mengangguk kepada Kim
Baek So, pemimpin Unit I divisi Pengembangan Senjata. “Berikan analisismu,”
ujar Baek So.
“Target tiga orang agen Korea Utara yang
menggunakan setelan hitam sedangkan korbannya adalah seorang Gadis Asia. Agen-agen
itu membawa QSZ-92 serta alat anti pelacak.” Ujar Kyuhyun cepat.
“Analisis Perimeter!” Perintah Baek So
kepada agen di belakangnya.
Agen itu maju dan menunjukkan sebuah peta
digital. “Target terkunci di posisi A, setengah kilometer dari koordinat 5. Lokasi
A sendiri penuh dengan pemukiman warga. Tiga jalan masuk yang letaknya
200meter, 500meter dan 800 meter dari sini akan membawa ke lokasi A. ada
setidaknya 21 lorong kecil dan 12 jalan tikus di tengah lokasi. Alternative pertama
adalah mengumpulkan seluruh Unit dan memancing target keluar melalui jalan
masuk kedua. Alternative kedua adalah membagi Unit menjadi beberapa tim lalu
mengejar target melalui tiga jalan masuk dan mendesak mereka dari luar. Resikonya
adalah mereka akan memiliki kesempatan untuk menyandera korban,”
Kyuhyun menggeram tidak setuju. “Alternatif
ketiga!” ujarnya emosi. “Berikan alternative yang tidak membahayakan korban!” serunya
emosi.
“Alternatif ketiga adalah agen bayangan,
salah satu—”
“Kita ambil alternative ketiga dan aku
yang akan menjadi agen bayangan. Kalian semua bersiap untuk mengunci target aku
mengamankan korban.” Sambar Kyuhyun cepat. Dia sudah paham apa itu agen
bayangan—salah seorang agen harus menjadi bayangan yang bisa mendahului target
untuk mengejar korban dan ‘menculik’ korban dari kejaran target. Resiko alternative
ketiga sebenarnya ada pada agen yang menjadi bayangan. Sebab, jika ketahuan,
nyawa agen beserta korban sama-sama dalam bahaya. Tetapi Kyuhyun memiliki
keyakinan untuk melakukannya.
“Kalian dengar ucapan Cho Kyuhyun, bersiap
diposisi masing-masing!” teriak Baek So menggelegar dan semua agen langsung
sibuk pada persiapan pengejaran target. “Semoga berhasil,” ucapnya menyemangati
Kyuhyun.
Kyuhyun mengangguk dan berjalan menuju perlengkapan
senjata, dia mengambil Radio Digital untuk berkomunikasi dengan Unit I. Kyuhyun
juga melekatkan sebuah communicator—juga berfungsi sebagai chip pelacak—di
telinganya, yang memungkinkan untuk berbicara dan mendengar perintah dari Baek
So.
Dengan penuh tekad, Kyuhyun memasuki jalan
masuk pertama yang memang terlihat sepi. Beberapa agen mengikutinya dibelakang
namun segera berpisah dengannya ketika menemui persimpangan. Kyuhyun melangkah lalu
berlari di tengah lorong yang semakin menanjak. Baek So beberapa kali
menyerukan perintah untuk mengambil jalan alternative yang membawanya semakin
dekat dengan target dan korban.
Akhirnya dia melihat gadis itu—Kenesha
yang berlari dengan seluruh kekuatannya dan kentara sekali gerakannya melambat
ditengah tanjakan. Kyuhyun kemudian mengambil jalan lurus, mengendap-endap untuk
menyamarkan langkahnya dan berderap cepat untuk mendahului Kenesha. Ada dua
lorong lagi dan Baek So menyuruhnya mengambil lorong ke kiri namun Kyuhyun
tetap membelok ke kanan. Entah apa yang membuatnya begitu yakin bahwa Kenesha
akan mengambil jalan ini, tapi firasatnya mengatakan begitu.
Kemudian Kyuhyun berhenti di sudut lorong
dan menanti dengan perasaan berkecamuk. Kenesha harus mengambil lorong ini.
Harus.
Setengah menit berikutnya, Kyuhyun
mendengar langkah kaki yang tergesa-gesa serta tarikan nafas yang berat,
mendekati tempatnya berdiri. Kyuhyun segera mengambil cermin disakunya dan
melihat pantulan wajah Kenesha yang memang sedang menuju ke tempat dia berdiri
sekarang. Gadis itu bahkan tidak repot-repot berteriak ketika tangan Kyuhyun
membekapnya dari belakang. Tubuh Kenesha gemetaran sementara matanya terpejam,
bibirnya mengatup rapat.
“Kenesha..” bisik Kyuhyun ditelinga gadis
itu. Kenesha mengejang kaku. Gadis itu seperti menggumamkan sesuatu. “Sudah
aman..” sambungnya. “Semuanya sudah selesai.”
Nafas Kenesha tertahan dan perlahan
tubuhnya memutar, membalik untuk melihat Kyuhyun. Kedua matanya membelalak
tidak percaya dan perlahan mata gadis itu berair. “Kyuhyun-ssi..” gumamnya penuh
kelegaan. Kyuhyun merengkuh tubuhnya dengan cepat, mengacuhkan instruksi Baek
So-nim melalui communicator dan memilih menghirup aroma Kenesha lebih banyak.
“Ayo kita pulang..” bisik Kyuhyun di
telinga Kenesha. Gadis itu mengangguk dalam dadanya. Tubuhnya yang ringkih ini
sudah begitu banyak mengalami kesakitan dan Kyuhyun berjanji tidak akan pernah membiarkan
apapun melukainya lagi.
“Target berhasil diamankan. Misi selesai. Semua
agen kembali ke posisi awal.” Ujar Baek So lewat Radio Digital.
***
—3 Minggu kemudian—
Kenesha merebahkan tubuhnya diatas pasir pantai
yang berkilauan ditimpa cahaya matahari. Musim panas sudah tiba dan cuaca tidak
pernah mendung lagi. Orang-orang menyambut musim ini dengan penuh sukacita. Festival-festival
dan perayaan berlangsung hampir setiap hari. Sudah 3 minggu lamanya Kenesha ada
di Negara ini dan dia belum pernah sekalipun melewatkan malam tanpa kembang
api. Begitu semaraknya perayaan musim panas hingga membuatnya sulit tidur.
Bahkan sebenarnya dia tidak pernah
benar-benar tertidur..
Handphonenya berbunyi. Pesan singkat dari
orangtuanya menjadi sebuah kewajiban untuk dibalas oleh Kenesha 3 kali sehari. Orangtuanya
menjadi begitu over protective karena
seminggu penuh dia tidak pernah menghubungi mereka ketika di Seoul. Dan sekarang,
sudah lebih dari sebulan dia belum berjumpa dengan orangtuanya lagi. Kenesha masih
berada di Peru, menghabiskan setiap harinya seakan sedang menjalani masa
tahanan. Dia tidak mengerti bahasa penduduk lokal dan hanya berbicara dengan
adik perempuan Go Eun, Cha Ji Eun yang bekerja sebagai dosen arkeolog di salah
satu Universitas di Peru.
Deru ombak memecah perhatiannya sejenak. Bau
laut yang menguar ke udara, memenuhi rongga paru-paru Kenesha dengan begitu
kuat, membuatnya seolah bisa mencecap asinnya laut. Sebelumnya, Matahari selalu
menjadi musuh utamanya namun kini dia merasa ingin bercakap-cakap dengan Sang
Surya, membiarkan tubuhnya dibanjiri sinar mentari yang begitu hangat.
Entah berapa lama Kenesha berbaring diatas
pasir. Kesunyian begitu memikatnya untuk terus berada disini tetapi dia yakin
Ji Eun akan segera pulang dan Kenesha harus cepat-cepat kembali sebelum gadis
manis itu mencarinya dengan khawatir. Kenesha lalu bangkit, merentangkan kedua
tangannya menghadap laut dan menghirup aroma menyenangkan ini untuk beberapa
saat lagi.
Dan tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.
“Jangan bergerak,” perintah suara itu. Suara yang amat sangat dikenalinya. Tidak
hanya itu, suara itu juga amat sangat dicintainya.
Kenesha membeku ditempat. Dia berusaha meyakinkan dirinya kalau ini bukan
mimpi. Tetapi jika setiap malam dia memimpikan pemilik suara ini, bagaimana
mungkin ini adalah kenyataan?
“Kenapa kau masih saja beraroma stoberi? Tidak
tahukah kau bahwa aku menjadi gila karena wangi ini?”
“Agar kau bisa mengenaliku jika kita
bertemu, Kyuhyun-ssi.” Jawab Kenesha sambil tersenyum.
Kyuhyun mendengus ditelinganya. “Bagaimana
mungkin aku tidak mengenalimu? Bahkan jika kau berdiri di bulan pun aku tetap
bisa melihatmu disana,” goda Kyuhyun. Sudah lama sekali sejak Kyuhyun
menggodanya seperti ini.
“Bogoshipoyo,” bisik Kenesha.
Pria itu mempererat pelukannya, menyesap aroma
stroberi dirambut gadis itu dalam-dalam dan berbisik ditelinganya dengan jelas,
“Na do.” Kyuhyun lalu mencium pipi Kenesha yang langsung merona. “Ayo pulang. Orangtuamu
pasti sudah sangat cemas. Lalu aku bisa membawamu pulang kerumahku.”
Alis Kenesha bertaut bingung. “Rumahmu di
Seoul?”
“Bukan, rumahku yang baru,” jawabnya penuh
semangat. “Aku baru saja membangun sebuah rumah—rumah kita—di kepulauan Karibia.
Kau pasti akan suka tempat itu.”
“Kau tidak membuat rumah di hotel lagi,
bukan?” tanya Kenesha tersenyum.
Kyuhyun menggeleng. “Aniyo. Kali ini aku
membuat rumah dibawah air. Kau akan dapat melihat seluruh ekosistem laut dari
rumah itu.” Bujuk Kyuhyun menggiurkan.
Kenesha tertawa mendengar penjelasan
Kyuhyun yang penuh semangat. “Ada apa?” tanya Kyuhyun heran. “Kau tahu, tidak
ada yang tidak mengesankan tentang dirimu.” Jawab Kenesha sambil tersenyum.
Kyuhyun segera melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Kenesha menjadi persis
dihadapannya.
“Kau tahu, tidak ada yang membuatku tidak mencintaimu.” Ujar Kyuhyun sambil
menyentuh pipi Kenesha yang kembali merah padam.
“Boleh aku tahu kenapa kau memilihku dalam
misi itu?” tanya Kenesha tiba-tiba, membuat Kyuhyun terkesiap.
Kyuhyun seperti menimbang apa yang harus
dikatakannya tapi dia mendesah sebelum akhirnya menjawab, “Aku membaca
tulisanmu di blog. Dan aku menjadi tertarik karena hal itu. Aku sampai tidak
bisa melupakannya berhari-hari dan aku memutuskan untuk mencari tahu tentang
dirimu lebih banyak lagi.”
“Tulisan yang mana?” Kenesha mengerutkan
keningnya, mengingat-ingat entri-entri di blognya yang telah dia publish.
“Tanggal 23 Februari dan judulnya adalah takdir,” jawab Kyuhyun cepat. Kelihatannya
dia memang benar-benar tidak bisa melupakannya.
Senyum Kenesha mengembang ketika mengetahui
tulisan yang dimaksud Kyuhyun. “Siapa orang di tulisan itu?” Tanya Kyuhyun
penuh selidik. Dia bisa melihat tatapan mata Kyuhyun yang begitu ingin tahu.
“Tentu saja itu kau,” jawab Kenesha sambil
mendengus.
“Tapi kau belum mengenalku ketika itu,
Kenesha-ssi.”
Kenesha meraih tangan Kyuhyun dan menautkan
jari-jarinya ke jari namja itu. “Memang benar. Tadinya Aku tidak menuliskan itu
untuk siapapun tapi sekarang, kaulah orang itu.” ucap Kenesha bersungguh-sungguh.
Mereka berdua bertatapan sejenak dan
Kyuhyun harus menggigit bibirnya sendiri untuk menahan diri agar tidak
berteriak. Kebahagiaan membuncah dalam setiap denyut nadinya hingga dia yakin
dia sudah terbang ke surga sekarang. Dan penyebabnya tentu saja gadis
dihadapannya ini.
“Lalu.. apakah semuanya sudah beres?” tanya
Kenesha tiba-tiba, gagal menahan rasa penasarannya mengenai kasus yang terjadi
di Seoul 3 minggu lalu.
“Eh, itu..” jawab Kyuhyun gelagapan ketika
menyadari arah pertanyaan Kenesha.
“Kumohon, jangan sembunyikan apapun lagi,”
pinta Kenesha serius.
Kyhuyun tidak langsung menjawab. Dia menarik
jemari Kenesha yang berada dalam genggamannya untuk melangkah bersama, berjalan
menyusuri pantai yang indah. “Semuanya sudah beres. Memang memakan waktu yang
lama tapi akhirnya semuanya selesai. Maafkan aku yang harus meninggalkanmu
disini selama 3 minggu..”
Kenesha menggeleng, “Jangan meminta maaf,
aku baik-baik saja, Kyuhyun-ssi.” Ujarnya penuh kasih. “Tapi bukankah CIC tidak
membiarkanku hidup karena mengetahui misi dan terlibat dengan semua itu?”
“Ya, tadinya begitu. Tetapi aku
mengusulkan alternative lain. Bagaimanapun, usulku selalu dipertimbangkan dan
akhirnya mereka semua setuju.”
“Apa itu?” tanya Kenesha.
“Kau harus ditahan dan tidak boleh lepas
dari pengawasan.” Jawab Kyuhyun santai.
“Mwo?!” teriak Kenesha tidak percaya.
Wajah Kyuhyun berpaling menatap gadis
disampingnya yang tengah terkejut. Matanya membelalak dan mulutnya terbuka seperti
orang bodoh. Tapi Kyuhyun mencintainya, gadis ini.
“Dan aku yang ditugaskan menjadi pengawasmu
untuk selama-lamanya. Jadi, kau harus mau menikah denganku, Kenesha-ssi.”
Kenesha menggigit bibir bawahnya dengan
kesal meskipun matanya memancarkan kelegaan. “Apa itu sebuah lamaran?” tanyanya
lagi.
“Bukan, ini ancaman.” Kyuhyun terkekeh
kecil melihat betapa menggemaskannya wajah gadis itu. “Kau tidak mau?”
“Aku mau,” jawab Kenesha cepat-cepat. Dia memeluk
Kyuhyun yang merentangkan tangan kearahnya.
“Ayo pulang,” bisik Kyuhyun persuasif. “Kita
harus kerumahmu lebih dulu, agar aku bisa memintamu dari orangtuamu lalu kau tidak
boleh kemana-manapun lagi tanpa aku.”
“Setuju.” Jawab Kenesha sambil mendekap
Kyuhyun lebih erat.
Kehangatan menjalari seluruh tubuh
Kenesha. Belum pernah dia merasa sebahagia dan selega ini sebelumnya. Kalau ini
hanya mimpi, Kenesha tidak ingin terbangun sama sekali. Kecuali jika Kyuhyun
yang membangunkannya, membisikkan kata-kata cinta untuk membuatnya terjaga dari
mimpi indah ini. Dia hanya ingin bangun jika Kyuhyun memang memeluknya dengan penuh
kehangatan. Kalau ini hanya mimpi, Kenesha yakin dia sudah gila. Karena dia
bisa memimpikan sentuhan Cho Kyuhyun sebegitu nyatanya.
Langitnya tidak akan pernah lagi menjadi
sama seperti kemarin. Selama Kyuhyun yang menjadi penerang, menjadi sumber
cahaya sekaligus sumber kehidupannya. Malamnya tidak lagi penuh kegelapan,
karena Kyuhyun yang menjadi rembulan yang selalu menemaninya, berbisik dalam
setiap tidurnya. Kenesha berterima kasih kepada Tuhan, Kyuhyun adalah hadiah terbesar
yang pernah dia terima.
Mereka berjalan melintasi pantai dengan
debur ombak memecah keheningan. Kedua tangan mereka bertaut dan wajah mereka dipenuhi
kebahagiaan.
“Aku mencintaimu..” bisik mereka dalam
hati.
23 Februari
Title : —Takdir—
Diposkan oleh : Kenesha Osidils
Aku tahu ada hal didunia ini yang tidak akan pernah bisa kumiliki.
Tapi aku tahu aku juga pasti memiliki sesuatu yang berharga.
Sesuatu yang bisa ku jaga hingga diujung usia.
Sesuatu yang membuatku merelakan semua yang ku punya.
Hartaku,
Duniaku,
Bahkan nyawaku.
***
END
Aku
terjaga diantara malam-malam sunyi
Berdiri
diantara pecahan karang yang kikis karena ombak
Bayanganmu
yang menetap di pikiranku,
Membuatku
tidak lagi berpijak ke bumi.
Berulang
kali aku menumpahkanmu,
Tapi
kau tak juga kosong.
Kini
aku terperangkap dalam penyesalan tak terbatas,
Bagai
laut yang tiada berujung.
Bisakah
aku memutar kembali waktu yang berlalu?
Karena
waktu tak lagi berjalan setelah aku melepaskanmu.
『After Time Passed – 21 November 2013』
terima kasih buat publikasinya
BalasHapussungguh berkesan ff nya
di tiap alur ceritanya bikin pembaca ikut terhanyut dlm imaginasi ini
terus semangat buat karangan2 selanjutnya.....
Terima kasih atas apresiasinya ^^
HapusInsya Allah bakal ada cerita lainnya setelah ini (kalo sempat tapi hehee :p)
Doakan yaaa ^^
Woaaa...
BalasHapusBnr2 daebak critany..blm pnh bca ff sejenius ini.
Author daebaaaaak..
Thanks for reading ^^
Hapuswaduh, ff ini gak seberapa n masih perlu perbaikab lagi kok :)
Kereeeeeenn...
BalasHapusSampe kebayang bayang adegan actionnya kyu hehehe
Ada wordpress nggak thor? Saran aja sih ini, mungkin lebih bagus kalo di publish di wordpess jg, soalnya kalo di blogger agak ribet kalo ngasih komen, kan sayang ff nya bagus bgt yg komen sedikit...
Ditunggu ff nya yg lain thor^^
makasih ya udh baca ^^
Hapuserr sebenernya dulu udah pernah buat sih, tp aku lebih nyaman pake blogspot :3
it's okay to be sider because i dont force anyone to leave a comment :)
tapi kalo memang ada sesuatu yg pengen di sampaikan dan gamau ribet di blog, boleh langsung ke email kok :)
Keren FF nya bener-bener Keren. Aku emang cuma pembaca biasa dan aku gak begitu mengetahui banyak hal mengenai dunia kepenulisan. Tapi, menurutku ini FF apik, alurnya tidak loncat loncat, pokoknya intinya Bagus dan Keren. Apalagi deh aku bingung harus bilang apalagi hehehe.
BalasHapusCuman yang buat aku penasaran dan butuh kepastian adalah negara asal Kenesha, perasaan tidak dijelaskan apa nama negaranya. Entah aku kelewat baca apa emang gak disebutin. Serius aku ingin tau secara pasti asal Kenesha, :D
Pokoknya semangat ya ^_-
Berharap bakalan ada another story tentang Kyu Kenesha ini hehehe
Oke, sekian dan makasih yah udah ngasih konsumsi FF bagus ini kkkk-
thank you for reading ^^
BalasHapusaduh, menurutku malah ff ini ga terlalu memuaskan karena aku pribadi nganggep masih banyak kekurangan :(
well, masalah negara..
sebenarnya alasan kenapa aku ga nyebutin negara Kenesha adalah karena aku takut nantinya kebentur masalah budaya, adat, norma dan agama. dan karena aku mau ngedepanin konflik Kyuhyun yang seorang agen. tapi mungkin di sekuel KenKyu selanjutnya bakal aku jelasin sedikit darimana asal Kenesha :)
:D oke, yah bagi aku ini bagus kok. Kembangin terus ya ^^ bakat menulisnya, -
BalasHapusSip, aku tunggu cerita Kyu Kenesha lainnya ya :D
insya Allah dan terima kasih yaa :)
Hapusaaa....
BalasHapusaku tauuu.. itu tuuu.. si James yang nyebut "Karin..."
udah dibuatin oneshootnya blm???
overall cerita aku sukkaaaa bgt. cumaaa... aku susah bayangin gimana bentuk si Kenesha... kebayangnya malah cwek Asia. padahalkan bukaaan... >_<
Wah, benar sekali! ^^
Hapusaku udah bikin short story of James, tapi aku sarankan, jangan dibaca *loh* tp serius deh, ceritanya ga bagus T.T dan aku bikin short story itu cuma untuk menyampaikan pesan buat readers yg (mungkin) ngerasa kesel sama James, kalo dia jadi penghianat karena alasan tertentu ^^
Masalah Kenesha.. well, dia memang cewek Asia kok. Di bagian analisis perimeter yg di sampaikan Kyuhyun utk Kim Baek So udh aku sebutin kalo korbannya cewe Asia ^^
Anyway thanks for reading :)
Fuuiihh~ akhirnya bisa bernapas lega.
BalasHapusTak ku sangka Kyu sekaya itu. Total ada 5perusahaan ditambah akuisisinya di perusahaan penerbangan, itu diluar dugaan. Saya kira dia hanya agen biasa. Soalnya dari awal ngga dijelaskan tentang itu.
Well, dibagian penyiksaan, kamu benar2 sukses besar. Saya bahkan seperti ikut merasakan penyiksaan yg Kyu dan Ken rasakan. Penggambaran karakter Kyu sebagai seorang yg teramat sangat jenius benar2 mengesankan. Salut dengan kejeniusan kamu dear^^ semuanya kamu tulis secara detail.
Dari segi kata2 memang ada beberapa bagian yang harus diperbaiki, tapi berhubung kita masih sama2 belajar, dimaklumin deh :D
Soal next storynya, itu harus benar2 terwujud. Soalnya kalo ngga bakalan aku protes :D
Satu lagi, rumah dibawah air? Bagaimana itu bisa terjadi? *Bagaimanapun caranya, hanya Kyu dan Tuhanlah yg tau* :D kalau memang ada, itu pasti keren. Melihat ekosistem bawah laut. Ikan, trumbukarang, itu pasti indah banget. Jadi harus, kudu, dan wajib ada next story buat mereka berdua :) #maksa
Ini beber2 yg terakhir. Kalo bisa, di next story KenKyu nanti dikasih poster yhaa... pleaseee.... Heheh~
Fighting yhaa... Ditunggu karya2 selanjutnya :)
Udah segitu aja, kayaknya komenku juga udah kepanjangan :D takut diprotes XD
Dari awal aku juga sebenarnya udh berencana jadiin kyu sbg pengusaha selain agen, tp detail itu memang gak aku beberkan terlalu byk krna itu yang akan aku bahas di sekuelnya hehe :)
HapusSekuel.. itu dia yg lagi aku usahain. Berhubung ada cerita lain yg harus aku siapin, jd sekuelnya mesti di pending :p
Dan rumah didalam air itu memang udh aku bikin konsep garis besarnya dari data-data yg aku dapat. That's why i wrote it "Genius" hehe. Jadi kyu memang bisa 'hidup' dengan segala kemewahan dan kecanggihan kyk gitu krna dia memang jenius ^^
Celakanya aku ga pinter bikin poster T_T ada yg mau buatin? *eh* please doanya supaya kedepannya tulisanku makin bagus yaa :) dan supaya sekuelnya cepat terbit ><
Dont worry, i appreciated your comment so much ^^
About sequel, gpp deh pending dulu, tp jangan terlalu lama :D soalnya nyimpen rasa penasaran itu gag enak lhoo... :) #apalah
HapusAbout poster, sayangnya saya juga gag bisa bantu. Tapi poster itu salah satu atribut ff yg sangat penting. Soalnya dengan adanya poster, bisa memudahkan kita #read : pembaca* membayangkan wajah sitokoh :)
hehe insya Allah di usahakan cepat-cepat kok. doain yaa :)
Hapuskebetulan ff ini juga di post di fanfictionloverz.wordpress.com dan mereka ngebuatin covernya. kamu bisa cek kesana kalo memang mau liat covernya ^^ walopun sebenernya sedikit melenceng tapi ya mungkin kira-kira gitu(?)
abisnya aku ga pinter sotosop sih :(
ini ff action terkeren yang pernah aku baca :D
BalasHapuskkk~ alurnya gak bisa di tebak thor :o
aku pikir, tadinya appa kyu yang berhianat, rupanya bukan :D
kkk~ emosi ku meluap luap saat kyu-ken di siksa -_-
ahh daebak thor ^^
SEQUEL ? BOLEH DONK THOR :D :v
gomawo ^^
Hapussequelnya insya Allah bakal ada tapi sabar yaa ^^
KEREN >.<
BalasHapusekhem s'blmnya aq udh baca smw part'a tpi komen'a sekalian aja disini ya^^
sumvah ini ff action terkeren yg pernah aq baca. feelnya dapet.
Biasanya ff action yg lain cast utama yg diculik/disekap gitu bsa gampang bebas.. tpi ini yaaammmpuun smpe tegang, nangis, pokokya ikut larut dalam konflik itu.
idenya keren. daebaklah pokokmya!
keep writing eonni^^
halo nurul!
Hapusmakasih udah baca :)
kalo penculikan biasa mungkin bisa gampang bebas, tapi karena ini temanya tentang agen, jadi udh pasti susah hehe :p
ne, doakan aja ya TwT
Author daebbak! Aku suka FF nya,serius! Ntar perbanyak yang main cast nya Kyuhyun ya, aku suka cara author memaparkan semuanya dengan bahasa yang ringan dan jelas, kalimat-kalimatnya juga penuh emosi sampai aku terbawa-bawa. keep writing thor! ^^~
BalasHapusThank you Vella :)
HapusWell, semoga aja niatku untuk bikin sekuel kesampaian yah hehe *nangis*
baca ff ini di indo fanfict kpop.
BalasHapuskereeen banget ya ampun. sampai aku bacanya lama karena diselingi terbengong-bengong dan jerit-jerit sendiri (sambil mikir
"wah gila ini ff,"
"ckckck"
"gila ini authornya pinter banget"
--- itu sepanjang baca terus-terusan mikir kayak gitu.)
malah waktu part 7 aku perhatiin scroll di hp sambil harap-harap cemas: "jangan dulu udahan plissss"
sebenernya ekeu bukan tipe yang suka komen-komen cantik gitu, tapi ... berhubung ini ff keren sekali dan aku gak mau menistai authornya jadi lahh aku komen dengan sangat bersemangat :'> seharusnya ff kayak gini nih yang dapet 500 komentar!!
pokoknya selama baca ff ini aku nggak peduli sama kata-katanya (aneh kan? ) jadi serasa bukan lagi baca, tpi serasa lagi nonton film (saking ngalirnya ini ff)
haha. cukup sekian dan terimakasih. ditunggu sekuelnya ya bosss.
with love, your lovely reader <3
ini peacereva kan? iyakan? hehehe XD
Hapuserr itu bagian author pinter salah banget, yg bener mah author gila =w=;; makasih loh udah mau baca apalagi dibuatin poster super kece gituh :') posternya aku pake boleh kan? hehe
btw aku suka banget header blog kamu ! gitu liat trus tiba-tiba ada abang junhyung yang menyambut daku aaaahhh :'>
karya-karya kamu juga keren banget, aku jadi ngefans nih huhuhu *nangis pelangi*
sekuel... doain aja yaaaa
aku juga gatau kapan bisa ngetiknya huhu *nangis lagi*
Hai author yg sangat genius kkkk sumpah ini ff nya daebak sampe kepikiran gitu ada CIA atau CIC atau apalah:D o ya aku mau nanya karin itu siapanya james? Trus klo gasalah dipart berapa gitu ken ngerasa udah pernah ketemu kyuhyun aku kira mereka di endingnya bakalan diceritain sebelum ada misi itu mereka pernah ketemu (?) *Soktau haha dan ken sebenernya datang dr negara mana hehe pokoknya ceritanya bagus banget bikin sequelnya ya hihi atau udah dibikin sequelnya? Soalnya aku blm menjelajah blog ini kkk
BalasHapushalo!
Hapusmaaf ya, aku baru liat kolom komentar ^^"
Iya nih, abisnya imajinasiku gak bisa di kontrol(?) hehe. Karin itu.... kekasihnya James sih, tapi maut memisahkan mereka *apadeh* bukan, bukaan. mereka ga pernah ketemu kok, cuma perasaan Kenesha aja kok..
mengenai negara, nanti di sekuel bakal aku jelasin yaa
Insya Allah, doain aja supaya sekuelnya bakal bisa terlaksana yaa :')))
Kerennnn.... aku sebenernya baca dari part awal,tapi baru komen sekarang. Maaf..... ada sequel gak?? Hehehe....
BalasHapusthanks for reading :)
Hapusuh.. doakan aja yaa supaya aku punya waktu buat bikin sekuel :'))))
Kerenn :D sumpah aku suka banget FF nya dan aku nyelesain bacanya selama 3 jam :D
BalasHapuskeren.. idenya ituloh. aku suka FF yang romance tapi buat mikir juga. apalagi ada sisi kepinteran Kyuhyunnya #WAW
aku suka banget...
wah, cepat banget OwO)d
Hapusmakasih atas apresiasinya yaa ^^
oh my.. maaf baru sempet comment di part terakhir .-. Daebak.. Daebak Daebak !! sempet merinding juga waktu baca scene action'nya XD ngebayangin muka si Kyu babak belur .-. keep writing !! makasih buat ceritanya :)
BalasHapusff-nya keren, imajinasi author bagus bgt, penyiksaannya detail bgt apalagi tentang chip dll.bahkann aku binggung -_- baca sambil bayangin ceritanya berasa nonton film action sumpah! bahkan saat baca nih ff aku mikir kalo authornya pasti penulis handal ya? udah cetak buku kah? dll. hahaha...
BalasHapusaku jadi suka baca ff tentang agen agen gitu, kyuhyun berasa keren disitu, gomawo ceritanya, apalagi cast-nya kyuhyun pasti ceritanya keren2 deh, haha...
Daebak
BalasHapusKecehhhhh XD suka bangettt~~ oh ya author, maaf ya author bru ninggalin jejak pdhl uda baca :3 sblm bca SCARLET sbnrnya ak uda bca ff ini, dan jdi ga enak klo ga comment jdi baru comment dan itupun di chap terakhirr ㅠㅠ mianhaeyoo *nangisdipojokan Trus krn liat gaya bahasa author yg enak banget jdi ketagihan buat berseluncur *? di blog author XD hehee.. Ahhh.. Berasa kya ntn film action banget :D dapat banget dehh.. Romance lgii XD aaaa... Pokoknya semangat deh buat authorr~~ fightinggg <3
BalasHapusimajinasi kamu bener tinggi ya beneran deh , aq salut sama kamu bis bikin ff yang bener" keren , ya walau ada beberapa hal yang bikin gw gg ngerti seh , bukan karna tulisan nya tapi karna diri gwsendiri,. terlalu telmi , hahahaha
BalasHapusselama gw baca dr part awal sampe end ,gg pernah nemu typo dan alur nya itu ngalir gg cepet gg lelet , bahas nya juga oke , emang seh penggunaan kata sii itu menandakan kesopanan , tapi rasa nya agak gimana gtu , ini pertama kali nya gw baca ff yang menggunakan kata sii buat nama panggilan , tapi gg terlalu ngaruh seh am cerita nya , ini tetep keren , kayak nya gg ada yang perlu di kritik di tulisan kamu , aq lebih suka bilang ini bukan kayak ff biasa nya , tapi lebih ke novel terjemhaan seh , ini bener" novel bangett , suka sukasuka suka suka (y)
thanks ya uda berbagi cerita yang kece badai , terus berkarya ^^
Kerennn pokoknya bagus banget lah ff yang satu ini. Aku nyesel kenapa ga nemu ff ini dari dulu. Author anda luar biasa😝👍👍 terharu aku baca dari awal sampe akhir, maaf baru bisa koment di part terakhir ini.
BalasHapusaku baru ketemu blognya . wajib baca ini
BalasHapusAq baru mampir...sumoah bagus banget....detail bnget snoek bsa ngrasain bnar da di dlamnya...baguss
BalasHapusAq baru mampir...sumoah bagus banget....detail bnget snoek bsa ngrasain bnar da di dlamnya...baguss
BalasHapusbaru nemu blog ini gilaakk kerreennn imajinasinya, penggambarannya juga detail banget
BalasHapustegang baca part ini>< tapi kenkyu akhirnya bersatu juga
ini bakalan jadi ff terfavorite gue sumpah ini keren banget alur cerita plot2 ceritanya semua bisa tergambar di imajinasi gue Good Job Author ♡♡♡
BalasHapusini FF yang paling keren yang pernah gue baca selama ini. berasa lagi liat drakor :v terpuaskan sama alur ceritanya yang menganggumkan
BalasHapusyeayyy...Happy end dehh...
BalasHapuskerennn dah ni ff....duhhh..aksi penyelamatanye bikin deg"an..
kereen deh pokoknya.....seneng bacanya..
Ahhhh selesai...
BalasHapusHiks, aku terharu sama kisah cinta mereka.
Setelah pesakitan yang mereka dapatkan. Setelah kerja keras mereka.
Akhirnya, semua berakhir dengan bahagia.
Dua kata buat ff ini. Keren abiss! Kurang bagian nc nya aja kalo menurut aku.. Wkwkwk daasaryadong pencinta FF Nc.. -_-
BalasHapus