cr: @peacereva |
TITLE :
A Genius Living Next To My Hotel Room [5]
Alternative title :
내 핸섬 남자는 천재 (Nae Haenseom
Namja neun Cheonjae)
GENRE :
Romance, AU (Alternate Universe)
RATING :
NC-21
CAST :
Cho Kyuhyun [Valgyura Vampano]
Kenesha Osidils
Chapter 5
[Bergerak,
Mendesah dalam diam,
Cintaku yang malang,
Cintaku yang bergelombang..]
Semuanya berjalan sesuai rencana. Tak ada
satupun yang luput dari perhitungan Cho Kyuhyun. Dia programmer jenius
sekaligus intel berbakat yang belum pernah sekalipun gagal dalam melaksanakan
misinya. Membuat seorang yeoja jatuh hati padanya bukanlah hal yang sulit. Dia
sudah terbiasa dikelilingi yeoja dan tidak perlu bersusah payah untuk merebut
hati mereka. Ketampanan, kepintaran, kekayaan, itu tiga hal yang selalu
didambakan semua wanita dan Kyuhyun memiliki ketiganya.
Dan Kenesha sudah berada di genggamannya.
Dia memperhatikan bagaimana raut wajah
Kenesha yang berseri ketika berbicara dengannya. Yeoja ini benar-benar sedang
jatuh cinta kepada Kyuhyun. Sorot matanya sedikit banyak memantulkan rasa
sendu, pemujaan serta kekaguman setiap kali mereka berpandangan.
Sifat Kenesha yang apa adanya dan diluar
dugaan terkadang memang membuat Kyuhyun sedikit penasaran dan menggodanya lebih
jauh, tetapi itu semua dilakukannya hanya untuk mengobservasi perilaku Kenesha
yang dianggapnya perlu untuk menyelesaikan misinya dengan sempurna.
Kyuhyun sengaja berhati-hati dalam
bersikap. Dia tidak mau membuat Kenesha merasa tidak nyaman ataupun curiga padanya. Dia tahu, pemikiran Kenesha
yang simple itu terkadang mengejutkan dalam mengambil kesimpulan. Jadi cara
terbaik untuk memenangkan hatinya adalah dengan kesabaran dan dia tidak boleh
terburu-buru. Atau misinya akan terbongkar.
“Whoa, kau punya banyak sekali koleksi
film, Kyuhyun-ssi!” seru Kenesha disebelahnya, menyadarkan Kyuhyun dari lamunan
kecilnya.
Kyuhyun tersenyum dan memberikan sebuah
headphone pada Kenesha. “Ada yang ingin kau tonton? Ini, gunakanlah headphone ini
untuk menonton dengan tenang.”
“Sebenarnya ada banyak,” aku Kenesha
malu-malu. “Aku sampai tidak tahu harus mulai menonton dari mana.”
Kyuhyun melirik monitor dihadapan Kenesha
dan berpikir sebentar. “Bagaimana kalau kau nonton ini dulu? ‘A Late Dinner’? Aku pikir ceritanya
cukup bagus,” komentar Kyuhyun.
Kenesha mengangguk sambil mengamati monitor
yang sekarang mulai memutar A Late Dinner. “Baiklah, aku usahakan tidak
mengganggumu,” ucap Kenesha tersenyum lalu memakai headphonenya.
Dalam sekejap Kenesha tenggelam dalam film
A Late Dinner. Opening film itu memang penuh dengan pemandangan indah di lembah
Amerika Selatan. Beberapa kali Kenesha mendecak kagum dan matanya berbinar
melihat hamparan bukit serta panorama alam yang menakjubkan. Ekspresi wajah
Kenesha yang berganti-ganti itu disaksikan Kyuhyun sambil tersenyum. Dia
mendapati wajah Kenesha ternyata begitu menarik.
‘Astaga,
apa yang kau lakukan, Cho Kyuhyun? Kembali ke misi!’ perintah Kyuhyun
kepada dirinya.
Kyuhyun segera berpaling dari Kenesha. Dia
tidak boleh linglung, sebab misinya kali ini mempertaruhkan segalanya. Dan
Kenesha tidak cukup berharga untuk bisa ditukar dengan misinya.
Atau.. belum
cukup?
Dalam keheningan Kyuhyun mengerjakan
program yang belum rampung dan menyita waktunya semalaman. Ini bukanlah sebuah
program yang sulit, tetapi entah kenapa dia tidak bisa mengalihkan pikirannya
dari tadi. Kenesha mengatakan dia sedikit bosan dan Kyuhyun menawarkannya untuk
menonton film di ruang kerjanya. Tentu
saja hal itu langsung disambut Kenesha dengan antusias. Akhirnya, disinilah
Kenesha, terpisah hanya sejauh setengah meter dari Kyuhyun, menggunakan
headphone, menatap monitor dengan semangat dan terkadang tersenyum ketika
menyaksikan adegan-adegan lucu. Dan lima menit sekali Kyuhyun berpaling
kepadanya, mengamati perubahan ekspresi wajah Kenesha sambil tersenyum.
Setelah bersusah payah untuk
berkonsentrasi namun tetap saja gagal, Kyuhyun menyerah dan mematikan layar
monitornya. Dia berpaling ke arah Kenesha yang tengah menatapnya heran.
“Kau sudah selesai bekerja, ya?” tanyanya
penasaran.
“Sebenarnya belum, tapi–” ucap Kyuhyun
yang langsung di potong Kenesha, “Omo! Aku mengganggumu? Jeongmal mianhaeyo..”
Kyuhyun tersenyum menenangkan. “Aniyo, ini
bukan salahmu, Kenesha-ssi. Aku hanya ingin bersantai sebentar. Tenanglah,
program ini bisa kukerjakan kapanpun aku mau,” Jawab Kyuhyun sambil menggeser
kursinya ke Kenesha.
“Jeongmal? Keunde, Kyuhyun-ssi..”
“Sshhh. Jangan mempermasalahkannya,
Kenesha-ssi. Sejujurnya aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu,” ujar
Kyuhyun sambil tersenyum.
Tanpa aba-aba lagi, wajah Kenesha memerah
mendengar perkataannya. Dan dia merasa ingin menggoda yeoja ini lagi.
“Ba-baiklah kalau begitu..” bisik Kenesha
canggung.
“Mwo? Aku tidak bisa mendengarmu,
Kenesha-ssi,” Kyuhyun mendekatkan kepalanya sambil menatap lurus ke mata
Kenesha. “Ulangi lagi. Jebal..” bisiknya menggoda.
Kenesha semakin salah tingkah ketika wajah
Kyuhyun berjarak begitu dekat dari wajahnya. Kyuhyun bisa melihat dengan jelas
pandangan Kenesha yang menjadi tidak fokus, bergerak kesana kemari menghindari
tatapannya yang tertuju langsung pada Kenesha.
“Jebal, Kenesha-ssi. Jangan menggigit
bibirku..” ucap Kyuhyun tiba-tiba.
Sontak Kenesha menatap Kyuhyun keheranan.
“Mworago?” tanyanya tidak paham.
“Jangan menggigit bibir seperti tadi..
sebab, bibir itu milikku,” bisik
Kyuhyun intensif. Memperparah kelinglungan Kenesha yang semakin menjadi-jadi.
“Se-sejak kapan bibirku menjadi milikmu?”
tanya Kenesha terbata-bata.
Kyuhyun menunjukkan senyumnya yang
melumpuhkan Kenesha. “Ketika kubilang ‘kau milikku’, itu artinya semuanya, Kenesha-ssi.” Bibir Kyuhyun
kini hanya tinggal beberapa senti dari Kenesha. “Kau-milik-ku,” ucapnya penuh penekanan.
Mereka terdiam dalam keheningan dan desah
nafas Kenesha yang tak terkendali. Namun tiba-tiba saja Kenesha seperti
menemukan keberaniannya. “Apa kau akan menciumku?” tanyanya dengan lugas.
Kyuhyun sedikit terkejut lalu tersenyum
untuk menyembunyikan rasa gelinya. “Bagaimana menurutmu?” Kyuhyun balik
bertanya.
“Aku tidak tahu. Aku belum pernah
berciuman.” Jawabnya sederhana.
Kali ini Kyuhyun berusaha mati-matian
menyembunyikan tawanya. Senyumnya semakin mengembang dan dia benar-benar penasaran
dengan gadis dihadapannya.
“Benarkah? Jadi bibirmu ini memang hanya
ditakdirkan untukku..”
“Kenapa kau berkata begitu?”
“Apa kau ingin aku menciummu?” tanya
Kyuhyun yang segera membuat wajah Kenesha memerah lagi.
“Entahlah.. Aku tidak tahu,” jawabnya
jujur.
“Ketika kau menginginkan aku menciummu,
saat itulah bibirmu memang ditakdirkan untukku.”
Jawab Kyuhyun tersenyum dan menatap Kenesha dengan tatapan ‘lihat saja nanti’.
“Ah, filmnya sudah hampir habis. Bagaimana
kalau kita putar ulang?” tanya Kyuhyun dengan wajar, seakan tidak ada yang
terjadi dan kemudian menyetel ulang filmnya.
Mendadak Kenesha bangkit dan berkata
sambil membuang mukanya yang kelihatan merah padam. “Aku akan membuatkan
makanan kecil…sebentar..” ucapnya kaku lalu keluar, meninggalkan Kyuhyun yang
menatap punggung Kenesha penuh arti.
‘Seharusnya
aku menciumnya saja tadi,’ desah Kyuhyun frustasi dalam hati. Dia menyesal
mengatakan Ketika kau menginginkan aku menciummu–
itu artinya dia tidak bisa mencium
Kenesha kecuali diminta. Tetapi disisi lain dia bersyukur karena mengatakan
itu, sebab dia tidak yakin bisa melepaskan Kenesha begitu dia menyentuhnya.
Kyuhyun juga baru menyadari betapa tatapan Kenesha yang lugu itu terkadang bisa
menyesatkan pikirannya –pikiran warasnya. Membawanya jauh dari segala
perhitungan, ketepatan dan tipu daya.
Tidak, tidak. Ini semua hanyalah rasa
penasaran Kyuhyun terhadap yeoja polos itu. Tidak ada hubungannya dengan perasaan
apapun. Dia tidak jatuh cinta pada Kenesha. Dia tidak boleh.
***
Kenesha terduduk di tangga dapur. Dia
tidak bisa menghentikan perasaannya yang tengah dilanda kebingungan. Kenapa Cho
Kyuhyun mengatakan hal seperti itu? Kenapa dia harus meminta Kyuhyun untuk
menciumnya? Kenapa dia tidak mencium Kenesha saja? Apa wajar bagi wanita untuk
meminta lelaki untuk menciumnya?
Begitu banyak pertanyaan menghampirinya.
Dan tak satupun dari pertanyaan itu bisa Kenesha jawab. Kecuali fakta bahwa dia
ingin Kyuhyun menciumnya tadi. Padahal mereka sudah begitu dekat..
‘Kenesha,
kau sudah gila.’ Ujarnya dalam hati, menertawakan dirinya sendiri yang
begitu rapuh. Tapi dia tidak bisa memungkiri hasratnya. Apakah vampire selalu
sesopan ini? Bertanya pada mangsanya, apakah ingin dia menciumnya atau tidak.
‘Apa
yang telah kau lakukan, Vampire Gyu..’ bisik Kenesha pasrah. Dia membuat sepoci
teh sambil melamun. Otaknya sudah kacau mengingat begitu banyak kejadian dimana
Kyuhyun berada sangat dekat dengan dirinya tetapi tak sekalipun mereka
berciuman. Butterfly Kiss, itu ciuman pertamanya, dengan bulu mata. Kyuhyun
juga pernah menciumnya di pipi, setelah Butterfly
Kiss.
‘Dan..
dia mencium keningku..’, Kenesha segera menyentuh keningnya secara refleks.
Detak jantungnya berlomba, ‘Apa aku harus
memintanya?’ tanyanya dalam hati. ‘Seperti
apa rasanya berciuman? Bibir Cho Kyuhyun..’ tangannya berpindah ke bibir
tanpa sadar.
‘Dasar
piktor!’ sergah Kenesha ketika tersadar dari khayalan bodohnya. Dia menepuk-nepuk
pipinya dengan keras untuk menghilangkan kerisauannya. ‘Aniyo! Aku tidak akan pernah memintanya! Tidak akan! Kalau kau memang
mau menciumku, lakukan saja! Aku akan menganggap itu sebagai gigitan vampire! Tapi
aku tidak akan memintamu menciumku! Ya, begitu saja!’ pikirnya bulat.
Setelah yakin dirinya tidak akan goyah
lagi, Kenesha membawa nampan yang berisi poci teh serta 2 cangkir beserta
tatakannya. Dia juga meletakkan biscuit yang rencananya akan dihidangkan
bersama dengan teh.
“Oh, aku pikir kau membuat kopi,” ujar
Kyuhyun ketika Kenesha menuangkan teh ke dalam cangkir.
“Astaga! Aku lupa kau lebih suka kopi. Sebentar,
biar ku buat dulu–”
“Tidak usah,” sergah Kyuhyun cepat-cepat,
menarik jemari Kenesha sebelum gadis itu terlanjur turun ke dapur. “Aku tidak
keberatan dengan teh. Duduklah, ayo kita nonton.” Bujuknya manis.
Kenesha mengangguk dan menuruti Kyuhyun. Dia
duduk disebelah kiri Kyuhyun dengan sedikit canggung karena Kyuhyun tidak
kunjung melepas genggamannya dari Kenesha.
Mereka berdua menatap monitor tanpa
berniat menontonnya, kentara sekali keduanya sedang memikirkan sesuatu. Kedua tangan
mereka yang saling bertautan, ekspresi mereka yang kaku serta perasaan mereka
yang serupa –sama-sama tidak bisa fokus– membuat mereka melalui siang itu dalam
keheningan yang nyata. Kyuhyun tidak melepaskan jemarinya dari Kenesha dan
Kenesha juga tidak menepisnya atau bahkan menyuruh Kyuhyun untuk melepasnya. Mereka
menyadari hasrat mereka untuk saling berdekatan semakin besar, bahkan dengan
jarak yang teramat dekat seperti ini..
***
“Ini
sudah hari ke tiga, Kyuhyun-ssi,” ucap seseorang diujung sambungan telepon.
Kyuhyun menggenggam ponselnya dengan
kening berkerut. Dia tidak lupa dan tidak perlu diingatkan. “Aku tahu, tapi
sepertinya misi ini lebih sulit dari kelihatannya.” Jawab Kyuhyun setengah
berbohong. “Berikan aku sedikit waktu.”
Dia bisa mendengar beberapa orang
berbicara berbarengan mendengar jawabannya barusan. Mereka berbicara dalam intonasi
yang cepat, sehingga sulit baginya untuk mengerti ucapan mereka. Tapi tak lama,
salah satu dari mereka berkata lagi, “Baiklah,
Kyuhyun-ssi. Aku harap kau tidak lupa betapa penting dan daruratnya misi ini. aku
akan mendiskusikan ini ke atasan. Tetapi sebaiknya kau tetap mengirimkan
laporan berkala.”
“Terima kasih, Go Eun-ssi. Aku akan tetap
memberikan laporan selama bukan Abeo –maksudku, Cho Hong Nam yang harus
kutemui.” Tukasnya dingin. Dia belum bisa melupakan pertemuan terakhirnya
dengan Ayahnya di Galeri Lukisan Seoul 2 hari yang lalu.
Go Eun menarik nafas panjang kemudian dia berkata
dengan pasif, “Baiklah, Aku akan
mengirimkan agen lain. Kau.. pastikan kau mengerjakan misi ini dengan sempurna,
Kyuhyun-ssi. Kami berharap banyak padamu.”
“Ne, arasso.” Jawab Kyuhyun tanpa
perlawanan lalu segera memutuskan panggilannya.
Kyuhyun menghempaskan tubuhnya ke kursi
kerjanya. Dia menekan pelipisnya dengan gelisah dan meletakkan kakinya keatas
meja, berusaha tidak menyentuh keyboard ataupun monitor. Kyuhyun menghela nafas
kemudian menutup matanya sejenak. ‘Terlalu
melelahkan’ keluhnya dalam hati.
Dia tahu, keputusannya untuk memperpanjang
misinya ini bisa mengakibatkan kegagalan hingga 37%. Dia mengerti bahwa semua
tanggung jawab dan beban yang dipikulnya kini semakin berat. Awalnya dia
berkata dengan percaya diri bahwa dia akan menyelesaikan misinya dalam 3 hari. Dia
begitu yakin bahwa semuanya berjalan sesuai rencana, bahkan sekarang. Tetapi yang
dia tidak mengerti adalah kenapa dia belum bisa melaksanakannya? Kenapa
melepaskan gadis itu sekarang terasa begitu sulit?
Sebuah sentuhan dingin tetapi menyenangkan
mendarat di wajah Kyuhyun. Dia membuka matanya dan menemukan Kenesha sedang
menatapnya cemas. Tangannya mengusap pipi Kyuhyun hati-hati, seakan takut
menggores wajahnya.
“Kau tidak apa-apa?” tanya yeoja
dihadapannya sungguh-sungguh.
Agak lama Kyuhyun menatapnya sebelum
menjawab, “Ya, aku baik-baik saja,” ujarnya berbohong. ‘Tapi tidak dengan hatiku.’
Kenesha tersenyum lega dan hendak menarik
tangannya, namun Kyuhyun menghentikannya. “Tetaplah seperti ini, Kenesha-ssi. Ini..
menenangkanku..” gumamnya pelan, merasakan hangatnya telapak tangan Kenesha
yang menyentuh pipi kanannya.
Kyuhyun kembali memejamkan matanya, dia tidak
tahu apa yang terjadi dengan dirinya sekarang. Tiba-tiba saja dia sangat lelah.
Dia ingin tidur sebentar saja. Melarikan diri dari semua permasalahan ini,
tidur dengan kehangatan jari-jari Kenesha, sang
mangsa.
Kyuhyun tersentak dan langsung membuka
matanya. Dia terkejut mendapati dirinya tidur di ruang kerja dengan posisi kaki
diatas meja dan selimut menutupi badannya. Dia tidak membawa selimut kesini dan
sudah pasti Kenesha yang melakukannya. Mendadak Kyuhyun seperti teringat
sesuatu, dia segera berlari ke bawah. Sekarang pukul sepuluh pagi dan Kenesha
pasti sedang berada di dapur.
Benar saja. Dia bisa mendengar denting gelas
yang beradu dengan sendok dari sudut tangga. Dia juga bisa mencium aroma kopi –kopi
pertamanya pagi ini. Kyuhyun bergegas masuk ke dapur, disambut senyum Kenesha
ketika melihat kedatangannya.
“Selamat pagi, tukang tidur,” sapanya semringah.
“Kau tidur satu jam lebih lama hari ini, Kyuhyun-ssi. Apa tidurmu nyenyak?”
tanya Kenesha sambil menghidangkan kopi untuknya.
Kyuhyun tidak langsung menjawab, dia
menatap Kenesha beberapa saat. Pemandangan ini bukan baru terjadi sekali.
Kenesha yang menyajikan segelas kopi untuknya, tersenyum menyambutnya, ini
bukan pemandangan baru. Tetapi tetap saja Kyuhyun tidak bisa berhenti
menatapnya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Kenesha lagi. Terlihat
cemas.
Sadar karena telah melamun, Kyuhyun
terbatuk kecil dan segera memindahkan pandangannya ke atas meja. “Ehm. Itu..
yah, tidurku sangat nyenyak. Terima kasih.” Ujarnya kagok.
“Syukurlah, aku pikir kau akan tidak
nyaman tertidur di ruang kerja dengan posisi seperti itu,” ucap Kenesha tenang
sambil mengeluarkan sarapan dari lemari.
“Keunde, Kenesha-ssi,” tukas Kyuhyun
setelah teringat sesuatu. “Apa kau mengatakan sesuatu kepadaku ketika aku
tertidur?”
Mendadak gerakan Kenesha terhenti. Dia berbalik
menatap Kyuhyun dengan kikuk. “Kau.. kau mendengarnya?” tanyanya gugup.
“Aku tidak begitu dengar, hanya saja
sepertinya kau mengucapkan namaku. Memangnya apa yang kau katakan?”
“Oh, itu.. aku hanya mengatakan sesuatu
yang tidak penting.” Jawab Kenesha kembali riang.
“Katakan lagi, Kenesha-ssi. Supaya aku
bisa mendengarnya.” Ucap Kyuhyun penasaran.
Kenesha menatapnya sebentar, dia seperti
menimbang-nimbang sesuatu. “Baiklah, aku tadi mengatakan, ‘Neo pabo saram, Kyuhyun-ssi.’ ”
“Mwo?! Ya! Apa-apaan itu pabo saram?”
bentaknya tidak terima.
“Karena wajahmu yang tertidur itu seperti
orang bodoh,” ujar Kenesha menjulurkan lidahnya dengan kekanak-kanakan.
“Siapa bilang?! Wajahku yang tertidur
kelihatan sangat seksi, tahu! Aish, dasar matamu itu.” tukasnya geleng-geleng.
“Ckckck.. bagaimana mungkin kau bilang wajahmu
yang sedang tidur itu seksi? Aku jadi heran kenapa ada lelaki narsis sepertimu,”
Dalam satu gerakan, Kyuhyun menarik
Kenesha dalam pelukannya. Dia memeluk Kenesha begitu erat hingga yeoja itu
berteriak memohon ampun.
“Tapi kau mencintai namja ini, bukan?” godanya
tanpa menghiraukan teriakan Kenesha.
“Tidak! Aku tidak mencintaimu! Ya!
Lepaskan aku!!” sergah Kenesha dalam pelukan Kyuhyun.
“Jawab dengan jujur, Kenesha-ssi. Atau kau
mau kita terus berpelukan seperti ini hingga malam? Aku tidak keberatan sih..”
Kenesha sepertinya mengatakan sesuatu
tetapi karena wajahnya berada di dada Kyuhyun, suaranya terdengar seperti
gumaman lemah. “Mwo? Aku tidak bisa mendengarmu, Kenesha-ssi~” ucap Kyuhyun
lagi. Dia tersenyum senang mendengar lenguhan frustasi Kenesha.
“AKU BILANG AKU MEMANG MENCINTAIMU. KAU
PUAS?” teriak Kenesha penuh kejengkelan.
Tawa kemenangan Kyuhyun menggema seantero
dapur. Dia melonggarkan pelukannya dan Kenesha memandanginya dengan wajah memerah.
“Apa kubilang, kau memang mencintaiku,
kan?” ujar Kyuhyun penuh kesombongan.
“Tapi aku tidak mau mencintai lelaki yang hingga
jam segini belum juga mandi,” balas Kenesha tidak mau kalah.
Kyuhyun tersenyum tak acuh, “Ara, ara,”
ucapnya sambil melenggang keluar dapur tetapi berhenti didepan pintu. “Mau
mandi bersama-sama?” tanyanya jahil sembari mengedipkan matanya.
“YA!!!!!” jerit Kenesha mengancam, membuat
Kyuhyun kabur sambil tertawa terbahak-bahak.
Dia tidak mengerti kenapa semuanya jadi
seperti ini. Kenapa tingkah laku dan ucapan-ucapan Kenesha membuatnya begitu bersemangat?
Entah sejak kapan dia begitu bersyukur bahwa yeoja yang dipilihnya adalah
Kenesha, bukan gadis lain.
‘Kenesha
Osidils..’ bisik Kyuhyun sambil tersenyum dibawah shower yang mengguyurnya
damai.
***
Ruangan dapur terasa begitu sunyi sepeninggalan
Kyuhyun ke kamar mandi. Dia masih tidak percaya dia baru saja membohongi
Kyuhyun. Well, Kenesha beruntung
Kyuhyun tidak mencurigainya.
“Keunde,
Kenesha-ssi,” tukas Kyuhyun setelah teringat sesuatu. “Apa kau mengatakan
sesuatu kepadaku ketika aku tertidur?”
“Kau..
kau mendengarnya?”
“Aku
tidak begitu dengar, hanya saja sepertinya kau mengucapkan namaku. Memangnya apa
yang kau katakan?”
“Oh,
itu.. aku hanya mengatakan sesuatu yang tidak penting.”
“Katakan
lagi, Kenesha-ssi. Supaya aku bisa mendengarnya.” Ucap Kyuhyun penasaran.
“Baiklah, aku tadi mengatakan, ‘Neo pabo
saram, Kyuhyun-ssi.’ ”
Kenesha bergidik ketika mengingat
pertanyaan Kyuhyun tadi. Dia memang mengucapkan sesuatu ketika Kyuhyun tertidur
pagi ini di ruang kerjanya. Tetapi bukan itu yang dia katakan. Dia tidak
menyangka Kyuhyun bisa mendengarnya, walaupun tidak tahu secara pasti.
Pandangan Kenesha sedikit mengabur ketika
dia memutar ulang kejadian 3 jam yang lalu di kepalanya.
Kenesha
meletakkan kembali jemarinya di pipi Kyuhyun. Dia tidak tahu apa yang membuat
namja ini begitu kesusahan tapi kalau ini bisa membantunya rileks, dia bersedia
berdiri sambil menghangatkan wajah Kyuhyun yang dingin dengan tangannya. Tak peduli
tetesan air yang berjatuhan dari rambutnya yang masih basah membuatnya
menggigil diruangan ber-AC ini. Dia terus memandangi wajah Kyuhyun yang sarat
akan kelelahan.
Detik
demi detik berlalu dalam keheningan. Pancaran cahaya yang berasal dari monitor-monitor
diruangan ini semakin lama semakin memudar, seakan semua cahayanya telah
berpindah ke wajah Kyuhyun. Desah nafas Kyuhyun yang menjadi irama yang
menenangkan, menandakan dia mulai terlelap. Kenesha belum berani memindahkan
tangannya, dia takut Kyuhyun terbangun. Dan dia juga ingin menyentuh Kyuhyun
lebih lama lagi..
Dalam
keheningan ini Kenesha mencoba berpikir dengan tenang, dia mengingat kembali
semuanya. Ketika pertama kali mereka bertemu, ketika Kyuhyun membekap mulutnya
tanpa handuk.. ketika para mafia itu masuk kekamarnya.. dia ingat semuanya
dengan rinci. Termasuk ketika Kyuhyun menggodanya di kamar mandi. Sapuan nafas
Kyuhyun yang membuat jantungnya tak karuan, bisikan-bisikannya yang penuh
dengan sensualitas. Dia kesulitan bernafas mengingatnya.
Ketika
Kyuhyun membuat kejutan untuknya.. dia masih ingat dengan jelas. Genggaman tangan
Kyuhyun yang hangat dua hari yang lalu.. dia masih bisa merasakannya. Apakah namja
ini sudah membuatnya gila?
Ya,
dia memang gila. Cho Kyuhyun telah membuat Kenesha Osidils bahkan melupakan
keluarganya di negeri sana. Terkurung dirumah ini selama hampir 4 hari penuh
tanpa bersentuhan dengan dunia luar –astaga! Dia baru saja ingat dia sudah di
Seoul selama 6 hari. 2 hari pertama dia masih hidup normal, berkunjung ke Seoul
untuk liburan dan kemudian dia harus pindah ke tempat ini, bersama Kyuhyun. Dicari-cari
mafia diseluruh kota hingga dia harus merelakan dunia luar, menukar semua
rencana berliburnya demi Cho Kyuhyun.
Tapi
dia rela, dia sedikit banyak mensyukuri semuanya sekarang. Mungkin takdirnya bertemu
Cho Kyuhyun dalam situasi penuh konflik dan itu tidak membuatnya menyesali
pertemuan mereka. Apa jadinya dia tanpa namja ini? Hidupnya pasti tidak akan
pernah sama lagi.
Tentu
saja hidupnya tidak akan pernah sama lagi.
Sejak
Kyuhyun muncul dihadapannya, sejak Kenesha mengakui vampire jenius ini telah
mencuri hatinya, dia telah memutuskan untuk bersama Kyuhyun dalam keadaan
apapun.
Dan
tiba-tiba dia ingin menjadi kekuatannya. Kekuatan yang menopang Cho Kyuhyun
dari segala masalah. Kyuhyun mungkin melindunginya dari para mafia itu, tapi
dia ingin melindungi Kyuhyun dari apapun. Kenesha sadar dengan jelas bahwa dirinya tidak berarti sama sekali
jika menyangkut kekuatan, maka dari itu dia akan menjadi tempat Kyuhyun
bersandar, tersenyum padanya dan mendukungnya dalam apapun. Dia tahu dengan
benar, apa resikonya terseret dalam kehidupan Kyuhyun lebih jauh lagi. Tetapi entah
kenapa dia tidak peduli. Selama Kyuhyun bersamanya, selama Kyuhyun mau
tersenyum menatapnya..
Jarinya
menyusuri lekuk wajah Kyuhyun yang terlelap. Senyum Kenesha memudar berganti
menjadi air mata.
Ternyata
dia memang mencintai lelaki ini lebih dari yang dia sadari.
“Saranghae..”
bisiknya pelan. “Saranghaeyo, Cho Kyuhyun..” isak Kenesha pelan.
“Kau sedang memasak apa?” tanya Kyuhyun
tiba-tiba, mengagetkan Kenesha yang melamun.
“Aigo! Kau mengejutkanku! Sejak kapan kau
disini?”
Kyuhyun memandanginya heran. “Baru saja. Dari
tadi aku memanggilmu tetapi kau tidak sadar juga. Kenapa? Kau sedang melamunkan
diriku?” goda Kyuhyun melihat ekspresi Kenesha.
Kenesha meraih sendok untuk memasak sup
dan mengarahkannya ke kepala Kyuhyun dengan cepat.
“YA! Kenapa kau memukulku?!” sergah
Kyuhyun sambil mengusap-ngusap kepalanya dengan defensif.
Kenesha mengerucutkan bibirnya dan
memandang Kyuhyun galak. “Siapa bilang aku melamun dirimu? Dasar Vampire
Casanova!” ujarnya meninggi.
Kyuhyun menatapnya berang. “Awas kau ya,”
ancamnya berbahaya.
Terlambat. Belum lagi Kenesha mampu
menggerakkan kakinya selangkahpun, Kyuhyun sudah menerjangnya. Dia membeku
dalam pelukan Kyuhyun yang begitu kuat.
“YA!!! LEPASKAN AKU!!!” teriaknya percuma.
Seakan tidak mendengar apapun, Kyuhyun
terkekeh senang melihat Kenesha yang berjuang mati-matian melepaskan pelukan. Dia
mencoba meronta tetapi gagal. Bodoh sekali rasanya dipermainkan seperti ini dua
kali dalam satu jam. Dia bukan tandingan Kyuhyun jika ingin adu tenaga, jadi akhirnya
Kenesha menyerah, menjatuhkan tangannya dan menutup matanya didada Cho Kyuhyun
yang bidang.
‘Wangi
sekali..’ pikir Kenesha tidak fokus, mencium aroma maskulin dari tubuh
namja ini. Tangannya serasa bergerak sendiri, ingin merengkuh tubuh Kyuhyun
juga, tapi dia menahannya.
“Bukan seperti itu, Kenesha-ssi. Begini–”
ucap Kyuhyun mendadak dan tiba-tiba menarik tangan kiri Kenesha melewati
bahunya. Ternyata Kyuhyun tahu bahwa Kenesha ingin memeluknya. “Ini baru namanya berpelukan,” ujarnya senang.
Kenesha merasa ganjil dengan tangannya
yang memeluk sebelah punggung Kyuhyun, perlahan dia menaikkan tangan kanannya
keatas, memeluk Kyuhyun dengan sempurna. Dia menjadi gugup dan lagi-lagi
jantungnya tidak bisa diajak kompromi.
“Bagaimana, aku sudah wangi, bukan?”
serunya mengejek.
Kenesha tidak punya tenaga untuk melawan,
dia hanya mengangguk impulsif.
“Ah, kau memakai shampoo stroberi lagi,
ya? Aku suka ini..” desahnya sambil menghirup puncak kepala Kenesha.
“Bagaimana ini? Bagaimana jika aku tidak
mau melepaskanmu?” tanya Kyuhyun dalam gumaman.
Setiap inci tubuh Kenesha menegang. Dia bisa
merasakan jantungnya berhenti seketika. Apa dia harus meminta Kyuhyun
menciumnya sekarang?
Tidak, dia tidak boleh goyah.
Tapi sentuhan Kyuhyun yang penuh hasrat
itu membuatnya sulit berpikir waras. Haruskah dia mengatakannya?
Namun ketika Kenesha sedang bergelut
dengan pikirannya, secara mendadak Kyuhyun melepaskan pelukannya.
“Sudah mendidih,” ujarnya kalem.
Kenesha mengikuti pandangan Kyuhyun dan
segera menjerit syok. Sup yang tadinya ingin dihidangkan untuk Kyuhyun kini
sudah mendidih tidak karuan. Sayur-sayur didalamnya layu dan Kenesha mengeluh
kesal.
“Padahal aku ingin membuatkan sup
asparagus untukmu,” ujar Kenesha sedih.
Kyuhyun mengusap kepala Kenesha dan
berkata sambil tersenyum. “Tenang saja, kau bisa membuatkannya lain kali. Baiklah,
aku ke atas dulu.”
Kenesha menatap punggung Kyuhyun yang menghilang
disudut pintu. Dia masih syok. Bukan karena supnya over cook, bukan. Tetapi lebih
karena apa yang dipikirkannya ketika Kyuhyun memeluknya tadi.
Benarkah dia berpikir untuk meminta
Kyuhyun menciumnya?
***
Kyuhyun menatap monitor didepannya tanpa
benar-benar fokus. Dia menyelami pikirannya yang mulai tidak bisa dikendalikan.
Hampir saja dia lepas kendali tadi. Padahal awalnya dia hanya ingin menggoda
Kenesha, tapi siapa sangka dia malah kena batunya.
‘Astaga
itu hanya sebuah pelukan, Cho Kyuhyun! Bersikaplah rasional. Bukan pertama
kalinya kau memeluk seorang yeoja!’
Benar. Kenesha juga bukan yeoja pertama
yang memeluknya. Tapi kenapa rasanya sangat menenangkan?
Dia tidak boleh memeluk Kenesha seperti
itu lagi atau dia akan merusak semuanya rencananya.
Kyuhyun kembali tenggelam ke deretan huruf
dan angka di komputernya. Berusaha mengerjakan programnya dengan serius
walaupun separuh dari pikirannya masih meninggalkan raganya.
***
Ini sudah hari ke tujuh Kenesha berada di
Seoul dan sudah hari ke 4 sejak Kyuhyun memulai misinya. Sudah 1 hari melenceng
dari rencana awal tetapi Kyuhyun belum memberikan kepastian kapan dia akan
menyelesaikan misi yang penuh dilemma ini.
Dia baru saja mendapat telepon dari Go Eun
yang disambungkan melalui server pribadi dari luar jangkauan kantor. Go Eun
menyampaikan bahwa atasan mereka sangat kalut begitu mengetahui permohonan penambahan
waktu dari Kyuhyun kemarin pagi. Dia kembali diingatkan betapa pentingnya misi
mereka dan siapa yang mereka hadapi. Kyuhyun merasa bersalah mendengarnya tetapi
akal sehatnya seakan tidak bisa berpikir logis sekarang.
“Kau harus tahu, Kyuhyun-ah,” ucap Go Eun
yang menghilangkan panggilan formalnya karena dia sedang berada diluar kantor. “Ayahmulah
satu-satunya yang mendukung keputusanmu. Dia bertengkar dengan atasan seharian dan
karena dia pimpinan tim yang disegani, akhirnya atasan kita menyetujuinya.”
Lama Kyuhyun terdiam mendengar penjelasan
Go Eun. Benarkah Abeoji melakukan hal itu untuknya?
“Jadi..” ujar Go Eun lagi setelah menunggu
reaksi yang tak kunjung datang dari Kyuhyun. “Cuma Abeoji-mu yang bersedia
untuk mendengarkan laporanmu–”
“Go Eun-ah,” potong Kyuhyun tiba-tiba. “Aku
tidak mau Cho Hong Nam yang datang. Suruh agen lain saja.” Tukasnya dingin.
Go Eun menghela nafas dengan pasrah. “Bisakah
kau berhenti bersikap seperti itu, Kyuhyun-ah? Aku tidak bisa menyuruh agen
lain karena itu perintah langsung dari atasan. Kau tidak tahu, bukan, kalau
atasan kita ingin melimpahkan semua kesalahanmu pada ayahmu? Hargailah dia kali
ini, dia benar-benar berani mengambil resiko atas misimu.”
Kyuhyun tidak membantah apapun lagi. Dia terlalu
sibuk memilah informasi di kepalanya. Abeoji mendukungnya? Bukannya ini Cuma cari
muka? Abeoji pasti ingin menemuinya lagi. Dia tahu itu.
“Ingat. TM 1000p, NCL 3-2-1.” Ucap Go Eun
singkat lalu segera mengakhiri sambungan. Kyuhyun tidak kesusahan mengurai kode
dari Go Eun. Itu sandi dari “Tomorrow 10:00 pm, at Nighty Club”. 3-2-1 adalah
singkatan dari lantai 3, ruangan ke 2, meja 1. Itu adalah prosedur standar bagi
mereka, kalau-kalau saluran telepon disadap. Meskipun kecil sekali kemungkinan seseorang menyadap saluran pribadi Cho
Kyuhyun, programmer jenius yang telah membuat jaringan pribadi dibalik
seribusatu macam server internal.
Kyuhyun baru akan menulis ulang jurnalnya
ketika Kenesha berkata dari seberang pintu, “aku masuk.”
Dan senyumnya menghilangkan kegelisahan
Kyuhyun.
“Kita nonton apa siang ini?” tanyanya
penuh selidik. “Aku tidak mau film horror lagi. Semalam aku tidak bisa tidur,
neo ara?”
Kyuhyun tersenyum mendengar pengakuan
Kenesha. “Kenapa kau tidak memanggilku untuk menemanimu tidur? Aku bisa
memelukmu semalaman atau..”
“YA!” teriaknya lalu menggigit bibir
bawahnya.
“Berhenti menggigit bibirku, Kenesha-ssi!”
“Sudah kubilang ini bibirku bukan bibirmu!”
“Oh, jadi kau belum ingin aku menciummu,
ya?”
Kenesha terdiam, wajahnya memerah secara
kontan. Dia menatap Kyuhyun sejenak lalu mengubah topik pembicaraan. “Geumanhae,
kita nonton saja, Kyuhyun-ssi.” Serunya pasif dan membuang muka.
Melihat sikap Kenesha yang berubah kikuk
itu membuat Kyuhyun menebak-nebak dalam hati. Dia yakin Kenesha pasti ingin
menciumnya. Tapi kenapa dia tidak memintanya juga?
Mereka duduk dalam diam. Menyaksikan monitor
dihadapan mereka memutar film yang bahkan tidak bisa mereka tonton dengan penuh
konsentrasi. Lagi-lagi mereka terlibat dalam percakapan internal dikepala
mereka. Keduanya tidak berusaha membuka obrolan dan memilih untuk membiarkan
keheningan ini sedikit lebih lama.
Kyuhyun sendiri tenggelam dalam pikirannya
yang bercabang antara Kenesha dan Abeoji-nya. Dia masih berusaha mencerna
kata-kata Go Eun ditelepon tadi.
‘Apakah
Abeoji benar-benar bertengkar dengan atasan demi diriku?’ ini pertanyaan
retoris, dia tahu. Tetapi tetap saja hal ini menyita perhatiannya. Dia telah
bertahun-tahun menjadi intel, tetapi dia tidak pernah terlibat dengan satu
kasus pun dengan ayahnya sebelumnya. Selama ini Kyuhyun selalu berada dibagian
pusat informasi sementara ayahnya dibagian lapangan. Biasanya dia selalu menolak
misi yang mengikutkan ayahnya, dia benci jika harus bertemu dengannya. Bahkan Kyuhyun
sering kali menghindar bertemu Ayahnya di setiap peringatan kematian ibunya. Dia
masih belum bisa menerima sosok ayah yang di idolakan sekaligus dibencinya itu.
Dan sekarang ayahnya membantunya? Apa itu
semua masuk akal? Apapun alasannya, besok Kyuhyun akan tahu dengan jelas. Apakah Cho
Hong Nam memang melakukan hal itu demi dirinya atau ada maksud lain?
Entah berapa lama Kyuhyun berargumen dengan
pikirannya. Ketika dia tersadar, monitor sudah menampilkan deretan nama-nama
staf yang terlibat dalam pembuatan film. Dia menoleh ke kiri dan melihat
Kenesha telah tertidur pulas.
‘Ternyata
dia benar-benar tidak bisa tidur semalam’, batinnya geli. Untung mereka
sudah makan siang dan Kyuhyun memutuskan untuk membiarkan Kenesha tertidur
diruang kerjanya. Dia melirik kaus lengan pendek yang dipakai Kenesha,
sepertinya itu tidak cukup untuk mengurangi rasa dingin diruangan ini. Karena
Kyuhyun tidak mungkin mematikan AC, dia pun segera naik ke kamar dan
mengambilkan selimut.
Hati-hati Kyuhyun menggeser tubuh Kenesha
yang tidak sadarkan diri. Dia meraba daerah pinggang belakang Kenesha dengan
perlahan, mencari satu goresan di kulitnya yang hangat.
‘Ternyata
masih aman,’ ujarnya lega.
Setelah menemukan goresan halus itu,
Kyuhyun menarik tangannya dan segera menyelimuti Kenesha yang bergerak-gerak
nyaman. Ekspresi tertidur Kenesha selalu menarik perhatiannya. Entah karena
gadis ini begitu polos atau memang karena Kenesha sangat ekspresif ketika
tertidur, yang jelas Kyuhyun selalu mengamatinya lebih lama.
Tangan Kyuhyun menyematkan rambut-rambut Kenesha
ke telinga kanannya dengan hati-hati. Dia memandangi yeoja ini lurus-lurus. Tahu
tidak akan mungkin memandanginya seperti ini jika dia sudah terbangun. Namun tiba-tiba
saja Kenesha seperti mengigau. Dia mengucapkan beberapa kata dengan semrawut. Tapi
Kyuhyun tetap bisa mendengarnya dengan jelas.
“Kyuhyun-ssi.. gomawo..” igaunya lemah
lalu tersenyum.
Jantung Kyuhyun seakan mau meledak. Dia tidak
bisa berpikir apapun sekarang. Wajahnya perlahan mendekat ke arah Kenesha yang
tengah tersenyum tanpa tahu apapun. Bibir Kenesha yang tersenyum dan
mengucapkan namanya barusan terasa seperti mantra yang menyuruhnya untuk melumatnya
tanpa ampun.
Nafasnya menderu ketika wajah mereka semakin
dekat. Kyuhyun memiringkan kepalanya sedikit, mencari celah agar bisa mencium
Kenesha dengan leluasa. Hanya sedikit lagi ketika bibir mereka akhirnya
bertemu, Kyuhyun menarik dirinya. Bangun dan segera menjauh dari Kenesha.
‘Astaga.
Astaga. Apa yang kau lakukan, Cho Kyuhyun?’ tanyanya dalam hati. Dia berlari
keatas, masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower. Memandangi wajah syoknya
yang terpantul jelas di kaca.
Dia tidak boleh melakukan itu. Tidak. Kenesha
hanya mangsanya. Dan Kyuhyun adalah Vampire yang memburunya. Dia tidak boleh
lupa.
Kyuhyun menggeleng lemah. Dia berusaha
menghapus bayang-bayang Kenesha dari kepalanya.
‘Bukan
begini seharusnya.’ Ujarnya resah.
Sejak kapan dia selalu mengingat senyuman
Kenesha?
‘Astaga
Cho Kyuhyun. Apa yang telah terjadi padamu?’
***
Kuberi kau airmata,
Kau balas itu dengan senyuman.
Ku hadiahkan kau luka,
Kau malah hadirkan kebahagiaan.
Aku bukan malaikat penghuni surga,
Aku hanya iblis penggoda manusia.
Tapi kenapa kau seolah tak peduli?
Kerinduan di tengah badai..
Kau nyalakan api cinta,
Yang membakar kesombonganku.
Tapi kenapa kau tetap tidak mengerti?
– ( Inferiority Complex ) 4 September
2013 –
Jadi itu alasan Kyu membenci ayahnya, dan kenapa disini Kyu kesannya terlalu terobsesi terhadap Kenesha. Kyu terlalu mesum :D
BalasHapusalasan sebenarnya ada di chapter 8 hehe ^^
Hapuswah, kelihatannya seperti itu ya? ><
maaf ya, kalo jadinya gitu, habis aku masih amatir banget di ff ._.
Kalau begitu, mari kita sama2 belajar :)
HapusHah kyu apa seh sebener nya misi kamu :/ :/
BalasHapushah pengen seh coment banyak tapi pengen langsung next part gpp kan ^^
udah pengen banget baca ff nya
BalasHapusudah gag sabar
wkwkkw
kyu sebenernya cuma manfaatin kanesa atau gimana sihh, sedikit membingungkan hihi
BalasHapusaigoo...kyu niatnya pen menjerat ee..dianya juga terjerat.
BalasHapusduhhh...yeoja mana sih yg gk tergoda klo kyu kek begitu...
duhh..cepat selesaikan misimu kyu.dan hiduplah dengan ken tnpa bayang" misi ntu.
keep write kal.
Astaga padahal sedikit lagi loh.
BalasHapusKyuhyun... Gemes deh sama kamu