Jumat, 11 Oktober 2013

FANFIC : A Genius Living Next To My Hotel Room [7]

cr: @peacereva


TITLE                    : A Genius Living Next To My Hotel Room [7]
Alternative title        : 핸섬 남자는 천재 (Nae Haenseom Namja neun Cheonjae)
GENRE                  : Action-Romance, AU (Alternate Universe)
RATING                 : NC-21
CAST                     : Cho Kyuhyun [Valgyura Vampano]
                                 Kenesha Osidils


Chapter 7

Airmataku,
   senyummu.
  Cintaku sendu,
  Kebahagiaan bagimu.



Alarm berbunyi tepat pada pukul 05:30 am, membangunkan Keneha dari tidurnya yang sama sekali tidak membuatnya nyaman. Dia mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan, mencari-cari keberadaan Kyuhyun diruangan ini dan berharap Kyuhyun sedang memandanginya dari sofa diujung kamar.
Tangisnya pecah ketika tidak menemukan apa yang diharapkannya. Baru saja 24 jam yang lalu, ketika bibir Kyuhyun yang amat sangat menggoda itu menciumnya untuk pertama kali. Dia masih bisa merasakan setiap kehangatannya, dekapan erat Kyuhyun serta aromanya yang memabukkan. Tapi sekarang Kyuhyun tidak disini, dan Kenesha berusaha menghibur diri bahwa Kyuhyun tidak akan menghianatinya.
Perlahan Kenesha turun dan menuju ruang kerja Kyuhyun dan mendapati ruangan itu juga kosong. Hatinya bagaikan diiris sembilu ketika melihat kenyataan bahwa Kyuhyun belum juga pulang hingga pagi. Sekali lagi, Kenesha menyeka airmata yang menggenangi pelupuk matanya dengan mencoba berbesar hati.
Begitu tiba didapur, Kenesha menghidupkan mesin pembuat kopi dan membuat segelas susu untuk dirinya. Dia menghabiskan satu jam diruangan itu untuk meyakinkan dirinya kalau Kyuhyun benar-benar keluar untuk urusan yang gawat. Kenesha bahkan berjanji akan tersenyum kepada namja itu ketika dia pulang nanti. Dia harus menjadi Kenesha yang ‘biasanya’ dan akan berada di sisi Kyuhyun sampai kapanpun.

Kenesha masih berada di kamar mandi ketika dia mendengar suara seperti bel pintu menggema di penjuru ruangan.
Kyuhyun sudah pulang.
Dengan cekatan Kenesha memakai pakaian dan menyempurnakan penampilan, menyemprotkan parfum stroberi ke sekeliling pergelangan tangan dan lehernya. Dia buru-buru keluar dan memasang senyum terbaiknya untuk mengahadapi namja itu.
Akhirnya dia bisa melihat wajah itu lagi—betapa dia sangat merindukannya.
“Oh, wasseoyo (Kau sudah pulang)?” sapanya semringah.
Kyuhyun menggumam kata, “ne,” bahkan tanpa repot-repot melihat Kenesha. Dia melepas jasnya dan melemparkan ke sembarang tempat, menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur lalu meletakkan tangan kirinya dikepala, menutupi mata dari paparan sinar lampu diruangan itu.
“Nan jeongmal pigeunhaeyo (Aku sangat lelah), Kenesha-ssi. Jangan bangunkan aku.” Ucapnya pelan dengan nada dingin.
Kenesha terlalu syok bahkan untuk menjawab lebih keras. Dia hanya mampu mengucapkan “ya” dengan suara lirih dan menggigit bibir bawahnya agar tangisnya tidak meledak.
Dengan suara pelan Kenesha menutup pintu lalu turun menuju dapur. Dia berhasil menahan air matanya agar tidak jatuh. Dan sepertinya  menggumamkan lagu-lagu ceria serta membereskan peralatan dapur bisa menghilangkan sedikit kegelisahan hatinya, kendatipun wajahnya masih murung.
Namun hingga 4 jam lamanya Kyuhyun belum juga turun ke dapur. Dia sendiri tidak berani naik ke kamar untuk memastikan apakah Kyuhyun sudah bangun atau masih terlelap. Kenesha sama sekali tidak memiliki nyali untuk mencari tahu apakah Kyuhyun mulai membencinya. Oh, Tuhan dia membenci pikirannya sendiri.
Sebongkah kesedihan merayap masuk ke hatinya, menggoyahkan penghiburan yang sedari tadi dibisikkan Kenesha pada dirinya sendiri. Dia menatap gelasnya yang berisi air mineral tanpa semangat, mendesah pelan sambil memain-mainkan sendok tanpa menyentuh isi piringnya sama sekali. Pikirannya berkelana membentuk pertanyaan-pertanyaan yang sama muramnya dengan wajahnya sekarang. Apakah memang ini semua hanyalah ilusi? Kebaikan Kyuhyun.. Senyum tulus namja itu.. apakah memang hanya tipuan? Tapi mengapa?
Akhirnya Kenesha melawan kepanikannya dan naik ke lantai dua dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi dia berharap Kyuhyun sudah bangun dan sedang berada di ruang kerja sementara disisi lain dia berharap Kyuhyun masih terlelap—takut untuk menghadapi penolakannya—walau kemungkinan kedua lebih kecil.
Kenesha mencapai anak tangga terakhir dan berhenti untuk menarik nafasnya panjang-panjang. Dia berjalan melintasi koridor itu dengan gugup, kentara sekali tidak ingin cepat-cepat sampai didepan pintu ruang kerja Kyuhyun yang hanya berjarak 5 meter lagi.
Sesampainya didepan kaca tebal yang merupakan akses masuk ke ruang itu, batin Kenesha mencelos. Dia menangkap siluet Kyuhyun yang sedang memunggunginya, menatap ke monitor dengan serius dan tidak berusaha berbalik untuk melihat kedatangan Kenesha bersama sebuah ketukan.
Dengan gerakan canggung Kenesha kembali mengetuk pintu, beranggapan bahwa Kyuhyun tidak menyadari ketukan yang pertama. Tapi lagi-lagi Kyuhyun mengacuhkannya. Dan dengan sisa-sisa pengharapannya, Kenesha masuk ke ruangan itu sembari berusaha melawan kecemasan yang sudah diujung tanduk.
“Ehem..” Kenesha berdeham pelan. Masih tidak ada reaksi dari Kyuhyun. “Apa..Apa tidurmu nyenyak?” tanyanya berbasa-basi.
Kyuhyun menjawab singkat tanpa memindahkan tatapannya dari monitor. Tidak berputus asa mendengar jawaban singkatnya, Kenesha bertanya lagi dengan nada ceria. “Apa kau tidak lapar? Kau belum sempat sarapan, bukan? Apa kau ingin aku mengantarkan sarapan kesini?”
Kyuhyun menghela nafas kemudian berbalik menghadap Kenesha. Dia merasakan jantungnya gegap gempita begitu menemukan sepasang mata Cho Kyuhyun yang amat dirindukannya. Namun perasaan senangnya tidak berlangsung lama sebab ia langsung terkejut ketika melihat tatapan yang begitu dingin dan tak peduli.
“Kenesha-ssi.” Ujarnya tajam. “Aku sedang sangat sibuk sekarang. Kau tidak perlu membuatkanku sarapan pagi. Sekedar pemberitahuan, aku sudah makan pagi di hotel dan aku yakin aku juga akan melewatkan makan siang.”
Lagi-lagi Kenesha tidak bisa menjawab apapun selain gumaman pelan diujung lidahnya. Dia masih menunggu—atau berharap—kalau namja itu sedang menggodanya, membuatnya jengkel atau memancing amarahnya lalu tersenyum begitu melihat ekspresi syok Kenesha. Tapi tak ada satupun tanda-tanda menunjukkan bahwa Kyuhyun akan melakukan salah satunya. Dengan menahan airmata yang terus mendesak keluar, Kenesha berusaha tersenyum.
“Baiklah, kalau begitu aku tidak akan mengganggumu lagi.” Ucapnya parau. Lalu berjalan keluar ruangan sesantai mungkin.
Kenesha mencengkram dadanya kuat-kuat, dia tidak boleh menangis. Kyuhyun bersikap seperti itu karena dia sedang sibuk. Sudah pasti pekerjaannya berat sekali, ditambah lagi dengan mafia-mafia itu. Tidak seharusnya Kenesha mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan remeh.
Dibalik manipulasi pikiran yang sedang dilakukannya sekarang, Kenesha mengabaikan kenyataan yang bercokol di sudut kesadarannya; Kyuhyun sudah sarapan di hotel. Dia berusaha lebih keras untuk menyingkirkan perasaan kecewa yang tak berdasar itu dengan menyadarkan dirinya bahwa setidaknya Kyuhyun tidak akan pergi lagi malam ini.
Kenesha bergegas turun ke ruang dapur, mulai memikirkan menu yang akan dimasaknya untuk makan malam, memaksa mengenyahkan bayang-bayang wajah Kyuhyun yang tak tersenyum..
***
Jarum jam sudah menunjukkan angka 5 PM KST dan kini Kenesha sedang memotong daun bawang untuk ditambahkan ke dalam sup asparagusnya sambil setengah melamun. Sudah lebih dari 4 jam sejak terakhir kali Kenesha bertatap muka dengan Kyuhyun. Perasaannya antara tertekan dan kebingungan. Dia tidak mengerti kenapa Kyuhyun tidak mau menemuinya beberapa jam belakangan ini. Dia juga tidak tahu pukul berapa Kyuhyun akan turun untuk makan karena dia tidak sempat menanyakannya.
Sejujurnya, dia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang namja itu, kecuali kenyataan bahwa mafia sedang mengejar mereka berdua, Kenesha tidak mengetahui siapa sebenarnya Cho Kyuhyun. Dia terperangkap bukan hanya dirumah—yang lebih mirip apartemen multifungsi—ini, tetapi juga terperangkap dalam perasaannya terhadap Kyuhyun.
Kenesha lalu mulai menata meja dan membersihkan dapur. Lima menit sekali dia melirik ke arah tangga untuk melihat apakah Kyuhyun telah turun sehingga mereka bisa makan malam bersama. Dia mendesah ketika jam sudah mulai bergerak ke angka 6 lewat, bertanya-tanya dalam hati apakah Kyuhyun ingin makanannya dibawa ke ruang kerja atau tidak, tapi pikiran itu cepat-cepat ia tepis mengingat jawaban ketus Kyuhyun ketika Kenesha menanyakan hal itu tadi siang. Kenesha terduduk di kursi meja makan dan memandang makanannya dengan tanpa selera. Dia mengingat beberapa suapan yang masuk kemulutnya seharian ini sebenarnya sangat jauh dari porsi makannya yang biasa. Namun entah kenapa selera makannya telah menguap pergi, digantikan kegelisahan.
‘Apakah kau memang ingin menghindariku?’ tanya Kenesha dalam hati. Akhirnya dia memasukkan makanan kedalam lemari dan bergegas mandi dikamar mandi dapur—terlalu takut untuk naik keatas. Kamar mandinya tidak terlalu besar dan tidak memiliki bathub. Hanya ada sebuah shower kecil, kloset dan cermin. Sepertinya Kyuhyun memang membuat kamar mandi ini sebagai alternatif saja.
 Ketika Kenesha keluar dari kamar mandi, dia menemukan Kyuhun berdiri di tengah ruangan. Berpakaian sangat kasual dengan kaus putih berkerah lebar dan ditutup oleh jas berwarna abu-abu muda—sangat tampan—memegang handphone dan sebuah tablet dikedua tangannya. Mau tak mau Kenesha tersenyum senang. Dia telah yakin Kyuhyun akan turun untuk makan malam. Tapi baru saja Kenesha membuka mulut untuk menyambutnya, Kyuhyun langsung memotong perkataannya.
“Aku akan pergi keluar. Kau tinggalah disini.” Ucap Kyuhyun tanpa memandang wajah berharap Kenesha.
Hening sejenak.
“Kau akan keluar lagi?” ulang Kenesha tidak percaya.
“Ya.”
“Tapi, kenapa?”
 “Aku ada janji dengan seorang yeoja di bar.”
Kenesha merasa bumi tempatnya berpijak luluh lantak. Dia tidak bisa berpikir apapun, semuanya mengabur dalam ilusi tak berujung.
“Jadi.. jadi kau keluar untuk menemui yeoja? …Untuk apa? Apakah itu.. mendesak?” racau Kenesha sambil menunduk, berusaha menyembunyikan wajah terlukanya.
Kyuhyun terlihat menimbang-nimbang jawabannya namun akhirnya tetap menjawab dengan cuek. “Ya. Gadis itu sudah mereservasi sebuah kamar hotel di diskotik malam ini.” Tandasnya mengakhiri pembicaraan.
Ketika Kyuhyun hendak berjalan keluar dapur, Kenesha menarik lengan Kyuhyun dan mengehentikan gerakannya seketika itu juga.
“Kenapa—?” pertanyaannya terpenggal penuh emosi, meninggalkan sebuah pertanyaan lengkap yang hanya berhasil diucapkannya dalam kepala; ‘Kenapa kau jadi seperti ini?’
Tapi sepertinya Kyuhyun mengerti arti tatapan Kenesha yang menyiratkan luka dan kekecewaan. Dia menggeleng pelan dan menarik lepas tangan Kenesha di lengannya.
“Sepertinya telah kau salah paham, Kenesha-ssi. Aku seharusnya sudah memperingatimu berulang kali bahwa aku ini seorang vampire. Dan satu hal lagi, aku mudah sekali bosan. Apalagi terhadap yeoja yang sama sekali tidak mengerti apa yang kuinginkan.”
Tatapan dingin yang terpancar dari wajah tampan Kyuhyun membuat pemandangan ini semakin kontras, melempar Kenesha jauh-jauh pada ingatan dimana wajah itu dipenuhi guratan senyum dan kebahagiaan, tidak seperti apa yang disaksikannya kini.
“Apa.. yang kau inginkan?” tanya Kenesha dengan bibir bergetar. Pelan-pelan airmata mulai menggenangi pelupuk matanya.
Kyuhyun mendengus tak percaya mendengar pertanyaan Kenesha. “Kau masih belum tahu juga apa yang kuinginkan, Kenesha-ssi? Sudah berapa hari kau mengenalku? Yeoja lain bahkan langsung tahu apa yang kuinginkan dalam satu menit.”
Kenesha merasa jantungnya berhenti. Dia menggigit bibirnya untuk mencegah isakan perih yang menghujam hatinya dengan teramat sakit. “Kalau memang itu maumu, kenapa kau tidak menyentuhku dimalam pertama kali kau membawaku kesini?” tanya Kenesha setelah bersusah payah menjaga agar suaranya tetap datar—tetapi gagal.
“Kau pikir aku serendah itu?” ujar Kyuhyun dengan nada menghina. Dia menyipitkan matanya memandang Kenesha yang terlihat syok. “Aku memang tumbuh tanpa seorang ibu, tapi aku tahu bagaimana cara memperlakukan wanita. Aku tidak pernah memaksa apapun dari mereka—dan juga kau. Aku juga tidak pernah memaksa menciummu, bukan? Aku hanya melakukan apa yang kau minta. Dan sepertinya kau tidak akan meminta ‘apapun’ lagi dariku, Kenesha-ssi. Jadi, sekarang aku akan menemui yeoja yang sedang menungguku dulu.”
“Bukankah kau mencintaiku?” kata-kata itu meluncur begitu saja tanpa bisa Kenesha kendalikan. Dia terlalu syok bahkan untuk mengontrol apa yang dipikirkan dan dikatakannya.
Seakan tidak cukup dengan semua perkataan itu, Kyuhyun menghujaninya lagi dengan tatapan dingin. Dia mendengus dan menyunggingkan sebelah senyumnya yang sarat akan ejekan.
“Apa aku pernah bilang begitu?” tanyanya kejam. “Aku berusaha untuk memahamimu, Kenesha-ssi. Tapi kau tidak pernah mencoba mengerti diriku. Kau pikir aku tahan dengan hubungan membosankan seperti itu?”
Kenesha menelan sisa pengaharapannya dengan getir ketika Kyuhyun menambahkan sembari menatapnya lekat-lekat. Matanya—Mata Kyuhyun yang selalu memancarkan kehangatan itu seolah mencair menjadi lelehan es yang membekukan hati, membuatnya ngilu. “Sebuah ciuman tidak berarti banyak, Kenesha-ssi.”
“Aku akan menunggumu.” Tukas Kenesha disela-sela isakan tertahannya.
Kyuhyun mengangkat bahunya tak peduli. “Terserah kau saja.” Jawabnya singkat lalu pergi meninggalkan Kenesha yang telah hancur menjadi ribuan keping, menangisi setiap detik yang telah mereka lalui..

Kembali terekam dikepalanya, bagaimana dia melewati beberapa hari yang penuh dengan kejutan dan rangkaian kejadian yang tidak pernah Kenesha bayangkan sebelumnya. Semua kenangan itu terasa kabur, berusaha berebut untuk muncul di ingatannya, diantara tangis yang memecah kesunyian.
Kyuhyunnya telah menghianatinya.
‘Aku tidak percaya itu..’ isaknya penuh pilu ketika memori wajah Kyuhyun yang tersenyum padanya dari berbagai sudut, menyerbu pikirannya. Dia tidak bisa membayangkan ini semua terjadi padanya. Dia telah begitu terjebak dalam pesona Kyuhyun hingga mengabaikan kenyataan yang ada: Kyuhyun bukan miliknya.
Hatinya seakan dihempaskan dari langit ke tujuh, yang sebelumnya membawa Kenesha sampai kesana dengan kobaran cinta yang tadinya dia pikir tak akan pernah padam. Dia bisa merasakan sakitnya hingga ke urat-urat nadi, menyayat perlahan-lahan tanpa ampun, membuat Kenesha tak mampu lagi bertahan.
Bagaimana mungkin Kyuhyun tega berkata seperti itu? Dia sedang dalam perjalanan menemui seorang yeoja, dia akan tersenyum padanya, memeluknya dan bercin—
“ANIYO!!” teriaknya sambil menggeleng panik.
Kyuhyun tidak akan melakukan hal seperti itu padanya. Tidak mungkin.
‘Tidak mungkin..’ ulangnya dalam hati, tetesan airmata jatuh melewati pipinya.
‘Tidak mungkin..’ bisiknya parau. Kelopak matanya mengabur ditutupi butiran airmata yang seakan tiada habis.
‘Cho Kyuhyun kau tega..’ gumamnya lirih.
‘Aku mencintaimu seperti orang gila dan kau menghianatiku.’
Kenesha menghentikan isakan tangisnya sejenak, dia mulai bergerak—membiarkan kakinya membawanya kemanapun—tanpa memperhatikan sekelilingnya dengan benar. Dan tiba-tiba dia tersentak ketika tiba dikamar.
Aroma Kyuhyun menyerang seluruh indranya tanpa belas kasihan. Ruangan ini seakan-akan dipenuhi Kyuhyun. Ribuan ingatan menyergapnya lagi, menorehkan luka yang masih segar, membuat Kenesha dipenuhi emosi yang menyakitkan.
‘Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun..’ raungnya dalam hati, menolak mempercayai kenyataan yang terhampar jelas..







Kenesha menyeka sisa-sisa airmata yang masih menggenang dikelopak matanya dengan kaku. Dia sudah berbaring selama hampir 3 jam di tempat tidur ini—tidur bersama aroma Kyuhyun yang membekas tajam—tanpa bisa terlelap. Matanya masih saja menyuplai cairan asin itu keluar deras, tidak peduli bahwa Kenesha sudah lelah menangis berjam-jam. Dia merasa sendi-sendinya sakit akibat absen bergerak selama menangis.
Perutnya bergemuruh keras—tentu saja sebab jam makan malam sudah lewat—dan dengan menyesal Kenesha menyadari bahwa dia akan menyiksa lambungnya malam ini tanpa mencoba memasukkan sesuatu ke perutnya yang lapar. Kelihatannya nafsu makannya sudah berganti menjadi kesedihan yang secara sukarela menemaninya terus menerus, melemahkannya hingga ke  titik syaraf.
Dengan langkah gontai Kenesha menuju kamar mandi dan berusaha menyegarkan wajahnya yang sudah sembab tidak karuan, menggunakan aliran air dari keran westafel. Dia memandang pantulan cermin dihadapannya sejenak dan seulas senyum tipis terukir dibibirnya.
“Lihat, Ken. Kau kelihatan seperti orang gila.” Ujarnya tersenyum.
“Bagaimana mungkin seorang Cho Kyuhyun bisa jatuh cinta pada yeoja gila sepertimu?” tanyanya heran. Namun perasaan putus asa merayap masuk ke ulu hatinya ketika mengetahui jawaban dari pertanyaannya sendiri, Kyuhyun tidak mencintainya.
“Hemph,” dengus Kenesha disela-sela airmatanya yang turun tanpa komando. “Berhentilah berharap, pabo yeoja.”
Suara tetesan air yang berkecipak menghilangkan kesunyian, menutupi sedu sedan Kenesha. Airmatanya bergabung bersama tetesan air yang menetes dari puncak kepalanya. Kenesha menghela nafas dengan pedih, seandainya dia bisa menghilangkan rasa sakit yang mendominasi ini untuk sebentar saja..
Lantas jari-jari Kenesha meraih tutup lemari disamping cermin westafel, dia mengangkat satu persatu botol-botol sabun dan perawatan wajah Kyuhyun dengan hati-hati. Kalau tidak salah Kyuhyun pernah mengatakan bahwa ada obat tidur dilemari ini dan Kenesha benar-benar membutuhkannya sekarang. Setidaknya tidur beberapa jam akan membuatnya sedikit lebih baikan.
Ketika sedang meraba-raba sudut lemari, Kenesha menyentuh sebuah logam dingin yang bobotnya tidak menyenangkan—terlalu berat untuk menjadi sekedar silinder obat—dan Kenesha menarik benda itu keluar. Dia menatap benda ditangannya dengan syok—sebuah pistol laras pendek yang hanya bisa dilihat Kenesha lewat film-film action, kini berada ditangannya, dengan lilitan kain putih yang menutupi sebagian pistol itu.
Tiba-tiba dadanya bergemuruh keras. Nafas Kenesha memburu panik.
Siapa sebenarnya Cho Kyuhyun? Kenapa dia memiliki senjata di lemari obatnya?
Terlalu banyak kenyataan yang diketahuinya hari ini, membuatnya ragu apakah sebenarnya dia masih terlelap dalam tidurnya dan belum bangun sama sekali? Baru saja dia menangis hingga matanya bengkak dan sekarang dia terjebak dalam adrenalin yang menegangkan. Benarkah ini mimpi?
‘Aniyo. Aku tidak sedang bermimpi.’ Sanggah Kenesha dalam hati. Kalau begitu ini memang nyata, Cho Kyuhyun seorang programmer jenius yang sedang diburu mafia-mafia aneh dan memiliki sebuah pistol dirumahnya.
Tunggu. Mafia yang memburu Kyuhyun… sepertinya Kyuhyun tidak pernah menceritakan apapun tentang mafia itu—apa pekerjaan mereka, kejahatan-kejahatan yang telah mereka lakukan dan bagaimana bos mereka bisa tertangkap?
Kenyataan bahwa Kyuhyun memiliki senjata berbahaya ini dirumahnya membuat Kenesha harus berpikir ulang tentang namja itu. Bagaimana dia yakin Kyuhyun tidak bersalah?
Kenesha kemudian membungkus pistol itu dengan handuk dan memutuskan untuk menyimpannya di ruang kerja Kyuhyun. Dia yakin Kyuhyun tidak akan bisa menemukan senjata ini diruangan yang penerangannya mengandalkan cahaya dari puluhan monitor.
Entah sejak kapan airmata Kenesha berhenti menyabotase wajahnya, yang jelas saat ini Kenesha benar-benar bingung dan ketakutan. Ini semua diluar pemahamannya dan dia tidak yakin dia siap menerima informasi apapun dalam waktu dekat.
Setibanya dilantai dua, Kenesha mendorong pintu kaca dengan mudah, sinar monitor-monitor itu begitu menyilaukan hingga Kenesha memicingkan mata sambil menyapukan pandangannya seluruh ruangan. Dia mencari sudut dimana ruangan mungkin terlalu gelap untuk bisa dilihat.
Mata Kenesha kemudian menangkap cahaya LED yang berkelap-kelip suram. Dia berjalan mendekati tablet saku Kyuhyun yang tergeletak diatas meja disamping keyboard. Sepertinya Kyuhyun tidak sengaja meninggalkan tablet ini disini, sebab belum pernah sekalipun dia melihat Kyuhyun pergi tanpa membawa tablet maupun ponsel.
Kenesha mengambil tablet itu dan tersentak ketika layarnya tiba-tiba menyala, menampilkan gambar amplop kuning dan sebuah tulisan dibawahnya; From: CGE. Re: CASE 003 – KENESHA OSIDILS.
Dahinya mengerut bingung, kenapa ada namanya dipesan ini? Dan sebuah pertanyaan krusial berkelebat dikepalanya, Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

***


Kenesha memandangi tablet kepunyaan Kyuhyun itu dengan perasaan ketakutan dan penasaran. Dia takut untuk mengetahui sebuah kenyataan lagi tetapi akhirnya rasa penasarannya menang. Kenesha menekan ibu jarinya ketengah layar tablet dan mendapati akses sidik jarinya diterima. Kyuhyun memang telah memberikan akses bagi Kenesha untuk bergerak dirumah miliknya dengan men-scan sidik jari Kenesha sehingga alarm tidak akan berbunyi jika ia menyentuh sesuatu—dan ternyata tablet juga termasuk salah satunya.
Satu detik yang diperlukan pesan itu untuk muncul di layar cukup untuk membuat Kenesha gemetaran. Telapak tangannya bahkan mulai berkeringat tepat ketika layar berganti menjadi untaian kalimat:
Sender: CGE (work panel 1)
Re: CASE 003 – KENESHA OSIDILS
Destination to Peru, South America has already booked. Sesuai permintaanmu, aku telah menemukan pesawat yang akan transit di Hawaii dan terbang langsung menuju Peru besok siang pukul 2 dan aku akan menjemput Kenesha dipintu masuk airport tepat pukul 1:30. Kau harus memastikan ini semuanya beres.



Kenesha mengernyit tak mengerti membaca pesan ini.
Peru? Besok siang?
Kenapa dia harus pergi ke Peru? Kyuhyun tidak pernah menjelaskan apapun padanya tentang keberangkatannya besok. Kata-kata ‘Sesuai permintaanmu’ menjelaskan banyak hal. Kyuhyun sepertinya sudah berencana untuk mengirim Kenesha ke Peru sebelumnya. Tapi kenapa?
Ada yang tidak beres.
Kenesha meletakkan pistol yang terbalut handuk diatas meja dan cepat-cepat menjelajahi folder didalam tablet Kyuhyun. Muncul ‘warning box’ yang meminta persetujuan untuk menyambung ke server utama dan ketika Kenesha menekan pilihan ‘yes’, puluhan folder berubah menjadi ‘visible’ atau terlihat. Dia mencari-cari sesuai abjad dan menemukan namanya.
Didalam folder itu sendiri begitu banyak folder yang berisi file-file yang sepertinya berisi catatan atau pengamatan, karena bertuliskan observation, research dan journal. Jari telunjuk Kenesha menekan journal dan terdapat sekitar 6 folder lagi didalamnya. Merasa harus mulai dari awal, Kenesha membuka folder teratas yang berjudul first month dan memilih file pertama.

8 Maret
Aku telah menemukan seseorang yang tepat melalui sebuah situs jejaring social. Setelah mengakses blog pribadinya, aku menyadari yeoja ini memiliki hidup yang biasa saja dan hanya berkutat dengan pekerjaan dan keluarganya. Dia baru satu kali berpacaran tetapi sepertinya mereka berpisah karena alasan sepele. Yeoja ini tergila-gila pada Korea dan berniat mengunjungi Seoul tahun ini. lewat blognya juga aku menyadari bahwa dia sudah mahir berbahasa korea dan memahami budaya Korea dengan sangat baik. Tujuannya ke Seoul hanya untuk berlibur dan dia tidak memiliki kenalan sama sekali. Dia berencana untuk pergi ke Korea bersama seorang temannya yang ternyata teman satu kelasnya di SMA. Setelah melakukan investigasi lebih lanjut, aku mendapati bahwa temannya lebih memilih Jepang ketimbang Korea sebagai tempat berlibur namun hal itu belum diputuskan hingga sekarang.
Aku sudah melacak keberadaan yeoja itu selama hampir seminggu penuh dan belum pernah melihatnya pergi ke tempat-tempat mencurigakan. Langkahnya hanya berkisar antara rumah-kantor-kafe dan rumah orangtuanya. Bisa dipastikan yeoja ini adalah target yang mudah untuk dijadikan objek observasi lebih lanjut dalam kepentingan misi.
Yeoja itu bernama Kenesha Osidils.


Kenesha terduduk diatas kursi kerja Kyuhyun, tangannya gemetaran dan jantungnya berpacu lebih kencang. Kyuhyun sudah mengenalnya bahkan sebelum dia tiba di Seoul? Hal gila macam apa ini?
Lagi, Kenesha membuka file catatan selanjutnya dengan keengganan lebih besar dari sebelumnya. Haruskah dia mengetahui semua ini?


28 Maret
Kenesha memperbarui entri di blognya siang ini. Sepertinya dia sedang sendirian di kantor karena tidak biasanya dia menulis di blog diantara kesibukannya sebagai konsultan gizi disebuah Rumah Sakit Swasta. Ada yang menarik dalam postingannya kali ini. Kalau di postingannya yang lain Kenesha hanya membicarakan tentang aktivitasnya yang membosankan, hari ini dia sedikit bermelankolis. Apakah dia sedang jatuh cinta?
“Kalau takdir membawamu hadir padaku, akan ku jeput kau dengan senyuman tulus. Aku yakin Tuhan telah menggoreskan namamu di hidupku. Jadi, aku bisa apa?”
Tapi sepertinya tidak ada kelanjutan dari postingan itu. Kemungkinan besar Kenesha baru selesai menonton drama percintaan semalam dan dia masih terhanyut dalam cerita drama itu. aku harus memastikan Kenesha tidak akan jatuh cinta sampai dia tiba disinikepadaku.




5 April
Setelah mengakuisisi saham perusahaan penerbangan Korea beberapa waktu yang lalu, aku telah mengirimkan iklan promo pemotongan tiket pesawat hingga 70% ke Seoul untuk bulan Juni ke email Kenesha secara konsisten. Aku juga telah mengatur sebuah tiket promo ke Jepang untuk temannya dan bisa dipastikan mereka akan pergi sendiri-sendiri.
 Tanggapan Kenesha sepertinya sangat cepat karena dia langsung mendaftar pada penerbangan ke Seoul tertanggal 19 Juni. Aku langsung memberinya diskon untuk menginap di hotel berbintang dengan kedok bahwa dia termasuk 10 pendaftar pertama. Sepertinya Kenesha tidak mencurigai apapun dan menganggap ini semua adalah keberuntungannya.
Melalui akun jejaring sosialnya, Kenesha mengatakan dia akan mengambil cuti selama 10 hari dan akan menghabiskan 9 hari di Korea. Aku sangat yakin waktu itu lebih dari cukup untuk menyelesaikan misi. Setelah menelisik blognya dengan rutin, aku berhasil mengetahui bahwa Kenesha sedang tidak ingin terlibat asmara di kotanya dan berharap akan mengalami summer love di Korea. Kenesha sendiri langsung menghapus postingan di blognya 5 menit setelah dia mempublikasikannya. Sepertinya dia merasa bodoh untuk mengharapkan hal itu.
Baru sekitar 20 menit yang lalu Kenesha memperbarui akun jejaring sosialnya dan mengatakan akan singgah di Jepang sebelum dia bertolak ke negeranya dihari ke Sembilan untuk pulang bersama temannya.



Cho Kyuhyun.. laki-laki itu…
Kenesha membaca cepat semua file-file selama bulan April dan Mei yang hanya berisi tentang pengamatan terhadap dirinya. Dia sendiri ingat bulan itu adalah bulan dimana dia sangat bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaannya dua kali lipat agar dia tidak kerepotan mengurusi tugas yang bertumpuk ketika pulang dari Korea. Dan Kyuhyun menjelaskannya dengan sangat terperinci, membuat Kenesha sedikit takut karena sepertinya Kyuhyun benar-benar ‘mengikutinya’ kemanapun.
Dan pertanyaan yang timbul kemudian adalah ‘Kenapa?’
Pandangannya terhenti pada folder fourth month. Kenesha berhasil mengetahui beberapa fakta seperti bahwa Kyuhyun yang sengaja menjebaknya untuk datang ke Korea dan menginap di hotel ini. Tapi dia masih belum tahu kenapa Kyuhyun melakukan itu. Dia ingat folder selain journal  tadi dan memutuskan untuk mencari tahu terlebih dulu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kenesha hanya menemukan kata-kata misi namun dia belum mendapat gambaran apapun tentang misi itu.
Pada folder RESEARCH, Kenesha membuka filenya secara berurut. Dia membaca file-file dengan mata terbelalak. Kenyataan apalagi yang seharusnya tidak dia ketahui?



…..Rapat para atasan memutuskan bahwa Korea Selatan harus bergerak lebih dulu daripada Korea Utara dengan cara apapun. Pihak militer Korea Utara sudah terbukti melakukan pelatihan di kamp-kamp sekutu, Rusia dan berdasarkan laporan intel di perbatasan Ural, prajurit Korea Utara dibekali persenjataan termutakhir termasuk nuklir yang memiliki daya ledak 1000 kali lebih dahsyat daripada buatan Korea Selatan. Tentu saja hal ini membuat petinggi merasa perlu untuk memastikan bahwa kemenangan Korea Selatan mutlak harus terjadi….
….Lee Joon Ha-nim telah memberi izin untuk memposisikanku di bagian lapangan dan melakukan pergerakan yang akan menjadi titik balik Korea Utara untuk melakukan penyerangan. Detail penugasan akan dijelaskan selanjutnya….
….Pagi ini pihak CIA (Central Intelligence Agency) memberikan jawaban atas keputusan Korea Selatan untuk melakukan invasi militer lebih dulu ke Korea Utara. Mereka menjelaskan bahwa isu ini harus disembunyikan dan tidak boleh diketahui siapapun termasuk presiden Korea Selatan sendiri. Mereka mengatakan akan mengirimkan bantuan militer beserta agen terbaik CIA untuk membantu menjalankan rencana Korea Selatan memulai invasi. Aku pikir ini hanya siasat Amerika untuk mengklaim kemenangan Korea Selatan. Namun ide mereka untuk mengirimkan 20 agen CIA ditolak Kim Baek So-nim dan mengurangkan jumlahnya menjadi 2 orang. Bagaimanapun ini peperangan kami, bukan mereka….
….Lee Joon Ha-nim mengadakan rapat agen lapangan dan memilih abeoji untuk menjadi pemimpin tim. Aku benci ini. Hanya ada satu penjelasan yang pasti: gerak-gerik para agen lapangan akan di pantau langsung oleh pemimpin tim. Apakah itu artinya dia akan terus berhubungan denganku? Lebih baik itu Cuma mimpinya. Aku tidak akan pernah sudi untuk menjelaskan apapun kepada orang yang tega membiarkan ibu terbunuh. Aku akan balas dendam kepada mereka; Korea Utara dan Abeoji…
….Rapat kedua dalam 2 hari yang panjang. Aku sendiri heran kenapa usulku diterima oleh atasan. Beberapa orang mengatakan Aboeji membantukumendukung ideku dalam Rapat Operasional, walaupun kemungkinan dia hanya ingin membuatku susah, lebih masuk akal. Tapi aku merasa yakin aku akan bisa menyelesaikan misi ini. Semuanya sudah kuperhitungkan secara matang:
Aku harus membuat agen Korea Utara memburuku. Mereka harus berpikir bahwa Korea Selatan telah membuat kesepakatan dengan Amerika tentang pengadaan senjata dan informasi-informasi rahasia tentang agresi militer yang akan dilakukan secara tertutup. Aku akan menjebak informan mereka dengan sengaja membisikkan isu adanya chip yang berisi informasi tersebut di server yang sudah berhasil mereka retasserver yang sengaja kubuat untuk mereka sisipi.
Hanya tiga orang di CICLee Joon Ha-nim, Abeoji dan tentu akuyang mengetahui bahwa akan ada 2 chip, bukan satu. Chip pertama tentu saja berisi data-data rencana, keputusan dan kegiatan Korea Selatan untuk ekspansi militer ke Negara sebelah serta berisi korespondensi antara CIA dan CIC selama beberapa tahun belakangan. Chip ini nantinya akan dijeput oleh agen CIA yang ditugaskan dalam misi ini. Sementara chip kedua adalah virus untuk mengacaukan sistem satelit militer Korea Utara yang terus menerus memata-matai Korea Selatan. Virus yang aku ciptakan itu mulanya akan menampilkan deretan informasi yang sama dengan chip pertama tetapi data-datanya tentu saja sudah dimodifikasi. Namun, ketika mereka menyambungkannya dengan server utama, virus itu akan memberiku akses terhadap satelit untuk mematikan sistem kontrol Satelit Korea Utara selama 3 hari penuh, menyediakan waktu bagi pasukan Korea Selatan memasuki wilayah Korea Utara dan memulai invasi militer lebih dulu. Virus itu juga akan mengacaukan komunikasi antar server-server utama yang kuperkirakan akan menghabiskan sekitar 32 jam untuk men-decrypt seluruh coding(persandian) programku.
Aku telah memblokir seluruh pemindai virus dan membuat mereka tidak akan bisa menghentikan virus ini selain memecahkan syntax(kode pemograman) yang ku ciptakan dengan menggabungkan teknik penyandian-penyandian terbaik didunia atau server mereka tidak akan pernah pulih lagi.
Dan bagaimana aku bisa membuat Korea Utara membiarkan chip kedua ‘mengakses’ server utama dengan sukarela? Mereka akan curiga kalau aku memberikan chip itu dengan Cuma-Cuma. Aku harus kelihatan melindungi chip ini sehingga mereka akan memburuku ke seluruh negeri. Dan aku butuh ‘korban’ untuk menjadikan misi ini bersih dari kesalahan….
…..Abeoji menolak usulku untuk melibatkan seseorang diluar CIC sebagai korban. Abeoji beranggapan orang luar hanya akan mempersulit jalannya misi. Namun ketika aku menjelaskan kepada atasan bahwa itu berarti tidak ada seorang agen yang akan terbunuh, Abeoji tidak membantah apapun lagi. Kenyataannya aku sudah menemukan sebuah fakta mengejutkan bahwa yeoja akan lebih mudah terjebak dibanding namja. Dan aku sudah memikirkan sebuah rencana…
…Lee Joon Ha-nim mengajakku rapat bertiga dengan abeojimengingat hanya kami yang mengetahui adanya dua chip yang mirip. Kupikir rapat itu membahas proses pembuatan chip, namun Joon Ha-nim malah memintaku menjelaskan rencanaku terkait dengan seorang yeoja yang baru saja kutemukan melalui internet. Aku menghabiskan 3 jam untuk menjelaskan dengan terperinci dan meyakinkan Joon Ha-nim bahwa yeoja itu benar-benar akan dibawah kendaliku. Beliau sendiri tidak begitu mempercayai metode Sexual Charming akan berhasil. Tapi aku berhasil menyebutkan nama salah satu agen BSC (British Security Coordinator) yang sukses dalam misi-misi pentingnya menggunakan metode ini. Dan aku tidak melihat adanya kemungkinan terjadi kegagalan padaku.
Kegunaan Kenesha sendiri adalah untuk mengecoh agen-agen Korea Utara. Mereka sudah memperolah profil seluruh agen Korea Selatan dan pasti akan terkejut mendapati Kenesha yang terlibat dengan semua ini. Profil Kenesha nantinya akan kuubah menjadi invisible (tidak tampak) dan keterangan tambahan “Secret Agent of CIA” yang pasti akan membuat agen Korea Utara menarik kesimpulan bahwa Kenesha adalah agen yang menjemput Chip pertama.
Seperti yang sudah ku rencanakan, aku akan memanfaatkan Kenesha dan melakukan metode Sexual Charming untuk memikatnya sehingga Kenesha mau mengorbankan apapun termasuk dirinya. Aku sudah memutuskan untuk tidak menceritakan yang sebenarnya kepada yeoja itu dan mengarang cerita lain untuk mengelabuinya. Ketika Kenesha sudah berhasil masuk ke perangkapku, aku akan mengarahkannya ke bandara, dimana agen-agen Korea Utara telah menunggunya. Aku yakin, jika ku katakan akan ada orang yang membuntuti Kenesha di bandara, yeoja itu pasti akan bersikap semakin mencurigakan, celingak-celinguk dan menarik perhatian agen Korea Utara. Tentu saja mudah memperkirakan gerakan Kenesha yang sama sekali tidak mengetahui pengetahuan dasar seorang agen berpengalaman.
Ketika Kenesha berhasil membuat semua mata agen Korea Utara terpusat padanya, aku akan mengirim chip pertama ke agen CIA di daerah Itaewon disaat yang bersamaan. Aku akan menunggu sampai agen Korea Utara menangkap Kenesha, mengambil chip darinya dan ketika virus sudah menyusup di sistem satelit Korea Utara dengan baik, aku akan memberikan izin kepada agen CIC untuk menyergap mereka ditempat mereka menahan Kenesha. Walaupun kecil kemungkinan bahwa Kenesha masih baik-baik saja setelah mereka menangkapnya…..
….Chip pertama selesai dibuat dan chip kedua sedang dalam proses pengerjaan. Virus dalam chip kedua hampir saja kukirimkan kepada CIA karena mereka selalu membombardirku dengan pertanyaan-pertanyaan yang semestinya rahasia. Aku tadinya tidak ingin memberitahu mereka bahwa ada dua chip dalam operasi rahasia kali ini tetapi sepertinya Joon Ha-nim telah menginformasikan hal tersebut. Well, sekarang menjadi 5 orang dan aku yakin seluruh agen CIA akan mengetahui informasi ini sementara di CIC hanya ada 3 orang…
….Aku baru mengetahui bahwa agen yang dikirim ke Seoul dalam rangka mencari chip yang ku sembunyikan ternyata agen asuhan Rusia. Bahkan organisasi-organisasi yang mendukung Korea Utara adalah organisasi yang bernaung dibawah Negara Sekutu Korea Utara, Rusia, yang menyembunyikan identitas mereka dengan berlabel “rahasia” agar tidak tercium CIA….
…..Penyisipan chip kedua di tubuh Kenesha telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 21 Juni pukul 2 pagi. Sesuai protokol CIC, penyisipan chip didalam tubuh seseorang harus menggunakan obat bius sehingga korban tidak mengetahui dimana chip disembunyikan sekaligus mengurangi kebocoran informasi yang tidak perlu….
….Aku akan menyelesaikan misi ini dalam 3 hari. Menaklukan yeoja itu bukanlah suatu tantangan karena dia sendiri sudah menunjukkan tanda-tanda ketertarikan terhadapku. Kenesha harus bersedia mengorbankan dirinya sebelum hari ketiga misi…..


Kenesha merasakan airmatanya menetes jatuh diatas layar tablet itu. Bibirnya bergetar menahan seluruh emosi yang terpacu didadanya. Apalagi yang harus dia ketahui? Apalagi yang ditutupi Cho Kyuhyun? Apalagi..?
Kenesha meletakkan tablet itu dan menarik kedua tangannya menutupi wajah. Dia takut untuk percaya, tetapi inilah kenyataannya. Inilah alasan kenapa Kenesha bisa sampai di sini, bertemu namja itu, jatuh cinta padanya, dan ini alasan mengapa pistol sialan itu ada dilemari obat.
Kyuhyun ternyata seorang agen CIC—Central of Intelligence Command (Pusat Komando Intelijen—Seoul dan misinya kali ini sangat penting; menukar Kenesha dengan kemanan Korea Selatan.
Dia ingin marah, memberontak bahkan ingin melayangkan pistol ini kepada Cho Kyuhyun, tetapi entah kenapa dia tidak bisa membayangkan itu semua. Tatapan Kyuhyun yang dingin serta sikapnya yang terus mengacuhkan Kenesha..dia rela menukar nyawanya dengan senyuman dan sentuhan hangat Cho Kyuhyun.
“Astaga Ken, otakmu benar-benar rusak.” Serunya tak percaya. Dia baru saja memikirkan kemungkinan paling mustahil. Kalau memang Kyuhyun sengaja membuat dirinya jatuh cinta pada namja itu, mana mungkin Kyhuyun benar-benar mencintainya? Semua itu ternyata hanya akting.
Kenesha menekan wajahnya lebih keras, berusaha mengubur pikiran itu. Bukan, kenyataan itu. Dia benar-benar berharap ini semua hanya mimpi. Dan semoga dia tidak akan pernah terbangun lagi….

***
Hatiku membeku,
Di lautan cintamu.
Airmataku merintih,
Ditengah samudera tanpa ujung.
Hamparan kasih yang kau berikan,
Ternyata ilusi.
Kilauan hidup yang kau tunjukkan,
Hanyalah kesemuan.
Dimana aku bisa menemukan dirimu?
Ditengah badai musim dingin
Atau
diantara reruntuhan kepalsuan?

Coagulation – 11 Oktober 2013

8 komentar:

  1. No coment. Kaget sendiri baca part ini. Ternyata ini semua sudah direncanakan. Malangnya nasib Ken dinegeri orang :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe memang agak terlalu heboh ya di chapter ini >_<

      Hapus
  2. Kyu tea banget seh -_-
    hah bener" gg tega am Ken kasian dya bener" pasti sakit :'(

    BalasHapus
  3. duhh kenyataannya mengecewakan. --

    BalasHapus
  4. kasian ken --" dinegri orang malah dijadiin umpan pft

    BalasHapus
  5. udah..dehhh rahasianye kyu kebongkar....duhh kesian bgt si ken
    yah..trus ken nya harus gimana...???,
    apakah ken akan rela menukar dirinya..
    keep write kak....aku suka bgt...pas ken ngebongjar rahasia kyu...di situ dpt pengetauan baru...ttg CIC...

    BalasHapus
  6. Inilah dia. Terbongkar sudah semuanya. Pertanyaan di otak gua, terjawab sudah.
    Dan hasilnya sungguh mengejutkan dan aku benci kyuhyun.
    Hiks ikut sakit hati. Kenapa kyuhyun tega banget.

    BalasHapus