TITLE :
4 Minutes in Memory [4]
Alternative title :
기다리고 있었어요! 봐지? (Kidarigo Isseosseoyo! Bwaji?)
GENRE :
Action-Romance, AU (Alternate Universe)
RATING :
NC-21
CAST :
Lee Dong Hae [ 이동해 ]
Youra Leavanna [ 요우라 리판나 ]
Kim Kyung Dae [ 김경대 ]
Park Chae Rin [ 박채린 ]
Author :
@Aoirin_Sora
NOTE:
This chapter is specially made for Youva Cardia who finally recovered from her illness. All this i'll give you, dear..
And for my beloved readers, this chapter may be so cheesy but please Enjoy it!
ありがとうね!
With Love,
Aoirin_Sora
WARNING!
Chapter kali ini menjurus ke arah NC-21 MESKIPUN tidak akan ada adegan sex.
So, be careful for anybody who's under 21st.
Chapter 4
『Don’t
lie,
Even for once.
Because I believe in you more than anyone..』
Alarm pagi membangunkan
Youra yang sebenarnya tidak bisa tertidur pulas. Dia nyaris terjaga semalaman, bergelung
dalam selimut sambil mencoba menutup matanya yang terasa berat namun gagal. Otaknya
tidak pernah bisa berhenti bertanya ‘kenapa?’
sementara hatinya terus saja berdebar. Ini hal yang bodoh. Sebab dia baru saja
dicampakkan oleh tunangannya sendiri tetapi dia malah berdebar-debar sekarang.
Youra merentangkan kedua
tangannya lebar-lebar. Semalaman terjaga ternyata sangat melelahkan, ditambah
dengan pekerjaannya yang belum selesai, Youra yakin dia tidak akan bisa
melewati hari ini dengan nyaman. Dia memeriksa e-mailnya sebelum memulai
aktivitas pagi, karena dia yakin akan ada sangat banyak ‘pesan’ untuknya
berkaitan dengan mantan tunangannya itu. Dan benar saja, 204 pesan baru serta 13
panggilan melalui gmail semuanya terjadi dalam waktu semalam. Kekuatan internet
benar-benar mengerikan.
Dia tidak punya waktu
untuk membacanya satu persatu, namun ketika matanya menemukan sebuah nama yang
berada diantara pesan-pesan baru itu, Youra membukanya dengan perasaan tak
menentu.
Sender: My Love
Subject: I’m sorry
Youra baby, how are you dear?
I’m sorry, this would be hard to say and I
know I’ll break your heart so badly. But I have to admit that I cant wait you
anylonger because I already decided to marry someone. I hope you will forgive
me. I am sorry and thank you for all the memories you gave me. Wish you luck in
Korea. Be happy and stay healthy.
I love you.
“Hemph.” Dengusnya tak
percaya. Inikah kata-kata terakhir seseorang yang hendak memutuskanya? I
love you? Yang benar saja. Tapi jika dia boleh jujur, di sudut hatinya
dia merasakan kelegaan bahwa bukan dia yang harus mengakhiri semuanya. Dia juga
harus mengakui bahwa hubungan mereka memang sudah mulai dingin setahun
belakangan. Pertunangan hanyalah sebuah persyaratan untuknya jika dia
benar-benar ingin bekerja di Korea dan meninggalkan pria itu. Tapi siapa sangka
kalau ternyata laki-laki yang pernah
dicintainya itu sekarang menyerah? Padahal tidak pernah sekalipun Youra berniat
ingin mengkhianatinya.
Sebuah helaan nafas
panjang meredakan keinginan Youra untuk menangis. Rasanya tidak sesakit
kemarin, ketika dia mendengar penjelasan Oppanya. Tapi tetap saja, cinta yang
sudah dijalaninya selama bertahun-tahun kini harus kandas. Dan Youra bukan
gadis rapuh yang akan bermuram durja dan menangisi hari-hari dengan kekasihnya
yang telah berlalu, dia malah membuka folder foto di laptopnya dan segera
menghapus semuanya tanpa rasa sesal sedikitpun.
Hidupnya masih akan terus
berlanjut dengan atau tanpa pria itu.
***
Pagi ini suasana kantor
masih tampak lenggang, hanya tampak beberapa orang yang berlalu-lalang di
koridor yang didominasi anggota tim desain. Beberapa minggu lagi akan diadakan pergelaran
busana tahunan di K-Fashion, yang mengikut sertakan beberapa brand ternama seperti Channel, Gucci serta Alexander McQueen. Mau tak mau Youra
juga tidak sabar menanti acara itu, sebab ini adalah kali pertama baginya untuk
melihat secara langsung brand-brand ternama dengan model-model cantik yang
melenggak-lenggok diatas lantai catwalk.
Tapi dia sedikit penasaran
ketika dia tiba di mejanya dan mendapati secangkir kopi panas dengan asap yang
masih mengepul. Youra menyapukan pandangannya ke sekeliling tapi tidak
menemukan siapapun selain seniornya, Park Jung Yoon.
“Sunbaenim,” panggilnya dan tersenyum pada Jung Yoon. “Gomawopta.” Sambungnya lagi.
Jung Yoon hanya balas
tersenyum lalu kemudian mengisyaratkan Youra untuk mendatanginya. “Selamat atas
pencapaianmu. Kau memang hebat.” Ujarnya membuat Youra tersipu. “Kita harus
merayakannya. Bagaimana kalau dinner besok malam?” tawar Jung Yoon dengan senyum
menghiasi wajah.
“Gomawo, sunbaenim. Baiklah, aku akan tanya yang lain apakah mereka
bisa ikut besok malam.”
“Sebenarnya aku hanya mendapatkan
dua kupon makan malam di restoran dan aku tidak bisa membawa orang lain,
Youra-ya.”
Youra mengangguk kecil
dengan bingung dan hanya menjawab, “Arasseo,”
lalu kembali ke mejanya. Dia tidak menyangka sunbaenya mengajaknya dinner di restoran.
Yah, walaupun dengan kupon gratis..
Baru saja dia menyeruput
kopinya ketika mendengar sebuah teriakan penuh semangat. Cuma Ah Gyeong yang
bisa melakukan itu.
“YA! YOURA-YA! CHUKHAE!!!”
teriaknya mengguncang dunia. “Aku dengar kau telah resmi menjadi karyawan K-Fashion!
Benarkah? Benarkah?”
Semua orang di ruangan itu
memutar kepala mereka ke arah Youra dan menanti jawabannya. “Ya, itu benar.” Jawab
Youra dengan pipi menghangat dan seketika itu juga, dia dihujani ucapan
selamat.
Tak henti-hentinya dia
menjabat tangan-tangan rekan kantornya dan mendengar pujian yang membuatnya
melambung. Benarkah dia sempat merasa sedih pagi tadi?
Tapi bahkan ada yang lebih
menghebohkan lagi dari pada semua itu.
Tepat pada pukul setengah
satu siang, dimana hampir seluruh rekannya pergi untuk menikmati jam makan
siang, Youra menyadari bahwa seorang Hacker
kembali mencoba menyusupi server mereka. Dia nyaris melempar monitornya ke luar
jendela saking kesalnya karena berulang kali hacker itu masuk dan kabur ketika Youra
mencoba menangkapnya.
Falcon_33 is missing.
Hacker itu bisa dikatakan jenius
karena tidak pernah sekalipun meninggalkan jejak. Keberadaannya hampir seperti
hantu ketimbang burung elang pemangsa, yang bisa muncul kapan saja dan
menghilang tanpa diketahui.
Youra menggigit bibirnya dengan
geram dan bertekad menyelesaikan sebuah program interferensi—untuk mengganggu
langkah sang Hacker. Dia juga menambahkan dua port baru serta membuat kolom kosong untuk melakukan korespondensi. Kyung Dae telah
menginspirasinya untuk menemukan siapa falcon_33 itu.
Dalam dua jam berikutnya, Youra
masih bergelut dengan program interferensi khusus falcon_33 dan dia langsung menggunakannya
saat itu juga, ketika sang hacker masih berada didalam server K-Fashion tanpa
melakukan apapun.
Sesuai rencananya, Hacker
itu langsung berusaha menerobos pengamanan berlapis yang baru saja Youra buat,
sementara Youra langsung melacak alamat IP yang digunakan Falcon_33 saat
mendobrak paksa programnya.
Scanning IP………
25% Loading…
Itu adalah angka yang
tertera pada program pelacak yang digunakan Youra, sementara falcon_33 telah
berhasil meretas programnya dengan mengesankan. Dua port tambahan serta password
dengan 256 karakter tidak menjadi masalah berarti baginya. Hacker itu kini
telah mengirimkan sebuah pesan melalui kolom kosong dalam program Youra.
Falcon_33: You’re not fast enough
bcs I’m nt easy to catch.
Yrlvn: who are you?
Falcon_33: I’m falcon.
Yrlvn: what do you want toward
this company?
Falcon_33: just catch me and u’ll
kno.
Yrlvn: Give me a word. Where are
you?
Falcon_33 : 011000100111001001100001011110100110100101101100
Falcon_33: Time is up. See ya!
Dan sedetik kemudian proses
Scanning yang sedang dilakukannya
terputus. Dengan perasaan tertekan dia memandangi monitornya yang menampilkan
deretan angka 011000100111001001100001011110100110100101101100. Youra tidak
butuh waktu lama untuk bisa mengartikan angka-angka itu sebab dia adalah
seorang programmer yang terbiasa dengan bilangan biner.
Brazil.
Benarkah falcon_33 telah menerobos semua
pertahanan server K-Fashion dari Brazil? Tapi yang paling utama, mengapa seseorang
dari Brazil ingin menyabotase K-Fashion?
Dia harus segera melaporkannya pada Kyung Dae.
***
Dugaannya benar.
Bahkan Kyung Dae pun sama
terkejutnya dengan dirinya. Dia memperhatikan bagaiamana Kyung Dae
membolak-balik setiap halaman dari laporan yang diselesaikannya sore ini juga. Setelah
hampir setengah jam berdiam diri tanpa mengucapkan sepatah katapun, Kyung Dae
akhirnya menatap Youra dengan sorot mata yang terlihat cemas.
“Terima kasih karena telah
bekerja keras. Untuk selanjutnya kau tidak perlu khawatir, aku akan menyerahkan
berkas-berkas ini kepada polisi.” Ujar pria itu sambil membenarkan letak
kacamatanya.
Youra mengerutkan
keningnya dengan tak kentara. Menyerahkan masalah hacking pada polisi? Apakah itu bisa menghentikan falcon_33 untuk
berusaha menyabotase K-Fashion?
“Dan sebagai reward atas kerja kerasmu dan tim IT,
aku akan mereservasi sebuah bar untuk kalian besok malam. Kalian boleh memesan
apa saja yang kalian suka karena aku yang akan membayar semua tagihan.” Kata Kyung
Dae yang disambut tatapan tak percaya oleh Youra. “Pastikan semua tim IT bisa
pergi.” Tambah bosnya sambil tersenyum.
Dia tidak percaya ini. Bukankah
mereka bilang Kyung Dae adalah bos bertangan dingin? Mengapa tiba-tiba dia
merasa pria itu menghangat?
“Terima kasih banyak, Kyung
Dae-sajangnim.” Ucapnya berbinar-binar lalu segera meninggalkan ruangan Kyung
Dae dengan penuh semangat.
Seluruh orang di ruangan IT
memasang wajah semringah padanya. Yap, pada Youra. Dia tidak lagi menerima
tatapan penuh intimidasi ataupun harus menelan kata-kata sengit seperti beberapa
hari yang lalu. Kini semua orang menyelamatinya, memujinya dengan senyuman dan tak
henti-hentinya memanggil namanya dengan suara manis.
Dan entah dari mana
asalnya, tiba-tiba saja semua orang memanggilnya “Youralicious”; singkatan dari
“You are Delicious”, karena ternyata Kyung Dae telah mereservasi sebuah
restoran mewah dengan makanan terlezat di kawasan Itaewon. Berulang kali dia
meminta mereka berhenti memanggilnya seperti itu tetapi tampaknya tidak ada
yang mendengarkan protesnya. Sebab dia kini telah menjadi magnae yang paling di elu-elukan di ruangan IT.
“Dengan begini semua orang
bisa ikut perayaan, bukan?” ucapnya pada Jung Yoon yang sedang duduk
disebelahnya.
Pria itu hanya tersenyum
dan mengangguk kecil. “Sebentar lagi jam kerja selesai. Bagaimana kalau kita
pulang bersama? Kebetulan aku membawa mobil,” tawar Jung Yoon padanya.
Youra menatap sunbaenya
dengan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka bahwa Jung Yoon benar-benar sangat
baik hati. “Terima kasih, sunbaenim, tapi aku tidak bisa..” tolaknya halus. “Ada
yang harus ku kerjakan sebelum pulang. Dan lagi aku akan mampir ke suatu
tempat. Mianhae.”
“Begitu? Sayang sekali, tapi
kalau kau berubah pikiran, aku akan menunggumu.” Ujar Jung Yoon sebelum bangkit
dan meninggalkan Youra yang merasa tidak enak atas kebaikan sunbaenya itu.
Setengah jam kemudian, jarum
jam menuju ke angka 5 tepat dan semua orang telah bergegas keluar ruangan, seakan
enggan untuk duduk di kursi kerja satu menit lebih lama. Tetapi lain halnya
dengan Youra yang masih saja terpaku didepan monitornya. Dia harus menyelesaikan
laporan untuk besok karena Kyung Dae memintanya untuk menyerahkan laporan itu
pagi-pagi. Dia juga sedang berusaha menghindari Ah Gyeong yang terus-terusan
meminta untuk menemaninya berbelanja di Dongdaemun sore ini.
Ketika semua orang sudah
meninggalkan kantor, Youra beranjak dari meja kerjanya dan menyambangi jendela
yang menghadap ke arah gedung Fashion. Samar-samar dia melihat siluet seseorang
di atap gedung dan tiba-tiba saja jantungnya berdetak tidak terkendali. Perlahan-lahan
kedua pipinya menghangat dan dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari
siluet itu.
Lee Donghae kemarin
memeluknya.
Dan bukan itu yang
membuatnya salah tingkah saat ini. Tetapi lebih pada kenyataan bahwa dia merasa
bahwa pelukan pria itu menenangkan. Youra
menekan dadanya dalam-dalam, berusaha menghentikan euforia yang tengah merekah
dalam relung hatinya. Dia merasa bodoh karena memiliki pikiran seperti itu. Padahal
pria itu memeluknya karena simpati.
“Tenangkan dirimu, Youra. Dia itu Ahjussi galak. Kejam dan berhati
dingin.” Ulangnya dalam hati sebagai sugesti diri. Dan setelah merasa yakin
bahwa dia sudah bisa mengatasi perasaannya, Youra bergegas menuju gedung Fashion.
***
Pemandangan yang terlihat
dari atap gedung K-Fashion memang benar-benar menakjubkan. Tetapi bahkan Youra
tidak bisa mengalihkan pandangannya dari punggung pria itu, yang kini sedang
membelakanginya. Lee Donghae sendiri tidak perlu berbalik untuk melihat siapa
yang datang sebab pria itu langsung menyapanya.
“Kenapa lama sekali?” ujar
Donghae dengan nada bosan.
Youra tersenyum dan
menghampiri Donghae. “Kenapa sekarang kau menanti-nantikan kedatanganku? Bukankah
dulu kau selalu bertanya kenapa aku datang lagi?” komentarnya tertawa.
“Benar juga. Aku juga
ingin tahu kenapa,” jawabnya tersenyum. “Sudah merasa lebih baik?” tanya
Donghae lagi.
“Tidak pernah sebaik ini.”
Youra mengedikkan bahunya dan langsung merebahkan tubuh ke atas kursi
dibelakang mereka.
“Aku sempat heran apakah
kau memang bebal atau hanya berpura-pura tidak tahu bahwa senior-seniormu
menaruh hati padamu. Ternyata kau bukannya tidak tahu, tapi kau hanya tidak
bisa melihat mereka, bukan?”
“Apa maksudmu?” tanya
Youra tidak mengerti.
“Kau tidak bisa melihat
mereka semua karena sudah memiliki seseorang dihatimu. Bukankah begitu?”
Donghae kini menatapnya lurus-lurus.
“Apa yang sebenarnya ingin
kau katakan?”
“Maksudku, bukalah matamu,
Youra-ya. Semua perhatian yang kau dapatkan itu karena mereka menyukaimu.” Jawab Donghae dengan
penekanan.
Youra terhenyak mendengar
pernyataan Donghae yang diluar dugaannya. “Bagaimana kau bisa berkata seperti
itu? Mereka adalah sunbaeku,
bukankah wajar jika mereka berbaik hati padaku?” sanggahnya dengan alis
bertaut.
Dia merasakan tatapan
Donghae menembus raganya, menusuk begitu dalam hingga membuatnya sulit
bernapas. Bola mata cokelat yang indah, yang telah berulang kali menyesatkan
pikirannya. “Berhati-hatilah Youra, sebab mereka bisa salah paham dengan
sikapmu. Dan perhatikan baik-baik, Youra-ya. Mata orang yang sedang jatuh cinta
itu berbeda..” ujarnya penuh peringatan.
Kata-kata Donghae kemarin berhasil
terekam di kepalanya dengan baik. Batinnya terus merasa gelisah ketika senior-seniornya
menyapanya pagi ini. Akhirnya dia menyadarinya. Meskipun senyum mereka masih
sama, Youra kini memperhatikan bagaimana beberapa orang memperlakukannya dengan
begitu baik dan manis. Dia sendiri
tidak pernah merasa ada yang salah sebelumnya, tapi kini dia mengerti mengapa mereka
tidak henti-hentinya mendatangi meja Youra untuk sekadar bertanya hal-hal
sepele atau mengajaknya makan.
Dan kini dia harus mau
menuangkan soju—sejenis alkohol—untuk
para sunbaenya di restoran. Berulang kali mereka mendesaknya untuk datang dan
duduk disamping mereka, membuat Youra semakin frustasi. Celakanya, pesta itu
tidak berhenti ketika mereka selesai makan. Para sunbaenya yang kelewat
bersemangat malah memesan sebuah karaoke room hingga pukul 12 malam. Youra
mulai gelisah, karena separuh dari mereka sudah benar-benar mabuk dan dia juga
tidak ingin ketinggalan bus terakhir malam ini.
“Ah Gyeongi, apakah
sebaiknya kita pulang saja?” bisiknya di telinga Ah Gyeong yang kelihatannya
sudah terbuai alcohol.
“Andwae, Youra-ya! Kau adalah
Youralicious! Kau harus ikut
berpesta~~”
Youra mencibir Ah Gyeong
yang mulai meracau dan menimbang apakah dia akan dianggap tidak sopan jika
meninggalkan pesta lebih dulu. Tetapi ini sudah hampir tengah malam dan besok
pagi mereka harus bekerja, bukan? “Baiklah.
Kalau begitu, aku pulang.” Ujarnya dalam hati.
Dia mengendap-endap menuju
pintu keluar tanpa mempedulikan panggilan-panggilan seniornya yang mabuk. Orang
bijak menjauhi bahaya. Itu prinsipnya saat ini.
Begitu berhasil menyelinap
tanpa ketahuan, Youra langsung membawa kedua kakinya keluar dari bangunan itu
secepat yang dia bisa. Namun baru saja dia menjejakkan langkahnya didepan
pintu, dia melihat seseorang yang dikenalinya.
Lee Donghae yang sedang
berjalan dengan langkah lebar-lebar, tidak menyadari bahwa Youra tengah
memandanginya.
Youra tahu dia harus
segera ke halte atau dia akan ketinggalan bus terakhir. Tapi tetap saja kedua kakinya
tidak sejalan dengan niatnya barusan. Dia malah membelok ke kiri dan mengikuti Donghae
dengan rasa penasaran memenuhi kepalanya. Apa yang sedang dilakukan pria itu
disini? Pada jam segini?
Tapi semakin lama dia
mengikuti pria itu, Youra semakin gelisah. Sebab, tempat yang mereka datangi
kini jauh dari keramaian dan hanya dikelilingi bangunan terlantar. Youra baru
akan berbalik dan mengurungkan niatnya untuk mengikuti Donghae ketika dia mendengar
pria itu berbicara padanya.
“Kenapa kau masih
mengikutiku? Ini sudah larut malam, Youra-ya.”
Youra tersentak dan dia
hanya mampu menjawab, “Maaf..” tetapi kemudian Donghae menarik tangannya dengan
tiba-tiba.
“Kesini!” perintahnya berbisik.
Mereka masuk ke antara tumpukan
kayu yang berdiri dengan panjang hingga 5 meter. Sinar lampu jalanan tidak
berhasil menyelinap diantara celah-celah kayu itu, membuat mereka nyaris
berdiri dalam kegelapan. Youra mengira Donghae sedang mempermainkannya dengan
berdiri disitu seperti orang bodoh, tetapi sedetik kemudian dia mendengar suara-suara
yang berasal dari tempatnya tadi.
Sekitar sepuluh orang
berkumpul disana, memakai setelan hitam mengilap dan membawa beberapa koper
berukuran sedang. Dia bisa mendengar mereka berbicara namun sama sekali tidak
mengerti apa yang mereka bicarakan. Untuk beberapa saat percakapan mereka terdengar
datar tetapi entah mengapa tiba-tiba saja semuanya berubah kacau.
Walaupun tidak mengerti
apa yang mereka katakan, Youra tetap mengerti bahwa mereka sedang beradu argumen. Suara-suara yang
meninggi itu kini berubah menjadi tinju-tinju yang saling menghujam wajah
masing-masing. Youra berusaha menjaga suaranya tetapi ketakutannya semakin
menjadi-jadi ketika perkelahian itu menuju ke tempatnya bersembunyi.
Dia menoleh ke arahh
Donghae yang sepertinya juga cemas. Pria itu menatapnya sejenak sebelum
akhirnya berbisik, “Diam dan Jangan bergerak.” Dan tiba-tiba saja dia merasakan
bibir Donghae menekan bibirnya.
Semuanya terjadi begitu
cepat. Youra bahkan tidak menyadari apa yang dilakukan tangannya yang mengepal
namun begitu dia melihat Donghae jatuh terjerembab, barulah dia mengerti bahwa
dia telah meninju Donghae dengan
tangannya sendiri.
Celakanya, apa yang baru
saja dilakukannya ternyata membuat persembunyian mereka ketahuan. Semua perkelahian
itu terhenti dan sepuluh pasang mata kini menatap mereka dengan keterkejutan
lalu berganti menjadi kekejaman.
“LARI!” teriak Donghae
menembus kegelapan dan tanpa berpikir apapun, Youra mengerahkan seluruh kekuatannya,
memaksa kedua tungkai kakinya berlari secepat yang dia bisa.
Youra masih bisa mendengar
derap kaki dibelakangnya tapi dia tidak punya waktu untuk sekadar melihat
seberapa jauh jarak yang memisahkan mereka. Tatapannya hanya terpaku pada
punggung Donghae yang hanya beberapa langkah darinya. Mereka berdua berlari dengan
nafas tersengal-sengal namun sama sekali tidak meluangkan waktu untuk menarik
nafas lebih dalam. Mereka juga tetap tidak berhenti meskipun kini sekeliling
mereka telah dipadati orang-orang yang memandang dengan tatapan ingin tahu.
Donghae meneruskan
langkahnya menuju sebuah hotel dan Youra mengikuti pria itu tanpa sempat
bertanya. Hotel itu terlihat amat sangat mewah dengan puluhan lantai yang
menjulang tinggi serta ballroom yang mengesankan. Penjaganya bahkan berpakaian rapi,
lengkap dengan dasi dan sarung tangan—tipe-tipe yang lebih senang membukakan
pintu mobil ratusan juta won dibandingkan harus menghalangi orang sepertinya
masuk.
“Maaf tuan, anda tidak
boleh masuk,” ujar pelayan itu sopan meskipun tatapannya merendahkan Donghae.
“Oh ya? Kenapa aku tidak
boleh masuk?” geram Donghae dengan suara meninggi.
“Maaf, tapi pakaian anda..”
jawabnya terpenggal.
Pelayan itu benar. Tentu
saja seseorang dengan mantel butut yang penuh tambalan disana-sini serta wajah
penuh bercak-bercak tinta ditambah keringat yang menetes didahi, tidak akan
diperbolehkan masuk. Youra mendesah dalam hati melihat Donghae menerobos pintu
masuk dan menarik tangannya serta.
Orang-orang di lobi hotel
itu terlihat syok dan berseru memanggil penjaga. Keadaan menjadi sedikit riuh
ketika Donghae menyambangi meja resepsionis sebab beberapa penjaga kini
mengelilinginya. “Aku mau sebuah kamar VVIP termewah dengan fasilitas
terlengkap!” ujarnya keras.
“Maaf tuan, tapi anda
tidak bisa—”
“APA?” teriak Donghae. “Apakah
ini bisa menyelesaikan semuanya?!” sambungnya penuh emosi sambil melempar kartu-kartu
berkilauan dari saku mantelnya.
“Tidak mungkin..” Bisik orang-orang
yang melihat kartu itu. “Ini.. kartu platinum!” ujar salah seorang pelayan dan seluruh
orang disekitar mereka menatap Donghae dengan pandangan syok bercampur kagum.
“Maafkan kami,
Donghae-ssi. Kami tidak mengenali anda dengan pakaian seperti itu. Maafkan kami.
Silahkan pilih kamar apapun yang anda sukai..” ucapnya sambil berulang kali
membungkuk Sembilan puluh derajat.
“Aku akan mengambil kamar 501
dan aku mau kalian mencarikanku stylist
lengkap dengan pakaian pria dan wanita. Dalam 15 menit.” Kata Donghae yang kini
melanjutkan langkahnya menuju lift dengan tangannya masih menggenggam jemari
Youra erat-erat.
Youra tidak bisa berkedip
menatap pria disebelahnya. Otaknya memasok ratusan pertanyaan baru dalam lima
menit belakangan, namun tak satupun berhasil dia ucapkan. Lidahnya serasa kelu
dan tidak bisa digerakkan, seakan baru saja menelan obat pahit tanpa air.
Delapan menit kemudian
mereka mencapai ruangan 501 dan segera saja Donghae menggesek selot di panel
pintu. Terdengar bunyi “bip” nyaring
dan pintu membuka otomatis.
Jika tadi Youra tidak bisa
berhenti menatap Donghae yang terus-terusan membisu, kali ini dia tidak bisa
menahan perasaan takjubnya begitu melihat betapa mewah dan bagusnya ruangan
itu. Hotel ini memiliki balkon yang menghadap langsung ke pusat kota, yang
sekarang sedang menyajikan pemandangan malam Itaewon yang mengagumkan. Lampu di
ruangan itu menyala sedikit remang, membiarkan titik-titik kecil lampu-lampu jalan
yang letaknya jauh di bawah mereka membius kesadarannya dengan menyenangkan.
Dia benar-benar terhanyut
dalam pemandangan balkon itu dan hampir tidak memperhatikan jika dia sedang
bersama Donghae disini, di kamar hotel ini.
Terdengar bunyi air yang
mengalir di dalam kamar mandi dan Youra tersadar bahwa dia punya begitu banyak
pertanyaan untuk pria itu. “Donghae-ssi! Donghae-ssi! Apa yang sebenarnya
terjadi?” teriaknya mengetuk pintu kamar mandi.
Donghae membuka pintu
dengan wajah penuh busa dan kata-katanya hampir tidak bisa didengar Youra kalau
saja suasana tidak sehening itu. “Lima menit,” ujarnya lalu kembali menutup
pintu.
Dan lima menit kemudian, pintu
kamar mandi membuka, menampilkan sesosok wajah asing dengan balutan gaun mandi
berwarna putih cemerlang. Youra terperangah melihat wajah pria itu. Yang
berdiri dihadapannya saat ini bukanlah seorang ahjussi dengan rambut berantakan
dan kumis serta janggut yang memenuhi wajah, melainkan seorang pria tampan
dengan potongan rambut cepak yang rapi serta wajah mulus yang indah.
Tidak ada lagi bercak-bercak
tinta di wajah itu. Hanya ada bibir tipis yang melengkung, membentuk senyuman
yang paling memesona yang pernah
dilihatnya. “Kau.. siapa?” itulah satu-satunya kalimat yang bisa dirangkai
otaknya yang buntu dan diteruskan oleh lidahnya yang mati rasa.
Wajah itu kembali
tersenyum seraya berjalan mendekatinya. “Aku? Aku Lee Donghae, pewaris tunggal K-Fashion,
dengan asset berharga sebanyak empat puluh lima milyar won ditambah dengan saham
yang bernilai milyaran dollar. Selamat Youra-ya. Kau baru saja memenangkan jackpot.” Jawabnya mengesankan, dengan
kedua tangan bersedekap di dada.
Otak Youra kini berputar keras.
Pewaris tunggal K-Fashion? Kalau begitu, siapa Kyung Dae? Tapi kenapa Donghae
selama ini menyamar? Kemana sosok Ahjussi
tadi? Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Belum sempat Youra
menyuarakan pertanyaan-pertanyaannya yang mendesak, terdengar ketukan di pintu
dan Donghae membukanya setelah terlebih dulu memeriksa melalui cctv. Dua orang wanita
yang berpenampilan seperti pramuniaga, masuk sambil mendorong sebuah troli yang
berisi bermacam-macam baju mahal. Salah satunya membawa koper kecil yang
didalamnya dipenuhi perlengkapan standar untuk merias seorang artis.
Donghae menarik beberapa
gantungan dari troli baju itu dan melihatnya dengan seksama sebelum akhirnya
mengambil sebuah setelan lengkap dengan sepatu dan dasi untuk dirinya dan memilihkan
sebuah gaun koktail yang berwarna merah lembayung, dengan seutas tali pada
bagian leher untuk Youra.
“Buat dia menjadi indah.” Perintahnya pada dua orang pramuniaga
itu sebelum mereka mendorong paksa Youra ke dalam kamar mandi.
Youra membiarkan kedua
orang pramuniaga itu mengganti pakaiannya dengan gaun yang tadi diberikan
Donghae, memasrahkan dirinya untuk di make
over pada pukul dua belas tengah malam. Dia sedikit membayangkan bahwa jika
Cinderella kehilangan seluruh sihir
ibu peri pada pukul 12, maka di sinilah dia, sedang menanti sihir Cinderella
yang akan berpindah padanya.
Para pramuniaga itu merias
wajahnya dalam diam, sementara pikiran Youra berkelebat, mencoba mengaitkan
fakta dengan cerita dan desas-desus yang telah didengarnya tentang Donghae. Satu
kali jantungnya berdentum lebih cepat ketika mengingat betapa memesonanya senyum pria itu. Dia bahkan
menggelengkan kepalanya pelan, mencoba menyingkirkan perasaan aneh yang
memenuhi hatinya.
Entah berapa lama waktu
yang telah dilewatinya ketika mereka selesai mendandani Youra. Dia mengucapkan terima
kasih dengan sungguh-sungguh ketika melihat pantulan wajahnya melalui cermin di
kamar mandi. Dia benar-benar cantik sekarang. Rambutnya digulung ke atas, membentuk
sebuah sanggul anggun dan hanya membiarkan rambut di sisi kanan dan kirinya
jatuh melewati bahu. Wajahnya merona, yang entah karena efek blush-on ataukah akibat rasa gugup yang
dideranya saat ini. Bibirnya begitu menggoda dengan sapuan lipstik berwarna plum, serasi dengan warna pada eye-shadow dan pipinya.
Kedua pramuniaga itu membuka
pintu dan keluar lebih dulu, sementaras Youra menarik napasnya dalam-dalam,
mencoba menghilangkan kegugupan. Jika setengah jam yang lalu dia bertanya-tanya
apa maksud Donghae melakukan semua ini, sekarang seluruh pertanyaannya itu
seakan menguap, berganti menjadi antisipasi atas tanggapan pria itu terhadap
dirinya. Dengan ragu-ragu, Youra melangkahkan kakinya keluar kamar mandi dan dia
terkejut.
Untuk beberapa detik yang seolah
terasa seperti berabad-abad lamanya, Youra lagi-lagi tidak menyadari bahwa
dirinya sedang terperangah menatap sosok pria dihadapannya. Dengan kemeja
berwarna putih gading, dilapisi sebuah rompi biru gelap dan celana yang berwarna
senada, pria itu duduk di sofa, memandangi dirinya dengan kedua bola mata
cokelat yang sempurna. Tetapi yang paling mengganggunya adalah dua kancing
teratas kemeja itu dibiarkan terbuka, menunjukkan leher putih yang indah dan amat sangat membuatnya disorientasi.
“Neomu yeppo—cantik
sekali,” komentar Donghae begitu melihat penampilan Youra yang berbeda, mengacuhkan
ekspresi bodoh yang terpapar jelas di wajahnya.
Perlahan-lahan, Donghae mendekati
Youra yang masih berdiri mematung dan membisu. “Sayang sekali para seniormu tidak
bisa melihatmu secantik ini.” ucapnya dengan suara pelan. “Kalian boleh pergi,”
sambung Donghae pada dua wanita yang berdiri di ujung ruangan.
Mereka membungkuk sopan
dan menutup pintu masuk, meninggalkan Youra yang sekarang harus menggigit
lidahnya kuat-kuat agar tetap berkonsentrasi, sebab Donghae kini semakin dekat
dengannya.
“Apa yang kau inginkan?” bisik
Youra gugup.
“Mengamatimu lebih dekat,”
jawab Donghae segera, tepat pada langkah terakhirnya yang menyisakan jarak bagi
mereka untuk saling bertatapan dengan lebih jelas. Kembali kedua bola mata
cokelat itu membekukan tubuh Youra.
“Sebenarnya apa yang
terjadi?” tanya Youra yang berupaya mengalihkan atmosfir di antara mereka
menjadi lebih serius.
“Ceritanya panjang..” bisik
Donghae dengan tatapan mengintimidasi
seluruh kepercayaan dirinya.
“A—aku tidak keberatan
mendengarnya.” Sergah Youra keras kepala. Entah kenapa dia merasa tidak nyaman
dengan tatapan itu.
Donghae menarik nafas
dalam-dalam dan menghembusnya dengan sedikit sarkastis. “Well, Aku sudah
mengatakan bahwa aku adalah pewaris tunggal K-Fashion padamu, bukan? Kyung Dae
hyung adalah seseorang yang menggantikanku untuk sementara, selama aku
menyamar.”
“Kenapa kau menyamar?”
“Karena aku harus
menyelidiki sesuatu, Youra-ya. Akan lebih mudah bagiku untuk mendapatkan
informasi dari para mafia-mafia kalau penampilanku seperti gelandangan
dibandingkan jika mendatangi kediaman mereka dengan mobil mewah.”
Youra mengerutkan alisnya.
Dia hampir menduga semuanya adalah dusta. “Apa yang sedang kau selidiki?”
“Cukup. Aku tidak akan berbohong padamu, jadi
jangan tanya.” Ujarnya tegas. Melemparkan pandangan mengancam yang anehnya
tidak menakutkan lagi.
“Lalu, apa yang kita lakukan disini? Kenapa aku harus
memakai gaun ini?”
Donghae terlihat menimbang
jawabannya, tetapi akhirnya dia menjelaskan dengan sedikit geli. “Tadinya aku ingin
kita berganti kostum dulu, sehingga
mereka tidak akan mengenali kita. Tapi setelah dipikir-pikir, mereka pasti
sedang ‘memburu’ kita di seluruh kota. Jadi, berdiam disini adalah rencana
terbaik.”
“Kenapa?” tanya Donghae berupa
bisikan merdu. “Kau tidak ingin berada disini?”
Kedua mata mereka bertemu,
dan Youra bisa merasakan seluruh oksigennya telah lenyap, berganti gelora yang
membakar jantungnya dengan cepat. Dia goyah. Tidak bisa merasakan kedua kakinya
yang menjejaki lantai, hingga dia merasa bahwa dirinya sedang melayang saat
ini. Tidak ada suara apapun yang terdengar di telinganya selain desah nafas Donghae
yang semakin dekat. Wajah mereka membisu, namun bola mata mereka menunjukkan ketidaksabaran.
“Kumohon, jangan pukul
aku..” bisik Donghae lemah dan sebelum Youra sempat menjawab apapun, bibirnya
telah lebih dulu menguasai bibir Youra dengan perlahan.
Semuanya terasa
memusingkan. Hasrat di dadanya kini menggelembung semakin besar, membuatnya
benar-benar melayang tanpa bisa dicegah. Dia tidak mengerti kenapa dia tidak
bisa berpikir untuk menghentikan pria ini. Malah sebenarnya dia memang tidak ingin menghentikannya. Ciuman
Lee Donghae ternyata seperti alcohol, memabukkan dan menyenangkan. Samar-samar Youra merasakan kedua tangan Donghae
memeluknya, mendekap pinggangnya dengan erat dan menyusup diantara rambutnya
yang telah ditata sedemikian rupa.
Dia mendengar desisan
bergairah dari lidah pria itu dan tanpa dikomando, kedua tangan Youra mencengkram
erat kemejanya, tidak menghiraukan tubuh Donghae yang mengejang syok. Tentu
saja Youra kalah. Dia tidak bisa berbohong lebih lama lagi. Tidak hanya
bibirnya, tetapi tubuhnya juga menginginkan
Lee Donghae.
Youra mendesah ketika Donghae
mendorong tubuhnya merapat ke dinding, membuat jarak sekecil apapun menjadi
mustahil untuk memisahkan mereka. Bibir mereka kini bertaut, tidak sudi terpisah
walau hanya sebentar saja. Ciuman-ciuman mereka kini semakin liar, seakan
saling mencoba mengalahkan satu sama lain. Berulang kali hidung mereka beradu
karena ketergesaaan, namun berulang kali juga mereka menghirup oksigen yang jelas-jelas
segera mereka hembuskan lagi.
Waktu sepertinya telah
berhenti berjalan, sebab Youra yakin tidak ada apapun didunia ini selain dia
dan Lee Donghae.
Pria itu kini mendorongnya
lebih kuat—nyaris membuatnya terhuyung-huyung—dan tanpa dia sadari, tubuhnya
telah tergeletak diatas tempat tidur berukuran King Size. Dia hanya sempat
merasa seprei berbahan linen itu menyentuh lengannya sebelum Donghae merebut seluruh
indranya dengan ciuman memabukkan pria itu.
Ciuman kali ini lebih
berbahaya. Youra bahkan bisa mendengar irama jantungnya yang berdentum-dentum
memekakkan telinga. Dan ketika Donghae menghentikan ciumannya dengan nafas
tersengal-sengal, seluruh sel-sel tubuhnya menjerit protes.
“Kenapa kau cantik sekali?”
bisik pria itu di telinganya, membuat bulu kuduknya meremang ganjil.
Dan Donghae memagutnya lagi. Tidak hanya di bibir, tetapi dengan cepat ciuman itu merambah ke pipi, telinga bahkan lehernya. Dia mendesah
ketika pria itu menyapukan bibirnya di leher Youra namun segera melumat bibir
Youra yang berusaha bernafas. Dunianya kini telah remuk, semuanya berganti
menjadi kepingan-kepingan yang saling membentuk satu nama baru bagi hidupnya.
Lee Donghae.
“Ini gawat.” Ucapnya
dengan nada serius. “Katakan kau ingin pulang atau aku tidak akan melepaskanmu
hingga pagi.” Donghae menatapnya dengan binar mata yang menyiratkan arti ganda.
Tentu saja Youra tidak
sudi terpisah darinya sekarang. Tidak
setelah dia menjadi kecanduan akan
ciuman pria itu. Tapi Donghae benar. Dia harus menghentikan semua ini sebelum dia
menyesal. Seks bebas tidak pernah ada didalam kamus hidupnya.
Dengan perlahan, Youra menarik
kedua tangannya yang daritadi melingkari tubuh Donghae. Separuh dari pikirannya
masih berkelana meninggalkan raganya, hingga mustahil rasanya dia bisa melepaskan
Donghae. Namun ketika dilihatnya bahwa Donghae sedang memejamkan mata dan menggigiti
bibirnya sampai berganti warna menjadi pucat, Youra segera memanggil kembali
akal sehatnya yang sempat berhenti bekerja, karena dia tahu, Donghae juga tidak
ingin berpisah darinya.
Youra bangkit dengan jantungnya
yang berdebar tak terkendali, melawan segala keinginannya untuk kembali dan
mencium pria itu lagi. Langkahnya sedikit melambat ketika mendengar suara
Donghae dibelakangnya.
“Pesankan sebuah taksi. Akan
ada seorang gadis bernama Youra Leavanna yang akan turun kebawah.” Ucap Donghae
pada resepsionis yang menjawab teleponnya. Youra tidak berbalik, sekalipun
tubuhnya memberontak. Dia terus berjalan menuju pintu dan ketika pintu akan
menutup, kembali dia mendengar suara Donghae yang berat dan dalam.
“Selamat malam Youra-ya.”
Langkahnya terasa berat,
beriringan dengan sakit yang menusuk-nusuk hatinya. Kepalanya masih dipenuhi wajah
Lee Donghae, kendati pria itu sekarang sudah seratus meter jauhnya. Youra memandangi
pantulan wajahnya dari pintu lift dan di sedikit kaget ketika mendapati dirinya
berantakan.
Lipstiknya jelas-jelas
telah habis, akibat ciuman-ciuman menakjubkan itu. Rambutnya tidak lagi
menggulung ke atas, melainkan tergerai kusut melewati bahunya. Gaunnya sedikit terlipat
namun yang lebih parah adalah lehernya. Dia tidak tahu bagaimana harus
menyembunyikan bekas ciuman itu. Begitu jelas dan terekspos pada tempat yang
paling mudah dilihat.
Pintu lift membuka dan Youra
mendesah lega ketika mendapati bahwa tak seorangpun berada dalam lift itu. Cepat-cepat
dia menekan angka satu dan membuka tas tangannya. Dia bersyukur bahwa dia tidak
pernah lupa membawa benda-benda penting seperti sisir, bedak two way cake dan lipgloss dalam tasnya. Youra
membuka jepitan yang melilit di puncak kepalanya dan menyisir rambutnya lurus
ke bawah lalu mengaturnya ke depan, sehingga dia bisa menyembunyikan lehernya. Dia
juga menyapukan bedak ke wajah beberapa kali dan memolesi bibirnya dengan lipgloss
merah muda. Tapi tetap saja tidak ada yang bisa dilakukannya untuk menghilangkan
lipatan-lipatan janggal pada gaun itu.
Pintu lift membuka dan Youra
mendatangi meja resepsionis. Setelah memberitahukan namanya, dia mengikuti seorang
pelayan yang tersenyum ramah—sama sekali
berbeda pada saat kedatangannya tadi. Beberapa pasang mata meliriknya
dengan ingin tahu dan Youra berusaha mengacuhkan itu semua. Dia hanya ingin
cepat-cepat masuk ke dalam taksi.
Sebuah taksi dengan pintu
membuka telah menunggunya, dan tanpa berkata apapun lagi, Youra menutup pintu
itu lalu menghela nafas keras-keras.
‘Apa yang sudah ku lakukan?’ pikirnya kalut, membiarkan pikirannya
melesat jauh bersamaan dengan deru mobil yang semakin keras. Youra sama sekali
tidak menyadari bahwa seseorang tengah memperhatikannya sejak dia keluar dari
pintu lift. Dia melewati begitu saja seorang gadis cantik yang berpapasan
dengannya di lobi hotel.
Park Chae Rin.
***
Takdirkah
yang membawaku kesini?
Atau
hanya sebuah kebetulan belaka?
Benang
merah yang bertaut di jariku,
Apakah
berakhir di kelingkingmu?
Hidupku,
Hidupmu,
Berkabut
dalam rintikan hujan.
Aku
tidak bisa melihat apapun,
Tidak
juga mendengar.
Aku
hanya tertuntun pada satu jalan,
Dan
aku harap jalan itu akan
Membawaku
padamu.
『The Other Side – 9 Maret 2014』
じゃ、またな。。
Ga bosen2 bacanya *matalopelope*
BalasHapusgw aja yang bikin ga bosen bacanya, apalagi lo yang jd cast XDD
Hapusoooohhhh yayayayayaya akhirnya donge ngaku juga... tapi sebenernya ngapain itu pake gaun bagus+didandani kalo ngga ada acara apa2... Jadi buang2 uang aja.. Tapi maklum holang kaya.. Hahahahah... aaiiiiissshhh makin sebel sama kyung dae... Dan gimana ya reaksi chaerin abis tau kalo youra sama donge.. okkai thor aku tunggu2 chap 5nya pokoknya.. Cepet di apdate ya...
BalasHapusdonge mau pamer kalo dia horang kayah XD *apadeh*
Hapushee? kenapa sebel sama Kyung Dae?
Chapter 5.......masih belum tau apa kabarnya.... *hening*
2x baca sebelum nulis ini di kolom komentar XD
BalasHapusOh ya, sebenernya I'm under 21st *ngga ada yang nanya* T_T
Haduh. Bungung mau komentar apaan, otakku udah terlanjur kacau gegara baca ini :P mana timingnya pas banget lagi ;) kkk~
Jadi keinget lagunya Donghae-Eunhyuk di album Ride Me yg judulnya Let It Go *ngga nyambung*
Haah. Pokoknya itulah. Mau benerin otak errorku dulu *ada yg liat tukang service otak keliling?* #eeh
hee? kenapa bisa kacau? XD
Hapusaku baru denger lagu itu untuk pertama kalinya pas ngetikin komen ini (?)
anyway sebenernya playlistku isinya full metal n post hardcore jepang tapi khusus untuk chapter ini, aku repat lagunya Namie Amuro - Come seharian penuh :D *gatanya*
dan basically, ff ini terinspirasi penuh sama lagunya Henry - Trap :)
errr itu tadi kayaknya belok di simpang jalan deh, coba tar kamu tanya aja sama mas-mas yang jual bakso ya *HOI*ikutan error*
Saya kembali lagi :) *gag nanya*
HapusSaya agak ganjil dengan kata 'gaun mandi' kata itu bisa diganti dengan 'handuk mandi' atau 'piyama mandi' kata gaun membuat saya berimajinasi kalo yg lagi make itu perempuan :D
Drama. Sepertinya saya udah bisa nangkep bagian mana yang mau dibikin drama ;
(Pertanyaan)
Kenapa Donghae mengakui semuanya didepan Youra? Termasuk jati dirinya yg sesungguhnya?
(Permintaan ato bisa dibilang pemaksaan ;) )
Chapter 5 POVnya harus dari Donghae. Soalnya saya mau tau alasan Donghae :D #cerewet
Yg terakhir, ada typo dibeberapa tempat :)
Semangat ya nulisnya, semoga kamu punya waktu luang yg makin banyak buat nyelesein chapter 5nya :) jadi bisa cepet dipost hehe,,, fighting ;)
Salah, yg lewat tadi bukan tukang cervice otak keliling, kata mas-mas jual bakso tadi yg lewat tukang siomai XD #makin error