![]() |
| cr: @peacereva |
TITLE :
A Genius Living Next To My Hotel Room [6]
Alternative title :
내 핸섬 남자는 천재 (Nae Haenseom
Namja neun Cheonjae)
GENRE :
Romance, AU (Alternate Universe)
RATING :
NC-21
CAST :
Cho Kyuhyun [Valgyura Vampano]
Kenesha Osidils
Note from Author:
Holla everybody :D
it's a pleasure to meet you all and to know you read this 'ugly' fanfic. oke, ga usah banyak bacot ya authornya, jadi langsung aja~
top of all, aku cuma mau ngingetin rating ff ini yang di Chapter 6 sengaja aku light n bold karena aku mau menegaskan kalo ini FF NC-21. aku ga mau ambil resiko kalo ternyata pikiran kalian tersesat entah kemana sehabis membaca ff ini yaa. jujur aku ga pinter buat NC, makanya aku nyari dari berbagai sumber untuk bisa ngegambarin adegan NC di chapter ini. Dan walaupun ratingnya 21, aku mau menginformasikan kalo ga bakal ada adegan MS (Making Sex) baik di chapter 6 atau di chapter seterusnya. Jadi kenapa mesti ditulis NC-21? yah alasan ga pentingnya sih karena twenty nine my age *salah* karena aku pikir Kenesha dan Kyuhyun itu udah dewasa dan pasti pemikiran mereka tentang seks itu udah ga kayak anak kecil lagi. jadi bisa di pastikan ff ini akan ada kata-kata yang menurutku agak vulgar dan eksplisit.
and i would be so glad if you want to give me advises or critics to make my skill improved. Ga ada peraturan wajib komentar di blog ini. aku ga keberatan dengan silent readers, karena aku sendiri juga sider :p tapi aku akan senang kalo bisa dapat kritikan dari kalian :D
well, i dont want to interfere your impatient(?) to read this chapter, so i just want to tell you that everybody who has critics or even advises can send it by email to: mycoach.coolaz@gmail.com.
Happy Reading! ^^
Chapter 6
『Tetesan
keringat..
Debaran
Jantung..
Tidakkah
kau tahu aku tlah gila karenamu?』
Friday,
June 26th
01:15
am KST.
Surprisingly
the archenemy is still having no idea that I have changed all Ken’s profile.
Through the fact that she already involved in this situation, Ken gets no
choice to make a decision with her life (only a week until we should decide
what will happen to her). Based on my closed observation, she doesn’t show any
refusal and act as kind as we hope.
The
chip goes well. I shall make it sure that we can defend the planning as well.
I
had cracked their program 2 days ago and found an entrance slip to their
administrator. I successfully got the points on what are they doing now. So far
I just got that they still don’t know where I am and think that the chip is full
of all the information they need. And top of all, I finally find the names that
related to them in this mission. They sent at least 44 well-grounded people and
about 3 organizations support them either in financial or ammunition. Here is
the list of the organizations and the informations I have taken.
(Terjemahan)
Jumat,
26 Juni
01:15am
KST.
Secara
mengejutkan pihak musuh masih belum menyadari bahwa aku telah merubah semua
data riwayat Kenesha. Meskipun faktanya dia telah terlibat dalam situasi ini,
Kenesha tetap tidak memiliki pilihan untuk membuat keputusan akan hidupnya
sendiri (hanya tinggal seminggu lagi sebelum kita memutuskan apa yang akan
terjadi padanya). Berdasarkan pengamatanku, dia tidak menunjukkan penolakan
apapun dan bertindak sebaik yang kita harapkan.
Chipnya
masih baik-baik saja. Aku yakin kita dapat menjalankan rencana kita dengan
baik. Aku telah meretas program mereka 2 hari yang lalu
dan menemukan sebuah jalan masuk ke dalam administrator mereka. Aku berhasil
mendapatkan poin-poin tentang apa yang mereka lakukan sekarang. Sejauh ini aku
hanya menangkap bahwa mereka masih tidak mengetahui keberadaanku dan berpikir
bahwa chip itu penuh dengan informasi yang mereka butuhkan. Mereka mengirimkan
sedikitnya 44 orang berpengalaman dan 3 organisasi mendukung mereka baik dalam
keuangan atau perlengkapan senjata. Berikut adalah daftar organisasi-organisasi
yang terlibat serta informasi yang berhasil ku peroleh.
Kyuhyun mengirimkan laporan hariannya
melalui email yang sudah dimodifikasinya sedemikian rupa sehingga laporannya
tidak akan terbaca ditangan yang salah. Hingga saat ini belum pernah ada yang
bisa berhasil meretas program email tersandi miliknya. Program hacking biasa
tidak akan bisa mendeteksi emailnya. Tidak mungkin.
Dia selalu menggunakan akun email milik
orang lain untuk menghilangkan jejaknya. Jika dilihat sekilas, monitor hanya
menampilkan deretan email masuk yang semuanya berisi percakapan biasa. Tentu
saja tidak ada yang akan mengetahui kalau mengetik sandi yang dibuatnya
sepanjang 32 karakter di tampilan email itu, program secara otomatis teralihkan
ke situs pribadi Kyuhyun yang untuk membukanya diperlukan otorisasi IP serta
akan mengirimkan virus vampire bagi siapapun yang mencoba memaksa masuk tanpa
adanya kecocokan identifikasi IP. Sampai saat ini belum ada satupun yang
berhasil menembus barikade yang dibuatnya.
Selesai meng-upload file yang berisi
nama-nama orang yang terlibat dalam misi ini, Kyuhyun melempar pandangannya ke
monitor bagian atas. Dia memperhatikan beberapa orang yang tengah bersiteru
diruangan sempit itu. Semua percakapan mereka berhasil Kyuhyun dengar melalui
kamera pengintai disudut ruangan. Tentu saja itu mudah, mengingat dia telah meretas
sistem keamanan mafia itu—bukan, bukan mafia. Lebih tepatnya agen.
“Aku tidak yakin dia masih di kota ini,”
“Aku rasa dia sudah bersembunyi,”
“Tapi kenapa kita tidak bisa menemukan
jejaknya dimanapun?”
“Jelas sekali terakhir kita melihatnya
wanita itu masuk ke kamar hotel dan keesokan harinya sudah tidak ada lagi,”
“Apakah itu masuk akal?”
“Aku yakin dia bersama Vamp,”
“Black Jack bilang profil wanita itu sudah
di proteksi. Apakah dia intel?”
“Kalau memang begitu, wajar saja jika
profilnya tidak bisa di temukan.”
“Bagaimana kalau bukan?”
“Sepertinya itu tidak mungkin. Mereka
tidak akan mengambil resiko menggunakan wanita yang tidak berpengalaman sama
sekali.”
“Kau benar.”
Perdebatan itu terhenti sejenak. Mereka
tampaknya sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Ketika
akhirnya mereka terlalu bingung untuk mengungkapkan pendapat, salah satu dari
mereka berdiri dengan wajah masam.
“Intel atau bukan, kita akan mengetahuinya
nanti. Prioritas kita adalah menemukan mereka—Vamp dan Kenesha. Dan yang paling
penting adalah chip itu. Mereka tidak berharga sama sekali jika kita sudah
menemukan chipnya..”
Otak Kyuhyun langsung merespon kata-kata
itu. Hanya ada satu penjelasan yang masuk akal; jika Kyuhyun gagal, maka dia
dan Kenesha sudah pasti akan dibunuh.
Ini bukan kali pertama Kyuhyun menghadapi
ancaman semacam ini. Tetapi memikirkan Kenesha dalam bahaya membuatnya lebih
gelisah. Rasanya seperti tangannya sendiri yang menarik pelatuk ke kepala
Kenesha. Sudah pasti salahnya jika sampai Kenesha terluka. Bagaimanapun ini
semua memang salahnya.
Pukul 3 pagi.
Kyuhyun berjalan mondar-mandir di ruang
kerjanya. Kakinya ingin sekali melangkah keatas, menuju Kenesha yang sedang
tertidur. Dia ingin menyelamatkan gadis itu. Tapi bagaimana?
Dia tidak mungkin bisa memilih antara misi
dan Kenesha. Tidak ada waktu. Ini semua tidak berjalan seperti apa yang
direncanakannya. Dia sama sekali tidak berharap memiliki perasaan simpati
terhadap yeoja itu—Kyuhyun memutuskan untuk menganggap perasaannya terhadap
Kenesha hanyalah simpati sejak kejadian siang lalu, ketika Kyuhyun mencoba
mencium Kenesha ditengah tidurnya.
Lagipula sudah terlambat untuk
melindunginya. Kalau Kyuhyun gagal, Kenesha tetap berada dalam bahaya. Tapi
kalau Kyuhyun tetap menjalankan rencananya, kemungkinan Kenesha akan terbunuh
menjadi lebih besar. Dia seperti terperangkap sekarang. Enggan untuk maju dan
tidak bisa untuk mundur.
‘Apa
yang harus kulakukan sekarang?’ pikirnya frustasi.
Untuk pertama kalinya, Kyuhyun merasa kalut.
***
Kenesha bergerak-gerak gelisah dalam
tidurnya. Dia terbangun dengan perasaan tidak nyaman. Kamar ini memiliki AC
yang terus menyala selama dia tidur, tapi entah kenapa tubuhnya basah dengan
keringat.
Masih pukul 5:05 pagi. Alarmnya baru akan
berbunyi 30 menit lagi, tetapi Kenesha sudah tak ingin berbaring. Dia mencoba
bangkit dan mengambil segelas air di dekat meja disamping tempat tidur Kyuhyun.
Mendadak matanya menangkap siluet diujung
ruangan.
Kenesha yang baru meneguk air langsung
tersedak. Dia mengerjap-ngerjapkan mata untuk membuat penglihatannya lebih
fokus diruangan berpenerangan redup ini. Ketika yakin bahwa yang duduk di kursi
di seberang tempat tidur adalah Kyuhyun, Kenesha meletakkan gelasnya dan
berjalan mendekati namja itu.
Mereka bertatapan dalam diam. Sensasi aneh
muncul didadanya ketika dia semakin mendekati Kyuhyun—jantungnya mulai tidak
normal lagi. Laki-laki ini duduk tak bergerak, menangkupkan tangan kanannya di
dagu dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dibaca, tetapi dia memang sangat
tampan—dan Kenesha tidak yakin dia bisa menghapus bayangan wajah ini dikepalanya
dalam waktu singkat—Matanya begitu tajam, menembus relung jiwa Kenesha yang
terdalam—seperti hendak akan memangsanya dengan tanpa ampun. Tetapi mata itu
juga memancarkan kesenduan yang membuat Kenesha tak sanggup lari darinya. Mengikat
setiap inci langkah Kenesha pada lelaki ini. Hanya padanya.
Tentu saja dia pernah jatuh cinta
sebelumnya. Tapi semua cinta itu seakan tak ada bandingannya dengan perasaannya
terhadap Cho Kyuhyun sekarang ini. Kyuhyun adalah sauhnya, yang menahannya
untuk bergerak kemana-mana. Dan dia tidak keberatan untuk berada disisinya sampai
kapanpun.
“Berhenti disitu, Kenesha.” Ucap Kyuhyun
ditengah keheningan itu.
Kenesha menghentikan langkahnya secara
otomatis. Tetapi dia mendekat satu langkah lagi kedepan.
“Berhenti atau kau akan berakhir sebagai
mangsaku.”
Berlagak tidak mendengarkan kata-kata
Kyuhyun, Kenesha tetap maju satu langkah lagi. Hanya 5 langkah tersisa sebelum
akhirnya dia benar-benar berdiri dihadapan Kyuhyun.
Kyuhyun membelalakkan matanya melihat
kegigihan Kenesha.
“Apakah vampire memang sebaik itu?
Memperingatkan mangsa-mangsanya untuk berhati-hati?”
“Apa kau tidak pernah memikirkan
keselamatan dirimu?”
“Akan kujawab setelah aku bisa menyentuhmu,”
Kenesha bergerak satu langkah lagi, melenyapkan
jarak diantara mereka. Dia mengulurkan tangannya perlahan-lahan ke wajah
Kyuhyun yang masih memperhatikan dirinya dengan penuh perhatian.
“Tentu saja aku selalu memikirkan keselamatan diriku, sebelum aku bertemu dirimu. Tapi sekarang aku lebih memikirkanmu, Kyuhyun-ssi..”
Dengan gerakan mendadak, Kyuhyun bangun
dan menatap Kenesha dengan wajah mengeras. “Tapi bagaimana kalau kau terluka?
Terluka karena aku?” suaranya meninggi diujung kalimat.
“Kalau itu bisa menyelamatkanmu—”
“Bukan. Bukan seperti ini seharusnya,
Kenesha-ssi. Kau salah. Kau seharusnya mementingkan dirimu sendiri.” Ujarnya
menggeleng lemah.
“Kalau pilihannya adalah menyelamatkanmu
atau menyakitimu, aku akan tetap menyelamatkanmu, Kyuhyun-ssi. Apapun yang
terjadi.” Jawab Kenesha teguh.
Kyuhyun menghela nafas dan menggenggam
tangan Kenesha yang kini mengeluarkan kehangatan dipipinya. “Ternyata kau
sangat keras kepala ya?” sindirnya sambil tersenyum. Wajahnya kini sudah
melembut, dan tatapannya memancarkan keramahan yang secara terlambat disadari
Kenesha telah berganti menjadi kilatan kemenangan.
Tanpa perlu bersusah payah, Kyuhyun
menyentakkan tubuh Kenesha hingga duduk diatas meja di hadapannya. Tentu saja Kenesha
menatapnya kebingungan ketika Kyuhyun menunduk dan memajukan wajahnya lebih
dekat ke arahnya. Kyuhyun bahkan menumpukan kedua telapak tangannya disisi
kanan dan kiri Kenesha, mengunci tubuhnya agar tidak bisa bergerak kemanapun.
Senyum Kyuhyun yang menunjukkan ke-evil-an
itu kini terkembang di wajah tampannya, menguras habis seluruh tenaga Kenesha
untuk memacu detak jantungnya yang kini berdetak dengan liar. Berulang kali dia
meyakinkan dirinya bahwa ini hanya mimpi. Tapi gagal total ketika dia bisa
merasakan sapuan nafas Kyuhyun yang semakin dekat.
Kenesha menelan salivanya dengan gugup. Dia
tidak berani memandang Kyuhyun dan terus saja melihat kearah lain, berusaha menjernihkan
pikirannya yang sudah mulai mogok bekerja.
“Apa yang kau rasakan sekarang,
Kenesha-ssi?” tanya Kyuhyun tiba-tiba, masih dengan wajah evilnya.
“Gugup.” Jawab Kenesha jujur. Apa lagi
yang bisa dia ucapkan selain kejujuran?
“Begitukah? Apa kau juga berdebar-debar?”
Kenesha tidak menjawab. Dia memutuskan
untuk diam saja. Lagipula Kyuhyun pasti sudah tahu bagaimana jantungnya seakan
menari sekarang, mengingat nada suaranya yang menyiratkan ejekan.
Jemari Kyuhyun menyentuh pergelangan
tangan Kenesha dengan perlahan, membangkitkan bulu roma sekaligus menimbulkan
sensasi terbakar dipermukaan kulitnya.
“Apa kau suka aku menyentuhmu?” bisik
Kyuhyun berbahaya.
‘YA,
AKU SUKA!’ teriak Kenesha dalam hati. Tapi dia malah menjawab kebalikannya. “Tidak.”
“Benarkah? Kalau begitu kenapa kau tidak
menghentikannya?”
Jari-jari Kyuhyun yang panjang terus
merayap naik, menggoreskan percikan-percikan api kasat mata di lengannya. Dan
Kenesha bahkan tidak bisa menghentikan itu. Otaknya terlalu sibuk untuk
berpikir—hal yang sia-sia.
Telapak tangan Kyuhyun kini tiba di leher
Kenesha sementara ibu jarinya menyentuh pipi Kenesha dengan perlahan, menimbulkan
efek yang lebih mengerikan lagi bagi jantungnya.
“Kau tidak terlalu suka memakai make-up
ya?”
Kenesha mengangakat alisnya tinggi
kemudian mengulum bibirnya sebelum akhirnya menjawab, “aku malas menggunakan
make-up kalau tidak terpaksa. Aku sebenarnya tidak begitu ahli.”
“Tapi aku lebih suka begini. Kulitmu masih
alami tanpa make-up dan.. merona karena sentuhanku.”
Tidak hanya merona, wajah Kenesha kini menjadi
lebih hangat—atau terbakar, yang manapun sama saja. Dia tidak bisa membuka
mulutnya bahkan untuk menyangkal atau mengiyakan ucapan Kyuhyun. Benaknya sudah
dipenuhi Cho Kyuhyun. Dan bibirnya yang hanya beberapa senti dari wajah Kenesha
membuatnya sulit bernafas.
Jari-jari Kyuhyun menyusuri tulang pipi
Kenesha sementara mereka saling bertatapan dalam diam. Keheningan yang
membuncah, percikan api yang membakar wajah Kenesha, bibirnya yang menggoda..
Dia sudah kalah.
“Jebal..” gumam Kenesha ditengah kebisuan itu.
“Jebal apa, Kenesha-ssi?” tanya Kyuhyun
berupa bisikan yang sarat kebingungan.
Kyuhyun menghentikan gerakannya dipipi
Kenesha dan menatap gadis itu dengan sedikit keterkejutan ketika menyadari
jawaban dari pertanyaannya.
Hanya 3 detik. Butuh 3 detik bagi Cho
Kyuhyun untuk mencerna kata-kata Kenesha dan apa yang dia inginkan.
Dengan satu gerakan mudah Kyuhyun menarik
wajah Kenesha. Bibirnya dengan cepat menemukan bibir Kenesha. Kyuhyun meraih
wajah gadis itu dengan sebelah tangan, sementara dia menarik punggung Kenesha
untuk berdiri, mendekat padanya—menyatu dengannya.
***
Baru saja Kyuhyun tiba di kamarnya,
memilih untuk duduk di kursi diseberang tempat tidur, dimana Kenesha terlihat
gelisah dalam tidurnya. Dia sudah memutuskan apa yang harus dia lakukan. Gadis
ini hanya mangsanya. Memang begitu seharusnya. Kyuhyun tidak boleh salah
memprioritaskan hal yang penting sekarang ini. Bagaimana mungkin nasib Korea
Selatan bisa ditukar demi nyawa seorang gadis? Tidak perlu 2 orang jenius untuk
menjawab hal ini; Kyuhyun sendiri menyadarinya. Itu tidak sepadan.
Jadi yang harus dia lakukan sekarang adalah
meneruskan misi. Walaupun dia sendiri masih bingung dengan apa yang
dirasakannya terhadap Kenesha, Kyuhyun tetap tidak boleh mengabaikan tugasnya. Misinya
kali ini benar-benar amat sangat penting. Dia harus fokus.
Kyuhyun hanya tinggal membuat Kenesha
bersedia melakukan apapun demi dirinya, termasuk mengorbankan dirinya sendiri.
Lalu dia akan menyelesaikan misinya. Ini semua memang rencananya sejak awal. Tapi
kenapa sekarang terdengar begitu tidak masuk akal? Bagaimana mungkin dia
meminta Kenesha melakukan hal itu?
‘Tidak. Pengorbanan Kenesha akan berarti
banyak. Dia akan menyelamatkan sebuah Negara. Bukankah itu lebih dari cukup?’
Ditengah-tengah perdebatan internalnya,
Kenesha terbangun dan menyadari bahwa Kyuhyun berada di kamar ini. Kyuhyun
memperhatikan dengan waspada bagaimana Kenesha mengucapkan kata demi kata yang
ditunggunya. Benar-benar berjalan dengan mudah.
Tapi kenapa rasanya sedikit sakit?
Berulang kali Kyuhyun mengingatkan dirinya
bahwa Kenesha hanyalah ‘boneka’nya. Yeoja ini ‘mangsa’nya. Berulang kali dia
membisikkan hal itu pada dirinya ketika tangannya mulai menyentuh Kenesha. Tadinya
dia hanya ingin membuat gadis ini semakin bersedia berkorban. Dia hanya ingin
memastikannya.
Sejauh ini tidak ada yang salah dan
melenceng dari skenario yang telah dibuatnya. Wajah Kenesha yang memerah ini
bukti nyata. Kyuhyun sebenarnya tidak bercanda ketika mengatakan dia menyukai
wajah Kenesha tanpa make-up. Tapi dia berupaya menganggap itu juga hanyalah dialog
yang sudah terencana. Sekali lagi dia harus meyakinkan dirinya ini semua hanya
skenario.
Ketika mereka berpandangan dalam diam,
tatapan jernih Kenesha membuatnya kewalahan. Bagai hendak merobohkan semua
pertahanannya satu persatu, meninggalkan kewarasannya, melupakan misinya.
‘Kenesha
hanyalah mangsa.’ Batinnya gelisah. Dia sendiri tahu perasaannya ini tidak
bisa lagi disebut sebagai simpati semata. Dan alih-alih mangsa, Kyuhyun mencoba
memikirkan Kenesha sebagai ‘adik’nya. Tentu saja itu gagal. Sebab Kyuhyun tidak
pernah merasakan bagaimana rasanya punya adik sungguhan. Dia anak tunggal.
Jadi dia harus menganggap Kenesha sebagai
siapa sekarang?
Dan seolah berusaha mematahkan setiap
keraguan Kyuhyun, Kenesha mengucapkan kata kuncinya..
Dia pasti sudah gila.
Kyuhyun merasakan bibir Kenesha yang lembut
terdiam tanpa perlawanan. Dia tidak bisa berpikir sekarang. Dia tidak mau.
Dia memiringkan wajahnya sedikit untuk
bisa menguasai bibir itu—bibir yang selalu digodanya setiap hari. Dengan cepat
jari-jari Kyuhyun beralih ke tengkuk Kenesha, menariknya lebih dekat, membuang
jarak sekecil apapun. Dia tidak bisa menghentikannya sekarang. Pikirannya macet
total.
Kyuhyun menyapukan bibirnya berulang kali
diatas bibir Kenesha lalu mengulumnya lembut, menciptakan decapan yang tidak
akan bisa dilupakannya seumur hidup. Diremasnya rambut Kenesha dengan penuh hasrat.
Kyuhyun menggeram ketika merasakan deru nafas Kenesha yang tersengal-sengal
mencari udara disela-sela bibir mereka yang menyatu. Dan hal itu malah membuat
Kyuhyun mempererat pelukannya. Entah kenapa mendengar desahan Kenesha malah membuat
gairahnya semakin menjadi-jadi.
Kenesha tidak membalas satupun dari ciuman
ini. Ternyata benar bahwa dia sama sekali belum pernah berciuman. Kyuhyun
mengerang senang mengetahui kenyataan ini. Dia semakin merasa memiliki otoritas
terhadap yeoja polos yang bahkan tidak berusaha untuk menghentikannya.
Sesuatu didalam hatinya meledak dan dia
tidak bisa mundur lagi. Bagaimana mungkin sebuah ciuman mengubah segalanya? Ironis
sekali. Cho Kyuhyun, yang tidak pernah kesulitan mendapatkan gadis manapun yang
ia inginkan, kini tertunduk kalah oleh sebuah ciuman pasif. Lebih ironis lagi, Kyuhyun
menyadari; mungkin ini ciuman terakhirnya dengan Kenesha, sebelum dia sendiri
yang akan mengantarkan Kenesha ke akhir hidupnya.
Kyuhyun menghentikan ciumannya dan membuka
matanya. Dia melihat Kenesha yang masih memejamkan mata sambil terengah-engah
kehabisan nafas. Dengan susah payah Kyuhyun menguasai lagi akalnya—menekan
nafsunya dalam-dalam—dan memperhatikan setiap senti wajah Kenesha dari dekat.
Dia bisa melihat bulu mata yang berjejer rapi, membingkai kelopak mata Kenesha
dengan indah. Hidung dan pipi gadis ini bersih dari jerawat, menunjukkan betapa
kulitnya masih alami. Dahinya yang telanjang tanpa poni, menetesi keringat yang
muncul akibat aktifitas mereka. Bibirnya—bibir itu milik Cho Kyuhyun sekarang—membuka
sedikit, berusaha memasukkan udara sebanyak-banyaknya.
Dan Kyuhyun melumat bibir itu lagi.
Ciuman kali ini lebih singkat tetapi lebih
dalam. Kyuhyun menarik bibir bawah Kenesha dengan lembut, menyisakan degupan
liar di masing-masing jantung mereka. Meskipun Kenesha tidak membalasnya, gadis
ini tetap diam saja, hanya berusaha mencari oksigen diantara ciuman mereka yang
dalam itu. Kyuhyun sendiri merasa tidak menginginkan oksigen—tidak kalau itu
berarti harus memisahkannya dari Kenesha, dia rela menggantikan oksigen dengan
bibir lembut Kenesha. Ini adalah detik-detik dimana perasaannya bergerak
melewati akalnya.
Kyuhyun menggeram lagi ketika dia
merasakan Kenesha mencengkeram kerah kemejanya. Dia berusaha untuk bersikap
lembut karena ini ciuman pertama gadis itu. Tapi dia tidak bisa. Sementara
bibirnya terus mengalah dengan sengaja, menciptakan semacam aba-aba untuk
melakukan apa saja pada Kenesha.
Dengan sedikit menyesal Kyuhyun menyadari
bahwa dia telah mengabaikan tugasnya. Dan dia telah menukar Korea Selatan demi
Kenesha—demi sebuah ciuman manis. Pikirannya kini mulai terbelah dua, khawatir
dengan apa yang terjadi selanjutnya dan juga bersemangat ketika mendapati tangan
Kenesha menyentuh lehernya.
‘Gadis
ini benar-benar tidak mengerti bahaya,’ raung Kyuhyun dalam hati. Dia
berusaha menahannya—bagaimana mungkin Kenesha tidak menyadari bahwa tempat
tidur hanya beberapa meter jauhnya dari mereka?
Kyuhyun menarik kepalanya menjauh dari Kenesha.
Memutuskan untuk menghentikan ciumannya sebelum Kenesha membiru kehabisan nafas
dan sebelum dia kelepasan terlalu jauh—
‘Tempat tidur sialan itu!’ batinnya frustasi.
Mereka berdua tersengal-sengal kehabisan nafas—walau sepertinya hanya Kenesha yang terlihat kepayahan.
‘Tempat tidur sialan itu!’ batinnya frustasi.
Mereka berdua tersengal-sengal kehabisan nafas—walau sepertinya hanya Kenesha yang terlihat kepayahan.
“Demi Tuhan, Kenesha-ssi. Ini benar-benar
pertama kalinya kau berciuman, ya?” godanya bersemangat.
Dia bisa melihat wajah Kenesha yang
perlahan bersemu, membuang tatapannya ke lantai dan menolak menjawab. Tentu
saja Kyuhyun tidak butuh jawaban. Dia bisa merasakannya.
“Sudah kubilang, bibirmu memang
ditakdirkan untukku. Yah, walaupun kau masih butuh latihan untuk bisa membalas
ciumanku. Dan aku tidak keberatan mengajarimu..” suara Kyuhyun mengabur berupa
bisikan sensual diakhir kalimatnya.
Kyuhyun memperhatikan bagaimana ekspresi
Kenesha berubah begitu cepat dan dia menikmatinya. Dengan masih berupaya
menarik nafas, wajah yang merona merah jambu, dan keringat yang bergerak turun
di pelipisnya.. ingin sekali Kyuhyun mendorongnya paksa ke tempat tidur itu. Merasakan
kehangatan Kenesha dalam pelukannya, mendengar desah nafasnya yang membuat
Kyuhyun gila, tenggelam dalam mata jernih itu..
Tidak. Dia tidak boleh.
Direngkuhnya tubuh gadis itu dengan
sebelah tangan—bahkan mengabaikan keterkejutan yang terpapar jelas di wajah
Kenesha. Dia memeluk Kenesha dengan erat, seakan takut berpisah darinya. Dan
dia benar-benar tidak ingin itu terjadi. Kyuhyun menghirup puncak kepala
Kenesha yang samar-samar masih mengeluarkan wangi stroberi. Dia tidak bisa
menghentikan pikirannya yang semakin tidak bisa dikontrol. Ciuman tadi sudah
sangat membuatnya kelimpungan menghadapi betapa bahayanya kepolosan yeoja ini. Ironis
sekali.
Kenapa butuh usaha yang begitu besar untuk
tetap mempertahankan akal sehatnya sekarang?
“Bagaimana kalau aku tidak membiarkanmu
lari dariku?” gumamnya ditelinga Kenesha.
Kenesha membalas pelukan Kyuhyun dengan
kedua tangannya sebelum akhirnya berkata, “Salah. Karena aku yang tidak ingin lari kemana-mana tanpamu.” Ralatnya.
Kyuhyun berusaha bahkan dua kali lebih
keras untuk menjaga akal sehatnya masih bersamanya. Dia mencium kening Kenesha
yang sudah tidak terlalu berkeringat dengan perlahan.
“Tapi sekarang aku akan membiarkanmu lari
ke kamar mandi sementara aku tidur. Selebih itu, kau tidak boleh kemana-mana.
Araji?” bisiknya manis, berdoa dalam hati bahwa Kenesha akan menurutinya. Dia
perlu waktu untuk beristirahat dari semuanya.
Kenesha mengangguk setuju didadanya. Kemudian
melenggang masuk ke kamar mandi, meninggalkan Kyuhyun yang gusar. Detik itu
juga monster dalam dirinya berteriak tak merelakan Kenesha pergi
selangkahpun darinya. Tapi ketika dia
mendengar suara pintu kamar mandi yang tertutup, Kyuhyun segera menuju kasur,
merebahkan tubuhnya dan dengan paksa memejamkan mata.
Celakanya yang bisa dilihat dalam
kepalanya hanyalah Kenesha.
‘Sial.’
Pikirnya putus asa. Sudah pasti Kenesha akan ada didalam mimpinya juga.
***
Kenesha sedang berada di tempat
bahagianya. Ya, dia sangat bahagia sampai rasanya kakinya melayang. Bahkan dia
tidak yakin gravitasi bumi mampu menahannya lagi sekarang. Terlalu menyenangkan.
Terlalu banyak kadar cinta yang masuk dalam tubuhnya. Ciuman pertamanya dengan
Cho Kyuhyun.
Dia harus menjaga langkahnya untuk terus
bergerak maju, menjauhi pintu sebelum dia bisa menghambur keluar dan memeluk
Cho Kyuhyun tanpa sudi melepaskannya.
‘Berhentilah
bersikap berlebihan, Ken!’ batinnya percuma. Dia berjalan menuju westafel,
memutar kerannya dan terkejut melihat pantulan wajahnya di cermin.
‘Astaga.
Aku terlihat parah sekali,’ erang Kenesha begitu mendapati rambutnya yang kusut
masai, mencuat ke berbagai arah. Bagaimana mungkin Kyuhyun melihatnya
berpenampilan seperti ini? Tapi dia menduga bahwa Kyuhyun-lah yang harus
disalahkan. Tangannya pasti mengacak-acak rambut Kenesha tadi.
Tadi
ketika Kyuhyun menciumnya.
Kenesha menatap bibirnya lewat cermin itu.
Tiba-tiba dia merasakan dunia lebih gemerlap. Apakah ini karena sinar matahari
yang menyusup melewati celah-celah ventilasi? Kenesha pikir bukan begitu. Dia
memperhatikan bahwa wajahnya berseri-seri, matanya berbinar dan bibirnya
membentuk lengkungan indah—tersenyum ketika dia tenggelam dalam ingatan
beberapa saat lalu.
Kenesha
kalah. Dia sudah kalah dari pesona Cho Kyuhyun yang sangat dahsyat. Percikan
api yang menari-nari di wajahnya meledak ketika Kyuhyun menekan bibirnya diatas
bibir Kenesha.
‘OH!’
pikirnya bisu. Dia seperti kehilangan tenaga ketika Kyuhyun menarik punggungnya
lebih erat. Tangan Kyuhyun yang menyusup ke rambutnya, meremasnya hingga
membuat ciumannya menjadi lebih mengesankan.
Tidak
ada yang tidak mengesankan dari Cho Kyuhyun.
Bibirnya
yang menjilati bibir Kenesha dengan tanpa ampun, menggemakan bunyi yang keluar
dari ciuman itu—berdecap memenuhi indra pendengaran Kenesha, membuatnya lupa
akan segalanya. Lagipula apa itu penting? Cho Kyuhyun dan ciumannya adalah
segalanya sekarang. Kenapa dia harus berpikir? Belum lagi aroma tubuhnya yang
membuat Kenesha melayang. Dia bahkan tidak bisa memutuskan mana yang
berpengaruh lebih banyak—bibir
Kyuhyun atau aromanya.
Dia
menikmati setiap sentuhan itu dan mematrinya dalam otaknya. Dia selalu
bertanya-tanya bagaimana rasanya ciuman Kyuhyun dan sekarang dia tahu kenapa
namja ini bisa menjadi seorang Casanova. Dia sangat hebat. Bibirnya seperti
tahu bergerak kemana, bahkan di ruangan yang bisa dibilang redup sementara
Kenesha hanya bisa diam. Sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi
Kyuhyun sepertinya tidak mempersoalkan hal itu. dia memberi Kenesha apa yang
dibutuhkannya—itu sudah cukup.
Dan Kenesha
merutuki kenyataan. Kenapa dia harus bernafas sekarang? Dia tidak ingin merusak
momen indahnya hanya untuk menarik oksigen masuk ke paru-parunya. Dia hanya
ingin Kyuhyun!
Tapi
bahkan tubuhnya menghianati dirinya—secara
otomatis Kenesha terengah-engah mencari udara diantara bibir Kyuhyun yang
begitu rapat dengan bibirnya. Kyuhyun mengerang dan dengan paksa mendekapnya
lebih dalam, membuat Kenesha sedikit pusing—efek dari kekurangan oksigen.
Kenesha
berteriak memprotes dalam hati ketika Kyuhyun menghentikan ciumannya. Dia
berharap Kyuhyun tidak akan melepaskannya. Tidak pernah.
Namun
ketika Kyuhyun mulai memagut bibirnya lagi, Kenesha bisa merasakan gelombang
ledakan dua kali lebih besar meledak didalam tubuhnya. Hancur menjadi
berkeping-keping, tidak menyisakan apapun selain api yang terus membakarnya
dari dalam. Menyesakkan hingga rasanya dia tidak mau waktu berjalan, hanya ada
mereka berdua. Kenesha dan Kyuhyun.
Dia menangkap
gairah dalam ciuman Kyuhyun, dan tiba-tiba saja tangannya bergerak sendiri—menemukan kerah kemeja Kyuhyun yang segera
di cengkeramnya kuat-kuat. Lalu dia merasakan Kyuhyun menggeram dan menyentakkan
ciumannya lebih dalam, membuat tangannya menjelajahi leher Kyuhyun yang putih
itu.
Kepala
Kenesha berputar-putar sekarang. Dia telah mengabaikan kebutuhan akan oksigen
di paru-parunya selama...entahlah, dia tidak bisa menghitung berapa lama. Yang
dia tahu hanyalah Kyuhyun yang sedang memeluknya, memainkan tangannya
dirambutnya, mencium bibirnya dengan begitu bersemangat, menyingkirkan akal
sehatnya. Membuat jantungnya berirama. Dan iramanya hanya menggumamkan nama Cho
Kyuhyun..
Samar-samar
dia menyadari ada yang mencoba meneriakkan peringatan dikepalanya. Namun hanya berdering
lemah, tak mampu mengalahkan ciuman Kyuhyun yang memabukkan. Dia tidak peduli
apapun itu. Tentu saja dia tidak lupa bahwa mereka berciuman dikamar tidur. Tapi
siapa yang akan sanggup menghentikan Kyuhyun sekarang? Jelas dia tidak sudi.
Kyuhyun
menarik wajahnya menjauh, memberikan kesempatan bagi Kenesha untuk terlihat
gagap—kehabisan nafas seperti orang
bodoh. Dan, ya ampun, bagaimana mungkin Kyuhyun terlihat dua kali lebih menggoda
sekarang?
“Demi
Tuhan, Kenesha-ssi. Ini benar-benar pertama kalinya kau berciuman, ya?” Kyuhyun
menggodanya. Membuat Kenesha harus menggigit
lidahnya agar dia tidak kelepasan dan meminta Kyuhyun menciumnya lagi—
Kenesha menggigit bibirnya dan samar-samar
dia bisa merasakan sedikit manis dan asam tetapi pahit—seperti wine. Dia
tersenyum kecil. Itu bukan sesuatu yang baru, Kyuhyun memang selalu menyempatkan
diri untuk menenggak wine kesukaannya setiap malam, ketika Kenesha
tertidur—tentu saja. Dan dia menyadari ciuman pertamanya terasa seperti wine.
Menakjubkan, memabukkan dan manis.
Setelah mencuci muka dan menggosok
giginya, Kenesha mengaduk kopernya dan menemukan body scrub—ekstrak stroberi. Dia
menghabiskan sedikit lebih lama di kamar mandi untuk melakukan treatmen yang
dulu sering dilakukannya di rumahnya sendiri. Lulur, masker, keramas, kondisioner,
dan terakhir body butter. Dia mengerjakannya dengan perlahan, tidak terganggu
dengan sinar matahari yang merayap masuk, membanjiri seluruh ruangan dengan
cahaya yang menyilaukan.
Kenesha paling suka saat-saat berendam
didalam bathub ini, terlebih ketika pagi hari. Karena dia bisa merasakan hangatnya
matahari dan melihat gradasi warna yang ditimbulkan celah-celah ventilasi yang
mengagumkan. Kamar mandi ini seakan terperangkap dalam pelangi. Memesona dari
setiap sudut. Dia tidak tahu bagaimana Kyuhyun memiliki ide seperti ini, begitu
sempurna.
Kyuhyunnya.
Selesai treatmen yang cukup lama, Kenesha
keluar dengan pakaian lengkap. Dia memutuskan untuk menyiapkan sarapan pagi
didapur sebelum langkahnya terhenti di pinggir tempat tidur. Kyuhyun sedang
terlelap tapi kelihatan gusar. Sudut-sudut mulutnya bergerak sedikit dan
keningnya bertaut.
‘Apa
yang sedang diimpikannya?’ batin Kenesha penasaran. Namun pertanyaan itu
terjawab ketika Kyuhyun menggumamkan sesuatu dalam tidurnya.
“Jangan, Ken..” ucapnya parau lalu
mengerang.
Kenesha menahan nafasnya dan bergerak
mundur dengan perlahan. Jantungnya sudah berdegup tak menentu. Wajahnya
menghangat dalam sekejap, dia yakin warnanya seperti kepiting rebus sekarang.
Astaga. Cho Kyuhyun memimpikannya.
Dan seseorang yang ingin merangkak naik ke atas tempat tidur itu sekarang juga adalah
Kenesha.
‘Oh
tidak. Tidak. Tidak.’ Dia bukan gadis seperti itu. ‘Tidak!’ teriaknya dalam hati, berusaha menggoreskan setiap
peringatan di setiap organ tubuhnya sambil berlari keluar menuju dapur.
***
Kyuhyun terbangun dan langsung turun ke
dapur tanpa bersusah payah mencuci wajahnya. Dia melirik Bvlgari-nya yang
menunjukkan pukul 9:15 pagi—menghabiskan 3 jam lebih untuk tidur.
‘Aneh
sekali,’ pikirnya heran. ‘Kenapa
belakangan ini aku selalu tidur lebih lama?’
Ketika melewati koridor lantai dua, dia
melirik ke pintu kaca ruang kerjanya dan terdiam memandang pantulan dirinya.
Wajahnya terlihat kusut dan berantakan meskipun dia baru tertidur 3 jam lebih. Tentu
saja dia tidak bisa tertidur dengan nyaman jika Kenesha terus menganggunya
didalam mimpi.
Sambil mendesah penuh lelah, Kyuhyun
berjalan turun ke lantai terbawah, memasuki pintu dapur dan melihat Kenesha
yang sedang membersihkan perabotan dengan apron terikat manis di tubuhnya tanpa
sadar Kyuhyun tengah memperhatikan dirinya dari belakang.
Rambutnya menjuntai turun melewati pundak,
agak lembab dan menimbulkan gangguan pada jantung Kyuhyun. Pundaknya yang kecil
bergerak dengan perlahan ketika dia menggosok peralatan dapur dengan
kain lap di tangannya.
Kyuhyun tidak sabar melihat
wajahnya—senyumnya.
“Selamat pagi,” sapa Kyuhyun dari ujung
ruangan.
Kenesha menoleh dan langsung tersenyum.
“Selamat pagi. Tidurmu nyenyak?” tanyanya sedikit gugup. Kenapa dia harus
gugup?
‘Pasti
karena ciuman itu,’ tebak Kyuhyun. Dan dia langsung menyesali pikirannya
sendiri yang kini malah membawa pandangannya turun ke bibir Kenesha.
'Ah,' desahnya pilu ketika dia terpaksa harus menelan keinginannya untuk mengajari semua hal kepada Kenesha. Dia menghentikan godaan itu dan berjalan mendekati Kenesha yang mulai menyiapkan secangkir kopi untuk Kyuhyun diatas meja. Setelah akhirnya dia berdiri disebelah Kenesha, Kyuhyun mengernyit ketika mencium aroma stroberi yang kuat menguar dari tubuh Kenesha. Bagai dihujam seribu pukulan, Kyuhyun menggigit bibirnya kuat-kuat.
'Ah,' desahnya pilu ketika dia terpaksa harus menelan keinginannya untuk mengajari semua hal kepada Kenesha. Dia menghentikan godaan itu dan berjalan mendekati Kenesha yang mulai menyiapkan secangkir kopi untuk Kyuhyun diatas meja. Setelah akhirnya dia berdiri disebelah Kenesha, Kyuhyun mengernyit ketika mencium aroma stroberi yang kuat menguar dari tubuh Kenesha. Bagai dihujam seribu pukulan, Kyuhyun menggigit bibirnya kuat-kuat.
‘Sial.’
Nafasnya menderu lebih cepat, ketika
gerakan Kenesha disebelahnya malah membuat aroma stroberi itu memenuhi penciuman,
kepala, detak jantungnya, semuanya.
“Dasar strawberry girl.” Ucapnya pelan.
“Mwo?”
“Aniya, aku.. sepertinya mau mandi dulu.”
Jawab Kyuhyun yang segera menghilang bahkan sebelum Kenesha bisa bertanya
apapun.
Berapa lama lagi dia harus tersiksa
seperti ini?
Pukul 11:30am KST.
Kyuhyun memandang layar monitornya tak
percaya. Ini balasan dari laporannya subuh tadi. Sebuah surat perintah.
Friday,
June 26th
11:15
am KST.
--Letter
of Instruction--
After
reading your last report, I shall give you a confirmation as a command that you
should do obediently. I strongly warn you that the agents of North Korea made a
fastmoving by killed Park Han Byul from Analysis Division, today at 9:35 am
near Han River. They went for nothing because we assumed Han Byul didn’t say
anything about this mission.
I give
you only 2 days to complete this mission with no failure. You should make sure
you will do it successfully and I allow you to use every alternative method in
case to make it easier but as you remember, finish it clearly with no trace in
line of our protocol.
We already
made a final decision about the girl by observation you gave. We considerately
think that she cannot be granted to keep this mission confidentially. You must
get rid of her after the mission has finished.
All
agents are ready in their post on June 28, at 3 pm and waiting for your directions.
All the
alteration must be under my approval.
Please
make sure that the chips are still undamaged. I believe you will do the best
for this mission.
Note:
Your meeting with Cho Hong Nam is changed to 12:00pm .
Vice-chairman of
Central of Intelligence Command (CIC),
Lee Joon Ha
(Terjemahan):
Jumat,
26 Juni
11:15am
KST.
--Surat
Perintah—
Setelah
membaca laporan terakhirmu, aku akan mengkonfirmasikan sebuah perintah yang
harus kau patuhi. Aku betul-betul mengingatkanmu bahwa agen-agen Korea Utara
sudah bergerak cepat dengan dibunuhnya Park Han Byul dari divisi analisis, hari
ini pukul 09:35am didekat sungai Han. Mereka tidak mendapatkan apapun karena
kami berasumsi Han Byul tidak mengatakan sesuatu mengenai misi ini.
Aku
memberimu dua hari penuh untuk menyelesaikan misi ini tanpa adanya kegagalan.
Kau harus memastikan semuanya berjalan dengan sukses dan aku memberimu izin
untuk menggunakan segala metode alternatif untuk membuat misi ini lebih mudah
bagimu. Tapi ku ingatkan, selesaikan dengan bersih dan tanpa jejak sebagaimana
protokol kita.
Kami
telah membuat keputusan akhir mengenai gadis sehubungan dengan observasi yang
kau berikan. Dengan penuh pertimbangan kami berpendapat bahwa dia tidak bisa
dipercaya untuk menjaga misi ini secara rahasia. Kau harus membereskannya
setelah misi selesai.
Semua
agen akan bersiap di pos mereka pada 28 Juni pukul 3 sore dan menunggu arahan
darimu.
Semua
perubahan harus berdasarkan persetujuanku.
Tolong
pastikan chipnya masih utuh. Aku yakin kau akan melakukan yang terbaik untuk
misi.
Note:
Rapatmu dengan Cho Hong Nam dirubah menjadi pukul 12 siang ini.
Wakil Pusat Komando
Intelijen/Central Intelligence Command (CIC),
Lee Joon Ha
Kyuhyun membacanya dengan cepat. Namun hanya
beberapa informasi yang berhasil singgah dikepalanya.
Park Han Byul tewas. Pukul 9:35 am.. pagi
ini, ketika kepala Kyuhyun dipenuhi oleh Kenesha.
Park Han Byul dari divisi analisis. Dia
pernah berada satu tim dengannya ketika Kyuhyun ditugaskan di divisi itu. Dia
orang yang menyenangkan dan selalu bercanda dengannya.. Bagaimana itu bisa
terjadi?
Mendadak tubuhnya beku ketika membaca
ulang surat perintah itu untuk yang kedua kali dan sekejap dia melupakan Park
Han Byul.
You must
get rid of her after the mission has finished—dia harus membereskan Kenesha
jika misinya telah selesai.
‘Apa-apaan
ini?!’ raungnya tidak terima.
Dia sudah memberikan laporan yang
menunjukkan bahwa Kenesha tidak melawan sama sekali dan seharusnya mereka
mengobservasinya lebih lanjut, menunggu informasi Kyuhyun yang menyatakan kalau
Kenesha harus ditindaklanjuti.
‘Bagaimana
mungkin mereka memutuskan begitu cepat?!’ pertanyaannya kali ini diwarnai
kemarahan. Rasanya dia ingin sekali pergi ke markas CIC dan melayangkan ketidaksetujuannya
mengorbankan hidup Kenesha seperti itu. Kalau saja protocol mereka tidak
melarang agen yang bertugas untuk keluar masuk markas, Kyuhyun akan ada pergi saat ini juga.
Apapun yang terjadi, dia harus menolaknya.
‘Dan
pertemuannya dirubah dalam 30 menit lagi? Sial.’ Batinnya kesal. Pikirannya
sekarang berpusar-pusar antara kematian Han Byul, hidup Kenesha dan keengganannya
bertemu ayahnya. Ditambah lagi dia harus menyelesaikan semuanya dalam 2 hari.
‘Aku
bisa gila.’ Geramnya putus asa.
Kyuhyun bergegas ke kamar, mencari jas dan
meraih tabletnya yang telah terkoneksi otomatis dengan komputer diruang kerja. Kemudian
dia menyempatkan untuk turun ke dapur untuk mencari Kenesha.
Dia menemukan siluet Kenesha sedang duduk
di bench konter bar sambil membaca majalah yang Kyuhyun belikan untuknya 2
hari lalu, ketika dia keluar untuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan. Kyuhyun
memperhatikannya sejenak, mengukir bayang Kenesha di otaknya sedikit lebih lama
sebelum akhirnya meraih yeoja itu kepelukannya secara paksa.
Kenesha terkejut saat Kyuhyun tiba-tiba
memeluknya tapi dia sama sekali tidak memberontak. Dia menjatuhkan majalah yang
dipegangnya dan balas memeluk Kyuhyun.
Relakah dia melepaskannya?
Kyuhyun menikmati setiap aroma yang menggodanya
habis-habisan—stroberi dan stroberi. Dia menghirup stroberi di rambut Kenesha hingga
turun ke leher. Rasanya memabukkan tetapi menyenangkan. Seperti ketika dia mengisi
lambungnya dengan wine kesukaannya—tidak lagi, aroma Kenesha lebih baik—jauh
lebih baik daripada wine saat ini.
Setelah berhasil memenuhi paru-parunya
dengan stroberi, Kyuhyun melepaskan pelukannya dan memandang wajah Kenesha
dengan seksama.
Wajah yang polos tak berdaya. Layaknya mangsa.
“Aku akan pergi sebentar. Ada sesuatu yang
penting yang harus kuurus,” ujar Kyuhyun cepat.
Kenesha mengangguk mengerti. “Apa kau akan
makan siang dirumah?”
“Sepertinya tidak, Kenesha-ssi. Kau makan
saja duluan.”
“Bagaimana dengan makan malam?”
Kyuhyun memperhatikan matanya yang
memancarkan permohonan, membuatnya tak tega. “Akan kuusahakan pulang secepat
mungkin.” Jawabnya berkelit.
“Kau harus makan dirumah, aku akan
menyiapkan pasta kesukaanmu.”
Kyuhyun tersenyum dan menjawab “Ya”, mencium
pipi Kenesha lalu buru-buru keluar.
Jika protesnya tidak didengarkan, dia
harus mengancam.
***
Kenesha merebahkan dirinya di sofa dengan
tidak bersemangat. Dia baru saja selesai makan siang—ramyeon pedas yang
disuapinya ke mulut tanpa minat. Sudah pukul 3 dan Kyuhyun belum pulang. Kelihatannya
masalahnya sedang gawat sekali
Dia ingat Kyuhyun hanya sempat menelan sebuah
sandwich sarapan pagi tadi. Kyuhyun baru turun dari kamar pada pukul 11:15, —‘menghabiskan satu jam setengah dikamar
mandi!’ — dan baru sempat menggigit sandwich
pertamanya sebelum handponenya membunyikan pesan masuk dan Kyuhyun buru-buru
naik ke lantai dua.
Kenesha yang sudah selesai sarapan
langsung membereskan piringnya dan menyisakan beberapa potong sandwich untuk
Kyuhyun saat dia turun nanti. Tetapi bahkan melirik ke atas meja saja pun dia
tidak sempat. Kyuhyun hanya memeluk Kenesha dan mengatakan dia harus keluar. Apa
yang membuatnya begitu tergesa-gesa?
Tapi Kenesha tidak menemukan kepanikan di
wajah Kyuhyun, dia malah melihat kilatan dimata namja itu, antisipasi atas apa
yang akan dilakukannya diluar.
Sebersit perasaan gelisah menghantui
Kenesha. ‘Apa dia sedang menemui yeoja
lain?’ pikirnya melantur.
‘Tidak
mungkin.’ Sanggah Kenesha. ‘Tidak
begitu.’
Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri
bahwa memang ada ‘sesuatu’ yang gawat yang harus Kyuhyun selesaikan. Bisa saja
itu mafia-mafia yang sedang mengejar mereka. Atau mungkin ada keluarga Kyuhyun
yang sakit..
Kenesha tersentak. Dia tidak tahu apa-apa
tentang Kyuhyun. Bahkan dia tidak pernah menceritakan siapa dirinya sebenarnya.
Yang Kenesha tahu dia hanyalah seorang Programmer yang saat ini diburu mafia. Tapi
selebih itu apa?
Kesedihan meliputi Kenesha. Memang ini
bisa dibilang salahnya yang tidak bertanya apapun tentang Kyuhyun. Dia tenggelam
dalam pesonanya, hingga mengabaikan kenyataan-kenyataan penting.
‘Aku
akan bicara padanya nanti,’ ujar Kenesha menenangkan dirinya. Mereka masih
punya waktu untuk saling bercerita tentang diri masing-masing. Menjawab dengan
jujur untuk menghilangkan kecurigaan yang mungkin saja terjadi.
Sudah pukul delapan malam dan Kyuhyun
belum juga tiba dirumah. Kenesha yang tengah duduk di meja makan melirik
pagernya setiap 5 detik sekali dengan cemas. Total 5 pesan yang dia kirim dan
belum satupun dibalas Kyuhyun. Dia mulai khawatir jika terjadi apa-apa pada
namja itu. Bagaimana kalau Kyuhyun terluka?
Kalau saja pintu keluar tidak terkunci, Kenesha
pasti sudah melompat keluar dan berlari menyusuri kota Seoul, mencari Kyuhyun
sampai dia melihat sendiri bahwa namja itu baik-baik saja. Tapi sekarang dia
hanya bisa mondar-mandir dari dapur ke kamar, mengecek apakah Kyuhyun sudah
pulang.
Baru pada pukul 9 malam pager Kenesha berbunyi
dan dia mengambilnya dengan antusias yang berlebih hingga menyebabkan kakinya
tersandung kaki meja. Namun sakit di kakinya malah tidak terasa sama sekali ketika
dia membaca pesan yang masuk.
‘Aku tidak pulang.’
Tenggorokan Kenesha tercekat. Kyuhyun hanya menuliskan ‘Aku tidak pulang’. Bukannya ‘aku tidak bisa pulang’ ataupun ‘aku terpaksa tidak pulang’ atau apapun yang bisa menyingkirkan kekecewaannya sekarang.
‘Aku tidak pulang.’ Kata-kata itu menggema di otak Kenesha.
‘Kenapa?’
‘Apa
yang terjadi?’
Ini pertama kalinya Kyuhyun tidak pulang
setelah keluar. Tidak, lebih tepatnya semenjak Kenesha pindah kesini. Hal gawat
apa yang harus dikerjakan Kyuhyun diluar hingga tidak pulang?
Air mata Kenesha merebak disudut matanya. Dia menekan dadanya yang nyeri dan dalam 3 detik air matanya tumpah.
‘Kyuhyun mencintaiku. Tidak mungkin dia menghianatiku.’ Gelombang keyakinan meredakan isak tangis Kenesha sebelum dia menyadari sesuatu—sesuatu yang fatal.
‘Tunggu, apakah Kyuhyun pernah mengucapkan dia mencintaiku?’
***
Aku
terjebak
Dalam
lukisan penuh intrik.
Kedua
tanganku menerima apimu,
Membasahi kehidupanku sejuk.
Aku
bernafas dengan apimu,
Melihat
dengan nyala yang kau beri.
Sebelum
kau membakarku
Membumi
hanguskan ketulusanku.
Tertatih
dan penuh abu,
Aku
kehilangan.
Dirimu
atau cintaku?
『From The End – 29 September 2013』

hey eonni :) udh lumayan lama sih baca ff nya eonni yg ini, walaupun reader baru sih ~ kkk. tapi ff nya keren lo eon, maaf juga baru komen disini, terlalu terhanyut akan ff nya soalnya xD inget dilanjutin ya eonni ~
BalasHapushai Yuni ^^
Hapusmakasih ya udah baca ^^
untuk lanjutan KenKyu ada rencana sih, tapi sabar yaa. soalnya ada cerita lain yang harus kejar tayang(?) hehe :)
Sampai disini saya masih terganggu dengan sapaan formal mereka. Agak kurang nyaman dibaca, melihat sikap mereka yg sudah seperti itu :) jika Ken tenggelam dlam pesona Kyu, jika Kyu terobsesi pada Ken, maka saya jatuh cinta pada ff ini :D #kgagnyambung
BalasHapuserr.. untuk masalah sapaan itu, udah aku singgung di chapter sebelumnya yaa.. harap maklum juga kalo ff ini masih banyak kekurangannya ><
HapusGg tega am Rhae :'( :'(
BalasHapusini masalah politik kah ??!
antar negara ???!
Ahh teka tekinya makin greget. Kanesha Korea Selatan apa hubungannya ahh
BalasHapusduhhh..kyuu knpe lu kagak pulang...kesian kan si ken...nungguin..php lu kyu....
BalasHapusyaampun misinya ngeri bgt...mada si ken setelahnye harus di bunuh....
keep write kak...keten dah pokoknya
Huaaaaaa hiks aku mewek bacany. Kyuhyun kenapa sih?
BalasHapusMasih belum jelas juga misinya apa.