Minggu, 29 September 2013

FANFIC : A Genius Living Next To My Hotel Room [6]

cr: @peacereva


TITLE               : A Genius Living Next To My Hotel Room [6]
Alternative title   : 핸섬 남자는 천재 (Nae Haenseom Namja neun Cheonjae)
GENRE             : Romance, AU (Alternate Universe)
RATING            : NC-21
CAST                : Cho Kyuhyun [Valgyura Vampano]
                            Kenesha Osidils

 Note from Author:

Holla everybody :D
 it's a pleasure to meet you all and to know you read this 'ugly' fanfic.  oke, ga usah banyak bacot ya authornya, jadi langsung aja~
top of all, aku cuma mau ngingetin rating ff ini yang di Chapter 6 sengaja aku light n bold karena aku mau menegaskan kalo ini FF NC-21. aku ga mau ambil resiko kalo ternyata pikiran kalian tersesat entah kemana sehabis membaca ff ini yaa. jujur aku ga pinter buat NC, makanya aku nyari dari berbagai sumber untuk bisa ngegambarin adegan NC di chapter ini. Dan walaupun ratingnya 21, aku mau menginformasikan kalo ga bakal ada adegan MS (Making Sex) baik di chapter 6 atau di chapter seterusnya. Jadi kenapa mesti ditulis NC-21? yah alasan ga pentingnya sih karena twenty nine my age *salah* karena aku pikir Kenesha dan Kyuhyun itu udah dewasa dan pasti pemikiran mereka tentang seks itu udah ga kayak anak kecil lagi. jadi bisa di pastikan ff ini akan ada kata-kata yang menurutku agak vulgar dan eksplisit.
and i would be so glad if you want to give me advises or critics to make my skill improved. Ga ada peraturan wajib komentar di blog ini. aku ga keberatan dengan silent readers, karena aku sendiri juga sider :p tapi aku akan senang kalo bisa dapat kritikan dari kalian :D
well, i dont want to interfere your impatient(?) to read this chapter, so i just want to tell you that everybody who has critics or even advises can send it by email to: mycoach.coolaz@gmail.com. 

Happy Reading! ^^


Chapter 6

Tetesan keringat..
Debaran Jantung..
Tidakkah kau tahu aku tlah gila karenamu?




Friday, June 26th
01:15 am KST.
Surprisingly the archenemy is still having no idea that I have changed all Ken’s profile. Through the fact that she already involved in this situation, Ken gets no choice to make a decision with her life (only a week until we should decide what will happen to her). Based on my closed observation, she doesn’t show any refusal and act as kind as we hope.
The chip goes well. I shall make it sure that we can defend the planning as well.
I had cracked their program 2 days ago and found an entrance slip to their administrator. I successfully got the points on what are they doing now. So far I just got that they still don’t know where I am and think that the chip is full of all the information they need. And top of all, I finally find the names that related to them in this mission. They sent at least 44 well-grounded people and about 3 organizations support them either in financial or ammunition. Here is the list of the organizations and the informations I have taken.




(Terjemahan)
Jumat, 26 Juni
01:15am KST.

Secara mengejutkan pihak musuh masih belum menyadari bahwa aku telah merubah semua data riwayat Kenesha. Meskipun faktanya dia telah terlibat dalam situasi ini, Kenesha tetap tidak memiliki pilihan untuk membuat keputusan akan hidupnya sendiri (hanya tinggal seminggu lagi sebelum kita memutuskan apa yang akan terjadi padanya). Berdasarkan pengamatanku, dia tidak menunjukkan penolakan apapun dan bertindak sebaik yang kita harapkan.
Chipnya masih baik-baik saja. Aku yakin kita dapat menjalankan rencana kita dengan baik. Aku telah meretas program mereka 2 hari yang lalu dan menemukan sebuah jalan masuk ke dalam administrator mereka. Aku berhasil mendapatkan poin-poin tentang apa yang mereka lakukan sekarang. Sejauh ini aku hanya menangkap bahwa mereka masih tidak mengetahui keberadaanku dan berpikir bahwa chip itu penuh dengan informasi yang mereka butuhkan. Mereka mengirimkan sedikitnya 44 orang berpengalaman dan 3 organisasi mendukung mereka baik dalam keuangan atau perlengkapan senjata. Berikut adalah daftar organisasi-organisasi yang terlibat serta informasi yang berhasil ku peroleh.


Kyuhyun mengirimkan laporan hariannya melalui email yang sudah dimodifikasinya sedemikian rupa sehingga laporannya tidak akan terbaca ditangan yang salah. Hingga saat ini belum pernah ada yang bisa berhasil meretas program email tersandi miliknya. Program hacking biasa tidak akan bisa mendeteksi emailnya. Tidak mungkin.
Dia selalu menggunakan akun email milik orang lain untuk menghilangkan jejaknya. Jika dilihat sekilas, monitor hanya menampilkan deretan email masuk yang semuanya berisi percakapan biasa. Tentu saja tidak ada yang akan mengetahui kalau mengetik sandi yang dibuatnya sepanjang 32 karakter di tampilan email itu, program secara otomatis teralihkan ke situs pribadi Kyuhyun yang untuk membukanya diperlukan otorisasi IP serta akan mengirimkan virus vampire bagi siapapun yang mencoba memaksa masuk tanpa adanya kecocokan identifikasi IP. Sampai saat ini belum ada satupun yang berhasil menembus barikade yang dibuatnya.
Selesai meng-upload file yang berisi nama-nama orang yang terlibat dalam misi ini, Kyuhyun melempar pandangannya ke monitor bagian atas. Dia memperhatikan beberapa orang yang tengah bersiteru diruangan sempit itu. Semua percakapan mereka berhasil Kyuhyun dengar melalui kamera pengintai disudut ruangan. Tentu saja itu mudah, mengingat dia telah meretas sistem keamanan mafia itu—bukan, bukan mafia. Lebih tepatnya agen.
“Aku tidak yakin dia masih di kota ini,”
“Aku rasa dia sudah bersembunyi,”
“Tapi kenapa kita tidak bisa menemukan jejaknya dimanapun?”
“Jelas sekali terakhir kita melihatnya wanita itu masuk ke kamar hotel dan keesokan harinya sudah tidak ada lagi,”
“Apakah itu masuk akal?”
“Aku yakin dia bersama Vamp,”
“Black Jack bilang profil wanita itu sudah di proteksi. Apakah dia intel?”
“Kalau memang begitu, wajar saja jika profilnya tidak bisa di temukan.”
“Bagaimana kalau bukan?”
“Sepertinya itu tidak mungkin. Mereka tidak akan mengambil resiko menggunakan wanita yang tidak berpengalaman sama sekali.”
“Kau benar.”
Perdebatan itu terhenti sejenak. Mereka tampaknya sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Ketika akhirnya mereka terlalu bingung untuk mengungkapkan pendapat, salah satu dari mereka berdiri dengan wajah masam.
“Intel atau bukan, kita akan mengetahuinya nanti. Prioritas kita adalah menemukan mereka—Vamp dan Kenesha. Dan yang paling penting adalah chip itu. Mereka tidak berharga sama sekali jika kita sudah menemukan chipnya..”
Otak Kyuhyun langsung merespon kata-kata itu. Hanya ada satu penjelasan yang masuk akal; jika Kyuhyun gagal, maka dia dan Kenesha sudah pasti akan dibunuh.
Ini bukan kali pertama Kyuhyun menghadapi ancaman semacam ini. Tetapi memikirkan Kenesha dalam bahaya membuatnya lebih gelisah. Rasanya seperti tangannya sendiri yang menarik pelatuk ke kepala Kenesha. Sudah pasti salahnya jika sampai Kenesha terluka. Bagaimanapun ini semua memang salahnya.



Pukul 3 pagi.
Kyuhyun berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya. Kakinya ingin sekali melangkah keatas, menuju Kenesha yang sedang tertidur. Dia ingin menyelamatkan gadis itu. Tapi bagaimana?
Dia tidak mungkin bisa memilih antara misi dan Kenesha. Tidak ada waktu. Ini semua tidak berjalan seperti apa yang direncanakannya. Dia sama sekali tidak berharap memiliki perasaan simpati terhadap yeoja itu—Kyuhyun memutuskan untuk menganggap perasaannya terhadap Kenesha hanyalah simpati sejak kejadian siang lalu, ketika Kyuhyun mencoba mencium Kenesha ditengah tidurnya.
Lagipula sudah terlambat untuk melindunginya. Kalau Kyuhyun gagal, Kenesha tetap berada dalam bahaya. Tapi kalau Kyuhyun tetap menjalankan rencananya, kemungkinan Kenesha akan terbunuh menjadi lebih besar. Dia seperti terperangkap sekarang. Enggan untuk maju dan tidak bisa untuk mundur.
‘Apa yang harus kulakukan sekarang?’ pikirnya frustasi.
Untuk pertama kalinya, Kyuhyun merasa kalut.
***


Kenesha bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya. Dia terbangun dengan perasaan tidak nyaman. Kamar ini memiliki AC yang terus menyala selama dia tidur, tapi entah kenapa tubuhnya basah dengan keringat.
Masih pukul 5:05 pagi. Alarmnya baru akan berbunyi 30 menit lagi, tetapi Kenesha sudah tak ingin berbaring. Dia mencoba bangkit dan mengambil segelas air di dekat meja disamping tempat tidur Kyuhyun.
Mendadak matanya menangkap siluet diujung ruangan.
Kenesha yang baru meneguk air langsung tersedak. Dia mengerjap-ngerjapkan mata untuk membuat penglihatannya lebih fokus diruangan berpenerangan redup ini. Ketika yakin bahwa yang duduk di kursi di seberang tempat tidur adalah Kyuhyun, Kenesha meletakkan gelasnya dan berjalan mendekati namja itu.
Mereka bertatapan dalam diam. Sensasi aneh muncul didadanya ketika dia semakin mendekati Kyuhyun—jantungnya mulai tidak normal lagi. Laki-laki ini duduk tak bergerak, menangkupkan tangan kanannya di dagu dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dibaca, tetapi dia memang sangat tampan—dan Kenesha tidak yakin dia bisa menghapus bayangan wajah ini dikepalanya dalam waktu singkat—Matanya begitu tajam, menembus relung jiwa Kenesha yang terdalam—seperti hendak akan memangsanya dengan tanpa ampun. Tetapi mata itu juga memancarkan kesenduan yang membuat Kenesha tak sanggup lari darinya. Mengikat setiap inci langkah Kenesha pada lelaki ini. Hanya padanya.
Tentu saja dia pernah jatuh cinta sebelumnya. Tapi semua cinta itu seakan tak ada bandingannya dengan perasaannya terhadap Cho Kyuhyun sekarang ini. Kyuhyun adalah sauhnya, yang menahannya untuk bergerak kemana-mana. Dan dia tidak keberatan untuk berada disisinya sampai kapanpun.
“Berhenti disitu, Kenesha.” Ucap Kyuhyun ditengah keheningan itu.
Kenesha menghentikan langkahnya secara otomatis. Tetapi dia mendekat satu langkah lagi kedepan.
“Berhenti atau kau akan berakhir sebagai mangsaku.”
Berlagak tidak mendengarkan kata-kata Kyuhyun, Kenesha tetap maju satu langkah lagi. Hanya 5 langkah tersisa sebelum akhirnya dia benar-benar berdiri dihadapan Kyuhyun.
Kyuhyun membelalakkan matanya melihat kegigihan Kenesha.
“Apakah vampire memang sebaik itu? Memperingatkan mangsa-mangsanya untuk berhati-hati?”
“Apa kau tidak pernah memikirkan keselamatan dirimu?”
“Akan kujawab setelah aku bisa menyentuhmu,”
Kenesha bergerak satu langkah lagi, melenyapkan jarak diantara mereka. Dia mengulurkan tangannya perlahan-lahan ke wajah Kyuhyun yang masih memperhatikan dirinya dengan penuh perhatian.
“Tentu saja aku selalu memikirkan keselamatan diriku, sebelum aku bertemu dirimu. Tapi sekarang aku lebih memikirkanmu, Kyuhyun-ssi..”
Dengan gerakan mendadak, Kyuhyun bangun dan menatap Kenesha dengan wajah mengeras. “Tapi bagaimana kalau kau terluka? Terluka karena aku?” suaranya meninggi diujung kalimat.
“Kalau itu bisa menyelamatkanmu—”
“Bukan. Bukan seperti ini seharusnya, Kenesha-ssi. Kau salah. Kau seharusnya mementingkan dirimu sendiri.” Ujarnya menggeleng lemah.
“Kalau pilihannya adalah menyelamatkanmu atau menyakitimu, aku akan tetap menyelamatkanmu, Kyuhyun-ssi. Apapun yang terjadi.” Jawab Kenesha teguh.
Kyuhyun menghela nafas dan menggenggam tangan Kenesha yang kini mengeluarkan kehangatan dipipinya. “Ternyata kau sangat keras kepala ya?” sindirnya sambil tersenyum. Wajahnya kini sudah melembut, dan tatapannya memancarkan keramahan yang secara terlambat disadari Kenesha telah berganti menjadi kilatan kemenangan.
Tanpa perlu bersusah payah, Kyuhyun menyentakkan tubuh Kenesha hingga duduk diatas meja di hadapannya. Tentu saja Kenesha menatapnya kebingungan ketika Kyuhyun menunduk dan memajukan wajahnya lebih dekat ke arahnya. Kyuhyun bahkan menumpukan kedua telapak tangannya disisi kanan dan kiri Kenesha, mengunci tubuhnya agar tidak bisa bergerak kemanapun.
Senyum Kyuhyun yang menunjukkan ke-evil-an itu kini terkembang di wajah tampannya, menguras habis seluruh tenaga Kenesha untuk memacu detak jantungnya yang kini berdetak dengan liar. Berulang kali dia meyakinkan dirinya bahwa ini hanya mimpi. Tapi gagal total ketika dia bisa merasakan sapuan nafas Kyuhyun yang semakin dekat.
Kenesha menelan salivanya dengan gugup. Dia tidak berani memandang Kyuhyun dan terus saja melihat kearah lain, berusaha menjernihkan pikirannya yang sudah mulai mogok bekerja.
“Apa yang kau rasakan sekarang, Kenesha-ssi?” tanya Kyuhyun tiba-tiba, masih dengan wajah evilnya.
“Gugup.” Jawab Kenesha jujur. Apa lagi yang bisa dia ucapkan selain kejujuran?
“Begitukah? Apa kau juga berdebar-debar?”
Kenesha tidak menjawab. Dia memutuskan untuk diam saja. Lagipula Kyuhyun pasti sudah tahu bagaimana jantungnya seakan menari sekarang, mengingat nada suaranya yang menyiratkan ejekan.
Jemari Kyuhyun menyentuh pergelangan tangan Kenesha dengan perlahan, membangkitkan bulu roma sekaligus menimbulkan sensasi terbakar dipermukaan kulitnya.
“Apa kau suka aku menyentuhmu?” bisik Kyuhyun berbahaya.
‘YA, AKU SUKA!’ teriak Kenesha dalam hati. Tapi dia malah menjawab kebalikannya. “Tidak.”
“Benarkah? Kalau begitu kenapa kau tidak menghentikannya?”
Jari-jari Kyuhyun yang panjang terus merayap naik, menggoreskan percikan-percikan api kasat mata di lengannya. Dan Kenesha bahkan tidak bisa menghentikan itu. Otaknya terlalu sibuk untuk berpikir—hal yang sia-sia.
Telapak tangan Kyuhyun kini tiba di leher Kenesha sementara ibu jarinya menyentuh pipi Kenesha dengan perlahan, menimbulkan efek yang lebih mengerikan lagi bagi jantungnya.
“Kau tidak terlalu suka memakai make-up ya?”
Kenesha mengangakat alisnya tinggi kemudian mengulum bibirnya sebelum akhirnya menjawab, “aku malas menggunakan make-up kalau tidak terpaksa. Aku sebenarnya tidak begitu ahli.”
“Tapi aku lebih suka begini. Kulitmu masih alami tanpa make-up dan.. merona karena sentuhanku.”
Tidak hanya merona, wajah Kenesha kini menjadi lebih hangat—atau terbakar, yang manapun sama saja. Dia tidak bisa membuka mulutnya bahkan untuk menyangkal atau mengiyakan ucapan Kyuhyun. Benaknya sudah dipenuhi Cho Kyuhyun. Dan bibirnya yang hanya beberapa senti dari wajah Kenesha membuatnya sulit bernafas.
Jari-jari Kyuhyun menyusuri tulang pipi Kenesha sementara mereka saling bertatapan dalam diam. Keheningan yang membuncah, percikan api yang membakar wajah Kenesha, bibirnya yang menggoda..
Dia sudah kalah.

“Jebal..” gumam Kenesha ditengah kebisuan itu.
“Jebal apa, Kenesha-ssi?” tanya Kyuhyun berupa bisikan yang sarat kebingungan.
Kyuhyun menghentikan gerakannya dipipi Kenesha dan menatap gadis itu dengan sedikit keterkejutan ketika menyadari jawaban dari pertanyaannya.

Hanya 3 detik. Butuh 3 detik bagi Cho Kyuhyun untuk mencerna kata-kata Kenesha dan apa yang dia inginkan.
Dengan satu gerakan mudah Kyuhyun menarik wajah Kenesha. Bibirnya dengan cepat menemukan bibir Kenesha. Kyuhyun meraih wajah gadis itu dengan sebelah tangan, sementara dia menarik punggung Kenesha untuk berdiri, mendekat padanya—menyatu dengannya.

***

Baru saja Kyuhyun tiba di kamarnya, memilih untuk duduk di kursi diseberang tempat tidur, dimana Kenesha terlihat gelisah dalam tidurnya. Dia sudah memutuskan apa yang harus dia lakukan. Gadis ini hanya mangsanya. Memang begitu seharusnya. Kyuhyun tidak boleh salah memprioritaskan hal yang penting sekarang ini. Bagaimana mungkin nasib Korea Selatan bisa ditukar demi nyawa seorang gadis? Tidak perlu 2 orang jenius untuk menjawab hal ini; Kyuhyun sendiri menyadarinya. Itu tidak sepadan.
Jadi yang harus dia lakukan sekarang adalah meneruskan misi. Walaupun dia sendiri masih bingung dengan apa yang dirasakannya terhadap Kenesha, Kyuhyun tetap tidak boleh mengabaikan tugasnya. Misinya kali ini benar-benar amat sangat penting. Dia harus fokus.
Kyuhyun hanya tinggal membuat Kenesha bersedia melakukan apapun demi dirinya, termasuk mengorbankan dirinya sendiri. Lalu dia akan menyelesaikan misinya. Ini semua memang rencananya sejak awal. Tapi kenapa sekarang terdengar begitu tidak masuk akal? Bagaimana mungkin dia meminta Kenesha melakukan hal itu?
‘Tidak. Pengorbanan Kenesha akan berarti banyak. Dia akan menyelamatkan sebuah Negara. Bukankah itu lebih dari cukup?’
Ditengah-tengah perdebatan internalnya, Kenesha terbangun dan menyadari bahwa Kyuhyun berada di kamar ini. Kyuhyun memperhatikan dengan waspada bagaimana Kenesha mengucapkan kata demi kata yang ditunggunya. Benar-benar berjalan dengan mudah.
Tapi kenapa rasanya sedikit sakit?
Berulang kali Kyuhyun mengingatkan dirinya bahwa Kenesha hanyalah ‘boneka’nya. Yeoja ini ‘mangsa’nya. Berulang kali dia membisikkan hal itu pada dirinya ketika tangannya mulai menyentuh Kenesha. Tadinya dia hanya ingin membuat gadis ini semakin bersedia berkorban. Dia hanya ingin memastikannya.
Sejauh ini tidak ada yang salah dan melenceng dari skenario yang telah dibuatnya. Wajah Kenesha yang memerah ini bukti nyata. Kyuhyun sebenarnya tidak bercanda ketika mengatakan dia menyukai wajah Kenesha tanpa make-up. Tapi dia berupaya menganggap itu juga hanyalah dialog yang sudah terencana. Sekali lagi dia harus meyakinkan dirinya ini semua hanya skenario.
Ketika mereka berpandangan dalam diam, tatapan jernih Kenesha membuatnya kewalahan. Bagai hendak merobohkan semua pertahanannya satu persatu, meninggalkan kewarasannya, melupakan misinya.
‘Kenesha hanyalah mangsa.’ Batinnya gelisah. Dia sendiri tahu perasaannya ini tidak bisa lagi disebut sebagai simpati semata. Dan alih-alih mangsa, Kyuhyun mencoba memikirkan Kenesha sebagai ‘adik’nya. Tentu saja itu gagal. Sebab Kyuhyun tidak pernah merasakan bagaimana rasanya punya adik sungguhan. Dia anak tunggal.
Jadi dia harus menganggap Kenesha sebagai siapa sekarang?
Dan seolah berusaha mematahkan setiap keraguan Kyuhyun, Kenesha mengucapkan kata kuncinya..

Dia pasti sudah gila.

Kyuhyun merasakan bibir Kenesha yang lembut terdiam tanpa perlawanan. Dia tidak bisa berpikir sekarang. Dia tidak mau.
Dia memiringkan wajahnya sedikit untuk bisa menguasai bibir itu—bibir yang selalu digodanya setiap hari. Dengan cepat jari-jari Kyuhyun beralih ke tengkuk Kenesha, menariknya lebih dekat, membuang jarak sekecil apapun. Dia tidak bisa menghentikannya sekarang. Pikirannya macet total.
Kyuhyun menyapukan bibirnya berulang kali diatas bibir Kenesha lalu mengulumnya lembut, menciptakan decapan yang tidak akan bisa dilupakannya seumur hidup. Diremasnya rambut Kenesha dengan penuh hasrat. Kyuhyun menggeram ketika merasakan deru nafas Kenesha yang tersengal-sengal mencari udara disela-sela bibir mereka yang menyatu. Dan hal itu malah membuat Kyuhyun mempererat pelukannya. Entah kenapa mendengar desahan Kenesha malah membuat gairahnya semakin menjadi-jadi.
Kenesha tidak membalas satupun dari ciuman ini. Ternyata benar bahwa dia sama sekali belum pernah berciuman. Kyuhyun mengerang senang mengetahui kenyataan ini. Dia semakin merasa memiliki otoritas terhadap yeoja polos yang bahkan tidak berusaha untuk menghentikannya.
Sesuatu didalam hatinya meledak dan dia tidak bisa mundur lagi. Bagaimana mungkin sebuah ciuman mengubah segalanya? Ironis sekali. Cho Kyuhyun, yang tidak pernah kesulitan mendapatkan gadis manapun yang ia inginkan, kini tertunduk kalah oleh sebuah ciuman pasif. Lebih ironis lagi, Kyuhyun menyadari; mungkin ini ciuman terakhirnya dengan Kenesha, sebelum dia sendiri yang akan mengantarkan Kenesha ke akhir hidupnya.
Kyuhyun menghentikan ciumannya dan membuka matanya. Dia melihat Kenesha yang masih memejamkan mata sambil terengah-engah kehabisan nafas. Dengan susah payah Kyuhyun menguasai lagi akalnya—menekan nafsunya dalam-dalam—dan memperhatikan setiap senti wajah Kenesha dari dekat. Dia bisa melihat bulu mata yang berjejer rapi, membingkai kelopak mata Kenesha dengan indah. Hidung dan pipi gadis ini bersih dari jerawat, menunjukkan betapa kulitnya masih alami. Dahinya yang telanjang tanpa poni, menetesi keringat yang muncul akibat aktifitas mereka. Bibirnya—bibir itu milik Cho Kyuhyun sekarang—membuka sedikit, berusaha memasukkan udara sebanyak-banyaknya.
Dan Kyuhyun melumat bibir itu lagi.
Ciuman kali ini lebih singkat tetapi lebih dalam. Kyuhyun menarik bibir bawah Kenesha dengan lembut, menyisakan degupan liar di masing-masing jantung mereka. Meskipun Kenesha tidak membalasnya, gadis ini tetap diam saja, hanya berusaha mencari oksigen diantara ciuman mereka yang dalam itu. Kyuhyun sendiri merasa tidak menginginkan oksigen—tidak kalau itu berarti harus memisahkannya dari Kenesha, dia rela menggantikan oksigen dengan bibir lembut Kenesha. Ini adalah detik-detik dimana perasaannya bergerak melewati akalnya.
Kyuhyun menggeram lagi ketika dia merasakan Kenesha mencengkeram kerah kemejanya. Dia berusaha untuk bersikap lembut karena ini ciuman pertama gadis itu. Tapi dia tidak bisa. Sementara bibirnya terus mengalah dengan sengaja, menciptakan semacam aba-aba untuk melakukan apa saja pada Kenesha.
Dengan sedikit menyesal Kyuhyun menyadari bahwa dia telah mengabaikan tugasnya. Dan dia telah menukar Korea Selatan demi Kenesha—demi sebuah ciuman manis. Pikirannya kini mulai terbelah dua, khawatir dengan apa yang terjadi selanjutnya dan juga bersemangat ketika mendapati tangan Kenesha menyentuh lehernya.
‘Gadis ini benar-benar tidak mengerti bahaya,’ raung Kyuhyun dalam hati. Dia berusaha menahannya—bagaimana mungkin Kenesha tidak menyadari bahwa tempat tidur hanya beberapa meter jauhnya dari mereka?
Kyuhyun menarik kepalanya menjauh dari Kenesha. Memutuskan untuk menghentikan ciumannya sebelum Kenesha membiru kehabisan nafas dan sebelum dia kelepasan terlalu jauh—
 ‘Tempat tidur sialan itu!’ batinnya frustasi.
Mereka berdua tersengal-sengal kehabisan nafas—walau sepertinya hanya Kenesha yang terlihat kepayahan.
“Demi Tuhan, Kenesha-ssi. Ini benar-benar pertama kalinya kau berciuman, ya?” godanya bersemangat.
Dia bisa melihat wajah Kenesha yang perlahan bersemu, membuang tatapannya ke lantai dan menolak menjawab. Tentu saja Kyuhyun tidak butuh jawaban. Dia bisa merasakannya.
“Sudah kubilang, bibirmu memang ditakdirkan untukku. Yah, walaupun kau masih butuh latihan untuk bisa membalas ciumanku. Dan aku tidak keberatan mengajarimu..” suara Kyuhyun mengabur berupa bisikan sensual diakhir kalimatnya.
Kyuhyun memperhatikan bagaimana ekspresi Kenesha berubah begitu cepat dan dia menikmatinya. Dengan masih berupaya menarik nafas, wajah yang merona merah jambu, dan keringat yang bergerak turun di pelipisnya.. ingin sekali Kyuhyun mendorongnya paksa ke tempat tidur itu. Merasakan kehangatan Kenesha dalam pelukannya, mendengar desah nafasnya yang membuat Kyuhyun gila, tenggelam dalam mata jernih itu..
Tidak. Dia tidak boleh.
Direngkuhnya tubuh gadis itu dengan sebelah tangan—bahkan mengabaikan keterkejutan yang terpapar jelas di wajah Kenesha. Dia memeluk Kenesha dengan erat, seakan takut berpisah darinya. Dan dia benar-benar tidak ingin itu terjadi. Kyuhyun menghirup puncak kepala Kenesha yang samar-samar masih mengeluarkan wangi stroberi. Dia tidak bisa menghentikan pikirannya yang semakin tidak bisa dikontrol. Ciuman tadi sudah sangat membuatnya kelimpungan menghadapi betapa bahayanya kepolosan yeoja ini. Ironis sekali.
Kenapa butuh usaha yang begitu besar untuk tetap mempertahankan akal sehatnya sekarang?
“Bagaimana kalau aku tidak membiarkanmu lari dariku?” gumamnya ditelinga Kenesha.
Kenesha membalas pelukan Kyuhyun dengan kedua tangannya sebelum akhirnya berkata, “Salah. Karena aku yang tidak ingin lari kemana-mana tanpamu.” Ralatnya.
Kyuhyun berusaha bahkan dua kali lebih keras untuk menjaga akal sehatnya masih bersamanya. Dia mencium kening Kenesha yang sudah tidak terlalu berkeringat dengan perlahan.
“Tapi sekarang aku akan membiarkanmu lari ke kamar mandi sementara aku tidur. Selebih itu, kau tidak boleh kemana-mana. Araji?” bisiknya manis, berdoa dalam hati bahwa Kenesha akan menurutinya. Dia perlu waktu untuk beristirahat dari semuanya.
Kenesha mengangguk setuju didadanya. Kemudian melenggang masuk ke kamar mandi, meninggalkan Kyuhyun yang gusar. Detik itu juga monster dalam dirinya berteriak tak merelakan Kenesha pergi selangkahpun  darinya. Tapi ketika dia mendengar suara pintu kamar mandi yang tertutup, Kyuhyun segera menuju kasur, merebahkan tubuhnya dan dengan paksa memejamkan mata.
Celakanya yang bisa dilihat dalam kepalanya hanyalah Kenesha.
‘Sial.’ Pikirnya putus asa. Sudah pasti Kenesha akan ada didalam mimpinya juga.

***


Kenesha sedang berada di tempat bahagianya. Ya, dia sangat bahagia sampai rasanya kakinya melayang. Bahkan dia tidak yakin gravitasi bumi mampu menahannya lagi sekarang. Terlalu menyenangkan. Terlalu banyak kadar cinta yang masuk dalam tubuhnya. Ciuman pertamanya dengan Cho Kyuhyun.
Dia harus menjaga langkahnya untuk terus bergerak maju, menjauhi pintu sebelum dia bisa menghambur keluar dan memeluk Cho Kyuhyun tanpa sudi melepaskannya.
‘Berhentilah bersikap berlebihan, Ken!’ batinnya percuma. Dia berjalan menuju westafel, memutar kerannya dan terkejut melihat pantulan wajahnya di cermin.
‘Astaga. Aku terlihat parah sekali,’ erang Kenesha begitu mendapati rambutnya yang kusut masai, mencuat ke berbagai arah. Bagaimana mungkin Kyuhyun melihatnya berpenampilan seperti ini? Tapi dia menduga bahwa Kyuhyun-lah yang harus disalahkan. Tangannya pasti mengacak-acak rambut Kenesha tadi.
Tadi ketika Kyuhyun menciumnya.
Kenesha menatap bibirnya lewat cermin itu. Tiba-tiba dia merasakan dunia lebih gemerlap. Apakah ini karena sinar matahari yang menyusup melewati celah-celah ventilasi? Kenesha pikir bukan begitu. Dia memperhatikan bahwa wajahnya berseri-seri, matanya berbinar dan bibirnya membentuk lengkungan indah—tersenyum ketika dia tenggelam dalam ingatan beberapa saat lalu.

Kenesha kalah. Dia sudah kalah dari pesona Cho Kyuhyun yang sangat dahsyat. Percikan api yang menari-nari di wajahnya meledak ketika Kyuhyun menekan bibirnya diatas bibir Kenesha.
‘OH!’ pikirnya bisu. Dia seperti kehilangan tenaga ketika Kyuhyun menarik punggungnya lebih erat. Tangan Kyuhyun yang menyusup ke rambutnya, meremasnya hingga membuat ciumannya menjadi lebih mengesankan.
Tidak ada yang tidak mengesankan dari Cho Kyuhyun.
Bibirnya yang menjilati bibir Kenesha dengan tanpa ampun, menggemakan bunyi yang keluar dari ciuman itu—berdecap memenuhi indra pendengaran Kenesha, membuatnya lupa akan segalanya. Lagipula apa itu penting? Cho Kyuhyun dan ciumannya adalah segalanya sekarang. Kenapa dia harus berpikir? Belum lagi aroma tubuhnya yang membuat Kenesha melayang. Dia bahkan tidak bisa memutuskan mana yang berpengaruh lebih banyakbibir Kyuhyun atau aromanya.
Dia menikmati setiap sentuhan itu dan mematrinya dalam otaknya. Dia selalu bertanya-tanya bagaimana rasanya ciuman Kyuhyun dan sekarang dia tahu kenapa namja ini bisa menjadi seorang Casanova. Dia sangat hebat. Bibirnya seperti tahu bergerak kemana, bahkan di ruangan yang bisa dibilang redup sementara Kenesha hanya bisa diam. Sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi Kyuhyun sepertinya tidak mempersoalkan hal itu. dia memberi Kenesha apa yang dibutuhkannyaitu sudah cukup.
Dan Kenesha merutuki kenyataan. Kenapa dia harus bernafas sekarang? Dia tidak ingin merusak momen indahnya hanya untuk menarik oksigen masuk ke paru-parunya. Dia hanya ingin Kyuhyun!
Tapi bahkan tubuhnya menghianati dirinyasecara otomatis Kenesha terengah-engah mencari udara diantara bibir Kyuhyun yang begitu rapat dengan bibirnya. Kyuhyun mengerang dan dengan paksa mendekapnya lebih dalam, membuat Kenesha sedikit pusingefek dari kekurangan oksigen.
Kenesha berteriak memprotes dalam hati ketika Kyuhyun menghentikan ciumannya. Dia berharap Kyuhyun tidak akan melepaskannya. Tidak pernah.
Namun ketika Kyuhyun mulai memagut bibirnya lagi, Kenesha bisa merasakan gelombang ledakan dua kali lebih besar meledak didalam tubuhnya. Hancur menjadi berkeping-keping, tidak menyisakan apapun selain api yang terus membakarnya dari dalam. Menyesakkan hingga rasanya dia tidak mau waktu berjalan, hanya ada mereka berdua. Kenesha dan Kyuhyun.
Dia menangkap gairah dalam ciuman Kyuhyun, dan tiba-tiba saja tangannya bergerak sendirimenemukan kerah kemeja Kyuhyun yang segera di cengkeramnya kuat-kuat. Lalu dia merasakan Kyuhyun menggeram dan menyentakkan ciumannya lebih dalam, membuat tangannya menjelajahi leher Kyuhyun yang putih itu.
Kepala Kenesha berputar-putar sekarang. Dia telah mengabaikan kebutuhan akan oksigen di paru-parunya selama...entahlah, dia tidak bisa menghitung berapa lama. Yang dia tahu hanyalah Kyuhyun yang sedang memeluknya, memainkan tangannya dirambutnya, mencium bibirnya dengan begitu bersemangat, menyingkirkan akal sehatnya. Membuat jantungnya berirama. Dan iramanya hanya menggumamkan nama Cho Kyuhyun..
Samar-samar dia menyadari ada yang mencoba meneriakkan peringatan dikepalanya. Namun hanya berdering lemah, tak mampu mengalahkan ciuman Kyuhyun yang memabukkan. Dia tidak peduli apapun itu. Tentu saja dia tidak lupa bahwa mereka berciuman dikamar tidur. Tapi siapa yang akan sanggup menghentikan Kyuhyun sekarang? Jelas dia tidak sudi.
Kyuhyun menarik wajahnya menjauh, memberikan kesempatan bagi Kenesha untuk terlihat gagapkehabisan nafas seperti orang bodoh. Dan, ya ampun, bagaimana mungkin Kyuhyun terlihat dua kali lebih menggoda sekarang?
“Demi Tuhan, Kenesha-ssi. Ini benar-benar pertama kalinya kau berciuman, ya?” Kyuhyun menggodanya. Membuat Kenesha harus menggigit lidahnya agar dia tidak kelepasan dan meminta Kyuhyun menciumnya lagi


Kenesha menggigit bibirnya dan samar-samar dia bisa merasakan sedikit manis dan asam tetapi pahit—seperti wine. Dia tersenyum kecil. Itu bukan sesuatu yang baru, Kyuhyun memang selalu menyempatkan diri untuk menenggak wine kesukaannya setiap malam, ketika Kenesha tertidur—tentu saja. Dan dia menyadari ciuman pertamanya terasa seperti wine. Menakjubkan, memabukkan dan manis.
Setelah mencuci muka dan menggosok giginya, Kenesha mengaduk kopernya dan menemukan body scrub—ekstrak stroberi. Dia menghabiskan sedikit lebih lama di kamar mandi untuk melakukan treatmen yang dulu sering dilakukannya di rumahnya sendiri. Lulur, masker, keramas, kondisioner, dan terakhir body butter. Dia mengerjakannya dengan perlahan, tidak terganggu dengan sinar matahari yang merayap masuk, membanjiri seluruh ruangan dengan cahaya yang menyilaukan.
Kenesha paling suka saat-saat berendam didalam bathub ini, terlebih ketika pagi hari. Karena dia bisa merasakan hangatnya matahari dan melihat gradasi warna yang ditimbulkan celah-celah ventilasi yang mengagumkan. Kamar mandi ini seakan terperangkap dalam pelangi. Memesona dari setiap sudut. Dia tidak tahu bagaimana Kyuhyun memiliki ide seperti ini, begitu sempurna.
Kyuhyunnya.
Selesai treatmen yang cukup lama, Kenesha keluar dengan pakaian lengkap. Dia memutuskan untuk menyiapkan sarapan pagi didapur sebelum langkahnya terhenti di pinggir tempat tidur. Kyuhyun sedang terlelap tapi kelihatan gusar. Sudut-sudut mulutnya bergerak sedikit dan keningnya bertaut.
‘Apa yang sedang diimpikannya?’ batin Kenesha penasaran. Namun pertanyaan itu terjawab ketika Kyuhyun menggumamkan sesuatu dalam tidurnya.
“Jangan, Ken..” ucapnya parau lalu mengerang.
Kenesha menahan nafasnya dan bergerak mundur dengan perlahan. Jantungnya sudah berdegup tak menentu. Wajahnya menghangat dalam sekejap, dia yakin warnanya seperti kepiting rebus sekarang.
Astaga. Cho Kyuhyun memimpikannya.
Dan seseorang yang ingin merangkak naik ke atas tempat tidur itu sekarang juga adalah Kenesha.
‘Oh tidak. Tidak. Tidak.’ Dia bukan gadis seperti itu. ‘Tidak!’ teriaknya dalam hati, berusaha menggoreskan setiap peringatan di setiap organ tubuhnya sambil berlari keluar menuju dapur.

***


Kyuhyun terbangun dan langsung turun ke dapur tanpa bersusah payah mencuci wajahnya. Dia melirik Bvlgari-nya yang menunjukkan pukul 9:15 pagi—menghabiskan 3 jam lebih untuk tidur.
‘Aneh sekali,’ pikirnya heran. ‘Kenapa belakangan ini aku selalu tidur lebih lama?’
Ketika melewati koridor lantai dua, dia melirik ke pintu kaca ruang kerjanya dan terdiam memandang pantulan dirinya. Wajahnya terlihat kusut dan berantakan meskipun dia baru tertidur 3 jam lebih. Tentu saja dia tidak bisa tertidur dengan nyaman jika Kenesha terus menganggunya didalam mimpi.
Sambil mendesah penuh lelah, Kyuhyun berjalan turun ke lantai terbawah, memasuki pintu dapur dan melihat Kenesha yang sedang membersihkan perabotan dengan apron terikat manis di tubuhnya tanpa sadar Kyuhyun tengah memperhatikan dirinya dari belakang.
Rambutnya menjuntai turun melewati pundak, agak lembab dan menimbulkan gangguan pada jantung Kyuhyun. Pundaknya yang kecil bergerak dengan perlahan ketika dia menggosok peralatan dapur dengan kain lap di tangannya.
Kyuhyun tidak sabar melihat wajahnya—senyumnya.
“Selamat pagi,” sapa Kyuhyun dari ujung ruangan.
Kenesha menoleh dan langsung tersenyum. “Selamat pagi. Tidurmu nyenyak?” tanyanya sedikit gugup. Kenapa dia harus gugup?
‘Pasti karena ciuman itu,’ tebak Kyuhyun. Dan dia langsung menyesali pikirannya sendiri yang kini malah membawa pandangannya turun ke bibir Kenesha.
'Ah,' desahnya pilu ketika dia terpaksa harus menelan keinginannya untuk mengajari semua hal kepada Kenesha. Dia menghentikan godaan itu dan berjalan mendekati Kenesha yang mulai menyiapkan secangkir kopi untuk Kyuhyun diatas meja. Setelah akhirnya dia berdiri disebelah Kenesha, Kyuhyun mengernyit ketika mencium aroma stroberi yang kuat menguar dari tubuh Kenesha. Bagai dihujam seribu pukulan, Kyuhyun menggigit bibirnya kuat-kuat.
‘Sial.’
Nafasnya menderu lebih cepat, ketika gerakan Kenesha disebelahnya malah membuat aroma stroberi itu memenuhi penciuman, kepala, detak jantungnya, semuanya.
“Dasar strawberry girl.” Ucapnya pelan.
“Mwo?”
“Aniya, aku.. sepertinya mau mandi dulu.” Jawab Kyuhyun yang segera menghilang bahkan sebelum Kenesha bisa bertanya apapun.
Berapa lama lagi dia harus tersiksa seperti ini?





Pukul 11:30am KST.
Kyuhyun memandang layar monitornya tak percaya. Ini balasan dari laporannya subuh tadi. Sebuah surat perintah.

Friday, June 26th
11:15 am KST.
--Letter of Instruction--
After reading your last report, I shall give you a confirmation as a command that you should do obediently. I strongly warn you that the agents of North Korea made a fastmoving by killed Park Han Byul from Analysis Division, today at 9:35 am near Han River. They went for nothing because we assumed Han Byul didn’t say anything about this mission.
I give you only 2 days to complete this mission with no failure. You should make sure you will do it successfully and I allow you to use every alternative method in case to make it easier but as you remember, finish it clearly with no trace in line of our protocol.
We already made a final decision about the girl by observation you gave. We considerately think that she cannot be granted to keep this mission confidentially. You must get rid of her after the mission has finished.  
All agents are ready in their post on June 28, at 3 pm and waiting for your directions.
All the alteration must be under my approval.
Please make sure that the chips are still undamaged. I believe you will do the best for this mission.
Note: Your meeting with Cho Hong Nam is changed to 12:00pm .

Vice-chairman of Central of Intelligence Command (CIC),
Lee Joon Ha



(Terjemahan):
Jumat, 26 Juni
11:15am KST.
--Surat Perintah—

Setelah membaca laporan terakhirmu, aku akan mengkonfirmasikan sebuah perintah yang harus kau patuhi. Aku betul-betul mengingatkanmu bahwa agen-agen Korea Utara sudah bergerak cepat dengan dibunuhnya Park Han Byul dari divisi analisis, hari ini pukul 09:35am didekat sungai Han. Mereka tidak mendapatkan apapun karena kami berasumsi Han Byul tidak mengatakan sesuatu mengenai misi ini.
Aku memberimu dua hari penuh untuk menyelesaikan misi ini tanpa adanya kegagalan. Kau harus memastikan semuanya berjalan dengan sukses dan aku memberimu izin untuk menggunakan segala metode alternatif untuk membuat misi ini lebih mudah bagimu. Tapi ku ingatkan, selesaikan dengan bersih dan tanpa jejak sebagaimana protokol kita.
Kami telah membuat keputusan akhir mengenai gadis sehubungan dengan observasi yang kau berikan. Dengan penuh pertimbangan kami berpendapat bahwa dia tidak bisa dipercaya untuk menjaga misi ini secara rahasia. Kau harus membereskannya setelah misi selesai.
Semua agen akan bersiap di pos mereka pada 28 Juni pukul 3 sore dan menunggu arahan darimu.
Semua perubahan harus berdasarkan persetujuanku.
Tolong pastikan chipnya masih utuh. Aku yakin kau akan melakukan yang terbaik untuk misi.

Note: Rapatmu dengan Cho Hong Nam dirubah menjadi pukul 12 siang ini.

Wakil Pusat Komando Intelijen/Central Intelligence Command (CIC),

Lee Joon Ha


Kyuhyun membacanya dengan cepat. Namun hanya beberapa informasi yang berhasil singgah dikepalanya.
Park Han Byul tewas. Pukul 9:35 am.. pagi ini, ketika kepala Kyuhyun dipenuhi oleh Kenesha.
Park Han Byul dari divisi analisis. Dia pernah berada satu tim dengannya ketika Kyuhyun ditugaskan di divisi itu. Dia orang yang menyenangkan dan selalu bercanda dengannya.. Bagaimana itu bisa terjadi?
Mendadak tubuhnya beku ketika membaca ulang surat perintah itu untuk yang kedua kali dan sekejap dia melupakan Park Han Byul.
You must get rid of her after the mission has finished—dia harus membereskan Kenesha jika misinya telah selesai.
‘Apa-apaan ini?!’ raungnya tidak terima.
Dia sudah memberikan laporan yang menunjukkan bahwa Kenesha tidak melawan sama sekali dan seharusnya mereka mengobservasinya lebih lanjut, menunggu informasi Kyuhyun yang menyatakan kalau Kenesha harus ditindaklanjuti.
‘Bagaimana mungkin mereka memutuskan begitu cepat?!’ pertanyaannya kali ini diwarnai kemarahan. Rasanya dia ingin sekali pergi ke markas CIC dan melayangkan ketidaksetujuannya mengorbankan hidup Kenesha seperti itu. Kalau saja protocol mereka tidak melarang agen yang bertugas untuk keluar masuk markas, Kyuhyun akan ada pergi saat ini juga.

Apapun yang terjadi, dia harus menolaknya.
‘Dan pertemuannya dirubah dalam 30 menit lagi? Sial.’ Batinnya kesal. Pikirannya sekarang berpusar-pusar antara kematian Han Byul, hidup Kenesha dan keengganannya bertemu ayahnya. Ditambah lagi dia harus menyelesaikan semuanya dalam 2 hari.
‘Aku bisa gila.’ Geramnya putus asa.
Kyuhyun bergegas ke kamar, mencari jas dan meraih tabletnya yang telah terkoneksi otomatis dengan komputer diruang kerja. Kemudian dia menyempatkan untuk turun ke dapur untuk mencari Kenesha.
Dia menemukan siluet Kenesha sedang duduk di bench konter bar sambil membaca majalah yang Kyuhyun belikan untuknya 2 hari lalu, ketika dia keluar untuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan. Kyuhyun memperhatikannya sejenak, mengukir bayang Kenesha di otaknya sedikit lebih lama sebelum akhirnya meraih yeoja itu kepelukannya secara paksa.
Kenesha terkejut saat Kyuhyun tiba-tiba memeluknya tapi dia sama sekali tidak memberontak. Dia menjatuhkan majalah yang dipegangnya dan balas memeluk Kyuhyun.
Relakah dia melepaskannya?
Kyuhyun menikmati setiap aroma yang menggodanya habis-habisan—stroberi dan stroberi. Dia menghirup stroberi di rambut Kenesha hingga turun ke leher. Rasanya memabukkan tetapi menyenangkan. Seperti ketika dia mengisi lambungnya dengan wine kesukaannya—tidak lagi, aroma Kenesha lebih baik—jauh lebih baik daripada wine saat ini.
Setelah berhasil memenuhi paru-parunya dengan stroberi, Kyuhyun melepaskan pelukannya dan memandang wajah Kenesha dengan seksama.
Wajah yang polos tak berdaya. Layaknya mangsa.
“Aku akan pergi sebentar. Ada sesuatu yang penting yang harus kuurus,” ujar Kyuhyun cepat.
Kenesha mengangguk mengerti. “Apa kau akan makan siang dirumah?”
“Sepertinya tidak, Kenesha-ssi. Kau makan saja duluan.”
“Bagaimana dengan makan malam?”
Kyuhyun memperhatikan matanya yang memancarkan permohonan, membuatnya tak tega. “Akan kuusahakan pulang secepat mungkin.” Jawabnya berkelit.
“Kau harus makan dirumah, aku akan menyiapkan pasta kesukaanmu.”
Kyuhyun tersenyum dan menjawab “Ya”, mencium pipi Kenesha lalu buru-buru keluar.


Jika protesnya tidak didengarkan, dia harus mengancam.
***

Kenesha merebahkan dirinya di sofa dengan tidak bersemangat. Dia baru saja selesai makan siang—ramyeon pedas yang disuapinya ke mulut tanpa minat. Sudah pukul 3 dan Kyuhyun belum pulang. Kelihatannya masalahnya sedang gawat sekali
Dia ingat Kyuhyun hanya sempat menelan sebuah sandwich sarapan pagi tadi. Kyuhyun baru turun dari kamar pada pukul 11:15, —‘menghabiskan satu jam setengah dikamar mandi!’ — dan baru sempat menggigit sandwich pertamanya sebelum handponenya membunyikan pesan masuk dan Kyuhyun buru-buru naik ke lantai dua.
Kenesha yang sudah selesai sarapan langsung membereskan piringnya dan menyisakan beberapa potong sandwich untuk Kyuhyun saat dia turun nanti. Tetapi bahkan melirik ke atas meja saja pun dia tidak sempat. Kyuhyun hanya memeluk Kenesha dan mengatakan dia harus keluar. Apa yang membuatnya begitu tergesa-gesa?
Tapi Kenesha tidak menemukan kepanikan di wajah Kyuhyun, dia malah melihat kilatan dimata namja itu, antisipasi atas apa yang akan dilakukannya diluar.
Sebersit perasaan gelisah menghantui Kenesha. ‘Apa dia sedang menemui yeoja lain?’ pikirnya melantur.
‘Tidak mungkin.’ Sanggah Kenesha. ‘Tidak begitu.’
Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa memang ada ‘sesuatu’ yang gawat yang harus Kyuhyun selesaikan. Bisa saja itu mafia-mafia yang sedang mengejar mereka. Atau mungkin ada keluarga Kyuhyun yang sakit..
Kenesha tersentak. Dia tidak tahu apa-apa tentang Kyuhyun. Bahkan dia tidak pernah menceritakan siapa dirinya sebenarnya. Yang Kenesha tahu dia hanyalah seorang Programmer yang saat ini diburu mafia. Tapi selebih itu apa?
Kesedihan meliputi Kenesha. Memang ini bisa dibilang salahnya yang tidak bertanya apapun tentang Kyuhyun. Dia tenggelam dalam pesonanya, hingga mengabaikan kenyataan-kenyataan penting.
‘Aku akan bicara padanya nanti,’ ujar Kenesha menenangkan dirinya. Mereka masih punya waktu untuk saling bercerita tentang diri masing-masing. Menjawab dengan jujur untuk menghilangkan kecurigaan yang mungkin saja terjadi.

Sudah pukul delapan malam dan Kyuhyun belum juga tiba dirumah. Kenesha yang tengah duduk di meja makan melirik pagernya setiap 5 detik sekali dengan cemas. Total 5 pesan yang dia kirim dan belum satupun dibalas Kyuhyun. Dia mulai khawatir jika terjadi apa-apa pada namja itu. Bagaimana kalau Kyuhyun terluka?
Kalau saja pintu keluar tidak terkunci, Kenesha pasti sudah melompat keluar dan berlari menyusuri kota Seoul, mencari Kyuhyun sampai dia melihat sendiri bahwa namja itu baik-baik saja. Tapi sekarang dia hanya bisa mondar-mandir dari dapur ke kamar, mengecek apakah Kyuhyun sudah pulang.
Baru pada pukul 9 malam pager Kenesha berbunyi dan dia mengambilnya dengan antusias yang berlebih hingga menyebabkan kakinya tersandung kaki meja. Namun sakit di kakinya malah tidak terasa sama sekali ketika dia membaca pesan yang masuk.
‘Aku tidak pulang.’

Tenggorokan Kenesha tercekat. Kyuhyun hanya menuliskan ‘Aku tidak pulang’. Bukannya ‘aku tidak bisa pulang’ ataupun ‘aku terpaksa tidak pulang’ atau apapun yang bisa menyingkirkan kekecewaannya sekarang.

‘Aku tidak pulang.’ Kata-kata itu menggema di otak Kenesha.
‘Kenapa?’
‘Apa yang terjadi?’
Ini pertama kalinya Kyuhyun tidak pulang setelah keluar. Tidak, lebih tepatnya semenjak Kenesha pindah kesini. Hal gawat apa yang harus dikerjakan Kyuhyun diluar hingga tidak pulang?

Air mata Kenesha merebak disudut matanya. Dia menekan dadanya yang nyeri dan dalam 3 detik air matanya tumpah.

‘Kyuhyun mencintaiku. Tidak mungkin dia menghianatiku.’  Gelombang keyakinan meredakan isak tangis Kenesha sebelum dia menyadari sesuatu—sesuatu yang fatal.

‘Tunggu, apakah Kyuhyun pernah mengucapkan dia mencintaiku?’

***


Aku terjebak
Dalam lukisan penuh intrik.
Kedua tanganku menerima apimu,
 Membasahi kehidupanku sejuk.
Aku bernafas dengan apimu,
Melihat dengan nyala yang kau beri.
Sebelum kau membakarku
Membumi hanguskan ketulusanku.
Tertatih dan penuh abu,
Aku kehilangan.
Dirimu atau cintaku?

From The End – 29 September 2013




8 komentar:

  1. hey eonni :) udh lumayan lama sih baca ff nya eonni yg ini, walaupun reader baru sih ~ kkk. tapi ff nya keren lo eon, maaf juga baru komen disini, terlalu terhanyut akan ff nya soalnya xD inget dilanjutin ya eonni ~

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Yuni ^^
      makasih ya udah baca ^^
      untuk lanjutan KenKyu ada rencana sih, tapi sabar yaa. soalnya ada cerita lain yang harus kejar tayang(?) hehe :)

      Hapus
  2. Sampai disini saya masih terganggu dengan sapaan formal mereka. Agak kurang nyaman dibaca, melihat sikap mereka yg sudah seperti itu :) jika Ken tenggelam dlam pesona Kyu, jika Kyu terobsesi pada Ken, maka saya jatuh cinta pada ff ini :D #kgagnyambung

    BalasHapus
    Balasan
    1. err.. untuk masalah sapaan itu, udah aku singgung di chapter sebelumnya yaa.. harap maklum juga kalo ff ini masih banyak kekurangannya ><

      Hapus
  3. Gg tega am Rhae :'( :'(
    ini masalah politik kah ??!
    antar negara ???!

    BalasHapus
  4. Ahh teka tekinya makin greget. Kanesha Korea Selatan apa hubungannya ahh

    BalasHapus
  5. duhhh..kyuu knpe lu kagak pulang...kesian kan si ken...nungguin..php lu kyu....
    yaampun misinya ngeri bgt...mada si ken setelahnye harus di bunuh....
    keep write kak...keten dah pokoknya

    BalasHapus
  6. Huaaaaaa hiks aku mewek bacany. Kyuhyun kenapa sih?
    Masih belum jelas juga misinya apa.

    BalasHapus